Pages

Sabtu, Januari 25, 2014

Australia Pancing Konflik Lagi, DPR Tidak Tinggal Diam

Australia mengakui telah melanggar batas wilayah perairan Indonesia beberapa kali. Diplomat dan Angkatan Laut Australia sudah meminta maaf. Tapi, DPR mengingatkan tak akan diam saja bila terjadi lagi.
JAKARTA-(IDB) : DPR RI mendesak Australia segera mengubah kebijakan terkait penanganan imigran pencari suaka. Australia jangan melempar tanggung jawab ke Indonesia.



Desakan itu disuarakan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, di Jakarta, Minggu (19/1) terkait tindakan Angkatan Laut Australia menggiring perahu para imigran agar masuk ke wilayah Indonesia. Menurut dia, tindakan itu melanggar kedaulatan wilayah Indonesia. Kalau diteruskan bisa berujung konflik. 



"Kami ingatkan kepada Australia, jangan memprovokasi Indonesia dengan menggiring para imigran ke wilayah kita. Kalau Australia memang ingin menciptakan konflik, kami DPR tidak akan tinggal diam. Kami akan minta Panglima TNI untuk bersikap tegas," katanya.



Beberapa kali melanggar wilayah perairan Indonesia, Australia menyatakan meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan Wakil Duta Besar Australia David Engel kepada Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemenlu Dewi Savitri Wahab, Jumat (17/1). Permohonan maaf juga disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Australia Laksamana Grigs kepada TNI AL.



Pelanggaran wilayah oleh Angkatan Laut Australia terjadi ketika mereka mendorong kapal kayu pencari suaka asal Afrika dan Timur Tengah yang menuju Australia pada 19 Desember 2013 dan 6 Januari 2014. Media setempat, Fairfax Media menulis bahwa tiga kapal Australia melanggar batas 12 mil laut atau sekitar 22 km sebanyak lima kali sejak 13 Desember tahun lalu.




Sumber : Jurnamen

5 komentar:

  1. Indonesia harus mengangkat pencemaran minyak karena kebocoran instalasi minyak lepas pantai di laut timor milik australia yang selama ini tidak terlalu dibahas secara terbuka!
    Berapa ribu nelayan kita di Timor Kupang yang terkena dampaknya ??? biar kapok Australia yang selalu mendengung-dengungkan masalah lingkungan hidup tapi justeru tidak secara terbuka membahas insiden itu !!!

    BalasHapus
  2. Sebenarnya bangsa indonesia secara politek di kepung kaum inpralisme dari berdiri nya NKRI sampai sekarang , patut kita akui suka tidak suka berkat bantuan tuhan indonesia raya masih berdiri kokoh , rong rongrongan dari dalam negeri tidak kalah hebat semenjak di tinggal bungkarno dan kawan kawan . Negara berjalan maju secara alami bukan isapan jempol contoh : tukar guling uu minerba di refisi hanya bikin kenyang kaum inpralisme beserta gegendot nya . Aneh bin yata nkri di motori rakyat bahu membahu membangun bungker nasionalisme tampa bantuan sang peminpin yg kerap bertingkah laku aneh...dan kebijakan 2 di ambil kerap merugikan rakyat .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Contoh yg paling nyata hingga sekarang : pelanggaran UUD45 pasal 33 ayat 3 ttg SDA.. yaitu Freeport yg disetujui kontraknya sama Maling Orba! Tp anehnya jaman Reformasi kok ga disentuh...

      Hapus
    2. freeport, exon dan yg lainnya itu strategis masa depan.. sekarang kita blm mampu hadapi agresi

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus