Pages

Sabtu, Juli 06, 2013

Submarine Traning Center Simulator Terintegrasi Korps Hiu Kencana

Kapal Selam TNI AL KRI Cakra 401 (photo:Koarmatim)
Kapal Selam TNI AL KRI Cakra 401.
SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Marsetio menyatakan Indonesia telah melaksanakan kontrak pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan dan direncanakan pada akhir tahun 2016 atau awal 2017 kapal selam tersebut sudah datang di Indonesia.


Pembuatan dua kapal selam dilaksanakan di Korea Selatan, sedangkan pembuatan kapal selam ketiga, dibangun di PT PAL Surabaya, seperti halnya pembangunan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) tahun lalu. Untuk pembuatan kapal selam di Surabaya, TNI AL mengirim para teknisi dari PT PAL dalam rangka Transfer of Technology (TOT) di Korea Selatan.


Diharapkan pada tahun 2017/ 2018 Indonesia telah memiliki lima kapal selam termasuk dua kapal selam yang sudah ada yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402.


TNI AL mengharapkan pada tahun 2024 Indonesia minimal telah memiliki 6 kapal selam, sesuai dengan pembangunan Minimum Essential Force (MEF) TNI AL untuk mengamankan wilayah NKRI. Pembangungan MEF ini akan terus di up date setiap tahun, sesuai dengan anggaran yang dialokasikan ke TNI. Hal ini disampaikan Kasal Laksamana TNI Marsetio, saat meresmikan pembangunan gedung Submarine Training Center (STC) di Kompleks Komando dan Latihan Koarmatim, Ujung, Surabaya – Jawa Timur.


Submarine Traning Center (STC) TNI AL dibangun sebagai fasilitas simulator untuk meningkatkan profesionalisme awak kapal selam guna mewujudkan TNI AL yang handal dan disegani. STC ini untuk berlatih ABK kapal selam maupun calon ABK kapal selam tanpa menggunakan jam operasional kapal selam, sehingga kapal selam dapat digunakan secara maksimal dan efisien.

Maket submarine training center TNI AL di Surabaya Jawa Timur (photo: jurnas.com)
Maket submarine training center TNI AL di Surabaya Jawa Timur.

Negara-negara di kawasan regional seperti Malaysia, India dan Australia telah membangun sistem pelatihan awak kapal selam seiring dengan tahap awal pengadaan kapal selam mereka. Pembangunan STC ini dinilai sangat tepat karena dalam waktu dekat Indonesia akan melaksanakan pengadaan tiga kapal selam baru.


TNI AL akan membangun enam fasilitas simulator yang terintegrasi dalam satu lokasi sehingga proses pelatihan menjadi lebih efektif.

“Dengan demikian apabila TNI AL sewaktu-waktu menghadirkan kekuatan kapal selamnya di manapun di wilayah NKRI, para personel sudah benar-benar siap dan terlatih”, ujar Kasal.


Fasilitas Submarine Training Center TNI AL :
  1. Submarine control simulator (SCS) yaitu simulator pelatihan awak kapal selam yang bertugas di ruang kontrol teknis dan digunakan untuk melatih personel dalam olah gerak teknis dan taktis kapal selam.
  2. Submarine command and team trainer (SCTT), yakni platform yang digunakan sebagai sarana pelatihan tim Pusat Informasi Tempur (PIT) kapal selam dan merupakan sebuah mock-up situasi PIT yang sesungguhnya.
  3. Sonar laboratory (SL), ruang laboratorium yang memiliki fasilitas simulator sonar yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan operator dalam melaksanakan analisa gelombang akustik.
  4. Machinery and propulsion control simulator (MPCS), fasilitas latihan pengoperasian peralatan utama bagian permesinan dan sistem pendorong bagi awak kapal selam.
  5. Fire and damage control simulator (FDCS), sarana latihan penanggulangan kedaruratan pada kapal selam yaitu bahaya kebakaran dan kebocoran.
  6. Submarine escape training tank (SETT) yaitu fasilitas yang digunakan sebagai sarana latihan bagi awak kapal selam untuk melaksanakan penyelamatan diri dalam kondisi darurat.
Personel kapal selam TNI AL KRI 402 Nanggala (photo: koarmabar)
Personel kapal selam TNI AL KRI 402 Nanggala.
TNI AL merupakan operator yang telah malang melintang selama 50 tahun dalam menggunakan kapal selam, sejak adanya 12 kapal selam kelas Whiskey untuk operasi pembebasan Papua tahun 1962. Pengalaman yang panjang inilah yang membuat Korps Hiu Kencana disegani, walau kapal selam mereka saat ini tergolong gaek.







Sumber : JKGR

7 komentar:

  1. Kenapa sih kapal selam nkri nih selalu maunya beli dikit amat??? Tidak adakah keinginan punya kapal selam minimal seperti jaman presiden sukarno sejumlah 12 unit mana yang terbaik saat itu lagi,plus torpedo terbaik saat itu. Emang cukup tah,kapal selam jumlahnya 6unit atau 9 unit buat ngejaga nkri yg seluas eropa? Apakah ini permainan pejabat2/petinggi2 agar supaya tni khususnya tni al tidak setanggih tempoe doeloe? Hadewww....payah dah negeriku

    BalasHapus
  2. Bagaimana tak korupsi coba anda fikir dan tafsir sendiri.
    MASA JABATAN= 5 TAHUN
    TOTAL GAJI = 200 TRILIUN US DOLAR
    MODAL KAMPANYE = 800 TRILIUN US DOLAR
    bagaimana bisa balik modal kalau tak korupsi

    BalasHapus
  3. Nih ano 00.27 gue yakin loe bukan orang indonesia,mana ada gaji pakai US DOLLAR,indonesia pakai RUPIAH bro...mana trilliunan dollar lage,ngimpi yee

    BalasHapus
  4. oalahhhh kapal selam seuprit aja dibuatkan center pelatihan segala....banyakin dulu kapal selamnya baru buat center2.....kapan majunya???jadi kangen jaman sukarno,alutsistanya terbaik,terbanyak dizamannya....sekarang sudah ngeteng,mbulet,rongsokan,hibah.....parahhh dah

    BalasHapus
  5. gw kaga yakin tahun 2024 punya kapal selam 6 biji. atau dua terakhirnya buatan dalam negeri kalo skenarionya masih begini terus.

    BalasHapus
  6. Bung Karno beli kapal selam, kapal destroyer, pesawat tempur seagreg-abreg dari soviet bukan pake duit, tapi pake UTANG! Utangnya ke Uni Soviet.

    Sampe Bung Karno lengser dan Pak Harto berkuasa utang RI ke USSR nggak dibayar. Sampai USSR bubar negara kita juga nggak kebayar. Akhirnya USSR berubah menjadi Rusia, dan Rusia menghapus...MENG-HAPUS utang RI.

    Hanya dhuafa yang nggak bisa bayar utang!

    BalasHapus
  7. Menurut saya tidak benar komen anda, karena hutang is hutang apalagi ini menyangkut kredibilitas, harkat dan martabat bangsa dan negara.
    Harus diakui dan memang jadi kenyataan bahwa Indonesia laat to pay atau telat membayar hutang sekitar 2 Milyard dollars atas pembelian Alutsista menjelang perebutan Irian Barat (waktu itu) dari cengkeraman Belanda, namun hutang tersebut telah di bayar dg cara angsuran secara bertahap, dan yg saya dengar diantaranya dengan membayar memakai komoditi rokok, biskuit dan lainnya sewaktu Russia sedang krisis.
    Jadi perlu di tegaskan Indonesia tidak membayar hutang pembelian Alutsista.
    Disamping hal tersebut, perlu diketahui bagi generasi muda yang lahir tahun 1970-an keatas, bahwa Russia banyak memberi bantuan infrastruktur yg s/d sekarang masih tegak berdiri diantaranya adalah ;
    Sport Venue Gelora Bung Karno, Senayan, terutama Main Stadium, Rumah Sakit "Pershabatan" di Rawamangun, Pabrik Baja Krakatau Steel, pusat reaktor atom di Serpong dan lainnya yg kecil-kecil lainnya.
    Semuanya di bangun Russia dengan gratis, tis.!!!!
    Sebaiknya kalau komen di seleksi dan di endapkan dahulu, tapi gpp karena semangat anak muda, wajar dan maklum saya.

    BalasHapus