Pages

Senin, April 28, 2014

Ceko Ciduk Diplomat Indonesia

PRAHA-(IDB) : Sepuluh warga Indonesia sempat mengalami penahanan saat polisi khusus Ceko merazia sebuah masjid di pusat Kota Praha. Lima di antaranya memiliki identitas sebagai diplomat, satu pemegang paspor biru, tiga staf lokal KBRI Praha dan satu orang mahasiswa.

Seorang WNI yang tidak mau disebut namanya kepada Tempo menceritakan saat kejadian dia bersama teman-teman sesama WNI dan KBRI baru saja masuk masjid dan menunaikan salat sunnah dua rakaat. Setelah duduk beberapa menit, langsung terdengar kumandang azan. Di tengah-tengah azan, Mereka dikagetkan oleh gebrakan pintu puluhan polisi Ceko dengan senjata lengkap.

Para polisi itu masuk ke masjid tanpa copot sepatu dan berteriak-teriak menyuruh para WNI itu bertiarap. “Kami tidak bisa bergerak, tidak boleh telepon,” kata Alberto, (bukan nama sebenarnya), saat dihubungi Tempo, Senin pagi, 28 April 2014.

Alberto mengaku sangat takut dan jantungnya berdegup kencang. Mereka disekap mulai pukul 13.00 sampai pukul 16.15 waktu setempat. “Saya berdoa terus untuk keselamatan saya dan seluruh jemaah di masjid,” ujarnya.

Saat kejadian, di masjid itu ada sekitar 100 jemaah. Warga keturunan Arab emosi lantaran ibadahnya terganggu. Mereka memang batal menjalankan ibadah salat Jumat. Namun, ketika orang-orang tersebut berteriak, polisi malah semakin garang. Beberapa jemaah sempat ingin lompat dari jendela karena takut. “Untung bisa kami cegah. Kalau tidak, bisa saja akan terjadi penembakan,” ucap Alberto.

Kejadian tersebut membuat Alberto trauma dan tidak dapat tidur sampai kemarin. Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari Kementerian Luar Negeri. Pesan singkat yang dikirim Tempo kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga belum dibalas.

Menurut situs berita Praque Post, diplomat Indonesia, Wahono Yulianto, sempat mengajukan protes lantaran ditahan selama sekitar satu setengah jam. “Ketika mereka ingin memperlihatkan dokumen diplomatiknya, polisi diduga menolaknya,” tulis Praque Post.

Unit Deteksi Kejahatan Terorganisir (UOOZ) merazia Masjid Centrum Praha, yang terletak di pinggir timur ibu kota Ceko tersebut, sebelum sembahyang Jumat dimulai pekan lalu.

Menurut juru bicara UOOZ, Pavel Hantak, penggerebekan itu dilakukan atas dugaan penerbitan buku yang menyebarkan propaganda anti-Semit atau Yahudi, xenophobia, dan kekerasan terhadap kalangan inferior.

Razia berlangsung selama kurang lebih empat setengah jam. Alasan razia tersebut adalah buku The Bases of Tauhid: The Islamic Concept of God atau Dasar-dasar Tauhid: Tuhan dalam Konsep Islam. Buku itu diprotes oleh mantan penganut muslim bernama Luk Lhoƅ¥an.

Pavel Hantak mengatakan buku itu berisi pandangan Islam yang ekstrem dan diterbitkan oleh Pusat Komunitas Muslim di Republik Ceko bersama Yayasan Islam.

KBRI Praha Kirim Nota Protes 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Praha akan mengirim nota protes ke pemerintah Republik Ceko terkait penggerebekan masjid di gedung Islamic Foundation Praha pada Minggu (27/4).

"Kami berencana mengirim nota protes hari ini, dan sekaligus ingin meminta penjelasan dari pemerintah Republik Ceko soal penggerebekan kemarin," kata Pelaksana Sosial dan Budaya KBRI Praha Wahono Yulianto saat dihubungi Antara, Senin.

Wahono sedang berada di masjid pada waktu penggerebekan terjadi. Menurut dia, penggerebekan dilakukan saat adzan sholat Jumat.

Polisi Praha melakukan penggerebekan di Islamic Foundation Kota Praha terkait peredaran buku berjudul Foundations of Tauhid - The Islamic Concept of God yang isinya diduga berisi pemikiran radikal.

Penggerebekan dilakukan sesaat sebelum shalat Jumat, saat orang-orang berkumpul untuk beribadah, termasuk di antaranya 10 warga negara Indonesia yang terdiri atas sembilan diplomat dan satu pelajar.

"Kami mendengar ada yang berteriak melihat polisi masuk. Polisi datang berpakaian lengkap dengan masker seperti pasukan Densus 88. Salah satu polisi itu menodongkan pistolnya ke kepala saya," katanya.

Saat penggerebekan, ia menuturkan, polisi Praha memerintahkan semua yang ada di gedung untuk menundukkan kepala dan mengangkat tangan.

"Selama 40 menit kita tidak boleh melakukan apapun. Setelah itu ditanya siapa yang punya paspor diplomatik, barulah kami menunjukkan dokumen," katanya.

"Setelah 1,5 jam berada di dalam masjid akhirnya baru enam WNI yang punya paspor diplomat dilepaskan, sedangkan sisanya masih ditahan hingga 3,5 jam kemudian," katanya.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah Republik Ceko soal insiden penggerebekan itu.  




Sumber : Tempo

3 komentar:

  1. Eropa barat terancam bangkrut karna bertingkah laku bak gajah ...
    Padahal aslinya perkumpulan negara eropa barat tampa america kelaparan . Bagus duta besar ceko di jakarta di usir !!!!

    BalasHapus
  2. SETUJU!!USIR DUBES CEKO dari JAKARTA!!dasar ANJING ASU!! :-t

    BalasHapus