Pages

Selasa, Oktober 08, 2013

Su-35S Overtakes F-22 In Terms Of ‘Intellect’

Practically the entire fifth generation fighter ideology has come to fruition in the shape of the Su-35S. This gives Russia the potential to set about creating a sixth generation combat aircraft ahead of all the other nations.  

MOSCOW-(IDB) : The advanced front line aviation complex PAK FA (the T-50) is completing its compulsory test phases successfully. The production fifth generation fighter is expected to enter service with the military from 2017. Meanwhile however front line units are already being equipped with an almost exact counterpart to this aircraft - the Su-35S multi-role fighter.


The point is that along with creating the virtual fifth generation fighter concept - from the very beginning it has been designed solely in digital form - the ready-made components of the future fighter were implemented and developed on the Su-35S platform. As a result the 4++ generation Su-35S was practically on a par with a fifth generation fighter across all its characteristics except the so-called stealth technology, right up to the moment it entered series production.


The Su-35S is capable of reaching speeds of up 2,400 km per hour and has a range of up to 3,600 km. It is equally confident as a fighter, a long-range interceptor and a missile-carrying bomber.

Moreover in terms of certain characteristics the Su-35S has already overtaken the only fifth generation fighter to enter service to date the American F-22 Raptor. Thus, the ‘Irbis’ radar control system fitted to the Su-35S is able to detect an airborne target at a record distance of up to 400 km and of tracking up to 30 targets and engaging 8 simultaneously. 

The radar system on the F-22 is weaker: the maximum detection range is only 300 km. Apart from that the ‘Irbis’ provides the potential to actively detect and track up to four ground targets simultaneously. In addition the Su-35S is fitted with a navigation system capable of pinpointing the aircraft’s location and its movement parameters autonomously without resorting to satellite navigation or communication with ground stations. That is to say if the GPS or GLONASS were switched off the aircraft would not be ‘blinded’.



 
The Russian Air Force is due to receive 48 Su-35S aircraft before the end of 2015. In practical terms that’s 50 fifth generation aircraft in as much as the Su35S is almost identical to the PAK FA in terms of the on board electronics suite, control systems and armament. Therefore it will not prove difficult for pilots to convert to the classic fifth generation fighter with its obligatory stealth technology: any pilot who has assimilated the Su-35S can easily convert to the T-50. This means that the conversion to fifth generation fighters does not start in 2017 - it is already happening now in the Russian Air Force.



The ideology of the aircraft that will dominate the skies in the second half of the 21st Century is being determined today. Whether these will be flying robots or classic manned fighters with even more up to date electronics and new armament is not really important. The main point is that the Russian aircraft industry has a head start in developing a sixth generation fighter. The quicker the Su-35S enters service with front line units and the greater their numbers, the more successful work to create a new generation of fighter aircraft will be.







Sumber : Idrus

26 komentar:

  1. ayo pak presiden RI ambil yang ini ya minimal 2 skuadron

    BalasHapus
  2. aneh, kemampuan F-35 dan F-22 disini terlalu di under-rated, dan PAK-FA dan Su-35 terlalu di over-rated..... secara kemampuan, Su-35 itu setara dengan Rafale, yang bahkan Rafale itu sudah bisa diklasifikasikan sebagai omni role fighter. PAK-FA, itu belum masuk operasional bahkan, dan kemampuannya baru sebatas klaim pabrikan, jadi belum tentu pasti, sama halnya dengan F-35. kita lihat saja, amerika punya lebih banyak pengalaman dengan pesawat stealth dibanding dengan negara-negara lain, dan jelas alutsista buatan amrik dan eropa lebih battle proven karena banyak dioperasikan di irak dan afghanistan. terlalu dini buat bilang alutsista rusia itu lebih advance, karena dalam term pesawat AWACS, Bom berpemandu, dan pesawat electronic warfare rusia masih ketinggalan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya lah gan battle proven sama yang bukan lawan nya, coba US & Nato lawan Rusia ato China.
      baru bisa diliat kualitas sesungguhnya produk mereka

      Hapus
    2. O yeah.. bagaimana dgn perang udara arab vs israel dan india vs pakistan? Jadi menurut ane ada benarnya juga ano 08.17

      Hapus
    3. memang bener, kalau dilihat di perang teluk 1991, F15 amerika waktu itu melawan Mig-29 dan Mig-25 punya irak. disana F-15 punya rekor sempurna, dimana F-15 membabat habis lebih dari 4 skadron Mig-29 dan Mig 25 di duel udara. juga waktu perang arab-israel dan pakistan-india. kalau mau lihat sepak terjang alutsista rusia, lihat konflik antara georgia dengan rusia belakangan ini. dengan negara yang lebih inferior, rusia kehilangan Su-25 dan bahkan Tu-22M-nya ditembak jatuh gara2 kurang dukungan pesawat AWACS dan electronic warfare. mesti inget, meskipun mungkin di udara nanti PAK-FA atau Su-35 akan setara atau bahkan lebih hebat dari punya amrik dan eropa, alutsista pendukungnya belum tentu sehebat milik amrik dan negara eropa.

      Hapus
  3. tidak aneh Pak, Australia aja juga mempunyai assesment yg hampir sama...baca http://ausairpower.net/APA-NOTAM-230210-1.html...kalo bicara perang Irak Afghan..emang Irak sama Afghan punya Pesawat yg sebanding dg US..???

    BalasHapus
  4. Wellcome SU-35BM to Indonesia..^^

    BalasHapus
  5. Us emang bikin senjata2 canggih emang battle proven,selain dibuat sekaligus diuji coba dg cara menciptakan perang dinegara orang,jadi selain senjata US emang ampuh sekaligus ampuh buat NGERUSAK/MENGHANCURKAN negara orang. Dan yang hebat lagi senjata terbaru yg diadu dg milik negara lain harus spek dibawahnya,contoh fighter generasi 4 diadu dg yg generasi ke 3 hebatkan???!!! Saya setuju dg sob diatas andai misal sukhoi (rusia/cina) diadu dg Fseries generasi 4 (US) saya yakin jauh lebih unggul flanker,biarpun pilotnya sama2 hebat.

    BalasHapus
  6. SUKHOI 35BM SANGAT COCOK BUAT PENGGANTI F5 TIGER TNI AU YG AKAN SEGERA PENSIUN,SELAIN PENYEDERHANAAN RAGAM ALUTSISTA,SUKHOI 35BM BISA MEMBERIKAN EFEK DETTERENCE BAGI PENGGUNA F35 TETANGGA SEBELAH,SELAIN ITU APABILA KEINGINAN MENHAN UNTUK BELI F35 BARANG 10BIJI TIDAK KESAMPAIAN (BUKAN SEKUTU),MAKA SOLUSI TERBAIK YA SUKHOI 35 JAWABANNYA.

    BalasHapus
  7. p' menhan beli dong minimal 1 skuadron...
    dpr dukung duit rakyat jgn dikorupsi trs mending buat bli alutsista....

    BalasHapus
  8. Bener juga tuh komen di atas!! Anoa sangat perkasa kalo ngelawan opm coba lawan trantula, atau kopasus lawan teroris perakit bom ikan coba lawan sas, hehe

    BalasHapus
  9. Ini nih SU-35 di gadang-gadang masuk MEF 2 mungkin...




    Ngarep.com :p

    BalasHapus
  10. buat mimin ane boleh tw/minta link artikel diatas" Su35S Overtakes f22-In Term "Intelect"

    BalasHapus
  11. halah udh bosen dg komen. negeri yg suka komen. udah gini pmrintah juga gk beli SU 35 BM. banyak rakyat yang tau alutsista dan mnyarankan. Harusnya pemrintah itu ya tanggap kemauan rakyatnya. dana ada. tinggal beli kok sulit.

    BalasHapus
  12. menurutku pemerintah gak tau barang bagus..
    Buktinya beli barang yang bukan number 1..

    BalasHapus
  13. membandingkan Alutsista tu yang seimbang speknya.. bukan masalah pengalam perangnya.. MIG milik iraq kan generasi 3.. sedangkan F15 generasi 4.. MIG ya pasti kalah dalm dogflight. satu lagi. dalam peperangan modern antara salah satu alutsista dengan yang lainnya saling terintegrasi.. apakah alutsista iraq sudah terintgrasi dengan yang lalinnya apa belom ?? dalam latihan pitcblack dengan SU indonesia F18 ausie kalah. makanya Ausie berencana memberikan alutsita pendukung untuk melindungi F18 Super hornet mereka.. by. E-Kafa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mig-29 generasi 3?? Semua Mig-29 itu generasi 4 bung, sama dengan F-15 amrik.... justru dibuatnya Mig-29 dan Su-27 waktu itu buat counter F-16 dan F-15...... di perang teluk, 80% Mig-29 yang dihancurin di udara itu dalam pertempuran jarak dekat, kebanyakan dihancurkan dengan AIM-9 sidewinder dan sebagian kecil dengan kanon. mungkin pilot irak nggak sehebat amerika, tapi dari segi teknologi Mig-29 dan F-15 itu seimbang..... oh ya meskipun amrik waktu itu didukung AWACS, tapi tetep aja ujung-ujungnya kebanyakan itu duel jarak dekat, jadi faktor agility pesawat yang menentukan. satu lagi, nggak pernah denger dalam pitchblack pihak australi atau indonesia bilang Sukhoi kita lebih superior dibanding super hornet. yang dibilang itu sukhoi lebih lincah dari super hornet, udah itu aja..... lagian dalam latihan itu ke-2 belah pihak cuma latihan duel jarak dekat dengan radar masing-masing dimatikan buat jaga rahasia......

      Hapus
    2. Kalau boleh saya tambahkan gan. Mig 29 sendiri dirancang sebagai pemburu taktis bukan strategis. F15 lebih sesuai disepadankan dengan klas sukhoi. Barangkali maksud ano 17.55 ialah mig dikatakan gen 3 karena kurang mampu dalam elektronik warfare dan tidak didukung c4i untuk dukungan formasi dan pandu tempur. Dibandingkan F15 bagai motor bebek vs motor pria. Kembali judul di atas jangan lupa beberapa negara mundur dalam konsorsium F35. Struktur sayap kurang mumpuni terutama versi F35 B trust vectoring untuk svtol. Bahkan kongres siap membekukan dana projek F35.

      Hapus
    3. ??? Mig 29 itu semua generasi 4, dan nggak adil dong kalau Mig-29 lawan F-15 dikatakan nggak seimbang cuma gara2 Mig-29 kelasnya light fighter dan F-15 Heavy Fighter. secara teknologi 2-2nya sekelas, dan kalau buat urusan dog fight, EW sama C4i kurang berpengaruh soalnya ujung2-nya balik ke agility. emang sih sebagian Mig dihancurin didarat, tapi beberapa ada yang dihancurin diudara. bahkan kalo nggak salah rekor gun-kill dengan top speed tertinggi dicetak F-15, kecepatan lebhi dari 1 mach nge cetak kill, tapi nggak tau pesawat korbannya apa.... yah yg jelas mau dikata teknologi irak sekelas atau ngga, kalau mau lihat yg lebih jelas lihat aja perang arab-israel atau india-pakistan. secara teknologi israel dan pakistan lebih maju, dan nyetak kill udara-udara lebih banyak dibanding negara lawannya.... bukan berarti teknologi rusia jelek sih, mungkin ada faktor human resourcesnya juga

      Hapus
  14. ane pernah baca berita nya tapi lupa link nya kalo pas perang irak bahwa banyak pesawat mig itu hancur di tembak di darat dalam kondisi blm terbang karena pilot2 nya desersi membelot dari pemerintahan saddam hussein...

    BalasHapus
  15. Setuju dg sob ano diatas,mig 29 irak dihancurin di darat dan sisanya yg membelot dilarikan ke iran. Mig 29 termasuk kelas medium fighter sama spt F16/F18. Sdg yg dominan dihancurkan di udara dominan mig 23/25 dan su 22/24/25. Sehebat apapun pilot irak kalo dikeroyok sekutu ya nyali melorot juga. Makanya indonesia mesti beli alutsista yg banyak sesuai dengan anggaran dan luas wilayah yg mesti dijaga,bukan menyeimbangkan dg negara tetangga yg luasnya kecil2.

    BalasHapus
  16. Seingat saya gen 4 sudah masuk multi role. Generasi 4 sendiri diperuntukkan mig 31. Dengan radar fazotron yang bisa menjejak beberapa target dan dirancang mendapatkan standar radar phased array radar. Fungsi electronic jamming, air refueling, itu termasuk aspek yang mesti dimiliki oleh kelas 4. Dan formasi pespur amrik tidak pernah tanpa dukungan c4i entah dari darat, laut atau udara. Dan sejarah pembuatan pespur masal taktis memang diserahkan biro mikoyan. Pemburu strategis bagi biro sukhoi. Anda bisa melihat sejarah pengembangan sukhoi. Pula mig 29 dikenal pesawat yang terlalu mewah untuk melindungi pangkalannya sendiri

    BalasHapus
  17. well paling gampang cek aja en/wikipedia, mig-29, su-27, F-16, F-15, semua generasi 4 bung. bahkan F-15 varian A/B/C/D itu bukan multirole fighter, tapi air superiority fighter. di irak, F-15 memang selalu didukung AWACS, tapi AWACS itu disana berfunsi sebagai early warning, bukan electronic warfare. jika terdeteksi pesawat lawan, pesawat AWACS tinggal mengarahkan fighter yg ada ke arah target. fungsi EW dikasi ke EA-6 dan F-111 versi EW, dan memang AWACS fungsinya cuma pendeteksi dini sesuai dengan namanya. kalau misalnya bilang mig dan F-15 ga seimbang, sama aja bilang kita ngga ada guna beli F-16, karena toh spec mig dan F-16 itu hampir sama, cuma beda jumlah mesin. dan karena hampir semua dogfight di irak jarak dekat, ujung2-nya agility pesawat, misil jarak dekat, dan keahlian pilot yang jadi faktor penentu.

    BalasHapus
  18. Mungkin ada baiknya agan melihat refensi combat aviation atau jane defence weekly. Atau barangkali military technology. Kalau bicara pengembangan baru f16 viper pun masuk generasi 4 lebih. Mig 29 pada kurun waktu itu belum secanggih versi m atau n sekarang. Boleh saja mig 29 dimasukkan kelas tersebut tapi pada kelengkapannya jelas dia bukan di kelas itu. Itu mengapa desain sukhoi sudah ada sejak tahun 1977. Desain keduanya identik tapi masalah peran tentu berbeda. Kalau masalah klaim pun banyak pesawat masuk kelas 4 G. Tapi bicara featurenya kita akan tahu. Jangan lupa pengembangan POD 6jamming itu sudah ada sejak disertakan di F 16.

    BalasHapus
  19. well, paling gampang untuk mengecek secara universal cari saja pengertian 4th gen fighter di internet. standar pesawat masuk kegenerasi 4 secara garis besar adalah kelengkapan fly-by-wire, airframe dengan relaxed stability, dan digital control. Su-27 dan Mig-29 masuk ke generasi itu karena sudah mengaplikasi perangkat ini, sama dengan F-15 dan F-16. Doktrin rusia memang menyatakan Su-27 itu buat air superiority fighter, dan Mig-29 sebagai multi-role fighter dengan kapibilitas air superiority nomor 2, kurang lebih sama dengan F-15 dan F-16 amrik. juga waktu itu gara2 mig-29 didapat amrik dari jerman gara unifikasi, ketauan bahwa Mig-29 lebih superior di beberapa aspek dari F-15 dalam dogfight jarak dekat. contohnya versi awal Mig-29 sudah punya IRST dan Helmet Mounted Cueing System, yang bahkan F-15 saja tidak punya. bahkan HMS baru jadi standar di amrik tahun 2003. mungkin F-15 lebih superior dari Mig-29 di irak karena pilot amrik amrik dilatih dengan skadron Agrresor khusus, dan pelatihan pilot terpadu macam top gun. harusnya meskipun Mig-29 fungsinya bukan seperti Su-27, tetap saja masih bisa dikatakan seimbang gara2 dua pesawat itu punya keunggulan masing2. mungkin sama dengan kasusnya perang malvinas, di atas kertas AV-8 harier itu kalah superior dari mirage argentina, tapi bisa menang dengan taktik khusus. mungkin pilot amerika lebih superior, tapi yg jelas kedua pesawat harusnya seimbang bila diadu satu sama lain....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih anda sudah berbagi antusias di forum ini pesawat gen 4. Semoga topik semacam ini terus bergulir. Salam.

      Hapus