Pages

Kamis, Februari 27, 2014

Indonesia Belajar Satelit Maritim Ke Negeri Tiongkok

BEIJING-(IDB) : Setidaknya tiga belas personel pengelola satelit maritim tingkat manajer dari berbagai instansi di Indonesia mengikuti seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim untuk pejabat-pejabat Indonesia di Academy for International Business Officials (AIBO), Kementerian Perdagangan RRT. 
 
Sebagaimana diinformasikan Jurubicara KBRI Beijing Dyah R Andrini kepada PedomanNEWS melalui email mengatakan dalam kegiatan yang berlangsung selama satu minggu (21-28 Februari 2014) tersebut para peserta mempelajari perkembangan dan pengelolaan satelit maritim di RRT yang nantinya bisa diterapkan bagi kepentingan Indonesia.

Kegiatan seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim ini disambut dengan baik oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Beijing, Wisnu Edy Pratignyo, yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan di kampus AIBO, Beijing. 


Menurut KUAI KBRI Beijing, seminar dan pelatihan ini memiliki arti sangat penting dan strategis bagi upaya promosi dan peningkatan hubungan bilateral RI-RRT secara umum, maupun upaya peningkatan kerjasama di bidang maritim. 


KUAI KBRI Beijing pun menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini sangat tepat di tengah upaya Pemerintah RI untuk menyusun kebijakan kelautan nasional yang kuat, mengembangkan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperkuat tata kelola kelautan. Indonesia bisa belajar pengelolaan satelit maritim dari negara yang lebih berpengalaman.


“Jadi belajar pengelolaan satelit maritim ke Tiongkok merupakan salah satu langkah yang tepat mengingat RRT sudah mapan dalam hal pengelolaan satelit, bahkan sudah bisa meluncurkan satelitnya sendiri”, ujarnya. 


Sementara itu Wakil Presiden AIBO Zou Chuanming mengemukakan bahwa kegiatan pelatihan bagi personil Indonesia yang menangani masalah pengelolaan satelit maritim kali ini merupakan kegiatan kedua, setelah kegiatan pertama yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Hanya saja kegiatan yang dilakukan pada Oktober 2013 tersebut merupakan kegiatan yang diikuti pada level teknis. 


Ke depan, sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan bilateral RI-RRT diharapkan pelatihan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Harapan untuk terus meningkatkan kerjasama di bidang maritim bukanlah hal yang mengada-ngada karena isu maritim bisa menjadi sumber kerjasama yang memperkuat ikatan satu sama lain. 


Terlebih lagi sejak tahun 2012 Indonesia dan Tiongkok telah sepakat membentuk Komite Kerjasama Maritim (KKM) yang akan merealisasikan dan memajukan kerjasama maritim antara kedua negara. 


Melalui Komisi Bersama tersebut Indonesia dan Tiongkok dapat membahas serangkaian bentuk kerjasama di berbagai bidang termasuk di bidang ketahanan pangan dan energi, antariksa dan pertahanan keamanan, serta penguatan hubungan antar masyarakat dalam bidang pendidikan, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan penelitian ilmiah dua satwa langka yang berasal dari masing-masing negara yaitu Komodo dan Panda. 


Dan seperti disampaikan Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Beijing, Aris Heru Utomo, berbagai kerjasama maritim RI-RRT sebelumnya sudah pernah dilakukan seperti kerjasama pelatihan bagi operator kapal penyedia jasa lalu lintas (vessel traffic services) di selat Lombok dan Sunda. 


Pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan personil dalam menjaga kepentingan Indonesia di jalur komunikasi dan perdagangan laut. Selain itu, RRT juga ikut membantu penggantian alat-alat navigasi yang rusak akibat tsunami di tahun 2006, bersama-sama membentuk Pusat Iklim dan Kelautan RI-RRT dan mengembangkan satelit keamanan laut bersama. 




Sumber : Pedomannews

1 komentar:

  1. namanya jim geovedi ,,heacker org indonesia asli
    ini percakapan terkait satelit china yg bisa digeser oleh nya:
    Deutsche Welle
    Apakah anda bisa menghack satelit?
    Jim Geovedi
    Ya bisa, satelit itu sistemnya cukup unik. Orang yang bisa mengontrol satelit harus tahu A sampai Z tentang isi satelit. Dan satu-satunya cara adalah anda harus masuk ke ruang operator atau berada dalam situasi kerja sang operator (dengan meretasnya-red). Dari sana anda akan memahami semua hal: satelit ini diluncurkan kapan, bagaimana cara kontrol, sistem apa yang digunakan. Setelah itu anda akan bisa memahami: oh di sini toh kelemahan sistemnya. Itu semua total insting. Semakin sering anda mempelajari kasus, jika berhadapan dengan kasus lain, anda akan bisa melihat adanya kesamaan pola. Kalau anda sudah melihat kesamaan pola, maka anda akan tahu.
    # Deutsche Welle
    Satelit mana saja yang pernah anda hack?
    # Jim Geovedi
    Hahaha…saya harus berada di lingkungan operatornya.
    # Deutsche Welle
    Tapi anda bisa masuk ke lingkungan itu dari jarak jauh (meretas-red) kan?
    # Jim Geovedi
    Hahaha, untuk satu atau dua kasus itu bisa dilakukan.
    # Deutsche Welle
    Satelit mana yang anda hack?
    # Jim Geovedi
    Itu satelit klien saya hahaha…satelit Indonesia dan satelit Cina.
    # Deutsche Welle
    Apa yang anda lakukan dengan satelit itu?
    # Jim Geovedi
    Saat itu saya diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit, dan saya melihat: oh ini ada kemungkinnan untuk digeser atau dirotasi sedikit… lalu ya saya geser…dan itu membuat mereka panik karena agak sulit mengembalikan satelit itu ke orbit. Untung mereka punya bahan bakar ekstra. Mereka bilang: oke cukup jangan diteruskan. Satelit yang dari Cina bisa saya geser tapi kalau yang dari Indonesia saya ubah rotasinya.

    http://www.dw.de/jim-geovedi-meretas-satelit-di-langit/a-16564273

    BalasHapus