PYONGYANG-(IDB) : Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada Jumat mengumumkan negara itu telah melakukan ujicoba penembakan "rudal taktis yang baru dikembangkan dengan ketepatan sangat tinggi".
Pemimpin DPRK (Korea Utara) Kim Jong Un memandu uji coba penembakan tersebut di pos pemantauan pusat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
KCNA memuji senjata baru tersebut sebagai "keberhasilan baru yang gemilang" dalam upaya memproduksi "peralatan dan senjata dengan ketepatan tinggi, lebih ringan, otomatis dan cerdas".
Uji coba penembakan juga membantu Angkatan Darat Rakyat Korea memperoleh master key untuk memproduksi rudal jarak dekat dan menengah kelas dunia dan memaksimalkan kekuatan dan ketepatan serangan mereka, tambah KCNA, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Kim "menyampaikan kepuasan besar" dengan hasil itu dan menyampaikan kepercayaan bahwa negerinya akan "memproduksi lagi senjata kendali taktis dengan ketepatan tinggi yang mampu mengambil inisiatif penting dalam setiap operasi dan perempuran perang modern", katanya.
Korut Tembakkan Dua Rudal Jarak Dekat Ke Laut Timur
Korut tembakkan dua rudal jarak dekat ke laut timurSub-unit artileri Korea Utara, yang memiliki misi menyerang pulau Daeyeonpyeong dan Baengnyeong di Korea Selatan, melakukan simulasi penembakan rudal untuk menguji kemampuan tempur di sektor barat garis depan, dalam foto yang dirilis oleh kantor berita negara Korea Utara KCNA di Pyongyang, Kamis (14/3). Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan tentara Korea Utara menghadiri simulasi penembakan rudal tersebut.(REUTERS/KCNA)
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada Minggu menembakkan dua rudal balistik jarak dekat ke perairan di lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan.
"Korea Utara (DPRK) menembakkan masing-masing satu rudal yang diduga adalah Scud dari sekitar Wonsan, Provinsi Gangwon, sekitar pukul 04.50 waktu setempat dan 04.58 waktu setempat ke Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Jarak jangkauan rudal itu adalah sekitar 500 kilometer," tambahnya.
Itu adalah peluncuran kedua kali dalam tiga hari setelah DPRK menembakkan apa yang diduga sebagai tiga rudal jarak dekat ke Laut Timur pada Kamis (26/6).(Uu.C003)
Jepang Kecam Peluncuran Rudal Korut
Jepang memprotes peluncuran rudal Korea Utara, Minggu, tetapi mengatakan akan tetap melakukan perundingan antarpemerintah seperti yang sudah direncanakan pekan ini.
"Jepang mengajukan protes keras kepada Korea Utara melalui Kedutaan (di Beijing)," kata Menteri Luar Negeri Fumio Kishida kepada wartawan, seperti dilaporkan AFP.
Ia menambahkan, bagaimana pun keadaan itu tidak akan mengubah perundingan resmi para pejabat kedua negara yang dijadwalkan berlangsung di Beijing, Selasa depan.
Pertemuan itu bertujuan melihat perkembangan janji Pyongyang untuk menyelidiki nasib warga Jepang yang menjadi korban penculikan oleh agen-agen Korea Utara pada masa Perang Dingin.
Seorang pejabat pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korut meluncurkan dua rudal ke Laut Jepang (Laut Timur). Keduanya mendarat di perairan internasional.
"Pada konsultasi di tingkat pemerintah, kami ingin mengangkat masalah (rudal) ini dengan tegas," kata Kishida.
"Meski pun pertemuan itu akan membahas masalah penculikan, kami memandang kegiatan itu merupakan peluang yang baik untuk juga membahas masalah nuklir dan rudal."
Pertemuan dilakukan hampir satu bulan setelah Tokyo mengumumkan akan menghapuskan sanksi bagi Korut apabila negara itu menyelidiki ulang kasus penculikan -- masalah yang sudah bertahun-tahun ingin diselesaikan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
Jepang mengatakan bahwa penyelidikan itu harus mendasar dan dapat dipercaya, sebelum mencabut sanksi sepihak.
Korea Utara pada 2002 mengakui telah menculik 13 warga Jepang antara tahun 1970-an hingga 1980an untuk melatih mata-mata Korut dengan bahasa dan budaya Jepang.
Lima dari korban penculikan itu sudah dipulangkan tetapi Pyongyang mengatakan --tanpa disertai bukti -- bahwa delapan orang yang lain sudah meninggal sehingga memicu kegemparan di Jepang.
Sikap enggan Korut untuk menyelesaikan masalah penculikan ini demikian pula mengenai program nuklir dan rudal telah membuat pembicaraan mengenai normalisasi hubungan kedua negara keluar jalur.
Pemimpin DPRK (Korea Utara) Kim Jong Un memandu uji coba penembakan tersebut di pos pemantauan pusat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
KCNA memuji senjata baru tersebut sebagai "keberhasilan baru yang gemilang" dalam upaya memproduksi "peralatan dan senjata dengan ketepatan tinggi, lebih ringan, otomatis dan cerdas".
Uji coba penembakan juga membantu Angkatan Darat Rakyat Korea memperoleh master key untuk memproduksi rudal jarak dekat dan menengah kelas dunia dan memaksimalkan kekuatan dan ketepatan serangan mereka, tambah KCNA, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Kim "menyampaikan kepuasan besar" dengan hasil itu dan menyampaikan kepercayaan bahwa negerinya akan "memproduksi lagi senjata kendali taktis dengan ketepatan tinggi yang mampu mengambil inisiatif penting dalam setiap operasi dan perempuran perang modern", katanya.
Korut Tembakkan Dua Rudal Jarak Dekat Ke Laut Timur
Korut tembakkan dua rudal jarak dekat ke laut timurSub-unit artileri Korea Utara, yang memiliki misi menyerang pulau Daeyeonpyeong dan Baengnyeong di Korea Selatan, melakukan simulasi penembakan rudal untuk menguji kemampuan tempur di sektor barat garis depan, dalam foto yang dirilis oleh kantor berita negara Korea Utara KCNA di Pyongyang, Kamis (14/3). Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan tentara Korea Utara menghadiri simulasi penembakan rudal tersebut.(REUTERS/KCNA)
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada Minggu menembakkan dua rudal balistik jarak dekat ke perairan di lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan.
"Korea Utara (DPRK) menembakkan masing-masing satu rudal yang diduga adalah Scud dari sekitar Wonsan, Provinsi Gangwon, sekitar pukul 04.50 waktu setempat dan 04.58 waktu setempat ke Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Jarak jangkauan rudal itu adalah sekitar 500 kilometer," tambahnya.
Itu adalah peluncuran kedua kali dalam tiga hari setelah DPRK menembakkan apa yang diduga sebagai tiga rudal jarak dekat ke Laut Timur pada Kamis (26/6).(Uu.C003)
Jepang Kecam Peluncuran Rudal Korut
Jepang memprotes peluncuran rudal Korea Utara, Minggu, tetapi mengatakan akan tetap melakukan perundingan antarpemerintah seperti yang sudah direncanakan pekan ini.
"Jepang mengajukan protes keras kepada Korea Utara melalui Kedutaan (di Beijing)," kata Menteri Luar Negeri Fumio Kishida kepada wartawan, seperti dilaporkan AFP.
Ia menambahkan, bagaimana pun keadaan itu tidak akan mengubah perundingan resmi para pejabat kedua negara yang dijadwalkan berlangsung di Beijing, Selasa depan.
Pertemuan itu bertujuan melihat perkembangan janji Pyongyang untuk menyelidiki nasib warga Jepang yang menjadi korban penculikan oleh agen-agen Korea Utara pada masa Perang Dingin.
Seorang pejabat pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korut meluncurkan dua rudal ke Laut Jepang (Laut Timur). Keduanya mendarat di perairan internasional.
"Pada konsultasi di tingkat pemerintah, kami ingin mengangkat masalah (rudal) ini dengan tegas," kata Kishida.
"Meski pun pertemuan itu akan membahas masalah penculikan, kami memandang kegiatan itu merupakan peluang yang baik untuk juga membahas masalah nuklir dan rudal."
Pertemuan dilakukan hampir satu bulan setelah Tokyo mengumumkan akan menghapuskan sanksi bagi Korut apabila negara itu menyelidiki ulang kasus penculikan -- masalah yang sudah bertahun-tahun ingin diselesaikan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
Jepang mengatakan bahwa penyelidikan itu harus mendasar dan dapat dipercaya, sebelum mencabut sanksi sepihak.
Korea Utara pada 2002 mengakui telah menculik 13 warga Jepang antara tahun 1970-an hingga 1980an untuk melatih mata-mata Korut dengan bahasa dan budaya Jepang.
Lima dari korban penculikan itu sudah dipulangkan tetapi Pyongyang mengatakan --tanpa disertai bukti -- bahwa delapan orang yang lain sudah meninggal sehingga memicu kegemparan di Jepang.
Sikap enggan Korut untuk menyelesaikan masalah penculikan ini demikian pula mengenai program nuklir dan rudal telah membuat pembicaraan mengenai normalisasi hubungan kedua negara keluar jalur.
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar