Pages

Selasa, September 17, 2013

Pengamat : Idealnya Indonesia Punya 24 Kapal Selam

JAKARTA-(IDB) : TNI AL idealnya memiliki 24 kapal selam untuk mengawal dan menjaga teritorial laut Indonesia yang cukup luas. Penguatan pertahanan dan militer akan memberi dampak luas di dunia internasional.



"Jika ditilik dari geografis negara, Indonesia sebagai negara maritim membutuhkan pengawalan ekstra ketat untuk mengantisipasi invansi dari negara asing melalui laut," ujar pengamat militer Kusnanto Anggoro dalam sarasehan memperingati HUT ke-54 Kapal Selam di Jakarta, Minggu (15/9).



Namun, lanjut dia, kekuatan alutsista TNI AL masih pada kebutuhan mendasar. Sekarang ini, TNI hanya memiliki dua kapal selam yang sudah sangat tua. Sedangkan, 3 unit yang dibeli dari Korea Selatan baru akan masuk memenuhi kekuatan Alutsista TNI AL hingga awal tahun 2017. "Sebelum sampai memiliki 18 unit kapal selam, saya kira semua orang harus kritis," kata dia.



Sementara itu, delegasi Indonesia diberangkatkan ke Moskow untuk menyurvei langsung 10 kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio memimpin delegasi yang beranggotakan dari Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.



"Kita (tim-Red) akan memastikan langsung spesifikasi teknis kapal, kondisi, dan mekanisme kerja sama," ujar Marsetio. Tim berangkat Minggu (15/9) malam.



Marsetio mengungkapkan hibah kapal selam ditawarkan pemerintah Rusia kepada Indonesia melalui Kementerian Pertahanan. TNI AL sendiri sebagai rencana pengguna, belum mengetahui detail atau spesifikasi kapal selam yang ditawarkan tersebut.



"Karena itu kita ke Rusia untuk memastikan kapal selam yang akan didatangkan cocok dengan kondisi perairan Indonesia atau tidak," kata Marsetio, taruna peraih predikat Adhi Makayasa Akademi Angkatan Laut 1981.



Doktor lulusan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (UGM) ini memastikan kapal selam yang dibutuhkan TNI AL harus lolos kualifikasi, di antaranya meliputi kesesuaiannya dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.



Kapal selam ideal untuk Indonesia adalah yang memiliki kekhususan dan kekhasan dengan melihat kedalaman dan kontur laut. "Kita akan lihat apakah itu kapal selam samudra atau archipelago. Indonesia ini archipelago di mana kondisi perairan kita kedalamannya berbeda-beda," jelas Marsetio.



Fokus ToT



Asisten Perencanaan (Asrena) KSAL, Laksda TNI Ade Supandi memastikan hibah 10 kapal selam dari Rusia tidak mengintervensi rencana pengadaan alutsista TNI AL dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang sesuai dengan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) hingga tahun 2024.



"Selain dua kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala yang sudah ada, TNI AL sudah memesan 3 kapal selam dari Korea Selatan. Ditargetkan akhir tahun 2016 atau paling lambat awal tahun 2017 sudah selesai dan masuk ke dalam kekuatan tempur TNI AL," kata dia.



Satu dari tiga kapal selam yang dipesan akan dikerjakan di PT PAL, Surabaya. Indonesia akan memaksimal transfer teknologi dari pengerjaan di industri pertahanan dalam negeri.



"Sesuai dengan kesepakatan kerja sama akan ada ToT (Transfer of Technology-red). Kapal ke-3 akan dibangun di PAL degan memaksimalkan ToT," ujar Ade. Anggaran yang dikeluarkan Indonesia untuk pembelian tiga kapal selam menggunakan pinjaman luar negeri (kredit ekspor) senilai 1,07 miliar dolar AS.



Idealnya sampai tahun 2016, menurut Marsetio, Indonesia memiliki 10 kapal selam untuk memperkuat armada tempur TNI AL dalam menjaga kedaulatan laut RI. "Idealnya punya 10 (kapal selam) hingga akhir tahun 2016," kata Marsetio.



Mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana (Purn) Sumardjono mengingatkan pengadaan alutsista tetap harus fokus pada transfer teknologi. Industri pertahanan yang dimiliki Indonesia diberdayakan maksimal untuk menciptakan alutsista yang dibutuhkan TNI dan Polri.



"Deterence effect itu sebenarnya jika kita mampu membangun alutsista canggih yang kita butuhkan, bukan mengadakan alutsista yang diimport dari negara lain," ujar dia.






Sumber : SuaraKarya

28 komentar:

  1. Skrg ini beli dulu...smbil belajar buat..drpd kekayaan laut di curi negara lain...

    BalasHapus
  2. Kapan itu datangnya 10 ks Rusia, Gan?

    BalasHapus
  3. pengamat tlengong..
    Indonesia butuh kapal selam ideal nya gak cuma 24 biji,,
    TAPI 60 biji itu baru ideal namanya,,yach meskipun bertahap tidak apa" selagi masih terus bangkit untuk maju,,BUKAN UNTUK MUNDHUR LAGI BILA DI EMBARGO,KALAO BELI RONGSOKAN AUSIE,USA,,,

    SEMOGA PEMIMPIN KITA CEPET SEMBUH DARI ANAK BUAHNYA YG KORUPT SEHINGGA BISA TEGASSS,,,
    DAN MENGHIDUPKAN UU TTG HUKUM PANCUNG BUAT KORUPTOR DAN NARKOBA.

    SEMOGA ANGGOTA DPR SEMAKIN WARAS DAN TIDAK SEGILA KEMAREN" DAN SEKARANG

    AMIN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya Hukum mati semua koruptor, baru kelihatan Indonesia makmur

      Hapus
  4. Untuk mengisi kekosongan ks mayoritas rakyat RI pasti mendukung penuh pengadaan 10 ks ex Russia,asal sesuai prosedur yg berlaku(tdk di korupsi)..segera bungkus..by:liem ban piet

    BalasHapus
  5. bukan ane ndak setuju neh.....semakin banyak kapal selam semakin baik, tp menurut sy kapal selam itu senjata pemukul, bukan untuk patroli karena merupakan senjata strategis, kalo untuk patroli boleh disesuaikan dengan luas wilayah dalam hal ini luas laut indonesia, tapi kalo senjata strategis disesuaikan dengan kalkulasi tempur....nah negara tetangga yang terbanyak kapal selamnya adalah Australia yakni 6 kapal selam, nah sebaiknya kita memiliki lebih dari 6 sampai dengan 12 saja, nah kalo liat 2 KS lama + 3 Cbogo + 10 Kilo Rusia nah itu sudah sangat cukup dan negara lain pasti mikir 2x untuk masuk perairan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapal selam kalau dipake patroli lebih hemat BBM karena Hybrid dan tidak diketahui oleh kapal lain.

      Hapus
  6. Nanti kalo cakra dan nanggala pensiun jangan di tenggelamkan buat latihan rudal ato torpedo ato lebih parah lagi jadi pajangan museum ato pajangan kota. Jangan itu.

    Paling tidak kedua KS yang nanti pensiun salah satunya dibedah untuk reverse-engineering biar ilmu konstruksi KS dalam negeri lebih bagus.

    BalasHapus
  7. IDEALNYA 200 KAPAL SELAM. 100 UNTK INDONESIA BAGIAN BARAT. 100 UNTK INDONESIA BAGIAN TIMUR.. KALAU CM 24 UNTK APA.GAK ADA EFEKNYA...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bego, emang lo kira kapal selam kyk kapal patroli.

      Hapus
    2. Yang antek ausi jg komentar. Borong semua ks itu kalau hidup mau ada harga diri.

      Hapus
    3. Bro kl 200 sih menurut ane kurang yah, gimana kl indo punya kapal selem 1000 aja, sekalian buat disewa2in bro di ancol, parang tritis, benoa, dll pokoknya semua pantai di indo yg dijadiin tempat pariwisata, sekali nyelem bayar cepe ceng, setuju nggak bro?

      Hapus
  8. sotosop ape semur ntu yaa? sebelah 402 kok buntut e panjaaang banget.. eleuh2x

    BalasHapus
    Balasan
    1. Los Angeles class, SSN punya amrik.... tenaga nuklir, punya buanyak rudal tomahawk, jarak jelajah unlimited..... duh tengsin jalan bareng 402

      Hapus
  9. dulu ada yang bilang idealnya 40 biji, kok sekarang turun 24 biji.., dusol dech.

    BalasHapus
  10. kebanyakan omong,seminar,ucapan kosong,mimpi basah.....tapi gak pernah buktikan

    BalasHapus
  11. Namun, lanjut dia, kekuatan alutsista TNI AL masih pada kebutuhan mendasar. Sekarang ini, TNI hanya memiliki dua kapal selam yang sudah sangat tua. Sedangkan, 3 unit yang dibeli dari Korea Selatan baru akan masuk memenuhi kekuatan Alutsista TNI AL hingga awal tahun 2017. "Sebelum sampai memiliki 18 unit kapal selam, saya kira semua orang harus kritis," kata dia.

    2 + 3 + 18 = 24 ???????????????????????

    BalasHapus
  12. Kita juga butuh ks kelas samudra,perbatasan kita dengan ausi kan samudra .Gimana sih pola pikir TNI.Tidak semua laut dangkal kan.....Pesisir selatan dati ujung aceh sampai papua kan samudra...aduh aduh......

    BalasHapus
  13. klau masih nerpikir laut indonesia dangkal patut di curigai antek ausi, la samudra indonesia dangkal po, kampret tenan goblok e

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agan, dangkal tersebut maksudnya rentang kedalaman 200 meter laut kita termasuk kategori shallow/dangkal. Yang ditawarkan rusia ialah jajaran kelas kilo/amur yang beroperasi di wilayah itu. Lain halnya jika yang ditawarkan kelas medium - maksimum weight 18 ribu ton sampai 45 ribu ton. Kelas-kelas ini jelas kelas penjelajah samudera. Termasuk di antaranya kelas delta.

      Hapus
  14. Sebelum berangkat ke Ruski tolong Prasetio suruh nyelam pake ks yang ada diperbatasan Indonesia aussi suruh dia meterin barapa dalamnya laut samudra indonesia dari papua sampai pulau weh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. pake meteran baju je ya...wkwkwkw

      Hapus
  15. Kapal Selam kok tempatnya di PALU ya? bukannya di PALEMBANG?

    BalasHapus
    Balasan
    1. soalnya di palembang takut kita naroh ., nanti pada dikunyah oleh mulut elu dan wong kito galo.ki,ki..

      Hapus
    2. Oi iyo niaan.. bahayoo kage dicocol pisan jeung cuka pedeus.. weeew mantep ge nyahh, jadi renyek gi kesanen.. hi..3x

      Hapus
    3. Oi iyo niaan.. bahayoo kage dicocol pisan jeung cuka pedeus.. weeew mantep ge nyahh, jadi renyek gi kesanen.. hi..3x

      Hapus
  16. Kalo kebijakan tni al dan anggaran militernya besar,maka bukan mustahil kalo tni al dibekali kasel kelas samudra macam delta,typoon,dll. tp kalo ada perang,maka kasel kelas samudra tu kalo di perairan RI sedikit lebih mudah terdeteksi bagi armada lawan,selain bobot,ukuran,serta mesin penggerak nuklir yg lbh berisik ketimbang penggerak baterai bisa jd masalah,hanya kekuatan persenjataannya yg mengerikan yg bikin lawan gentar.

    BalasHapus
  17. koq 24, idealnya paling sedikit 50 dengan berbagai type untuk tiga armada. weleh-weleh...

    BalasHapus