Pages

Selasa, November 26, 2013

Australia Butuh Indonesia

SEMARANG-(IDB) : Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purnawirawan) Endriartono Sutarto mengatakan dari sudut geopolitik dan geostrategi Australia lebih berkepentingan untuk menciptakan hubungan baik dengan Indonesia, daripada sebaliknya.

"Indonesia tetangga terdekat mereka di utara, sedangkan ancaman mereka akan selalu datang dari utara, sehingga Australia punya kepentingan besar untuk berhubungan baik dengan Indonesia," kata Endriartono di Universitas Diponegoro Semarang, Senin.

Endriartono meyakini setiap negara yang mengancam pertahanan Australia hampir pasti melewati Indonesia.

Hal itu, lanjut Endriartono, akan membuat Australia khawatir apabila tidak memiliki hubungan bilateral yang sehat dengan Indonesia.

"Kalau hubungannya buruk maka Indonesia dengan mudah akan digunakan oleh negara-negara yang punya kepentingan terhadap Australia, yang secara jangka panjang akan merugikan mereka," ujarnya.

Endriartono meminta Indonesia tidak perlu khawatir apabila tidak memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Australia karena tidak ada ancaman serius dari wilayah selatan sehingga Indonesia tidak memiliki kepentingan serius untuk menjaga hubungan bilateral dengan Australia.

"Sementara kita tidak punya kepentingan apa pun karena dari selatan, juga tidak ada yang kita hadapi," pandangnya.

Oleh karena itu, dia mengapresiasi sejumlah langkah yang telah ditempuh Pemerintah Indonesia dalam menyikapi penyadapan oleh Australia ke Indonesia.

Indonesia Bisa Usir Dubes Australia

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jendral (Purnawirawan) Endriartono Sutarto menyatakan bila Australia tak mengambil sikap memuaskan atas praktik penyadapan terhadap sejumlah petinggi pemerintahan Indonesia maka duta besar Australia bisa diusir.

"Kalau Pemerintah Australia tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf bisa diambil tindakan yang lebih serius, termasuk menurunkan tingkat hubungan bilateral kedua negara dengan mengusir duta besar mereka," kata Endriartono di Universitas Diponegoro Semarang, Senin.

Menurut dia langkah-langkah bilateral secara berjenjang patut dilakukan apabila tanggapan pemerintah Australia tidak memuaskan.

Ia juga menegaskan pemerintah Australia sepatutnya menyadari bahwa tindakannya ilegal secara hukum internasional.

"Australia seharusnya menyadari bahwa apabila mereka tidak segera meminta maaf atas tindakan yang secara hukum internasional ilegal itu, maka akan menyebabkan hubungan kedua negara kian hari kian memburuk," ujarnya.

Dia memuji sejumlah langkah yang telah ditempuh Pemerintah Indonesia dalam menyikapi kasus ini, termasuk penghentian beberapa kerjasama antar kedua negara.

"Itu tindakan yang betul, sejauh bahwa Pemerintah Australia tidak memberikan respon yang cukup terhadap Pemerintah Indonesia, maka pemerintah berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah tertentu," katanya.

 


Sumber : Antara

8 komentar:

  1. Australia tinggal meminta maaf aja sok banget,padahal butuh ...

    BalasHapus
  2. pemerintah loyo, sampai sekarang mana kabarnya mengusir dubes assuie?

    BalasHapus
  3. Aus gk bkl m'u mnt maaf kpd indonesia karna 1.klo aus mnt maaf kpd ind maka derajat negara trsbt trun 2. Aus gk m'u mnta maaf karna dskan ngara five eyes dn adidaya 3.klo indo macem2 papua lpas dri pngkuan nkri 4. Klo blm ad ngara sktu timur yg sahabat shdup smati mka aus akn smena2 brbwt kpd indonesia ya insya akn ad pemimpin yg bs mrbh plitk luar negri dn mnjdkn ind mercusuar dunia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tenang devisi 3 marinir thn depan sdh ada disorong dan thn 2015 kostrad sdh ada di jayapura, apalg yg dicemaskan dgn 30rb marinir dan kostrad dlm mengamankan papua heheheheh siapapun pasti berhitung ulang bro jgn2 macam2 ente ya

      Hapus
  4. karikaturnya bagus,,lucu ha2

    BalasHapus
  5. BARAT akan berusaha untuk menghancurkan Indonesia dari dalam ,,,
    garis keras akan diadu dengan nasionalis,,, mayoritas akan diadu dengan minoritas ,,, suku terbesar akan diadu dengan gabungan suku-suku minoritas ,,, kalau sudah parah ,,, BARAT yaitu gabungan negara-negara sekeliling kita akan diberi mandat oleh PBB,,, untuk masuk dan menduduki wilayah-wilayah strategis dengan alasan membela kaum minoritas ,,,, langkah selanjutnya adalah mengusahakan REFERENDUM bagi minoritas yang punya pulau sendiri untuk merdeka ,,, inilah skenario PERTAMA pihak BARAT,,,,
    Kalau Indonesia masih kuat karena umpamanya kaum minoritas dan mayoritasnya kompak dan tidak bisa di pecah ,,, mereka akan buat skenario kapal tanker raksa gas atau minyak dijalankan dan masuk menabrak Singapura sehingga meledak dan memakan korban yang banyak ,,, atau Pesawat dari Indonesia di tabrakkan ke pusat Singapura ,,, dengan alasan itu JAKARTA akan di ratakan dengan peluru kendali bermuatan nuklir terbatas (depleted uranium) (seperti yang dipakai untuk memusnahkan 140,000 konvoi tentara Irak /Garda publik yang lari dari Kuwait.
    Setelah Jakarta rata,,, BARAT akan menekan daerah-daerah untuk memerdekakan diri dan memproklamirkan 100% Negara Demokrasi Pro Barat tanpa Syarat.

    Oleh karena itu waspadalah ,,, waspadalah ,,, yang diatas itu bukan omong kosong,,, karena ane' kutip dari BLOG nya komunitas AS dan Australia ,,,
    KUNCInya kalau kita sudah mulai melihat tanda-tanda Perkelahian antara Minoritas dan Mayoritas,,, nah itulah awalnya RENCANA mereka ,,, waspadalah waspadalah ,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Termasuk papua kan... begitu merdeka di jajah deh sama sam sausie, pribumi dan imigran gelap dari sausie di pindah ke papua untuk jadi budak pekerja terutama pertambangan. Klo perlu tanah papua di ekspor sausie ke singaporno.

      Hapus
    2. kita harus tangkal bro.

      Hapus