KUALA LUMPUR-(IDB) : Pesawat militer CN-295 hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus Military sukses melakukan road show
keenam negara-negara Asean. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
Sjamsoeddin yang memimpin rombongan menyatakan bahwa semua negara yang
dikunjungi menyampaikan rasa ketertarikannya dan akan melakukan
pembicaraan lebih lanjut.
"Saya sudah mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, dan seperti halnya negara lain yang telah kami kunjungi, beliau menyatakan ketertarikannya kepada CN-295. Karenanya dalam waktu dekat beliau akan mengirim staf dari Kementerian Pertahanan dan kepolisian Malaysia ke PT DI," kata Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui Tempo setelah acara joy flight CN-295 di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Subang, Selangor, Malaysia, Jumat, 31 Mei 2013.
"Saya sudah mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, dan seperti halnya negara lain yang telah kami kunjungi, beliau menyatakan ketertarikannya kepada CN-295. Karenanya dalam waktu dekat beliau akan mengirim staf dari Kementerian Pertahanan dan kepolisian Malaysia ke PT DI," kata Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui Tempo setelah acara joy flight CN-295 di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Subang, Selangor, Malaysia, Jumat, 31 Mei 2013.
Sjafrie menilai rencana pembicaraan lanjutan dan observasi oleh staf Kementerian Pertahanan Malaysia dan negara Asean lainnya merupakan respons yang sangat positif setelah dilakukannya road show CN-295 ke Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Pesawat CN-295 adalah pesawat militer hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military. Tentara Nasional Indonesia telah memesan sembilan pesawat CN-295, dan dua di antaranya telah diterima TNI. Posisi Indonesia juga sebagai main dealer CN-295 untuk Asia Pasifik.
Senada dengan Sjafrie, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso juga menyatakan rasa puasnya atas apresiasi yang diberikan keenam negara Asean yang dikunjungi. "Kami senang dengan apresiasi yang diberikan negara yang dikunjungi. Untuk tahun ini dan tahun depan, kami fokus untuk menyelesaikan pesanan TNI terlebih dahulu. Setelah itu kami akan menyelesaikan pesanan negara lain," kata Budi.
Dalam kesempatan tersebut, Sjafrie Sjamsoeddin memberi cendera mata berupa helm pasukan dan rompi antipeluru kepada Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia, Dato Rodzali bin Daud. Mantan Kapuspen TNI tersebut juga menjelaskan bahwa helm yang diberikannya terbuat dari kevlar dan sudah dipakai oleh pasukan Indonesia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB.
Sumber : Tempo
Antusias sih ...antusias.... tapi bukan berarti beli kan??? Perlu usaha lebih keras. Jangan seperti kasus irak sama arab saudi, berita bombastis tapi sampe skrg gak deal juga.
BalasHapusBaru disanjung aja udah naek telinganya,itulah pemimpin celotehnya byk.
BalasHapusRakyat butuh bukti nyata om,bukan omong doang.....
Basi tau..anak kecilpun tau celoteh
Pembelian senjata perlu proses jangka panjang,sama spt saat skr TNI pesan sista hanud skyshield 35 oerlikon contraves,baru bisa datang 2-3thn lagi.pesen dah lama,bsa jadi arab saudi dan irak sdh pesan cma ga dipublish dan pengirimannya bbrapa tahun lagi.
BalasHapusDiplomasion 95 % omong kosong .seperti biasanya diplomat kita bagus di depan ada fulus mutar gak karuan lypa di mana mereka lahir ,perlu di jellaskan akusisi senjata tergantung dari perjanjian mau cepat ada uang atau pun gutang di liat dari negara bersangkutan ,saya rasa buat indonesia gak sulit negara besar cadangan devisa mau mendekati 200 milyar dolar kalau hanya belli senjata oerlikon 6 buah butuh 7 tahun ,ada yg gak beress ??? Kejadian pesawat latih pesanan curug patut buat kecaan ,sudah bayar kontan negara dari tahun 2010 ,3 tahun kemudian datang ketengan .kejaksaan terheran 2 rasa gak tega tanah kelahirannya di setir para lintah darat musengggg gaku lebah ,di sita ,rakyatpun geleng 2 kepala .
BalasHapusYg penting realisasi dari "Road Show" tsb adalah adanya penandatanganan kontrak pembelian pesawat buatan Airbus Military tsb terealisir, jgn seneng dulu itu namanya "GR".
BalasHapusTrus Wamenhan hebat juga sebagai Salesman Airbus Military, he...he...he
Bayarannya mahal tuh.......he...he...he......kalo PT DI g kuat mbayar !!!!
Emang lu kira jual motor ojek apa??? Dateng sales nawarin kasih DP motor langsung pake ngojek????? Ini bukan maenan bukan murahan bos!! Coba bandingkan sultan brunei yg duit puluh trilyu mau beli mobil sedan ferary F5 yg harga di bawah 10 m saat itu, proses nya sampe tahunan!!! Apalagi pesawat militer!!!
BalasHapusSapa yg nyamain jualan pesawat dg motor ojeg? Sapaa???? Sapapun ngerti motor ojeg dg pesawat terbang beda banget!!!
BalasHapusJgn sro'ol dulu, gara2 jagoannya pangkatnya tinggi, tidak boleh salah, ya?
Itu namanya " Pejah gesang nderek " alias nggak punya prinsip, alias labil, he...he...he.......kecian banget kalian. He....he...he...........
boler ngambek gara2 gak diajak road show...kacian deh lu..hahahahahaha
BalasHapus