Pages

Jumat, Juni 21, 2013

TNI AD Dapat Tambahan Satu Helikopter Serbu

MEDAN-(IDB) : Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan mendapat jatah satu unit heli serbu terbaru yang dilengkapi fasilitas senjata serbu dan alat navigasi terbaru. Heli jenis Bell 412 EP buatan Amerika itu akan dioperasikan oleh Kodam I/BB dibantu pilot dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

Panglima Kodam I/BB Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian mengatakan, Kodam I/BB beruntung mendapat satu unit heli canggih yang bisa digunakan terbang malam.

"Keluarga besar Kodam I/BB berterimakasih kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat atas kepercayaan ini," kata Siagian saat memperkenalkan heli itu kepada wartawan, Kamis 20 Juni 2013.

Co-pilot yang bertugas mengoperasikan heli itu, Letnan Dua Sofyan Gusti menjelaskan, heli Bell 412 EP selain untuk pertempuran juga bisa digunakan untuk penerbangan very importan person." Heli ini dilengkapi senjata di kedua sisi badan heli yang mampu terbang 2,5 jam tanpa henti," kata Gusti.

Dalam keadaan diluar perang, heli buatan tahun 2013 itu kata Gusti nantinya akan digunakan Kodam I/BB untuk terjun pass roofing dan operasi penyelamatan.

"Yang canggih dari heli ini adalah kemampuan terbang malam dengan alat navigasi udara yang sangat lengkap," tutur Gusti.Tentara Nasional Indonesia, Gusti mengatakan, saat ini memiliki 27 Bell 412 EP." Dan Kodam I/BB termasuk yang beruntung memperoleh satu unit," ujar Gusti.

Nantinya, kata Gusti, heli itu akan di parkir di heli pad milik Batalion Raider 100 di Binjai, Sumatera Utara.






Sumber : Tempo

5 komentar:

  1. Seyogyanya untuk satu Yon Raider mempunyai minimal 10(sepuluh) unit helikopter serbu "Bell-412 EP" buatan PT DI yg sangat canggih dg tambahan "pemandu laser" "senapan mesin berat 12,7 mm" "rocket 2,75 inch buatan LAPAN" dan alat bidik optical otomatis buatan PT LEN serta dilengkapi motor cross Kawasaki ninja yg khusus akan dipakai untuk pemburu musuh.
    Semoga tidak lama lagi mungkin pada tahun 2014, helikopter serbu canggih tersebut sdh siap tempur di masing-masing Yon Raider di seluruh Indonesia.

    BalasHapus
  2. ini kebijakan tepat akusisi produk buatan dalam negeri harus di utamakan ! supaya langgeng aman tidak ada yg complen " di lupakan apache itu jellas kebijakan cantik ! bagusnya lagi dana akusisi apache segera di alihkan ke heli 725 cougar buatan pt DI lebih manusiawi ! " cuma pt DI dari tempo dulu problemnya sama , serah terima hasil produksi lama dan sagat lama jadi sulit berkompetisi .

    BalasHapus
  3. Anonim 10.13 lo ngerti apa seh soal militer?? Udaah nasi hangat makan tuuh!! Indo sangat membutuhkan helo serang..!! Kl yg elo sebutin semua itu helo serbu n utilities

    BalasHapus
  4. Heh, ano 10.13 helikopter yg di levering ke "user" itu bukan buatan PT DI dlm arti PT DI hanya sebagai perakit saja, alias assembler belaka.
    Apa itu helikopter Bell, apalagi helikopter EH - 725 " Cougar " semuanya hasil perakitan PT DI.
    Karenanya, PT DI dalam penyerahan pesanan istilahnya " Too long "
    karena di bebani dg biaya penyelesaian berupa pembayaran " man hour " teknisi dan juga biaya impor peralatan. Contoh untuk helikopter Bell -412 EP itu hrs beli in cash ke Bell Textron USA dlm kondisi CKD, setelah selesai di rakit baru di serahkan ke pembeli, oleh karenanya kemampuan PT DI dlm kontrak dg Kemhan untuk pesanan helikopter Bell - 412 EP hanya mampu per tahun 2 sd maksimum 4 unit tdk mungkin lebih.
    Begitu pula dg helikopter EH - 725 " Cougar" yg cuma 3 unit.
    Kalau saya pembuat kebijakan, akan saya support PT DI dg penyertaan modal diantaranya uang persaudaraan haji yg " idle" hampir 40 Triliun yg setiap saat akan bertambah terus seperti uang dana pensiun daripada dibelikan SBi, yang bunganya stagnant di angka itu saja.
    Dg penyertaan itu PT DI dpt mengembangkan pasar perwatan pesawat yg selama ini di nikmati "MRO" di S'pore atau Malaysia dan sisanya di lempar ke GMF, Cengkareng.
    Atau memperbesar pembuatan komponen pesawat ke pihak pabrikan di luar, atau seperti " Dornier " di Jerman mereka tidak membuat pesawat lagi tapi memperbesar pasar di bidang rancang bangun pesawat dan kegiatan supervisi di bidang teknologi tinggi. Banyak SDM kita yg masih nangkring di perusahaan tsb dg tingkat kesejahteraan tinggi.
    Di kita bagaimana?????
    Pejabatnya kebanyakan memakai jurus "Quick yielding" alias wis nggak usah kesuwen, ngene ae, sing penting ndang mlebu....kehtok dan cepat di rasakan hasilnya, karean kelamaan mlarat.........
    Ini, " Boleroes11" heh, opo abamu. He....he....he.......

    BalasHapus
  5. Wiii hebat boler bisa ngenyek PT DI!!

    BalasHapus