Pages

Senin, Maret 03, 2014

Menjaga Langit Barat dengan Elang “Hibah”

JKGR-(IDB) : Tahun ini adalah tahun pertama kedatangan burung-burung besi F-16 upgrade dari USA. Semakin mendekati hari kedatangan, semakin banyak pula pro-kontra menanggapi kehadirannya.

f-16-2014
Pihak yang pro menganggap bahwa keputusan pemerintah untuk menerima hibah ini adalah hal yang wajar untuk mengejar kuantitas sebelum meraih kualitas. 

Sementara yang kontra tentu saja menganggap bahwa mendatangkan pesawat bekas meskipun di-upgrade hingga block 52 bahkan mungkin nanti ada block 70, 80, 100 dan seterusnya, tetap saja percuma mengingat dinamika kawasan yang akan kedatangan pesawat-pesawat tempur canggih sekelas gen 4,5++ hingga gen 5.

Terlepas dari pro-kontra tersebut, mari kita menyimak “pengalaman tempur” pesawat ini sebelum memberi penilaian. Kata yang dibold itu sengaja dibuat untuk menekankan arti pengalaman yaitu bukti empiris ketimbang teori berdasarkan spesifikasi.

Coba perhatikan beberapa pandangan pilot-pilot Amerika dan Eropa yang pernah menggunakannya baik dalam latihan skala besar maupun pertempuran sesungguhnya.

Menurut Letkol Philip “Rico” Malebranche dari USAF, F-16 mampu meladeni pesawat sekelas F-15 Eagle dengan baik. “F-16 itu kecil, ringan dan lincah” katanya. Meskipun memiliki kecepatan maksimum dan menanjak yang lebih rendah, namun ia mempunyai RCS yang kecil sehingga menyulitkan untuk dibidik (spot), dan juga dapat menandingi F-15 pada ketinggian rendah dengan manuver-manuver ekstrim.

USAF sendiri memerlukan kehadiran F-16 untuk mendampingi penempur kelas berat F-15 dalam menghadapi pesawat blok timur dari type ringan seperti Mig-21 pada pertempuran WVR. Lagi menurut Rico, dengan Thrust to Weight ratio yang lebih tinggi ketimbang F-18 E/F super hornet, pada kecepatan tinggi F-16 mampu mengatasi super hornet dengan cara menanjak hingga 3000 meter di atas F-18 kemudian bermanuver untuk menempatkan F-18 tetap di depan HUD (head up display pilot). Namun hal ini menjadi berbahaya pada kecepatan yang lebih rendah dimana F-18 mampu menaikkan hidungnya lebih mudah ketimbang F-16.

Bagaimana dengan pesawat lain?
 

Dibanding Mirage 2000, F-16 tidak banyak kehilangan daya ketika harus bermanuver cepat dalam radius kecil. Sedangkan jika dibandingkan dengan Eurofighter Typhoon, F-16 mampu melayaninya pada ketinggian di bawah 10.000 kaki. Pada jelajah di atas 10.000 kaki maka kemampuan aerodinamis dan komputerisasi Typhoon tidak mampu diatasi oleh F-16.

24 pesawat tempur F-16 akan memperkuat Skadron 16 Pekanbaru, Riau

Bagaimana implementasi di lapangan?
 

Dengan homebase di Pekanbaru, maka hanya sekian menit F-16 sudah dapat mengintip langit tetangga. Itu berarti tidak diharuskan ketinggian jelajah di atas 10.000 kaki, yang berarti pilot-pilot F-16 tetap dapat mengandalkan keunggulan F-16 dalam manuver ketinggian rendah ketika harus bertemu pesawat-pesawat dari tetangga.

Namun, Geografi lingkungan mulai dari Pekanbaru hingga Batam juga berupa dataran rendah dan laut, termasuk flat sehingga tiada tempat untuk sembunyi atau bermanuver di area sempit yang merupakan keunggulan utama F-16.

Terhadap Sonora yang akan mendatangkan F-35, memang fitur silumannya cukup memusingkan untuk dihadapi oleh TNI-AU baik pilot tempur maupun arhanud. Tapi jangan lupa, kita punya marinir dan dari Batam semua pergerakan pesawat dapat terlihat jelas bahkan dengan mata telanjang. Keunggulan siluman itu menjadi sia-sia jika disiapkan pengamat dengan 4-5 shift sehari dilengkapi panduan malam dan kamera infra merah karena Singapura belum mampu meluncurkan pesawatnya tanpa terlihat dari wilayah Indonesia kecuali mereka mengirim dari luar Singapura.

Terhadap Sonotan, nah ini yang agak sulit. Garis pantai yang panjang di sepanjang pesisir selatan Jawa hingga Bali, NTB, NTT, laut Arafura hingga Papua sangat memungkinkan ditembus kapan saja baik siang maupun malam (karena lalu lintas udara dan air di kawasan tersebut juga relatif tidak seramai di Barat-Utara).

Akuisisi rudal khusus yang bisa mentracking pesawat siluman menjadi keharusan di area selatan ini. Tidak mungkin nanti setelah mendatangkan Su-35, kita selalu mengirim 2 sukhoi tersebut untuk patroli (tracking IRST terhadap pesawat siluman sangat efektif menggunakan 2 pesawat bersamaan dengan cara menggiring seperti nelayan menggunakan pukat harimau yang ditarik 2 perahu). 

Sampai ditemukannya teknologi yang secara efisien dapat melacak pesawat siluman, maka wilayah selatan tetap adalah lubang hitam kita. Mungkin biar seimbang, Kilo harus terus berpatroli dengan tujuan tidak untuk melacak pesawat siluman musuh (yang memang tidak dimungkinkan), namun lebih kepada keseimbangan bahwa kitapun bisa menerobos garis pagar sonotan.




Sumber : JKGR

30 komentar:

  1. Kan...dari pada tidak ada si tukang jagaa......barang bekas pun jadi hh....

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul bersyukur aja dulu.........ntar kalau pintar bersyukur ditambah ama su 35 3 skuadron + su 34 3 sk + T 50 punya ruski cukup 2 sk

      Hapus
  2. meski barang bekas, klo di "kencing"kan rame2...
    marina bay sands jadi lapangan bola....

    BalasHapus
  3. Buat yang protes barang bekas:

    Barang bekas nggak mau
    Beli baru nggak punya duit, beli juga dicicil se-uprit.
    Bikin sendiri nggak bisa

    Miskin tapi sombong.

    BalasHapus
  4. mbah palkon bangkit dari kubur..yo wes lah, selamat bertugas mbah..semoga kuat sampai 20 tahun lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhhkwkw....ada aja.... hhh....sabar tar dengan datang peminpin baru nkri mudah 2 ...lebih baik dari segala matra .

      Hapus
  5. Balasan
    1. malon tak da duit nak beli pesawat tempur....indo beli f16 gini aja bikin malon bingung. sudah kamu lon, klau gk punya uang minta sana sama mama britania sna. sekarat ya kamu.

      Hapus
    2. dasar bangsat Malon. Orang Malon pemakan kotoran babi !!! ayo kita bunuh orang Malon! Hancurkan malaysia, serbu malaysia!!

      Hapus
  6. F-16 thn 2014 di USA udah dijadikan drone, kita beli bekas itupun nyicil, ditunda pula krna nilai tukar rupiah anjlok,,,adoooh bapaaak...brapa ratus thun kita ketinggalan...???

    BalasHapus
  7. mbah palkon. hati2 ya, klau ronda keliling komplek bawa pentungan yng banyak ya, soalnya byk anak2 muda di komplek sebelah suka nakal, larinya kenceng lagi.

    BalasHapus
  8. STOP Beli Produk Amrik dkk. wqktunya anak2 bangsa membuat sendiri. kalau cina bisa, kita harus bisa, INDONESIA BISA.

    BalasHapus
  9. tni harus beli su 35 tolak f16 bekas stop produk asu

    http://betline-m88asia.blogspot.com/

    BalasHapus
  10. Sudah saatnya mengakusisi SU-35... atau F-35 juga dapat dijadikan alternatif...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah jelas2 F35 produk gagal...ngapain di beli, msh mending beli eurofigther Typhoon

      Hapus
    2. Mungkin F-35 saat ini belum sempurna... tapi tidak lama lagi... F-35 mungkin bisa sempurna sesuai spesifikasi yang diharapkan... mengingat negara-negara yang join product pesawat tempur ini merupakan negara-negara maju... mungkin dalam beberapa tahun lagi orde hitungan jari... pesawat F-35 ini akan sama dengan F-22 Raptornya US... dan akan sangat mengetarkan kawasan ketika negara yang join product tersebut mendatangkan pesawat tempur ini dalam jumlah yang besar....

      Hapus
    3. Wah nggak bisa membayangkan jika kekurangan pada pesawat F-35 tersebut pada akhirnya dapat teratasi dalam beberapa tahun kedepan.... apalagi yang join product negara tetangga dikawasan... nggak bisa ngebayangin dah kalau sampai akhirnya pesawat tersebut didatangkan dalam jumlah puluhan atau ratusan unit mengelilingi kita... hadooh... ;((

      Hapus
  11. Semoga kedepan yang dihibahkan tidak F-16 tetapi F-22 Raptor yang mungkin sudah lama bertugas di US... 8-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bungkus langsung F-22 Raptor nya...

      Hapus
  12. Kalau dibungkus mungkin akan masuk anggota NATO... :d

    BalasHapus
  13. Lumayanlah buat hajar tudm pondan milik malingsia...

    BalasHapus
  14. PALA ANO2 PEANG...

    BalasHapus
  15. Kerjasama dgn india lengkapi sukhoi yg ada dgn brahmos, akuisisi sista hanud s300-400 atau tiru vietnam yg menempatkan yakhont di silo sepanjang garis pantai strategis, golden eagle di upgrade sista & radarnya semua corvete dan fregate bekali yakhont, kcr pkr pake rudal 705.

    BalasHapus
  16. Katanya ga jadi .... ga ada anggaran.... gimana sih lieur euy..!

    BalasHapus
  17. F35 siluman hanya hebat punya ke mampuan siluman , manuver untuk bergerak lincah gagal total dari g7 sekarang di turunkan G4, bandingkan dwngan sukhoi 35 g9 manuver , f16 g6 mqnuver .
    F35 kualitas dan harga cendrung berbalik arah saru f35 sekarang tembus $170 juta dolar mahal ...mahal .bellom biyaya perawatan segudang bisa di pastikan terbqng satu jam ajaa....f35 butuh biyaya 1 milyar rupiah ...$100ribu dolar i jqm terbang biyaya perawatan mahal ....mahal....!

    BalasHapus
  18. Munisi dan logistik harus dipertimbangkan, kalo kita beli pespur amrik, beli rudalnya susah karena hanya diproduksi amrik dan persyaratannya puanjaang, jadi cuman bisa dipasangi roket FFAR 70mm dan bom P100/BT250 bikinan Pindad, tapi kalo beli sukhoi, pembelian rudal sangat mudah dan tidak ada persyaratan politis dari rusia, selain rusia, rudal sukhoi juga bisa dibeli dari china, ukraina, india dan iran

    BalasHapus
  19. pesawat siluman walau sulit di tangkap radar tp bisa di tangkap dengan sensor panas pada sukhoi

    BalasHapus
  20. numpang komen....

    F16 yang insyaAllah mau datang ini memang lebih baik drpd F16blk15 indonesia, walau belum tahu pasti diupgrade sampai mana. dan memang kalau utk patroli atau air presense atau bahkan utk air denial cocok itu tapi lain cerita kalo mau jadi air superiority. salah satu keunggulan F16 adalah mudah dan murah dipelihara, sparepart banyak mau yg ori sampe kw5 pun ada.

    kalo soal manuver, terbukti F16 mampu meladeni F15. tapi kalo lawan typhoon atau sepupunya Rafale, sudah banyak beritanya. 3 F16blk52+ (dg peralatan top dari israel) singapura kalah dengan 1 typhoon dalam arena jualan typhoon (akhirnya singapura milih beli F15). sedangkan F16 USAF kalah 3-0 dalam 3 kali latih tanding dengan Rafale.

    Rafale, spt SU-30, menggunakan radar pasif PESA, itu sebabnya ketika radar F16 yg paling canggih AESA mencari target, radar pasif dengan mudah dapat menemukan posisi F16, itu juga berlaku dengan F35. Tapi semua itu jika tak menggunakan pswt AWACS, E2C singapura dapat mendeteksi sasaran udara hingga 500 km dan data nya dapat direlay ke pswt lain spt F16 atau F35 utk intercept atau menembakkan misil jarak jauh tanpa menghidupkan radar mereka, strategi jenis ini yg membuat kemampuan TNIAU Indonesia dibawah singapura dan thailand.

    sebelum senjata sukhoi datang, pesawat kita blum punya kemampuan menembak rudal jarak jauh, BVR, apakah F16 yg datang nati diolengkapi oleh amraam, kita lihat nanti

    BalasHapus
  21. Bruntung indo akusisi bah...falcon f16 ,dari pada f35 mahal kualitas jadi perdebatan negara pembelli . Boros bahan bakar dan perawatan low speet , manuver kadang muncul di radar sipil .
    Menurut pegamat f35 preyek gagal kalau di nilai dari kualitas dan layak di tutup stop .

    BalasHapus
  22. SOK TAU...ANJING...BABI...

    BalasHapus