Pages

Sabtu, November 30, 2013

Menhan : Pengadaan Hercules Dari Australia Akan Diselesaikan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia akan menyelesaikan kontrak pengadaan sembilan pesawat C-130 Hercules dari Australia.

"Kontrak itu berjalan sekarang dan DPR setuju ketika itu memberikan dana untuk sembilan Hercules itu," kata Menhan selepas diskusi "Membangun Kemampuan Kekuatan Pertahanan Berkelanjutan" di Jakarta, Jumat.

Menhan mengatakan Indonesia membeli lima pesawat Hercules, sedangkan empat pesawat Hercules merupakan pesawat hibah dari Australia.

"Harus ditinjau dan perbaiki sistem avionik, rangka, dan mesinnya. Pesawat hibah sudah diperbaiki, pesawat itu sudah menjadi milik kita. Hanya memang secara teknis pesawat itu harus kita bawa ke Indonesia," kata Menhan.

Menhan mengatakan pesawat Hercules itu bermanfaat untuk operasi-operasi militer baik perang ataupun penanggulangan bencana.

Menhan mengatakan tidak ada pembelian pesawat Hercules dari negara lain, tapi dia tidak menyebut kapan pesawat Hercules dari Australia itu datang di Indonesia.

Terkait imbas penyadapan sejumlah pejabat negara Indonesia oleh Australia, Menhan mengatakan pembatalan kerjasama kedua negara berupa pertukaran data dan informasi intelijen serta latihan-latihan bersama tentara kedua negara.

"Latihan Kopassus di Lembang sudah kita batalkan, latihan Angkatan Udara di Darwin dan latihan gabungan di Laut China Selatan," kata Menhan.

Sebelumnya, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis seperti dikutip media nasional, mengatakan pemerintah membatalkan rencana pembelian enam pesawat Hercules dan menolak empat pesawat Hercules hibah dari Australia. 

Pembelian Pesawat Hercules Dari Australia Sudah Dibayar Lunas

Bocornya skandal penyadapan Australia terhadap Presiden SBY, Pemerintah Indonesia langsung memutus kerja sama militernya dengan Negeri Kanguru. Namun, pembelian pesawat hercules dari Australia tetap berjalan.

"Hercules sudah dibayar dengan APBN, jadi tidak dibatalkan pembeliannya. Kalau dibatalkan uangnya hilang. Kontrak sudah berjalan sambil kita mengevaluasi kerjasama yang lain. Jadi Hercules sudah kita bayar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Hotel Atlet, Senaayan, Jakarta, Jumat (28/11/2013).

Purnomo menjelaskan, pesawat Hercules dari Australia totalnya 9 unit, 4 di antaranya adalah hibah. Purnomo menambahkan, pesawat Hercules penting keberadaannya untuk dimiliki Indonesia.

"Jadi Hercules sudah kita bayar 5 unit, yang 4 hibah itu sudah kita perbaiki sehingga tetap kita terima 9 unit. DPR sudah setuju dan memberi dana untuk 9 pesawat itu. Pesawat Hercules bermanfaat untuk penanggulangan bencana dan sebagainya. Itu efektif sekali," jelas Purnomo.

Sedangkan kerja sama militer yang diputus, ungkap Purnomo, mencakup 3 hal. "Yang diberhentikan 3 hal, latihan militer bersama di Lembang, militer Australia telah pulang ke negaranya, TNI AU di Darwin juga sudah ditarik ke Tanah Air, dan ketiga latihan gabungan kita batalkan," beber Purnomo.

Selain itu, sambung Purnomo, pemberhentian juga mencakup pertukaran informasi intelijen dan kerjasama penyelesaian masalah penyelundupan manusia. Namun, beberapa kerjasama dengan Australia ada yang masih berjalan, tapi Purnomo tak menjelaskannya.
"Sedangkan kerja sama lain masih berjalan tapi akan kita evaluasi," pungkas Purnomo. 

Sumber : Antara

11 komentar:

  1. Ya sudah..... memang herkules penting. Lihat aja filipina kesulitan menghadapi bencana topan karena kekurangan pesawat angkut besar.

    Kalo kita batalkan herkules dari aushit dan beli baru berarti pengadaan herkules atau pesawat angkut bisa mundur beberapa tahun, padahal bencana alam terhadap rakyat kita bisa terjadi kapan aja.

    BalasHapus
  2. Beritanya ƍäª jelas katanya di tolak ini malah di lanjutkan plin-plan

    BalasHapus
  3. NAHH KAN**benar bahwa 9 C130H HERKY itu sudah dibayar- maka nya lebih baik program itu dilanjut truss- klo dibatalin kita rugi-meski ad kasus penyadapan"kita mesti tahan dan jangan emosi berlebihan-prediksi sih: australia sendiri kadung sudah malu berat"ke RI- trus ditambah cercaan dari berbagai negara- dah bikin australia kedeer*utamanya si PM ABOT n ganks-truz step by step ausie merengek- -minta kondisi krjasama kmbali dipulihkan-scara ekonomi hukumdagang( ada wang da barang)-militer 4+5C130HERCULES itu sudah dibayar dan RI sangat butuh + efektip tuk perkuatan AU-maka diluar kisruh politik- program C130 itu mesti truss dilanjutkan*trims

    BalasHapus
  4. Gimana sih,keterangan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan sama Menteri Pertahanan nya kok gak nyambung.....lain kali saling komunikasi dong....biar suaranya sama.

    BalasHapus
  5. hercules hampir mirip pesawat komersil kenapa tidak dibuat aja di PT DI ,......

    BalasHapus
  6. Bisa...tapi A400...Dan bukan Hercules...
    Itupun kalau Indonesia beli minimal jumlah tertentu...baru dapat license....itu berarti ...mungkin pada MEF tahap 2 atau 3...berapa tahun lagi itu? Paling cepat 5 tahun lagi kalau A400 itu sudah selesai dikembangkan Dan siap produksi massal....Siapa tahu?

    BalasHapus
  7. syallallallaa.. du didudi dam dam... syubidu biduuu bidu...

    BalasHapus
  8. Perlu banyak Herkules utk kemudahan mobilitas tentara dan ranpur.Bekas tdk apa2 aaal di refurbish shg kemampuan dan umurnya bertambah sanpai 15~20thn lg sambil menunggu Pesawat tercabggih Ragio R80 versi militernya Pak Havibie yg akan di roll out 5 tahun lavi.

    BalasHapus
  9. regio itu pesawat kecil.....yang setara hercules ya a400...antonov.....

    BalasHapus
  10. Dasar negara miskin ga punya daya tawar, tetep aja terima rongsokan, pejabatnya ga ada koordinasi, mulutnya ga ada yang bener, makanya ostrali ketawa cekikikan..."liat tuh, katanya mutusin hubungan militer, kok barang rongsokan kita diterima juga, dasar negara miskin"...

    BalasHapus
  11. Apa yg untung buat kita lanjutkan...apa yg merugikan hapuskan...masalahnya...klo jadi pejabat itu jgn sembarang ngomong..ada yg A ada yg B koordinasi dulu...kenapa sih senangnya kyak infotaiment gampang ngomong gampang bantah...

    BalasHapus