Pages

Kamis, Juli 25, 2013

163 Prajurit Bintara Marinir Resmi Sandang ”Baret Ungu”


SURABAYA-(IDB) : Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo memimpin upacara pembaretan 163 siswa Pendidikan Pertama Bintara Prajurit Karier (Dikmaba PK) TNI AL Angkatan ke-32 di lapangan Apel Kesatrian Ewa Pangalela Kodikmar Gunungsari, Surabaya, Selasa, (23/7/2013).


Upacara tradisi Korps berlambang ”Keris Samudra” tersebut dihadiri Wadan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, Danpusnerbal, Kadispsial dan pejabat teras Kobangdikal serta pejabat teras dijajaran Pasmar-1.


Dalam kesempatan tersebut Komandan Kobangdikal mengucapkan selamat kepada para siswa Dikmaba Marinir angkatan ke-32 TA. 2012, atas keberhasilan dalam menyelesaikan Pendidikan Komando selama 2,5 bulan, sehingga secara resmi berhak atas pemakaian baret ungu, baret kebanggaan setiap prajurit Korps Marinir TNI AL.


Menurut orang nomor satu di Kobangdikal tersebut,  upacara pembaretan merupakan salah satu kegiatan tradisi khas Korps Marinir yang dilaksanakan kepada  para siswa Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar), Kobangdikal yang telah menyelesaikan rangkaian kegiatan proses pembentukan karakter prajurit Marinir melalui tahapan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penanaman nilai-nilai luhur  Korps Marinir.


“Setelah diresmikannya pemakaian baret, seorang prajurit Korps Marinir secara sah menjadi keluarga besar Korps Marinir, sekaligus mengandung konsekuensi dan tanggungjawab untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps Marinir,” jelas pati bintang dua dipundak itu.


Baret ungu bagi prajurit Marinir lanjutnya, bukan hanya menjadi kebanggaan saja, tetapi yang utama adalah bagaimana jiwa pengabdian dan kejuangan terus tertanam dalam jiwa sanubari setiap prajurit Marinir, karena untuk mendapatkan baret ungu kebanggaan itu, para siswa harus mampu melalui “Kawah Candradimuka” Korps Marinir yang berat.


Adapun Kawah Candradimuka Korps Marinir tersebut adalah Pendidikan Komando (Dikko) dengan materi latihan yang meliputi tahap laut, tahap komando, tahap hutan, tahap gerilya lawan gerilya dan tahap lintas medan yang membutuhkan fisik yang prima dan mental yang membaja.


“Untuk itu, mulai sekarang tumbuhkan dan pupuk kesadaran, bahwa sebagai prajurit Korps Marinir, kalian harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya. 






Sumber : Kormar

11 komentar:

  1. KAMI BUKANLAH YANG TERBESAR,TAPI KAMI BERUSAHA MENJADI YANG TERBAIK,DAN KAMI TIDAK MEMILIKI APA-APA SELAIN KEBANGGAN MENJADI MARINIR.
    MARINIR PANTANG MUNDUR,MATI SUDAH UKUR. LEBIH BAIK MANDI KERINGAT SAAT LATIHAN DARIPADA MANDI DARAH SAAT PERANG.
    JALESU BHUMYAMCA JAYAMAHE...DILAUT DAN DIDARAT KITA JAYA...MENDARAT DAN MENANG.

    BalasHapus
  2. boooooseeen,....kenapa rekrut prajurit melulu????mana alutsista canggihnya???bmp3f harusnya sampai 300...lvtp,kappa....heli seran zulu cobra buat marinir....btr80 aja jumlah seuprit....kita butuh alutsista..bukan prajurit yg cuma buat parade doang

    BalasHapus
  3. anonim 12:58

    Militer Barat punya moto, bukan senjata yang penting tapi orang dibelakang senjata ... istilah mereka itu "Man behind the gun" ... kalau soal alutsista itu cuma masalah ada uang bisa beli ... tapi mendidik perajurit yang handal tidak gampang maaazz! bukan cuma BONEK modal nekat doang ...
    Indonesia itu yang ditakutkan bukan senjatanya tapi tentaranya ... karena doktrin tentara kita lain dengan militer Barat ... doktrin Tentara kita itu berasal dari Gerilya perang kemerdekaan, kalau perlu harus bisa membunuh dengan bambu runcing, dengan batu, dengan apa yang bisa dipakai ... Adik-adik janganlah menghujat dulu kalau tidak PAHAM benar-benar mengenai tentara kita.

    Baca sejarah,... Perancis dan Amerika Serikat walaupun alutsistanya canggih tetapi pernah kalah babak belur lawan Vietnam yang jago perang gerilya, dan buku perang gerilya TNI tulisan Jenderal Nasution dipelajari oleh Jenderal-jenderal Vietnam!

    Aku cinta negaraku salah atau benar !! Hidup NKRI !!

    BalasHapus
  4. Selamat datang anggota baru batalyon 10 marinir , Batam.... Kalian yg terbaik...

    BalasHapus
  5. Alamat...bamboe roentjing bakalan digunakan lagi nih...ataaaaaaaaaaackkkkkkk.....

    BalasHapus
  6. Tentu lebih baik lagi apabila ada penambahan prajurit marinir baru juga disertai peralatan tempur baru serta modern dengan jumlah sesuai. Alutsista canggih/modern+prajurit petarung tangguh= efek detterence dasyat,betul ga?

    BalasHapus
  7. Iya geriliya mas, tapi jaman sekarang taktik geriliya kayaknya udah agak susah di praktekin...
    kita mau geriliya dimana? Hutan kita juga habis.
    Kalo semisal kita perang ya mas, kita itu paling hanya bisa bertahan 2-5 bulan aja...
    Kita mana ada stok bbm cadangan untuk keadaan perang ya kan?
    Kita gak usah munafik... kita terima aja kalo kita ini kalah dalam hal alutista mas.

    BalasHapus
  8. Aduuh mas maaf ya ini bukan jamanya perang kemerdekaan lagi harus pakai bambu runcing ,smua negara sdah berlomba lomba membuat Dan membeli alutsista yang canggih yang nggak perlu untuk terjun langsung mereka asik duduk2 sambil minum pocari and pencet tombol suiiing skali pencet sdah ratusan yang terkapar kasihankan tni kita mending kita patungan aja 1 orang 10 ribu x jutaan rakyat Indonesia kan lumayan buat bantu 2 pemerintah buat beli alutsista bagaimana mas?

    BalasHapus
  9. Kalo lihat foto di atas, yg dipegang prsjutit itu senapan serbu, bukan bambu runcing. Bagi yg suka menghina bangsa sendiri, rendah sekali diri anda kutuklah diri anda!. Lihat foto sj tdk bisa, bagaimana mau jd tentara !!

    BalasHapus
  10. Hmmm ... para anak kecil mau diskusi di forum beginian - begitu gak ngerti bicara konsep - larinya ke sinisme dan sarkasme - dasar anak-anak mas - anonim 25 Juli 2013 16.58 - cuwek ajaa

    BalasHapus
  11. Hmmmm...serius amat bro ano 03.40...anda lupa bahwa bambu runcing terbukti efektif buat melawan penjajah khususnya di surabaya tempo dulu...kalo kita nyebut2 bambu runcing itu dlm konteks krn senjata tradisional ini jaman dulu pernah berjaya melawan musuh so gak ada hubunganya sama sekali dgn dgn menghina bangsa sendiri seperti yg anda tuduhkan itu...bahwa yg difoto itu senapan serbu anak kecil aja tau apalagi kita2 hehehe...anyway kita sangat setuju bahwa prajurit2 profesional TNI dibekali dgn alutsista yg canggih sesuai tuntutan dunia militer masa kini dan tentu saja buat efek gentar yg lebih mengerikan buat lawan...kita dukung aja pemerintah dgn program MEF[minimum essential force] yg mana setahap demi setahap alutsista TNI akan dimodernisasi dan itu akan dilanjutkan dgn MEF2 seterusnya sampai terpenuhi postur yg ideal alutsista TNI...bukan begitu bro...

    BalasHapus