CANBERRA-(IDB) : Pemerintahan Tony Abbott memberikan lampu hijau kepada Departemen
Pertahanan Australia untuk melakukan pembelian militer terbesar
sepanjang sejarah Australia, yaitu untuk membeli hingga 86 jet tempur
siluman F-35 buatan Amerika Serikat untuk Angkatan Udara Australia
(RAAF), laman news.com.au melaporkan.
Ketika sudah dikirimkan antara tahun 2018 dan 2020, harga masing-masing F-35 akan sekitar USD 90 juta (sekitar 1,028 triliun) dan secara keseluruhan proyek pembelian ini akan memakan biaya USD 14 miliar, sudah termasuk "biaya hidup" bagi 86 F-35 Joint Strike Fighter (JSF) selama 30 tahun.
Namun opsi pembelian ini masih perlu disajikan dihadapan Komite Keamanan Nasional Australia guna mendapatkan persetujuan.
Amerika serikat yang mengepalai proyek pengembangan F-35 dan berencana untuk membeli 2.443 unit pesawat generasi kelima ini telah berhasil meyakinkan Australia bahwa proyek F-35 tidak akan melenceng dari jalurnya (mengingat beberapa kendala pembangunan F-35) dan F-35 yang Australia inginkan akan dikirimkan tepat waktu.
Letnan Jenderal Chris Bogdan dari Angkatan Udara AS mengatakan kepada News Corp Australia di Sydney bahwa program JSF berjalan dengan baik. "Lockheed Martin melakukan pekerjaan jauh lebih baik daripada yang didengar oleh pelanggan, yaitu kita," katanya.
AS akan membeli 2.443 unit F-35 yang terdiri dari 1.763 unit F-35 konvensional atau model A untuk Angkatan Udara, 360 unit model B atau versi pendaratan vertikal untuk Korps Marinir dan 360 unit model C yaitu varian yang dioperasikan dari kapal induk untuk Angkatan Laut AS.
JSF merupakan program pengembangan senjata militer yang begitu banyak menguras anggaran AS, sekaligus sebagai program pembangunan senjata termahal dalam sejarah Pentagon.
Dua F-35 model A pertama RAAF sudah masuk lini produksi di pabrik Fort Worth Lockheed Martin, dan pesawat pertama dijadwalkan tiba di Pangkalan Udara Williamton RAAF pada 2018 dengan skuadron pertama akan beroperasi secara penuh pada tahun 2020.
JSF akan menggantikan armada pesawat tempur F/A Hornet dan akan memberikan RAAF keunggulan besar dari kekuatan regional lainnya bersama dengan Singapura yang juga berencana untuk membeli jet tempur siluman ini.
Hingga akhir 2013 lalu, JSF telah terbang selama 12.000 jam dalam 8000 penerbangan dan setidaknya sudah ada 59 pesawat yang dioperasikan dan 20 pesawat masih diuji coba.
Pada seminar kekuatan udara yang diadakan Williams Foundation di Canberra pada 11 Maret 2014, pilot tempur RAAF Squadron Leader (setingkat Mayor) Matt Harper dan dan pilot tempur Korps Marinir AS Letnan Kolonel Chip Berke keduanya memberikan pujian atas kecanggihan super komputer pada pesawat tempur JSF.
Squadron Leader Harper adalah orang Australia pertama yang menerbangkan pesawat tempur generasi kelima F-22 Raptor dan Letnan Kolonel Berke adalah satu-satunya orang yang menerbangkan F-22 dan F-35 JSF.
"Fitur siluman akan membuat Anda tak terbendung dan tingkat kesadaran situasional musuh akan menjadi nol," kata Harper.
Ketika sudah dikirimkan antara tahun 2018 dan 2020, harga masing-masing F-35 akan sekitar USD 90 juta (sekitar 1,028 triliun) dan secara keseluruhan proyek pembelian ini akan memakan biaya USD 14 miliar, sudah termasuk "biaya hidup" bagi 86 F-35 Joint Strike Fighter (JSF) selama 30 tahun.
Namun opsi pembelian ini masih perlu disajikan dihadapan Komite Keamanan Nasional Australia guna mendapatkan persetujuan.
Amerika serikat yang mengepalai proyek pengembangan F-35 dan berencana untuk membeli 2.443 unit pesawat generasi kelima ini telah berhasil meyakinkan Australia bahwa proyek F-35 tidak akan melenceng dari jalurnya (mengingat beberapa kendala pembangunan F-35) dan F-35 yang Australia inginkan akan dikirimkan tepat waktu.
Letnan Jenderal Chris Bogdan dari Angkatan Udara AS mengatakan kepada News Corp Australia di Sydney bahwa program JSF berjalan dengan baik. "Lockheed Martin melakukan pekerjaan jauh lebih baik daripada yang didengar oleh pelanggan, yaitu kita," katanya.
AS akan membeli 2.443 unit F-35 yang terdiri dari 1.763 unit F-35 konvensional atau model A untuk Angkatan Udara, 360 unit model B atau versi pendaratan vertikal untuk Korps Marinir dan 360 unit model C yaitu varian yang dioperasikan dari kapal induk untuk Angkatan Laut AS.
JSF merupakan program pengembangan senjata militer yang begitu banyak menguras anggaran AS, sekaligus sebagai program pembangunan senjata termahal dalam sejarah Pentagon.
Dua F-35 model A pertama RAAF sudah masuk lini produksi di pabrik Fort Worth Lockheed Martin, dan pesawat pertama dijadwalkan tiba di Pangkalan Udara Williamton RAAF pada 2018 dengan skuadron pertama akan beroperasi secara penuh pada tahun 2020.
JSF akan menggantikan armada pesawat tempur F/A Hornet dan akan memberikan RAAF keunggulan besar dari kekuatan regional lainnya bersama dengan Singapura yang juga berencana untuk membeli jet tempur siluman ini.
Hingga akhir 2013 lalu, JSF telah terbang selama 12.000 jam dalam 8000 penerbangan dan setidaknya sudah ada 59 pesawat yang dioperasikan dan 20 pesawat masih diuji coba.
Pada seminar kekuatan udara yang diadakan Williams Foundation di Canberra pada 11 Maret 2014, pilot tempur RAAF Squadron Leader (setingkat Mayor) Matt Harper dan dan pilot tempur Korps Marinir AS Letnan Kolonel Chip Berke keduanya memberikan pujian atas kecanggihan super komputer pada pesawat tempur JSF.
Squadron Leader Harper adalah orang Australia pertama yang menerbangkan pesawat tempur generasi kelima F-22 Raptor dan Letnan Kolonel Berke adalah satu-satunya orang yang menerbangkan F-22 dan F-35 JSF.
"Fitur siluman akan membuat Anda tak terbendung dan tingkat kesadaran situasional musuh akan menjadi nol," kata Harper.
"Jet ini akan meningkatkan survivabilitas dan mengurangi risiko misi dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan misi. Informasi lebih berharga daripada (hanya mengandalkan) kecepatan," tambah Harper.
Sumber : Artileri
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBRAVO....Ausie semakin gagah
BalasHapusUntuk menjaga keseimbangan pertahanan .Indonesia harus beli 45 buah Su 34,45 buah Su 35.Rakyat sama dpr pasti dukung.
BalasHapuskita mah nunggu yg bekasanya aja dahhh
BalasHapushmmmm,.....
BalasHapusPara petinggi kits past I dah pikirin jgn khwtr
BalasHapusMudah saja!...
BalasHapusIndonesia akan minta LAPAN bikin rudal pemburu stealth...Ato
SUKA TIDAK SUKA NKRI DI KEPUNG ...KEPUNG BANGSA BARBAR ! . Butuh penaganan khusus untuk membungkam negara kurang ajar sebelah , di lawan apapun resikonya dari pada diam kita bakal mati pelan 2.. di intimidasi negara berporos setan !!
BalasHapusNunggu pemerintah beli pesawat canggih? Mimpii... Beli KS ªjåђ msih mlempem.. (˘̶̀• ̯•˘̶́)
BalasHapusMending ke mbah dukun bwat nyaingin F-35 JSF.. Lagi komat kamit tau² duuarrr,...
Æ—Æ—ÇŽÆ—Æ—ÇŽÆ—Æ—ÇŽÆ—Æ—ÇŽÆ—Æ—ÇŽÆ—Æ—ÇŽ "̮ °˚°
BT liat pola hidup alutsista negara kita.. Kya ikan di daratan.. Ngap"an..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusya gpp..punya duit..
BalasHapus