Pages

Senin, Januari 20, 2014

Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD
Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

THALES-(IDB) : Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak dengan Thales Inggris untuk pengiriman sistem pertahanan udara terintegrasi, ForceSHIELD buatan Thales. Kontrak senilai lebih dari £ 100 juta (US $ 164 juta) meliputi penyediaan lima baterai pertahanan udara ringan terdiri dari: rudal pertahanan udara jarak pendek STARStreak, serta radar CONTROLMaster 200 & sistem koordinasi senjata.


Beberapa unit dari STARStreak akan bersifat portable, sementara yang lain akan menggunakan sistem senjata bergerak (mobile) RAPIDRanger serta modul Lightweight Multiple Launchers (LML).


“Persenjataan ini sebagai solusi bagi Angkatan Darat Indonesia yang menandai hadirnya pendekatan baru dalam pertahanan udara canggih dari generasi terbaru ‘teknologi sensor efek’,” ujar Victor Chavez , CEO dari Thales Inggris.

RapidRanger (photo: armyrecognition.com)
RapidRanger.

Sistem pertahanan udara terintegrasi ForceSHIELD, mengubah (customising) dan menggabungkan berbagai alutsista yang ada seperti: radar, komunikasi, penyergapan, sistem pengendalian tembakan, peluncur dan serta rudal (VSHORAD) Very Short Range Air Defense. 

Dengan pendekatan baru yang fleksibel ini Thales dapat memberikan solusi untuk menghadapi meningkatnya cakupan ancaman udara yang bersifat asimetris, maupun ancaman udara yang bersifat konvensional.


ControlMaster200 merupakan sensor utama untuk sistem pertahanan udara ‘ForceShield’. ControlMaster200 adalah radar multi misi taktis 3D jarak menengah yang berbentuk compact/mobile. Radar ini membutuhkan waktu 10 menit untuk aktif dan dapat diangkut melalui jalan darat, kereta api, pesawat taktis atau helikopter.

Control Master 200 (photo: Thales)
Control Master 200.
Control Master 200 terdiri dari radar solid-state generasi terbaru, yang mampu mendeteksi dan melacak 200 target secara simultan, hingga ketinggian 25000 meter (82,000 ft), untuk rentang jarak 250 km. 

Engagement Control System dari alat ini, mampu mengevaluasi ancaman, menyiapkan senjata dan mengkoordinasikan aktivitas tempur -memungkinkan keputusan yang kompleks dan kritis dibuat dalam waktu yang lebih cepat dengan keamanan dan tingkat presisi yang tinggi.


The RAPIDRanger adalah kendaraan ringan peluncur rudal yang unik, sekaligus pengendalian sistem penembakan yang dapat diintegrasikan ke dalam struktur jaringan, sehingga memungkinkan dikoordinasikan dengan berbagai sistem komando dan control sistem lainnya.

Rudal Starstreak (photo: photo: Ken Best, Thales)
Rudal Starstreak.

Dilengkapi dengan rudal STARStreak kecepatan tinggi, RAPIDRanger memiliki kemampuan untuk menetralisir berbagai ancaman udara, termasuk serangan pesawat ground attack, Serangan Helicopters, Unmanned Aerial Vehicles (UAV) serta rudal jelajah.


Rudal STARStreak beroperasi pada kecepatan lebih dari 3 mach untuk mengalahkan ancaman yang bergerak cepat dan dalam waktu singkat. Tiga rudal STARStreak yang terpasang dalam satu modul, memaksimalkan konfigurasi penyergapan sasaran yang datang. Dengan adanya sorotan laser akurasi tingkat tinggi, memungkinkan Rudal STARStreak mencegat target yang memiliki radiasi/emisi rendah dan kebal terhadap semua tindakan pencegahan/ countermeasures.

Starstreak Portable
Starstreak Portable

Untuk melaksanakan program tersebut, Thales berencana meningkatkan kerjasama industri dengan Indonesia dan telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan Indonesia PT LEN. Thales juga mengatakan pihaknya berencana menambah kemitraan dengan industri Indonesia lainnya, pada program masa depan baik di militer maupun sektor sipil.

Tentara Indonesia sudah mengoperasikan sistem pertahanan udara jarak pendek: RBS – 70 Swedia, Grom Polandia dan TD – 2000B Cina -semua sistem rudal VSHORAD, yang diperoleh pada 1990-an, pertengahan dan akhir tahun 2000. Masing-masing sistem ini dilengkapi dengan radar dan sistem kontrol terkait. 




Sumber : JKGR

44 komentar:

  1. Kapan pengadaan rudal menengah dan rudal jarak jauh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. rudal jarak menengah dah ada ..tuh C802 , C705 rudal yakhont,,
      tapi klo "Medium / long range air defense system" SAM (Surface-Air Missile). jarak menengah / jauh blm punya.. boss

      Hapus
  2. Rudal jarak menengah sama saja dengan rudal medium.
    Sedangkan rudal yg anda tulis, itu kegunaannya untuk rudal dari kapal ke kapal, bukan rudal hanud.
    Rudal hanud dengan rudal kapal beda jangan di samakan. Guoblookk.!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. YAH DASAR ANAK ABG YG BODOH,, ga ada yang namanya rudal dari kapal ke kapal yang ada namanya rudal anti kapal ( anti ship missile).. TOLOLL....

      yang lu tulis di atas rudal hanud atau rudal anti ship missile lol??? lu hanya nulis rudal jarak menengah dan jarak jauh TOLOLLLLL..

      dasar abg tolol di kasih tau malah dibilang ngambek.. sok kepontaran tp ga tau apa apa
      dah, lu kerjain PR aja dlu,, tar di marahin nyokap lu, sana pergi..

      Hapus
    2. Bocah goblok dan bocah tolol lg brantem..hahahahaha by:wowok

      Hapus
  3. RUDAL STARStreak masih mending dan terbilang paling canggih di kelas nya (MANPADS,atau,SHORAD),
    jangkauannya lebih jauh (7km) di banding kan :
    1. MANPADS QW-3 punya china yg di akuisisi oleh TNI AU. cuma 5-6 km saja.. atau
    2. Bofors RBS-70 sebuah sistem MANPADS buatan swedia yang jangkauan cuma 5-6 km
    3. rudal grom yg dimiliki TNI AD skrg Jangkauan tembak horizontal yakni 5.500 meter
    4. rudal Mistral jangkauan nya cuma 5.3km
    5.rudal Strela jangkauan tembak hingga 5,5 kilometer


    kecepatan nya RUDAL STARStreak sampai 3 mach.
    kecepatan Bofors RBS-70 cuma 2 mach
    kecepatan rudal grom 670m/detik
    kecepatan rudal Mistral 2.6 mach
    kecepatan rudal Strela cuma 32m/detik..

    beda dengan Pantsir-S1 karena ini bukan type MANPADS atau rudal panggul.

    BalasHapus
  4. Indonesia memang mampu untuk BELI dan MENGOPERASIKAN alutsista berbasis teknologi canggih,, namun pertanyaannya apakah Indonesia bisa MERAWAT dan MEMPERBAIKI ? jangan kejadian seperti Helikopter MI dari Rusia yang kalau rusak harus dikirim keluar untuk perbaikan !

    Lalu bukan itu saja, apakah Indonesia mampu mengembangkan alutsista canggih yang sudah dimiliki? kalau tidak yaa sama saja dengan kasus embargo belasan tahun yang lalu !

    semoga deh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf bung mau nambahin dikit.. itu m17 yg di perbaiki di rusia karena kerusakan nya parah,
      masih ingat heli m17 yang jatuh di perbatasan kalimantan akibat hembusan angin yg terlalu kuat, kemdian terbakar,, KNKT menjelaskan bahwa itu bukan faktor Human Error,, tp karana faktor Alam, cos saat itu pas terjadi badai topan yg melanda filipina sampe luluh lantah,,
      dan hembusan angin nya sampai ke kalimantan. menghantam ekor heli m17, sehingga saat itu susah di kendalikan..

      karena kerusakan nya sangat patal dan indonesia tidak bs memperbaikinya jd diperbaiki di rusia.. makasih sebelum nya

      Hapus
    2. Parah ,tidak parah .Untuk perawatan berkala,overhaul,dst kita memang tak bisa memperbaikinya.Tenaga ahli kita cuma punya sertifikat untuk produk barat.Untuk produk timur memang sampai saat ini kita belum bisa walau untuk servis ringan sekalipun.

      Hapus
    3. Kata Jenderal Norman Schwarzkopf, dalam perang modern kemampuan tempur dan kemampuan logistik itu sama pentingnya!!! dimana kemampuan logistik itu termasuk didalamnya adalah kemampuan MERAWAT dan MEMPERBAIKI alutsista.

      Persyaratan TOT dalam setiap pembelian alutsista yang diterapkan oleh Indonesia seharusnya dimaksudkan bukan saja untuk mengembangkan tetapi untuk memperbaiki.
      Kalau kita tidak bisa merawat dan memperbaiki, sama saja ketika perang kita meng embargo diri sendiri ,,, itu lho maksudnya si ano 20 jan 21.50 ,, iya kan brooo?

      Hapus
  5. Ada apa dg barat?? ada kemungkinan ketakutan barat Indonesia condong ke Rusia jadi barat mulai mendekati Indonesia kembali. Awas dikibulin kayak IFX/KFX Indonesia di tipu ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. anda baca : Indonesia di tipu terkait IFX/KFX ma korsel dari TRIBUNNEWS yah bung???
      cos yg gw tau semua sumber nya dari TRIBUNNEWS ttg berita TV jepang. yg menyatakan bahwa indonesia di tipu ma korsel

      Hapus
  6. saya ragu kalau ini model tebaru di jenisnya karena negara2 eropa,tidak seperti china yang langsung menjual produk dan mengeskpos barang yang baru diciptakannya. hanya itu saja terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo rudal nya model lama bung,,
      rudal starstreak 1 digunakan sejak 1997
      rudal starstreak 2 digunakan tahun 2007.

      kalo sensor Control Master 200 terdiri dari radar solid-state ini memang utk VSHORAD sensor ini yang paling baru, klo ga salah thn 2012an.. dgn system anti-electronic warfare/ jamming, karena adanya lock dari laser beam..dan GM200 yng tertanam dalam Control Master 200 ini bisa menangkap sasaran yang low radiasi/ low emisi, serta radar nya sudah bisa melacak sasaran hingga kejauhan 250 km, artinya laser beam dihidupkan ketika sasaran sudah mendekat..

      lebih canggih dan terbaru dari rudal rudal VSHORAD yang ada sekarang,

      satu lagi yang terbaru dari barat (USA) apache AH 64 E block 3, singapura, australia, dan malaysia blum punya dan blm pesan, indonesia sudah pesan dan sudah TTD kontrak pembeliannya beserta radar longbow dan senjata nya

      Hapus
  7. lumayan juga rudalnya,asik juga kalo taruh di atap rumah

    BalasHapus
  8. rudal starstreak saat ini hanya dimiliki 3 negara ,: inggris, afrika selatan dan indonesia, sehingga dibutuhkan barang2 baru dan bagus utk promosi barang2nya,, cos negara persmakmuran nya sendiri tidak ada yg beli, itu knp perusahaan Thales di Inggris memberikan Control Master 200 terbaru nya,
    indonesia saat ini meski bukan persmakmuran inggris tp saat ini disayang ma inggris karena punya duit, cos perusahaan2, pertahanan inggris hampir gulung tikar,,disamping itu bisa dijadikan batu loncatan untuk produk baru nya di asia tenggara.

    misalkan rudal ini di tanam micro CHIP/ code peluncuran yg bisa dikendalikan pemerintah inggris . Kelemahannya adalah, jika Indonesia perang dengan Sekutu dekat Inggris, bisa jadi Inggris akan memberikan code rudal ini untuk dikecoh atau hal lainnya. Tapi hal itu beresiko, karena dunia akan men-cap rudal starstreak mandul.

    Setiap produsen senjata tentu ingin buatannya terlihat combat proven, apalagi menyangkut nama besar Thales. Jangan -jangan jika terjadi perang operator Thales dari Inggris, sengaja datang ke Indonesia untuk memandu agar rudal starstreaknya lebih akurat lagi :D Nama Thales melambung dan barang dagangan laris manis tanjung kimpul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya, pihak "sono" dalam penjualan material Alutsista Strategis kepada siapa saja apalagi bagi pemakai yg patut di curigai dan di waspadai.
      Tidak tertutup kemungkinan pemasangan alat apapun baik yg kasat mata maupun yg tidak kasat mata di material yg dijual, atau melalui pantauan satelit militer mereka.
      Kapan, bagimana, dimana dan kepada siapa material Alutsista tersebut akan di gunakan, mereka dengan seksama dan pasti dapat memonitor secara real time.
      Apalagi material Alutsista yang katagori termasuk sangat - sangat strategis, seperti rudal, pesawat tempur, kapal selam.
      Hal tersebut juga di sadari dan di maklumi oleh TNI, pasti.
      Pertanyaannya mengapa pengadaan dan pembelian material Alutsista TNI mayoritas masih dari mereka?
      Wallahualambisawab jawabannya.

      Hapus
    2. mereka nya ini siapa boss,, perusahaan thales atau pemerintah inggris??

      Hapus
  9. Nama Thales memang sdh begitu melekat dg hampir seluruh material Alutsista TNI.
    Thales terkenal dengan sistim integrasinya, coba di simak apa yg tidak memakai produk Thales, kapal perang Sigma, MPA CN - 235, Radar untuk penerbangan sipil dan sistim di kapal selam kita dan yg lain.
    Namun, walau meraup banyak kesempatan dan peluang memasarkan produknya, Thales banyak di kenal di kalangan "pemakai - sistim" atau " End User" sebagai perusahaan yang "menyulitkan" di aspek dukungan purna jual.
    Dukungan purna jual hanya terbatas pada yg tertuang di kontrak pembelian / pengadaan dimana paling lama 5(lima) tahun saja selebihnya selalu menawarkan produk baru atau modifikasi sistem.
    Di kawatirkan, material Alutsista yg di beli dengan memakai sistem "Thales" akan tidak optimal kinerjanya dalam kurun waktu lama, padahal sistim tersebut merupakan "otak" keberhasilan unjuk kerja material tersebut.
    Alhasil, Indonesia sudah tercengkeram dg kuat oleh "Thales" dan sulit untuk melepaskan diri, serta Indonesia benar - benar di buat sangat tergantung pada Thales.
    Sebenarnya, sudah banyak produsen sistim sekelas "Thales" yang dapat di jadikan pilihan, dan pemberian jaminan purna jual yg lebih baik dan panjang.
    Sedangkan pencanangan wacana kerjasama dengan BUMN "LEN" juga belum kelihatan pada tingkat bagaimana, apa full produksi, atau hanya sebatas jadi tukang jahit, atau hanya di siapkan bagi penanganan masalah yang timbul pada sistim yg terpasang di material Alutsista.
    Thales dan salesnya memang setrooong......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen anda layak dapet jempoll .... cheer

      Hapus
  10. Waspadalah..!! Kita jangan cuma terjebak hanya bisa beli teknologi canggih. Apakah dg membeli Stras streak itu sudah ada ToT belum juga perlu diperhatikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baca ini aja boss
      http://www.defensenews.com/article/20140114/DEFREG01/301140041/Indonesia-Purchases-Air-Defense-System-From-Thales?odyssey=nav|head

      Hapus
  11. Pembelian Alutsista ini tdk ada ToT nya yah.? klo benar, alangkah ruginya kita.
    tolong pencerahannya.

    *Ayam Jantan dari Timur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada bos tp bukan tot cm mau kerjasama ma PT.LEN utk integrasi radar nya
      http://www.defensenews.com/article/20140114/DEFREG01/301140041/Indonesia-Purchases-Air-Defense-System-From-Thales?odyssey=nav|head

      Hapus
    2. Preeett, dikadali sama Thales mau.
      Pasti yg di kasih source codenya sudah kadaluarsa.
      Ingat bagaimana Siemens memberi source code pada sistim komunikasi pada PT INTI Bdg, yg ternyata hal itu sdh kadaluarsa, sehingga produk PT INTI di bidang peralatan komunikasi tidak mampu mengejar teknology terbaru di bidang gadget sekarang.
      Duluuuuuuu PT INTI boleh bangga dengan produk telepon angin yg berwarna orange.
      Sekarang yang ada tinggal "kentut" nya........sialan....!!!!!
      PT LEN begitu juga, membanggakan radio PRC yg katanya hasil olah engineering sendiri, kalau nggak salah itu hasil kerjasama teknik dengan Aselsan Turkey yg menyuply bagian penting dari radio PRC.
      Maka giatkan riset dengan sungguh, dirikan pabrik komplementer semoga kita tidak begini saja dari tahun ke tahun di aspek technology dan pengembangannya.

      Hapus
    3. aminn.. mudah2an ada perkembangan yg signifikan kedepan nya nanti,,
      tp saya sbg WNI sendiri tidak bs memberikan sumbangsi pemikiran atau bantuan utk pengembangan teknologi di indonesia,, hanya bisa memberi semangat, bayar pajak pendapatan dan doa saja,, karena pemikiran saya mungkin jauh dibawah mereka, hanya saja mereka mungkin blm mendapatkan cara nya atau masih proses menuju perkembangan teknologi yg modern,,

      Hapus
  12. Tidak ada makan siang gratis, beo!!!!
    Lupakan ToT.
    Kejar kemampuan untuk mendapat sistim harkan / wat pada level 3. Pada setiap pembelian dan pengadaan yg bersifat sistim, pertegas sikap agar mendapatkan copy wiring diagram sistim, dan jangan mau di beri blok diagram sistim saja.
    Selebihnya urusan source code ya di crack saja selesai, gitu aja kok repot.
    Harus berani dan bernyali tinggi untuk urusan beginian.
    Kalau tidak sampai kiamat kita cuma jadi pecunguk sialan.!!!

    BalasHapus
  13. Mobilnya jangan pake Land Rover seperti yang kemaren2x ya. Kita udah punya Komodo. Instal semua di Komodo.

    BalasHapus
  14. maaf saya mau tanya,.. bila kita tau radar tersebut mampu menditeksi sejauh 250 km.., apakah bisa kita manfaat kan jarak endus radar tersebut dengan rudal jarak menengah atau jauh nanti nya..?
    thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa. industri militer selalu kucing-kucingan kok. kamu bikin yang canggih, saya bikin penangkalnya. begitu saja terus. Kayak komputer, ada virus, ya ada anti-virusnya. Tinggal kuat bayar berapa negara itu.

      Hapus
    2. benar kata ano 11.03
      CONTROLMaster 200 ini bisa seperti jaringan pertahanan udara koalisi nasional nanti nya
      https://www.thalesgroup.com/en/content/controlmaster-200

      selain itu rudal Starstreak juga bisa dipasang pada Heli Apache sebagai anti pesawat, aplikasinya yang luas untuk angkatan darat sepertinya ikut mendorong Starstreak jadi pilihan. Apalagi dengan rencana kedatangan heli Apache untuk TNI AD

      Starstreak ini bisa shoulder-launched, lightweight-multiple launch, diinstal statis permukaan atau diinstal di atas kendaraan dan bahkan sebagai rudal anti pesawat pada helikopter. Cocok untuk semua yang berhubungan dengan payung udara angkatan darat. Karena itu jarak 7km sebenarnya sudah luar biasa, karena lebih jauh dari itu sudah ranah angkatan udara seperti yang bung Diego jelaskan

      Hapus
    3. itu copy paste dari diskusi jakartagreater,, dari omongan bung nowyoudont.
      lebih menarik dan menambah ilmu bgt, serta tanpa caci maki dari org2 sok pintar. yang pintar jg merendah karna sadar dilangit masih ada langit, tidak seperti disini,, pintar dikit bilang bodoh,tolol, goblok dan kata2 kotor lain nya,,
      admin nya didiemin aja lagi bukan di hapus,, kata2 kasar yg tidak pantas di muat,,

      Hapus
    4. OK.. thanks.. he..3x

      Hapus
  15. forum yg komentar2nya paling katro, kampungan, saling memaki...malah masih lebih sopan forum-forum soal spa/pijet ....tapi terpaksa gue tetep mampir ke blog ini spy update soal perkembangan militer indo nesia

    BalasHapus
  16. gpp lah mulai dari pertahanan udara jarak pendek yang terintegrasi, tar kalo ada anggaran baru dah di sistem pertahanan udara jarak menengah yang bisa terintegrasi juga. :d haha dikit" lebih baik dari pada tidak sama sekali.

    BalasHapus
  17. Gue setuju dgn bro ano 10:34...rata2 isi komen blog ini kampungan, banyak bacot, saling memaki, merasa sok lebih tau dr TNI, sok jago analisa, asal njeplak, menghujat bangsa sendiri, kata2 kotor... Hanya satu dua saja komen YANG LAYAK DI BACA karena BERMUTU dan SANTUN dlm menyampaikan.
    Masukan buat admin, kalo ada kata2 kotor...mohon DI HAPUS...!!! KATA2 KOTOR = SAMPAH...!!!

    BalasHapus
  18. bos tuh dah ada keluhan..kalau ada kata2 yang kotor,kasar.rasis tolong dihapus.jgn ada pembiaran yang jelek forum anda sendiri nantinya.ini sih masukan aja.. :>)

    BalasHapus
  19. Indon Jawa goblok beli starstreak SAM low class, no level dengan tamingsari SAM high class melayu malaysia. Kahkahkah...goblok,goblok.
    Gowind corvette very best lah jika lawan Sigma frigate. Frigate lokal low class!

    BalasHapus
    Balasan
    1. woi malon,korang bise buat ape kot,kecik-kecik tak mau mampus udah besar nyusahkan orang,

      malon selalu membanggakan produk luar negeri yang diubah namanya ke bahasa malon,kayak taming sari,nuri,proton,khususnya proton yang notabene nya adalah mobil mitsubishi yang di ganti merk nya doang ke proton, di Indonesia kita mengenal Etios Valco produk dari toyota akan tetapi di malon diubah menjadi "perodua",tujuan cuma 1 yaitu ingin menunjukkan kepada masyarakatnya kalo "kite orang boleh buat" (indonesia translate = kita bisa bikin) padahal itu cuma akal-akalan dan pembohongan publik secara massive

      JAYA TERUS INDONESIAKU

      Hapus
    2. lon malon,, mau bandingkan starstreak ma tamengsari???
      missile tamingsari itu utk ATGM lon,,bukan VSHORAD, ngati ga lu???
      starstreak itu utk VSHORAD, bukan hanya TANK yng bisa di tembak tp pesawat tempur yg kecepatan nya supersonic jg bisa ditembak jatuh,,
      klo missile tamingsari ga bakal bisa nemabak pasawat tempur f16, dimana high class nya?? dasar malon bego,
      mau ngabanggain Taming Sari XK98 tahun pembuatan nya juga jaman jadul..

      gede mulutnya doank tp ga tau kegunaan barang nya,, pantesan KS scorpen ga bisa nyelem, lah tentara nya gaptek..

      kapal gowind sampai sekarang jangankan sudah proses pembuatan,,pemesanan senjata nya dan spesifikasi nya aja belum di lakukan apa nya yg bisa di banggakan???
      coba klo lu emang pinter tampilkan spesifikasi kapal gowind yg lu bilang lebih hebat dari sigma 10514 class.

      Hapus
  20. ah malay lebay, alay, kepo pula. 100 rudal malay gak akan buat indonesia hancur. tp 100 rudal indonesia, pasti menghancurkan malay alay.. scara luas indonesia drpd alay malay... :d

    BalasHapus
  21. Mas admin,,, itu komentator yang menghina bangsa kita sebaiknya di blok aja lah,,, kan bisa dilihat dari IP nya,,, beri peringatan terbuka supaya kita-kita tahu sampai 3 X kalau masih terus melanggar ya di blok aja ,,, karena di blog nya Malaysia dan Australia juga ada aturannya kalau melanggar setelah beberapa kali diperingatkan langsung di blok.

    BalasHapus
  22. GOWIND itu MASIH TARAP DESIGN KERTAS HALUSINASI- MASIH BERUPA ANGIN HAMPA-sebalik nya 14FPB57-3FPB60-KCR40-PKR-SIGMA produk PAL dll sudah operasional.

    BalasHapus
  23. kapan babe" TNI katanya mau beli pantsir & S 300/ 500 untuk jaga wilayah udara kita dari kapal /UAV negara asing aye pingin denger kepastiannye ...............JAYA TNI

    BalasHapus