JAKARTA-(IDB) : BUMN produsen pesawat terbang, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Persero)
sempat merancang dan mengembangkan pesawat penumpang bermesin jet,
N2130. Pesawat ini dirancang dengan 3 varian dan siap menjadi pesaing
dari pesawat sejenis Airbus 320 dan Boeing 737. Namun project ini
terpaksa dihentikan setelah krisis ekonomi 1998.
Mantan karyawan PTDI pun menyayangkan project pengembangan pesawat komersial buatan asli Indonesia ini harus diberhentikan. Hal ini diungkapkan mantan anggota project N2130 dan juga ex karyawan PTDI, Gemini C. Bangun Putra di sela acara Diaspora, JCC Senayan Jakarta, seperti dikutip Selasa (20/8/2013).
"Saya bilang ke mas Ilham (anak BJ Habibie) kenapa nggak diterusin project seperti itu karena kebetulan kita masih ada. BJ Habibie masih ada, Ilham masih ada. Kalau itu berhenti. Berhenti semua. Kalau mulai lagi susah," ucap Gemini.
Diakuinya andaikata saat itu pengembangan N2130 dilanjutkan, pesawat komersial ini telah terbang dan digunakan oleh maskapai di dalam dan luar negeri sejak tahun 2005.
"Dulu waktunya tepat kalau kita nggak terkendala ekonomi," jelasnya.
Ia pun mengapresiasi rencana PTDI mengembangkan pesawat berbadan ringan N219. Menurutnya project ini harus dilanjutkan agar kemampuan putra-putri Indonesia dalam merancang dan membangun pesawat tetap ada.
"Sekarang kan ada pasar. Kalau kita berhenti sekarang generasi berikutnya nggak ada (kemampuan mengembangkan pesawat)," jelasnya.
Mantan karyawan PTDI pun menyayangkan project pengembangan pesawat komersial buatan asli Indonesia ini harus diberhentikan. Hal ini diungkapkan mantan anggota project N2130 dan juga ex karyawan PTDI, Gemini C. Bangun Putra di sela acara Diaspora, JCC Senayan Jakarta, seperti dikutip Selasa (20/8/2013).
"Saya bilang ke mas Ilham (anak BJ Habibie) kenapa nggak diterusin project seperti itu karena kebetulan kita masih ada. BJ Habibie masih ada, Ilham masih ada. Kalau itu berhenti. Berhenti semua. Kalau mulai lagi susah," ucap Gemini.
Diakuinya andaikata saat itu pengembangan N2130 dilanjutkan, pesawat komersial ini telah terbang dan digunakan oleh maskapai di dalam dan luar negeri sejak tahun 2005.
"Dulu waktunya tepat kalau kita nggak terkendala ekonomi," jelasnya.
Ia pun mengapresiasi rencana PTDI mengembangkan pesawat berbadan ringan N219. Menurutnya project ini harus dilanjutkan agar kemampuan putra-putri Indonesia dalam merancang dan membangun pesawat tetap ada.
"Sekarang kan ada pasar. Kalau kita berhenti sekarang generasi berikutnya nggak ada (kemampuan mengembangkan pesawat)," jelasnya.
Sumber : Detik
Kok difoto atas tertulis "Terbang Perdana: Belum Terbang". Lha terus yang jutaan rakyat tonton di TV di tahun 1995, disaksikan Pak Harto, itu pesawat apa? Apa cuma rekayasa aja acara itu?? :-?
BalasHapusYang terbang tahun 1995 tuh N250 om... jangan ketuker.. :p
Hapusnih orang oon,,,,banget...belum lahir ya..waktu itu, maklum
HapusKalo di usa mau bikin sim harus di tes, dan diajar pula cara parkir yg baik n benar, kalo di indon kita liat cara parkir kendaraan di indon bikin macet luar biasa, coba byangkan itu baru kendaraan darat gimana kalo pesawat yg macet cam jalanan di jakarta tiap 1jam cuman dapat berjalan sejauh 5mtr, kalo pesawat cam tu sdh berciuman tuh pesawat mending ke gang dolly mau berciuman kek atopun pegang" tak de masalah, mosok mimpi sahja mesti mau diajarin, ampun deh ndon >_<
BalasHapusapaan malon2 iri lo ya gak bisa bikin apa2... maka nya belajar dan sekolah yg bener jgn ikutin partai UMNO mu yg bodoh itu... perbaiki saja mobil proton mu yg tidak laku di pasaran itu hehehe...
Hapus