Pages

Sabtu, Januari 25, 2014

Kogabwilhan TNI Dan Ancaman Luar Negeri

Tank Leopard 2A4 TNI AD
Tank Leopard 2A4 TNI AD


JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai mendaptkan ancaman yang meningkat dari negara lain, sehingga TNI mempercepat usahanya dalam memperkuat daya tangkal dengan merombak struktur agar bisa lebih cepat menggelar dan menempatkan pasukan, termasuk mengembangkan korps marinir serta pengadaan persenjataan ofensif jarak jauh.


Tindakan ini akan menjadi salah satu terobosan kebijakan militer Presiden Susilo Yudhoyono, yang aturannya akan diterapkan Juni 2014, untuk pembentukan formasi komando gabungan wilayah pertahanan regional yang disingkat Kogabwilhan.


Rencana ini akan mengintegrasikan kekuatan regional: Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara ke dalam kelompok pertahanan terpadu, yang akan diposisikan di flashpoint pertahanan tertentu, untuk menjaga integritas teritorial dan kedaulatan negara.


“Tapi fungsi Kogabwilhan tidak sebatas hal itu. Kogabwilhan juga berfungsi memberikan deterrence/ daya gentar terhadap negara-negara lain karena perintah komandonya fleksibel, dan memiliki sumber daya untuk dengan cepat menggerakkan pasukan”, ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.


Setiap kelompok Kogabwilhan akan dilengkapi armada kapal perang sendiri, skuadron jet tempur dan unit Angkatan Darat. Komandan setiap kelompok, seorang jenderal bintang tiga, akan diberikan wewenang untuk merespon tanpa harus melalui birokrasi dari markas TNI di Jakarta .


Dalam struktur yang ada saat ini, TNI tidak bisa langsung menanggapi sebuah insiden, misalnya ada serangan asing ke wilayah timur, sampai komando pusat menugaskan seorang perwira bintang tiga sebagai commanding officer dan menyusun penempatan pasukan dan perintah pengadaan logistik.


“Kami selalu waspada atas ancaman di masa depan dari negara lain. Tapi struktur dan Komando yang ada, tidak cukup untuk melakukan respon dengan segera. Kogabwilhan akan menambal lubang tersebut,” ujar Dirjen Renhan, Kementerian Pertahanan Marsda TNI FX Bambang Sulistyo.


Pemerintah berencana memiliki empat kelompok Kogabwilhan mencakup beberapa Flashpoint, yang menurut pejabat kementerian adalah: Aceh, Natuna Kepulauan Riau, Papua dan Attambua Nusa Tenggara Timur.


Aceh termasuk dalam rencana, karena kekhawatiran munculnya gerakan separatis lain, dan juga karena letaknya yang strategis di mulut Selat Malaka yang super sibuk .


Sementara itu, Natuna terletak dekat Laut Cina Selatan, di mana negara China sengketa perbatasan dengan beberapa negara ASEAN yang sebagian besar didukung Amerika Serikat. Indonesia tidak terlibat dalam sengketa teritorial. Papua dipilih karena adanya konflik separatis dan Attambua karena kedekatan wilayahnya dengan Timor Timur (Timor Leste) dan Australia.

Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)
Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia


Markas (HQ) dari masing-masing kelompok Kogabwilhan tidak harus berada di lokasi penempatan pasukan/deployment. Misalnya, untuk mengkover Natuna, Komandonya bisa saja dibentuk di ibukota Kalimantan Barat, Pontianak atau di ibukota Riau Pekanbaru.


“Kami belum memutuskan apakah akan memiliki tiga atau empat kelompok Kogabwilhan. Jika kita memiliki empat maka harus mencakup bidang timur, barat dan tengah Indonesia. Komando untuk pulau Jawa akan berdiri sendiri, ” ujar Menteri Pertahanan.


Untuk mendukung kebijakan tersebut kementerian sedang melakukan apa yang disebut “right-sizing” dalam penugasan personilnya, di mana prioritas ditujukan bagi pasukan pemukul daripada pasukan pendukung.


“Tidak akan ada penambahan jumlah pasukan. Apa yang kita lakukan adalah memilih dan menugaskan kembali prajurit ke dalam divisi-divisi yang prioritas,” ujar Purnomo. Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 460.000 personil dan setiap tahun ada 13000 yang pensiun.

Sebagai bagian dari restrukturisasi, Kementerian Pertahanan sedang melakukan proses pengembangan satuan Marinir, dengan penambahan terbaru, Batalyon Marinir ke-10 di Pulau Setokok, sekitar 4 kilometer sebelah tenggara dari Pulau Batam, Kepulauan Riau. Presiden Yudhoyono dijadwalkan meresmikan batalion yang ditugaskan dengan 600 personil, pada bulan Maret 2014.


Tanda-tanda bahwa TNI serius dalam menyusun cara memandang dunia luar, baru-baru ini disetujui pembelian selusin kapal selam Kilo Class Rusia. Sebuah tim dijadwalkan terbang ke Moskow pada akhir bulan untuk memproses pembelian melalui fasilitas kredit ekspor Rusia, yang disertai suku bunga rendah.

“Apa yang akan menjadi game changer bukanlah kapal selam kilo, tetapi rudal jelajah Club- S yang diangkut kapal selam tersebut,” ujar Purnomo. Ia menambahkan bahwa rudal itu bisa mencapai target sejauh 400 km.

Indonesia ini juga sedang menunggu pengiriman 30 pesawat tempur F-16 yang diperbaharui (refurbished) dan selusin helikopter serang Apache dari AS, yang dimulai tahun ini, serta 103 Tank Tempur Utama Leopard refurbished dari Jerman.


Anggota DPR Komisi Pertahanan, intelijen dan urusan luar negeri Susaningtyas Handayani Kertopati mengatakan, TNI harus memperkuat pendekatan “outward looking” pada saat tanda-tanda ancaman meningkat.

“Ancaman terbesar jelas akan berasal dari Australia, ” katanya.

Baru-baru ini, Australia meminta maaf kepada Indonesia setelah kapal patroli perbatasan mereka, memasuki perairan Indonesia tanpa izin dalam upaya menghentikan migran/ manusia perahu.


Seorang pejabat Departemen Pertahanan telah memperingatkan bahwa kebijakan “tow-back” Australia akan menyulut konflik. Kebijakan tersebut mencakup tindakan Angkatan Laut Australia yang mencegat kapal manusia perahu menuju Australia dan memaksanya kembali ke perairan Indonesia.


“Sekarang kami memiliki tiga frigat di perbatasan, bentrokan bisa saja terjadi ketika Angkatan Laut kita mencegah towing- back yang dilakukan Australia”, ujar pejabat yang tidak mau disebutkan namanya, terkait isu sensitif tersebut .


Selama empat dekade TNI telah berhasil memadamkan ancaman dalam negeri -terutama, konflik separatis di Aceh dan Papua, serta kekerasan komunal dan sektarian di Kalimantan dan Maluku. Sumber daya pasukan dan struktur komandonya sebagian besar disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Tapi setelah ancaman dalam negeri surut dalam delapan tahun terakhir, TNI secara bertahap mengalihkan fokusnya untuk membangun kemampuan daya tangkal/ deterrent dan mulai mengambil pendekatan yang lebih serius terhadap ancaman dari pihak asing. 




Sumber : JKGR

19 komentar:

  1. Pelan-pelan informasi pastinya sudah mulai diberikan,,, tambahan 12 Kasel KILO emang perkasa rasanya,,, tapi kalau ditambah 2 skwadron SU 35 baru deh bisa bernafas lega.

    Kalau ditambah lagi rudal-rudal jarak sedang di parameter yang menjangkau ibukota negara-negara tetangga yang suka usil ,,, baru deh bisa ngorok dengan tenang,,, akakakakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa dibungkus S300 dan S400 nya. Baru bisa tidur pules....

      Hapus
  2. jangan lupa rudal s 300 PMU dari paman bear rusia

    BalasHapus
  3. Utk usul saja. Gimana kalo di masing2 pangkalan dibuat Bungker utk melindungi alusista yg ada. Biar nggak kaya Pearl Habour. Pangkalan AL Musco punya Swedia bisa jadi contoh, selain Bungker2 yg dibuat Cina, dll utk AU dan AD. juga utk stock BBM dan industri strategis. sebagai benteng terakhir setelah pesawat tempur dan pertahanan Udara

    BalasHapus
    Balasan
    1. justeru pangkalan alutsista kita harus dekat dengan kegiatan dan pemukiman sipil,,, biar kalau musuh mau ngebom mikir 3 X mereka kena HAM ,,, seperti taktiknya Hezbollah di Lebanon gituloh ,,, dibom oleh Israel yang ikut kena anak SD,,, kena semprot PBB deh ,,,
      Tapi Indonesia udah mulai kok, gudang bawah tanah Leopard nanti di Lapangan Banteng biar kalau di bom sekalian kena kedutaan AS ,,, pangkalan udara TNI AU disatukan dengan bandara Sipil ,,,, biarpun kalau kita kecolongan oleh jet-jet tempur tetangga yang menyelusup dan ngebom Halim yang kena juga orang sipil ,,, kena HAM lagi kan? akakakakakakakakak
      akakakakakakakakakak

      Hapus
    2. Ga salah juga di pangkalan militer atau daerah sekitarnya ada bungker

      Hapus
  4. Kogabwilhan spt kapal induk..yess..kmi dukung buat NKRI!!

    BalasHapus
  5. Indonesia perlu antara 60 - 120 unit kpl selam, msg2 korgabwilhan (5 korgabwilhan) di lokasi pnempatan pangkalan utk antisipasi konflik,daerah rawan konflik bersenjata maupun yg langsung berbatas dng negara lain baik darat,laut maupun udara hrs standby 2 skuadron pesawat tempur, markas utama dr korgabwilhan berada ditengah atau paling selatan,dng kekuatan hrs ada 2 skuadron pesawat tempur, dan hrs ada markas cadangan dng 2 skuadron pesawat tempur), total hrs ada minimal 4 skuadron maksimal 6 atau lebg dr 6 skuadron skuadron pesawat tmpr utk msg2 korgabwilhan, 5 korgabwilhan terdiri dr sumatera (barat), kalimantan (tengah), NTT (selatan), Papua (timur) dan Sulawesi (utara), kmdn utk Pulau Jawa dibentuk headquarter (markas pusat). Msg2 korgabwilhan utk skuadron pswt tempur hrs ada klasifikasi pswt tempur heavy plng tdk 3-5 skuadron,sisanya medium, memiliki 2 skuadron pesawat angkut, 3 skuadron heli angkut, 5 skuadron UAV yg dipersenjatai, 3 skuadron heli serang dan 3 skuadron heli serbu, 12 batalion artileri, 12 batalion MLRS, 6 batalion kavaleri, 5 batalion tank amphibi 1 divisi marinir, 1 divisi infanteri TNI A.D, 1 divisi pasukan terjun TNI A.U, 3 skuadron pesawat pengebom, 40 baterei S 300 dan 20 baterai HQ 9, .20 baterai oerlikon, 4 skuadron pesawat tempur baling2 anti gerilya, 2 skuadron pesawat latih tempur taktis yg bisa dipersenjatai), ditempatkan 50-60 unit kpl cepat rudal, 30-40 unit fregat, 100 unit kpl patroli,40 unit heli anti kpl selam n kapal permukaan,24 unit pesawat patroli maritim yg dipersenjatai flare,torpedo n rudal serta machine gun cal 30 mm, 12 unit pesawat peringatan dini, dan 15-18 unit kpl selam, 25 unit kpl angkut personil n logistik, 20 uni LST, 10 LPD, 20 unit kpl tangker, 15 unit kpl tunda, 14 unit kpl rumah sakit, sedangkan utk pusat krn sbg pusat dr ibukota negara shg alutsista n kekuatan yg ada di pusat yg terbagi dng daerah2 lain dipulau jawa guna memudhkan dlm mobilisasi kekuatan jika terjadi perang maka paling tdk kekuatan yg ada dipusat antara 7-9 kali kekuatan korgabwilhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mas raka anom lagi stress yaa? mau persiapan perang dunia ke 3 kali yaa?

      Hapus
    2. ini mah bukan taktik defensife lagi, ini mah buat perang ,., 60-120 unit kapal selam :))
      waah jadi semua perbatasan laut diindonesi dikelilingi ma kapal selam yack,. ngeri juga tuh tetangga,., sekalian kita punya selusin kapal induk,., :d didunia ini aja yang punya selusin baru as doank kan,,.

      Hapus
  6. Nah bencana-bencana yg terjadi di indonesia memperlihatkan bhw indonesia tdk siap dng tempat penyimpanan logistik,lambannya pemerintah dlm mengantisipasi akan terjadinya bencana atau perang juga dlm menyalurkan bantuan serta dlm mengevakuasi warga,terlihat dlm terbatasnya jumlah kapal karet yg disediakan oleh aparat militer atau pemerintah.

    BalasHapus
  7. yg kt bli minimal 2 sqdrn su.35 s.350s secukup nya lada se kilo disemur...6 destroyer 26 fregat..itu aj dulu brtahap....aj...walau kt msh dianggap lmah...tpi ingat....klo sdh star ad ancaman kudu ati2 tu musuh....nkri jiwa militan...blm lgi klo ntr kcanduan perang giladeh.......ga inget korups lgi....

    BalasHapus
  8. Secanggih apapun peralatan militer TNI sebagaimana di koar - koarkan, kalau nggak pernah menyentuh perkuatan di bidang Pernika kapan mau menang perangnya.
    Contoh konkrit, tahun 1998 Jakarta pernah di "bungkam" sistim komunikasinya sehingga untuk komunikasi di gunakan "Kentongan" dari bambu dan bedug masjid, he...he....he......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengadaan untuk PERNIKA pastilah....
      Coba check lagi list belanjaan 2012 - 2013.Baik yg buatan PT. LEN maupun buatan Eropa. Test buatan PT. LEN yg dipasang dikapur berhasil membungkam kapur malon di selat Malaka th 2012.

      Hapus
  9. dg ada nya 4 kogabwilhan-sat2 batalion TNI di pulau jawa akan di deployed permanent ke pulau2 terluar yg selama ini tdk dijaga scr permanent-sprti di natuna cocok di tempatkan 2batalion marinir armed roket RHAN36km..atau tempatkan pesawat eks skadik 103 TNIAU sprti: T34CHARLIE TURBO MENTOR/AS202BRAVO yg diretropit dg SMB12.7-7.62mm untuk fungsi patrol maritim COIN di NATUNA-NTT(buraen) pasti TOP

    BalasHapus
  10. Itu singapore kan "katanya" dan "kononnya" mau beli Aster 30 SAM system dan malaysia ada taming sari, gimana kalau Indonesia menyiapakan dan menyiagakan R-Han yg sdh mulai mass production. Pergelaran di Bintan, Batam, Karimun, Galang, dan Nipah. Tiap pulau 10 Baterai Roket jd bisa utk Offensiv ke Singapore dan Malaysia.
    ISARAEL aja dgn IRONDOME System sering kecolongan roket HAMAS. Padahal IRONDOME kurang canggih apa? udah battle proven lg dr Aster 30 dan Tamingsari. Masak R-Han dan ASTROS II tdk bisa?!

    BalasHapus
  11. Rencana kogabwilhan sgt tepat sekali utk mempercepat gerak reaksi thd ancaman dan garis komando lbh efisien aplg utk mempersatukan ketiga angkatan sekaligus perlu satu komando. Dlm militer, garis komando hrs jelas dan cepat dan hrs didukung ketiga angkatan sekaligus spy py reaksi yg cepat dan daya gempur yg dahsyat.

    BalasHapus
  12. Dg pergeseran pasukan akan memberikan loncatan pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah, lanjutkan agar hankamrata menjadikan kekuatan yg nyata dan NKRI akan menjadi lebih sejahtera. Salam NKRI.......................

    BalasHapus