Pages

Rabu, Oktober 09, 2013

2014 Pagu Anggaran Belanja Alutsista Murni Rp. 16.7 Triliun

JAKARTA-(IDB) :  Kementerian Pertahanan berencana mengalokasikan 20% dari pagu anggaran 2014 yang mencapai Rp83,5 triliun atau sekitar Rp16,7 triliun untuk keperluan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), khususnya untuk membayar kontrak-kontrak yang sudah berjalan.

Kepala Pusat Komunikasi Kemhan Sisriadi mengatakan dari total anggaran yang akan diperoleh lembaga tersebut pada 2014, sebanyak 48% di antaranya akan digunakan untuk belanja pegawai, seperti gaji dan lain-lain.

Sementara itu, sekitar 52% di antaranya akan digunakan untuk belanja barang-barang keperluan pendukung pekerjaan seperti kertas dan lainnya, serta untuk belanja modal.

“Belanja modal adalah untuk keperluan pengadaan alutsista. Besarnya sekitar 20%. Sebagian untuk pembayaran kontrak yang sudah berjalan dan sebagian untuk pembelian barang-barang baru,” ujarnya di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Barang-barang baru yang dimaksud adalah barang untuk keperluan operasional setiap angkatan yang ada di dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti keperluan pembelian senapan, peluru, dan sebagainya.

Kepala Bidang Matra Darat Pusada Baranahan Kemhan Jimmy Alexander Adirman menuturkan pengadaan alutsista dilakukan melalui sejumlah tahapan. Antara lain tahapan pra persiapan, persiapan, pemilihan penyedia, penyusunan dan aktivasi kontrak, serta tahapan pelaksanaan dan penyerahan.

Keseluruhan proses tersebut, lanjutnya, umumnya bersifat jangka menengah hingga jangka panjang. “Ada yang 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, bahkan ada yang sampai 7 tahun,” ujarnya.

Selain menggunakan rupiah murni yang bersumber dari pendanaan APBN, lanjutnya, pengadaan alutsista juga menggunakan dua sumber dana lainnya. 

Yaitu pinjaman luar negeri yang umumnya bersumber dari kredit ekspor serta pinjaman dalam negeri yang umumnya berasal dari sindikasi bank-bank pelat merah.

“Untuk menilai wajar tidaknya sebuah alat yang diadakan, kami dapat mengacu pada kontrak-kontrak sejenis yang pernah terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, hasil browsing di internet, juga dengan mengandalkan pusat kodifikasi.”





Sumber : Bisnis

33 komentar:

  1. Belanja pegawai sangat tinggi. Memprihatinkan.

    TNI harus efisien dalam hal personalia. Perampingan personalia TNI akan memberi ruang belanja lebih banyak dibidang pelatihan militer dan pengadaan alutsista

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang di rampingkan jangan personaalia TNI tho maz broo,,TNI mendukung perdamaian di NKRI,,
      harusnya di tambah lagi anggaranya,
      perapingan TNI ???? yg di rampingkan itu harusnya polisi,ham,dpr,lsm yg tak berguna,yg cuma bisa memecahkan bangsa kita saja mas broo,,

      di perbatasan sana masih harus di tabah personel nya,,di perbanyak pos"nya..sampean blm tau gimana kkondisi batas indonesia,,yg di hutan"...jd tinggal ngomong ya senang saja.

      Hapus
    2. memang harus di rampingkan, terutama yg non organik; koramil, pns kemhan, dll. trend dunia skrg kan tentara prof yg ramping, tapi wamil di perbanyak, krn tdk menyedot anggaran untuk gaji dan pensiun. selanjutnya dana untuk gaji bs dialihkan untuk alut.

      Hapus
  2. 16 T sangat sedikit, polisi wae 40 T

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheh..
      itu masih harus dibagi 3 matra masbro..
      dadine piro? ;((

      Hapus
    2. bersyukur aj atas dana yg ada, yg penting di optimalkan penggunaanya, terutama untuk mendukung indutri dalam negeri

      Hapus
    3. ya wajar lah bro jumlah polisi brp juta dbndingkan TNI 500rb
      sama halnya kayak TNI itu dibuat untuk blanja pegawai dll

      yg prihatin tuh subsidi energi ampe 300T
      INA kan selalu mandang luar negri dari berbagai aspek misal gaji, alutsista, dll
      tp knp gk bndingi dngan inggris per liter 17rb... prancis 15rb.. kita 6500 aja demo berdarah
      -_-

      Hapus
    4. Betul tuh maz bro masa air mineral ukuran 600ml rp2500-3000 bisa beli.. bbm yg ngambilnya susah ampe harus nngebor tanah sedalam 3000m dan harganya cuma rp 6500 mati2an didemo.

      Hapus
  3. Polisi 40 T..???? Waah +gendut saja pak Bos....?? Yg betul saja... Ancaman di depan mata itu dari tetangga2 kita yg jail... Polisi pake rompi,helm,senapan cukup..!! Kalo tni harus pake alutsista yg canggih,rudal,jet tempur,friget dan KS.. Yg betul saja ni yg merancang anggaran...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. 40t. Itu dana normal mas broo,,yang abnormal,yang simpanan,yang komision,yang tetek mbengek ..
      Makanya kearen ketika TNI mau bantu menanggulalangi teroris,,pRADOPO MENOLAK KARENA TAKUT LEMBAGANYA KOTORRR,,TAKUT KETAHUAN..

      Hapus
    2. Jgn lupa dana bantuan untuk pollll...dari aushit...sama asu gede banget...gak transparan takut labil ke sel....maka tni sama polisi ada gap....yaitu klo uang rakyat tni yg pake....klo dana luar poll yg garuk...

      Hapus
  4. Anggaran cm 16T mah mendingan buat Bubarin FPI di petamburan noh drpd bikin rusuh...by:Wowok

    BalasHapus
    Balasan
    1. FPI bubar maksiat merajalela!!! nggak usah komentar spt itu di sini! polisi sj nggak bisa dan nggak mau bubarin judi, pronografi, dll ! yg gerak itu FPI om!! yg harus dibubarkan itu ya polisi! kasih 39 trilyun dana polisi untuk alutsista tni. 1 trilyun untuk bentuk polisi baru hasil rekrut dari anggota FPI. Indonesia pasti aman dan tebtram TNI jaya, nggak ada lagi polisi korup.

      Hapus
    2. ano 19.07,,,
      lha polisi sendiri yg jadi gembongnya ,gimanamau di bubarin,razia miras,setengahnya di musnahkan dan setengahnya di minum,kadang ada yg sudah di minum semua di isi aer lain,,,

      FPI jg tidak mengadili sembarang org,,justru polisi yg sll salah org,
      AnO 11.08 itu emang bodoh,,

      Hapus
  5. Apa hubunganya fpi dg dana militer,yg dibubarkan bagusnya pala lu yg bangang itu...kampret.... By:ambon manise

    BalasHapus
  6. piye piye polis yo sugeh. inilah keadilan ala indonesia

    BalasHapus
  7. menurut saya memang TNI perlu ada efisiensi krn kalau anggarannya cuma16.7 Trilyun apa yang mau dibeli. Untuk persenjataan modern yang terkini saya rasa tidak akan bisa, makanya kita akan cenderung membeli barang second. Dalam masa damai, praktis TNI hanya tinggal di barak2 militer, perlu ada efisiensi, wacana adanya komcad memang harus dilakukan bila efisiensi di TNI dilakukan. Komcad sgt berguna pada masa perang.

    BalasHapus
  8. dikit banget dana nya.. 16 t di bagi 3 masing2 cuma dapet 5,3 t... dgn duit 5,3 trilyun tni au cuma bisa dapet sukhoi 1 biji pertahun non senjata.. kurang2 banget dana segitu..

    BalasHapus
  9. Polisi polisi ini digaji 1.500.000/bulan udah cukup,krja mereka hanya duduk2 saja dan nilang.kalau seandainya mereka protes ,ya udah bilang aja"kalau gk sanggup berhenti aja kamu"..coba lihat brpa banyak uang negara yg dimaling petinggi mereka,lembaga yg terkorup diindonesia adalah kepolisian!

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukanya kebalik mas bro.....??????? kata Bang YOS aja tni itu pengangguran tingkat tinggi hehehehehe

      Hapus
    2. yg gak nganggur cuma siYos bendot itu, izin mall, hotel dll dan jokohok yg benahi banjirnya.

      Hapus
  10. Masa sich cma 16 T dr 80 T buat belanja bersih.....bisa aja ach p.sisriadi ini...bilang ja 70T dr 80T buat belanja bersih pak..gak apa apa..

    BalasHapus
  11. TNI AD udah beli Leo+Marder & Apache, TNI AL udah ada Yakhont jadi Rp 16.7 Triliun lebih baik untuk AU smua biar bisa beli Jet Tempur yg canggih, AU kita kekurangan Jet tempur yg canggih, Cuma 1 Skuadron Sukhoi sangat kurang untuk wilayah Indonesia.

    BalasHapus
  12. ini buat belanja bulanan kan...??

    BalasHapus
  13. satu lagi!! pajak!!! kalau pajak kita nggak korup, APBN kita bisa 2000 trilyun setahun. karena banyak yg nggak jelas,tahun ini cuman 1000 trilyun lebih dikit. gayus sj yg golongan 3 bisa milyaran uangnya dr ngemplang dan kongkalikong pajak! dan banyak gayus2 yg lain om!! seandainya kita bersih seperti Swiss, luar biasa sejahteranya kita, TNI pasti perkasa dan berlimpah alutsista modern, kesehatan terjamin, pendidikan ok, dll. sayang...

    BalasHapus
  14. wakakakakakakakakakakaka dana alutsista makin lama makin seret....mau beli apaan segitu????pisang goreng??????terus gembar gembor mef itu artinya apa ya????yang fital itu kita kurang jet tempur.....S300/400....kapal selam itu aja dulu fokus......kalau ceritanya gini.....sampai kapanpun kita gak bakal selevel dengan negara tetangga

    BalasHapus
  15. dana segitu doank aja di berita2 di selalu bilang meningkat gemana dulu nya, belum lage di bagi 3... bisa buat beli senjata apa duit segitu itu mah..masih kurang banyak lah duit segitu mah,, payah orang2 di pemerintahan ini lho katrok.. rakyat nya aja yg nasionalis pemimpin di atas2 nya kayak tai...

    BalasHapus
  16. Belanja pegawai dan kebocoran di segala bidang harus di awasi dengan ketat bukan pengurangan jumlah tentara ! Pengurangan jumlah tentara berarti petinggi negara sudah gila, kita tahu dan bukan sok tahu bamyak jendral moral tidak ada kaya luar biasa tapi kontras tentara bawahan hidup melarat rumah gontrak gaji masih di peras atasan karna telat masuk .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perampingan personalia bukan berarti pengurangan tentara. Yang kerja di TNI nggak semuanya status tentara.

      Hapus
  17. jangan selalu iri dengan mantan adik bungsu mas mas..... tuh remunerasi pangkat tamtama yang baru netas jumlahnya sama dengan si coklat dengan pangkat bintara tinggi yang udah tugas puluhan tahun n mau pensiun..... kalau disamakan bisa buat beli alutsista lebih banyak lagi tuhhhh hayo pilih manaaaaaa,,,,,,

    BalasHapus
  18. koment yg tidak berbobot keluar dari pokok materi jadi kesannya byk org bodoh yg sok mengerti dan org pandai memberi pembodohan..jgn selalu membandingkan antara polisi dan tni,tupoksi nya saja sdh berbeda,polri penegakan hukum dan tni garda republik menjaga kedaulatan nkri,namun jk bicara remunerasi tni lbh bsr dr polri..kedepan income tni akan jauh lbh bsr dr polri dan sdm tni akan jauh lbh berkualitas dr sdm tni saat ini,sedang polri juga butuh dana operasional yg tdk sdkt,polri tak mengenal hr libur,pekerjaan manjaga keamanan menuntut mobilitas yg tinggi yg terkadang penuh resiko,personilnya mmg msh kurang yg idealnya sekitar 800rb personil dr yg skrg br 500rb personil

    BalasHapus
  19. 16 Triliyun buat TNI?itu kalo TNI AU beli skuadron sukhoi cuman dapet setengah nya doang!polisi gak berguna yang berguna itu si densus 88 nya!

    BalasHapus