Pages

Senin, Oktober 07, 2013

Agenda Besar TNI Setelah Upaya Reformasi

TNI memasuki usia ke-68. Upaya reformasi institusi ini mulai menampakkan hasilnya. Mulai dari netralitas saat pemilu hingga pendirian pusat persiapan pasukan perdamaian. Namun, masih ada agenda yang harus dilakukan. Apakah itu?

JAKARTA-(IDB) :TNI telah kembali ke jati dirinya untuk menjalankan fungsi dan tugas pertahanan negara, yakni menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Capaian ini harus dijaga.

Demikian pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato pada peringatan ulang tahun TNI ke-68 di Pangkalan Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Sabtu (5/10).

Menurut Presiden SBY, reformasi TNI nampak dari netralitasnya saat Pemilu 2009. Presiden berharap TNI mampu menjaga netralitas itu ketika Pemilu 2014. "Karena dengan cara itulah TNI akan semakin dipercaya dan menjadi bagian penting dalam proses pematangan demokrasi di Indonesia," katanya.

TNI juga makin berperan dalam misi perdamaian dunia, bahkan mampu membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian di Sentul, Jawa Barat. Peace Keeping Center, demikian namanya, dibangun untuk menyiapkan kontingen pasukan perdamaian hingga tingkat brigade.

Adapun terkait alutsista TNI, SBY mengingatkan perlunya optimalisasi industri strategis dan industri pertahanan nasional sebagai konsekuensi UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. "Melalui UU itu pula, kita fasilitasi kerjasama penelitian, perekayasaan, dan riset dengan mitra dari negara-negara sahabat, utamanya untuk mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan alih teknologi pertahanan," katanya.

Merespons pernyataan Presiden SBY, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, ada dua agenda besar yang harus dikelola TNI. Pertama, penguatan institusi TNI. Kedua, kemampuan profesionalitas kemiliteran bagi personil.

"Dua hal itu penting di tengah-tengah terpuruknya berbagai institusi/lembaga negara akibat terpaan isu korupsi dan inefisiensi," kata Mahfudz Siddiq di Jakarta, Sabtu (5/10).





Sumber : Jurnamen

5 komentar:

  1. INDONESIA MASIH DI JAJAH OLEH PARA LSM,HAM,KORUPTOR YG SLL MERONGRONG DALAM NEGRI,MENGHANCURKAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGRI,
    BUKTI NYATA SEPERTI FREPORT YG SUDAH PULUHAN TH DI INDONESIA DI KENDALIKAN BOS CIA,,YG MATA" DUNIA,

    BalasHapus
  2. Supaya TNI tetap NETRAL dan tetap menjadi PENGAWAL UTAMA PANCASILA & UUD 45, maka TNI tidak perlu diberi hak pilih dan harus menolak untuk ikut memilih!
    TNI harus NETRAL harus menjaga jarak yang sama terhadap semua partai, golongan di NKRI ini.

    Semua jangan di liberalisasi ya paak ... biarkan TNI tetap pada jatidirinya sesuai visi para pendiri republik ini! jangan semua di UNIVERSALKAN sesuai Barat ya pak !

    BalasHapus
  3. TNI harus netral, yang mau geret TNI pasti punya maksud terseluibung,,, tak sumpain lo politikusss masuk neraka jahanam dasar iblis iblis

    BalasHapus
  4. Biarkan TNI bekerja tanpa harus terlibat sama politik jahat para pemburu kekuasaan...,

    BalasHapus
  5. kita perlu 150 jet su35bm....10 destroyer.....20 kapal selam....5 batalyon s400....fokus itu dulu

    BalasHapus