Pages

Sabtu, Mei 17, 2014

Transformasi TNI AD Menjadi Satuan Tempur Handal

TANJUNGPURA-(IDB) : TNI AD memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan tugas TNI Matra Darat dibidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan Matra Darat serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dalam rangka menegakkan kedaulatan Bangsa dan Negara, mengamankan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. 

Di sampingitu TNI AD juga memiliki tugas tugas dibidang pertahanan dengan melakukan Operasi Militer untuk Perangdan Operasi Militer Selain Perang, membangun dan mengembangkan kekuatan matra darat dengan mewujudkan penampilan postur Angkatan Darat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan Angkatan Darat, melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.

Perkembangan global yang semakin pesat terutama dibidang teknologi dan informasi menyebabkan dunia seolah-olah tanpa batas. Seluruh penjuru dunia dapat terhubungkan melalui jaringan internet. Hal ini membuat kedaulatan negara menjadi sesuatu yang bias, terutama dalam dunia Cyber. 

Siapa dan kapan saja dapat mengakses internet dengan mudah. Sistem pertahanan dunia maya dapat ditembus oleh para “Hacker” dengan mudahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan bagi pihak yang berkepentingan untuk mencari keuntungan. Selain itu bagi negara-negara yang sedang bertikai dimanfaatkan untuk saling serang melalui dunia maya yang istilah modernnya dikenal sebagai “cyber warfare”. Dunia cyber dapat memunculkan ancaman tersendiri bagi suatu negara. Ancaman yang berasal dari dunia maya ini sering disebut sebagai “ Cyber Threat”. 

Perang modern saat ini sudah mulai bergeser dari perang konvensional menjadi perang asimetris. Strategi militer negara-negara berkembangpun beralih ke Strategi “Hybrid Warfare” dimana Hybrid warfare merupakan sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare, baik berupa serangan nuklir, senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi dan peranginformasi.


Dalam menanggapi perkembangan diatas TNI telah menyikapinya dengan melaksanakan transformasi dan khususnya bagi TNI AD melalui konsep perubahan sistemik yang telah ditetapkan dan diarahkan untuk membangun tiga aspek kemampuan utama meliputi aspek pertempuran, pembinaan teritorial, dan aspek dukungan. Kesemuanya itu ditujukan untuk mewujudkan TNI AD yang profesional, militan, modern, mencintai dan dicintai rakyat serta memiliki daya tangkal yang tangguh terhadap segala “threat” (ancaman) yang berkembang. Taktik bertempur yang handal serta dilengkapi alutsista yang modern menjadi modal utama dalam meningkatkan kekuatan sistem pertahanan yang bersifat “Hard power”.


Hal itu dapat berfungsi dengan maksimal jika ditopang oleh aspek sistem dukungan TNI AD yang handal. Perkembangan alutsista yang modern di lingkup TNI AD perlu diimbangi taktik bertempur yang sinergis antar kecabangan maupun antar angkatan. Sebagai negara kepulauan sistem pertahanan Indonesia memerlukan kesatuan usaha (unity of efforts) antar angkatan didalam menjaga kedaulatan dan meningkatkan ketahanan. Unity of efforts tersebut dapat tercapai melalui kerjasama yang harmonis serta keselarasan taktik bertempur yang digunakan. Untuk itu diperlukan sinergitas dan interoperabilitas dalam sistem kerjasama antar angkatan sehingga berada dalam kesatuan sistem dalam rangka mewujudkan tujuan bersama


Kondisi wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau. Hal ini mendorong adanya penyesuaian antara taktik dan strategi pertahanan yang digunakan berkaitan dengan aspek ancaman yang dapat timbul dari wilayah darat, laut maupun udara. Bagi Satuan-satuan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia perlu menyesuaikan antara organisasi dan taktik strategi yang digunakan serta kemampuan satuan itu sendiri bila disesuaikan dengan jenis ancaman yang timbul dan tipologi wilayah dimana satuan tersebut berada. 

Sebagai contoh Yonif 641/Raider dimana dislokasinya berada di wilayah Kalimantan Barat dengan 3 kompi senapan yang terpisah dari Mayon. Kompi Markas dan Kompi Bantuan terletak di Kota Singkawang, Kompi Senapan A di Kabupaten Sambas, Kompi Senapan B berada di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas, sedangkan Kompi Senapan C berada di Kabupaten Bengkayang.


Dilihat dari dislokasi wilayah kompi-kompinya, Yonif 641/Raider perlu dibentuk spesialisasi khusus apalagi dikaitkan dengan kompinya yang terpisah dengan tipologi wilayah dan jenis ancaman yang berbeda. 

Secara global sebagai Batalyon Raider,Yonif 641/R memiliki kemampuan tempur antara lain : 
  1. Kemampuan Mobud. Sebagai Satuan Raider Yonif 641/Raider telah dibekali kemampuan Mobilisasi Udara. Dengan kemampuan tersebut pasukan Yonif 641/Raider dapat dengan cepat diterjunkan ke daerah sasaran operasi secara terbatas. 
  2. Kemampuan Operasi Raid. Pasukan Raider dibekali kemampuan khusus untuk melaksanakan operasi Raid penghancuran maupun pembebasan tawanan. Sehingga dengan kemampuan tersebut Prajurit raider dapat digerakkan setiap saat. 
  3. Kemampuan OLI. Kemampuan OLI dari Yonif 641/Raider telah dipelihara dan diberdayakan sehingga setiap saat selalu siap untuk digerakkan. 
  4. Kemampuan Operasi Konvensional. Yonif 641/Raider sebagai pasukan mobil Kodam selalu siap digerakkan untuk melaksanakan operasi serangan maupun pertahanan baik berdiri sendiri maupun bagian dari satuan tugas yang lebih besar.


Adapun konsep organisasi kompi dengan bekal kemampuan khusus yang direncanakan adalah sebagai berikut : 
  1. Kipan A berkedudukan di Kabupaten Sambas. Wilayah Kipan A rata-rata merupakan perkampungan dengan perumahan yang padat penduduk. Proyeksi kedepan Kompi senapan A perlu dibekali spesialisasi kemampuan khusus Purkota. 
  2. Kipan B berkedudukan di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas. Wilayah Pemangkat dekat dengan perairan dan pantai. Eskalasi ancaman kemungkinan besar dapat timbul dari wilayah perairan. Berdasarkan tipologi wilayah tersebut maka Kompi Senapan B perlu adanya spesialisasi kemampuan Ralasuntai. 
  3. Kipan C terletak di Kabupaten Bengkayang. Keadaan geografis di wilayah Bengkayang terdiri dari dataran tinggi dan perbukitan. Kondisi wilayahnya sebagian besar juga masih berupa hutan. Kondisi tersebut menjadi dasar pembentukan Kompi yang memiliki spesialisasi pertempuran Hutan Gunung. Dengan pertimbangan tersebut maka Kompi C dibentuk sebagai Kompi Hutan Gunung. 
  4. Kompi Markas terletak di Kota Singkawang. Kondisi wilayah di Singkawang merupakan perkotaan dengan padat pemukiman. Berdasarkan dislokasi tersebut maka Kompi Markas perlu dibekali spesialisasi kemampuan Purkota. 
  5. Kompi Bantuan yang terletak di singkawang menjadi satu dengan Mayon. Sebagai Batalyon Raider maka dibutuhkan Satuan yang memiliki kemampuan penanggulangan teror. Untuk itu perlu dibentuk pasukan Gultor. Dengan pertimbangan dislokasi Kiban yang dekat Mayon sehingga siap digerakkan dengan cepat maka Kiban dijadikan sebagai Kompi Gultor.


Dengan adanya upaya pembentukan organisasi tersebut diharapkan Satuan akan lebih efektif dalam menangkal setiap ancaman yang timbul. Kondisi kemampuan tersebut perlu didukung dengan adanya Alat peralatan yang dapat menunjang efektifitas kemampuan yang dimiliki masing-masing kompi. Dukungan alat peralatan sangat dibutuhkan berkaitan dengan modernisasi sistem alutsista dilingkungan TNI AD.


Sampai saat ini di wilayah Kalimantan Barat belum memiliki Satuan penangkal serangan udara. Jika ditinjau dari aspek strategis dimana wilayah Kalbar berbatasan langsung dengan negara lain, maka perlu dibentuk Yon Arhanud di wilayah Kalbar. Hal ini sangat penting mengingat luasnya wilayah Kodam XII/Tpr yang meliputi Kalbar dan Kalteng serta kerawanan ancaman serangan udara bisa saja terjadi setiap saat. Alutsista yang modern tentunya juga diperlukan dalam sistem pertahanan udara kita. Modernisasi Sistem persenjataan berpengaruh terhadap pemetaan tingkat kekuatan yang tergelar. Pembentukan satuan Arhanud tersebut diharapkan dapat memberikan efek strategis terhadap pertahanan di wilayah Kalbar. Sehingga dapat menjadikan perhitungan tersendiri bagi negara-negara lain.


Dalam menunjang kontinuitas transformasi TNI AD secara bertahap bertingkat dan berlanjut dipengaruhi oleh beberapa komponen yang berpengaruh didalamnya . Beberapa komponen tersebut antara lain : “Human Resources” (SDM) yang menunjang, “ Millitary technology” (Teknologi Militer) baik berupa peralatan (equipment), persenjataan (weapons), kendaraan (vehicle), struktur dan sistem komunikasi (structures and communication system) struktur dan sistem komunikasi yang didesain untuk digunakan dalam “warfare”, serta “Military Strategy” (Strategi Militer). Komponen diatas perlu diselaraskan dengan bidang Pertempuran, Dukungan, dan Pembinaan Teritorial sehingga Konsep Tujuan utama Transformasi TNI AD dapat tercapai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar