Pages

Jumat, April 11, 2014

Alaska Tuntut Merdeka Dan Bergabung Dengan Rusia

ALASKA-(IDB) : Tuntutan bergabung kembali dengan Rusia tidak hanya datang dari wilayah timur Ukraina. Tuntutan serupa ternyata juga datang dari penduduk di Alaska. Alaska merupakan bagian dari teritorial Amerika Serikat.

Di laman White House (http://petitions.whitehouse.gov), muncul petisi yang meminta dukungan agar Alaska kembali bergabung dengan Rusia. Petisi yang diunggah pada 21 Maret 2014 membutuhkan 100 ribu tanda tangan untuk dapat diserahkan ke pemerintah Amerika Serikat untuk mendapat tanggapan.

Hingga, Kamis, 10 April 2014, sudah 40.952 orang yang menandatangani petisi yang diberi tajuk "Alaska Back to Russia". Itu artinya dibutuhkan 59.048 tanda tangan lagi hingga 20 April 2014.
 
Petisi ini mendorong dilakukannya pemungutan suara terhadap tuntutan mereka mengembalikan Alaska kepada Rusia. Penggagas petisi menjelaskan sejarah penemuan Alaska oleh sekelompok warga Siberia, Rusia, sekitar 16-10 ribu tahun lalu. Mereka melewati Selat Isthmus (sekarang Selat Bering).

Berdasarkan penelusuran dokumen sejarah, ekspedisi pertama ke Alaska adalah warga Rusia bernama Mikhail Gvozdez tahun 1732. Alaska merupakan koloni Rusia hingga 1867 di masa kekuasaan Raja Alexander II. Kemudian Alaska dijual ke Amerika Serikat setara antara US$ 7,2-120 juta saat ini.  
 
Awal Maret lalu, kelompok pendukung Rusia di Donetsk, kota yang terletak di timur Ukraina, menguasai gedung pemerintahan dan memproklamasikan pengambilalihan pemerintahan. Ratusan orang juga mengibarkan bendera Rusia dan meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Ukraina di sekitar halaman gedung.

"Para separatis itu mengumumkan pembentukan pemerintah baru yang dipimpin oleh Pavel Hubarev," kata Oleksiy Matsuka, editor surat kabar Novosti Donbassa.

Novosti Donbassa melaporkan sentimen terhadap Ukraina menyebar di negara yang penduduknya mayoritas warga Rusia. Insiden di Donetsk juga terjadi di Odessa di Sungai Hitam dan Luhansk, yang berbatasan dengan Rusia.
 
Maret lalu, Crimea meraih kemerdekaannya melalui referendum yang didukung oleh Rusia. Crimea kemudian bergabung dengan Federasi Rusia. 




Sumber : Tempo

6 komentar:

  1. Lanjutkan.bergabungla dngan rusia. Ibarat hewan.rusia adalah ayam jantan. Amerika itu negara paling munapik.amerika adalh negara teroris. Berani krn punya sekutu bnyak. Coba la amerika duet dngan rusia..

    BalasHapus
  2. jika begini terus situasinya...hanya masalah wktu sebelum stabilitas kedamaian dunia khususnya uni eropa akan terganggu.... [-(

    BalasHapus
  3. http://en.m.wikipedia.org/wiki/Demographics_of_Alaska
    kalau krimea mayiritas russia jadi wajar
    lah kalau di alaska orang russia cuma 1% (liat link wiki diatas)
    jadi pengen ketawa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wajar gak wajar yang terpenting itu adalah makin jelasnya kemunafikan Amerika yang menciptakan dan pengekspor DEMOKRASI. tapi pada kenyataannya, munafik. Refrendum dilaksanakan secara demokratis. Tapi kok malah hasilnya Pemerintah AS gak mau mengakuinya. inilah Amerika.

      Hapus
  4. Amerika menggembor gemborkan hak asasi manusia, nah klo giliran segilintir orang Alaska ini ingin menuntut haknya bergabung kembali ke Rusia bagaimana sikapnya kah???? hehe ini merugikan USA apa mau menghormati HAM si USA.....

    BalasHapus
  5. secara teritori sih memang gandeng sama rusia kalau sama amerika kaya terpotong kanada jadi kaya terpisah

    BalasHapus