Pages

Rabu, Juni 25, 2014

Leopard Merusak Jalan..?? Direktur Rheinmetall : Oh, Tidak...!!!

UNTERLUSS-(IDB) : Anggapan bahwa tank Leopard yang berbobot 62 ton akan merusak kondisi jalan dan jembatan ditepis oleh Managing Director Rheinmetall Landsysteme, Harald Westerman. Dengan teknologi, beban 62 ton akan dibagi dalam banyak titik, sehingga beban per 1 cm persegi hanya 0,69 Kg.
 

"Beban ini lebih ringan dibanding beban sepatu hak tinggi yang dipakai seorang perempuan," kata Harald Westerman memberikan perbandingan serius terkait beban tanka Leopard. Penjelasan ini disampaikan Westerman seusai penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Jerman, Senin (23/6/2014) sore.
 

Pembagian beban Leopard yang hanya 0,69 kg per 1 cm persegi terjadi karena Leopard menggunakan roda rantai yang bisa membagi beban dalam banyak titik. Beban per cm persegi ini akan semakin berkurang tatkala Leopard dalam keadaan bergerak. Semakin Leopard bergerak lebih cepat, maka beban terhadap permukaan akan semakin kecil.
 

Karena itu, Westerman membantah keras anggapan bahwa Leopard tidak cocok digunakan di Indonesia karena bisa merusak jalan raya dan jembatan sebagaimana yang disampaikan capres nomor 2 Joko Widodo (Jokowi) dalam debat Capres pada Minggu (22/6/2014). 

Menurut dia, tank Leopard cocok digunakan di berbagai medan, termasuk di Indonesia. Leopard tidak akan membuat jalan beraspal maupun tanah ambles. "Hanya di rawa saja Leopard tidak bisa digunakan," kata dia bersama Dirut PT Pindad Sudirman Said mendapat kesempatan menjajal tank Leopard di lahan uji coba di pabrik Rheinmetall sekitar 20 menit. 

Leopard dipacu dengan kecepatan rendah kemudian meninggi sekitar 60 KM/jam di jalan berpaving blok, jalan tanah, jalan beraspal dan jalan berumput. Leopard juga bermanuver di jalan agak meninggi dan menurun. Di semua permukaan jalan itu, Leopard tidak merusak jalan berpaving blok dan aspal. Leopard juga tidak ambles di jalan tanah maupun jalan berumput.
 

Pemantauan detikcom, roda rantai Leopard juga dilapisi bantalan karet, sehingga yang bergesekan dengan permukaan jalan adalah bantalan karet, bukan baja. Bantalan karet di roda berantai ini juga yang mengakibatkan jalan permukaan keras aman-aman saja.
 

Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa Leopard merupakan tank berat yang sangat dibutuhkan dalam sistem pertahanan Indonesia. "Leopard sangat penting untuk operasi militer perang," kata Sjafrie.
 

Dia menjelaskan pengadaan alutsista yang diputuskan pemerintah sudah mempertimbangkan dua misi operasi TNI dalam pertahanan, yaitu operasi militer perang dan operasi militer nonperang. Pengadaan pesawat tempur F-16 untuk TNI AU dan kapal selam untuk TNI AL juga bertujuan untuk operasi militer perang.




Sumber : Detik

5 komentar:

  1. Tekanan tanah/jalan oleh Leopard terbilang kecil dibanding alat berat atau kendaraan dengan muatan berat lainnya yg beroperasi di jawa maupun di luar jawa (misal Kalimantan),,pemnyebab mudah rusaknya jalan leboh karena spek jalan yang ada dibuat asal asalan,,,prosedur yang salah, pengawasan yang salah, material yg tdk emenuhi syarat, ukuran/ketebalan/kedalaman yang tidak sesuai dll,,ini menyangkut proses pembuatannya yg asal2an dan diketahui publik,,,jalan mestinya tahan 10, 15 atau 20 Ton dan tahan 1 tahun turun kemampuannya krn proses yg asal2an..permukaaan jalan tdk memiliki kemiringan yg baik serta tdk ada drainasi yg memadaii,,mempercepat kerusakan & daya dukung jalan..JANGAN PERNAH SALAHKAN pembelian LEOPARD, krn ini kebutuhan, yang perlu disalahkan adalah para pelaku pembuat infrastruktur yg kental nuansa KKN nya ,,Leoprad bahkan bisa bermanuver di sawah sekalipun..gak percaya?? beban 62 T si Leo akan terbagi & terdistribusi merata pada tapak roda rantainya..sehingga yg dirasakan tanah akan ringan...

    BalasHapus
  2. Ya terlihat calon Presiden ada yang sok tau, sebaiknya kita harus memilih yang terbaik.
    Saya yakin Indonesia sudah cerdas

    BalasHapus
  3. soal tank leopart bagus buat pertahanan infantri ..report nya banyak ahli tank di indonesia malah jadi budak barat ...mirip yg sekarang mau turun tahta tanah papua di jual kan kebijakan ga masuk akal ...dari sumitro sampai anak cucu jadi jogos barat .

    BalasHapus
  4. Sekaliber capres hrsnya berbicara berdasarkan data bkn kira2. Supaya cerdasnya terbukti.

    BalasHapus