Pages

Sabtu, Mei 31, 2014

Satgas Pearl Harbour TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Untuk pertama kalinya TNI AL mengirimkan kontingen satuan tugas multi korps sebagai peserta aktif pada Latihan Bersama Multilateral Rim of the Pacific 2014 di Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour, Amerika Serikat, pada 25 Juni-1 Agustus 2014 nanti.

Kontingen berangkat dengan KRI Banda Aceh-593 yang dilepas Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dalam satu upacara militer di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Tanjungpriok, Jakarta, Jumat.

"Laksanakan tugas ini sebaik mungkin, jaga nama baik bangsa, serap semua pengetahuan dan ilmu yang kalian dapat di sana semaksimal mungkin," kata Marsetio di luar naskah sambutan kepada Komandan KRI Banda Aceh/593 yang juga komandan satuan tugas itu, Letnan Kolonel Pelaut Arief Budiman.

Ke-236 personel gabungan TNI AL akan saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan 23 mitra internasionalnya. Tercatat 23 negara itu antara lain adalah Jepang, Cile, Korea Selatan, Singapura, Kanada, Norwegia, Peru, Brunei Darussalam, Kolombia, Selandia Baru, Meksiko, Belanda, Filipina, Thailand, China, Tonga, India, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah.

Sejak lama RIMPAC digelar sebagai latihan maritim terbesar yang dilaksanakan Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Walau "meminjam" arena latihan di seputaran Kepulauan Hawaii yang menjadi markas Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, namun penyelenggara adalah US Pacific Command dengan Armada Ketiga Angkatan Laut Amerika Serikat.

Di dalam KRI Banda Aceh/326, juga disertakan dua tank amfibi LVT-7 dari Korps Marinir TNI AL, satu unit helikopter NBO-105 Pusat Penerbangan TNI AL, dan satu unit kapal sergap laut (sea raider) Rhib-impact.

Unit-unit kecil pasukan khusus TNI AL dari unsur Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL dan Komando Pasukan Katak TNI AL, juga serta karena latihan mereka menjadi menu penting latihan internasional itu.

Menurut Marsetio, "Ini juga menjadi arena bagi kami untuk saling belajar dan mempelajari doktrin-doktrin baru operasi maritim militer, juga menggalang interoperabilitas di antara angkatan laut dunia. Selama ini kami mengirim pasukan Korps Marinir TNI AL ke sana, sekarang bisa mengirim kapal perang."

Duta Promosi Alutsista Dalam Negeri

TNI AL memberangkatkan satuan tugas gabungan ke Latihan Bersama Multilateral RIMPAC 2014, di Pearl Harbour, Honolulu, Hawaii, memakai KRI Banda Aceh/593 (LPD, Landing Platform Dock) kelas Makassar, yang dilepas Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.

"Dulu cuma memberangkatkan satu kontingen satuan tugas dari Korps Marinir TNI AL. Sekarang kapal perang kelas LPD ini, KRI Banda Aceh-593, yang juga diberangkatkan. Untuk menunjukkan juga kemampuan kita membangun kapal perang, sekalian ditawarkan ke dunia internasional," kata Marsetio, dalam upacara pemberangkatan, di Jakarta, Jumat.

Seusai upacara di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL itu, Marsetio menyatakan, "Sengaja dikirim KRI Banda Aceh-593 karena sifatnya yang multitask dan sangat bermanfaat dalam misi-misi kemanusiaan, sesuatu yang sangat penting pada banyak negara," kata dia.

KRI Banda Aceh-593 dibuat di galangan kapal PT PAL, Surabaya, dan diluncurkan pada 21 Maret 2011 setelah dibangun sejak 19 Maret 2010. Dia menjadi kapal keempat di kelas ini, yang mengambil rancang bangun awal dari kelas Tanjung Dalpele, di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (Daesun Shipyard), Korea Selatan.

Sebelum KRI Banda Aceh, berturutan kapal perang kelas LPD berbobot mati 8.400 ton, panjang 122-125 meter, lebar 22 meter, ketinggian 56 meter, dan draft 4,9 meter ini adalah KRI Makassar-590, yang dibangun pada 7 Desember 2006 dan diluncurkan 29 April 2007, KRI Surabaya-591 (7-Desember 2006-23 Maret 2007, diluncurkan 1 Agustus 2007).

Disusul KRI Banjarmasin-592 (19 Oktober 2006-28 Agustus 2008, diluncurkan 28 November 2009), dan KRI Banda Aceh-593 (07 Desember 2007-19 Maret 2010, diluncurkan 21 Maret 2011).

KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591 dibangun di galangan kapal Daesun Shipbuilding & Engineering Co, Korea Selatan, sedangkan KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dibangun di galangan kapal PT PAL, Surabaya.

Proyek pengadaan kapal perang kelas LPD ini ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan pada 28 Maret 2005 setelah dirintis beberapa tahun sebelumnya.

Selain sebagai kapal perang kelas LPD, kapal kelas ini juga bisa berfungsi sebagai kapal komando dan pengendali pertempuran, yang dilengkapi meriam anti serangan udara dan laut 57 milimeter dan sistem pertahanan udara maritim.

Selain Indonesia dengan PT PAL-nya, kapal kelas ini juga dibeli Angkatan Laut Filipina dengan pola lisensi pembangunan di SIMA Callao Shipyard, Filipina. Mereka memesan dua unit LPD kelas Makassar ini. 



Sumber : Antara

1 komentar:

  1. Tingkatkan terus profesionalitas TNI, namun tak lupa aspek ekonomi dg menjajakan barang dagangan. Smart,krn semua saling berkaitan dan mendukung, maju jaya bangsa Indonesia.

    BalasHapus