Pages

Jumat, Juni 14, 2013

Malaysia Indonesia Berpacu Membuat Pesawat Tempur

Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia (photo by Dassault Aviation)
Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia

JKGR-(IDB) : Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka. “Kami mempertimbangkan jalur perakitan di Malaysia”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation , Eric Trappier, saat diwawancarai lewat telepon dalam ajang Langkawi Air Show, Malaysia.

Saat ini Malaysia sedang mencari 18 pesawat tempur untuk menggantikan Mig 29 Rusia, dengan tiga alternatif:  Eurofighter, F-18  dan  Gripen,  produksi Saab Swedia.

Malaysia memiliki beberapa perusahaan terkait industri dirgantara. Antara lain CTRM, Composites Technology Research Malaysia. CTRM merupakan suplier beberapa komponen untuk sayap pesawat Airbus A320 Series. Sekitar 20 persen wing surface dari Airbus A320 merupakan produksi CTRM. Produk mereka untuk A320 antara lain: Moveable fairing, over wing panels, a320 spoilers, under wing, a320 fix fairing dan beberapa lainnya. CTRM juga penyuplai beberapa composites aero structures untuk pesawat Airbus A380, serta Airbus A400M Militer.

Malaysia juga memiliki industri dirgantara SME Aerospace, yang membuat sejumlah komponen kecil untuk pesawat: Airbus A330/A340, Airbus A320, Boeing B777, Eurocopter EADS, Avro RJ/RJX dan BAE Hawk. Untuk urusan Maintenance, Repair & Overhaul (MRO), Malaysia memiliki AIROD yang telah menggarap berbagai jenis pesawat dan helikopter.

Tawaran Perancis yang akan membuat perakitan pesawat tempur Rafale di Malaysia, untuk mendorong Malaysia mampu menciptakan industri penerbangan sendiri dikemudian hari.

Langkah Dassault Aviation ini membuat pemerintah Malaysia tertarik dengan pesawat tempur Rafale.  ”Malaysia tertarik mendorong industri dalam negeri mereka, untuk terlibat dalam pembuatan pesawat”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation, Eric Trappier. Menurut Erick, mereka sangat mendukung keinginan Malaysia, jika pesawat Rafale dipilih Malaysia sebagai pesawat baru mereka. Dan saat ini, Dassault telah menandatangani kontrak dengan perusahaan CTRM, Zetro Aerospace dan SaputraMalaysia, untuk kerjasama pembuatan komponen pesawat.

Dari tiga jenis pesawat yang hendak dibeli Malaysia, kandidat terkuat tinggal dua yakni: Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale. Namun,dalam ujicoba yang dilakukan Malaysia, Eurofighter Typhoon dianggap lemah dalam operasi serangan darat dan kemampuan radar, meski memiliki daya tahan yang tinggi. Tampaknya Malaysia akan memiih Rafale, sekaligus untuk menghidupkan keinginan Malaysia membuat pesawat tempur.

Pesawat tempur multi-role Rafale bergabung dengan militer Perancis tahun 2001 dan mampu menjalankan misi: serangan darat, serangan laut, intai tempur, misi serangan nuklir dan intersepsi udara. Saat ini Perancis sedang berjuang menemukan pembeli asing pertama yang mau membeli pesawat tempur mereka, yang dibangun dengan biaya puluhan miliar euro.

Menurut Dassault Aviation, India telah memilih Rafale untuk pengadaan (sebagian besar) 126 pesawat tempur baru dan Perancis bersedia membangun pesawat itu di India, jika kontrak final jadi ditandatangani tahun ini.

Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)
Jet Tempur Rafale Perancis
Bagaimana dengan Indonesia ?

Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa, harus terus berjalan secara berkelanjutan.

Pemerintah dan Komisi I DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PT DI, Bandung, khusus membahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kementerian Pertahanan akan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam pembuatan jet tempur Indonesia.

Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PT DI bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan, harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang menjadi presiden akan datang, harus memiliki komitmen melanjutkan program ini. Saat ini, PT DI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PT DI.

“Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa dalam membangun kekuatan pertahanannya,” tutur Sjafrie Sjamsuddien,

Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini, siapapun kekuatan politik di masa depan yang memimpin negara Indonesia.

Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan - Indonesia
Disain KF / IF-X, Korea Selatan – Indonesia
KKIP

Dalam kesempatan dan waktu terpisah, Sidang Kesembilan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) juga membahas agenda perkembangan alih teknologi kapal selam dan perkembangan program pesawat jet tempur KF-X/IF-X.

KKIP sedang menyusun agenda pembangunan infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya melalui PT PAL dan pesawat jet tempur di Bandung melalui PT DI.  Ditargetkan, paling lambat dalam dua hingga tahun ke depan, Indonesia telah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam dan pesawat jet tempur berteknologi canggih, di atas pesawat tempur sekelas Sukhoi dan F-16.

Menurut Menteri Pertahanan sekaligus Ketua KKIP, Purnomo Yusgiantoro, pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur akan dijadikan sebagai program nasional. Payung hukumnya sedang dipersiapkan, agar tidak menemui hambatan.
“Butuh dukungan parlemen, karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional,” ujar Purnomo.
Pembangun infrastruktur pembuatan kapal selam, akan bekerja sama secara khusus dengan Korea Selatan dan dimulai dari kesepakatan lisensi,engineering manufacturing development, hingga prototipe.

Model Kapal Selam Changbogo
Model Kapal Selam Changbogo
Saat ini kedua pihak telah sampai pada tahap teknologi desain. Dua tahun ke depan ditargetkan akan mencapai tahap engineering manufacturing development dan prototipe. 

“Dari sisi teknis, kita juga sudah kirim 52 ahli untuk belajar teknologi design,” lanjut Purnomo Yusgiantoro, usai Sidang Kesembilan KKIP bertajuk “Membangun Sinergitas Menuju Kemandirian Industri Pertahanan”, Selasa (11/6).

Sidang Kesembilan KKIP ini dipimpin langsung Menhan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, didampingi Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin sebagai Sekretaris. Pembahasan juga dihadiri Ses Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemperin, Deputi II Kementerian BUMN, serta Kasum TNI dan Asrena Kapolri.

Kita tunggu saja, pesawat tempur siapa yang akan mengudara duluan.







Sumber : JKGR

58 komentar:

  1. malaysia benar benar beruntung bisa bekerjasama dengan prancis yang sudah terbukti mnciptakan pesawat rafale.. korea selatan yang bekerjasama dengan indonesia sudah bisa buat pesawat tempur sendiri apa belum sebelum menggandeng indonesia ??

    BalasHapus
  2. Waduh bakalan kesalip sama si jiran,...

    BalasHapus
  3. Malingsial nasibnya beruntung terus beda dengan indonesia selalu buntung ,... semangat & kebanggaan rakyatnya selalu tinggal harapan yg tiada pasti.

    BalasHapus
  4. kayakny sih k salip, soalny prcis jangan d tanya lgi ilmuny tentang pespur, mang udah jitu tpi korea???????
    harusny kita belajar ama mpuny langsung

    BalasHapus
  5. cup..cup..cup..cup jgn nangis, ntar aku beliin balon ya..cup cup cup... biarin mereka mo punya 20 squadron RAFALE made in malon silahkan..hehehehe..gak usah iri ngiler dan gak keblinger. positif thinking ajah bangsa kita mampu lebih dari itu.
    Go..Indonesia..!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada bennarnya saudara ano 15,20 biarkan saja mereka malon alaa pt DI cn 295 belli sekalian bisa produksi ! "kita hanya bisa begokk2 GREGETAN geliat tingkah laku menhan bisa nya loby loby dpr di ruangan tertutup ,entah apa mereka bicarakan ?? hhhh....di lanjut mau sholat !!

      Hapus
  6. (kita) terlalu idealis apa kalah cerdik ya?

    BalasHapus
  7. malaysia berkaca tidak untuk ke gantengan gagahan "tapi malaysia berkaca ke negeri tetangga indonesia yg kabarnya belajar bikin jett tempur tampa guru ,habis triliunan hasil hanya kertas berbuah gambar jett tempur !!
    " di situlah akal sehat peminpin malaysia teruji , daripada bikin jet tempur tot tott kesasar di tipu barat mendingan yg sudah terbang yata hebat bertempur di libia di akusisi sekalian bisa produksi(rafale) jawabanya .

    BalasHapus
  8. Malay itu jelas" Niru,, kita buat anoa mereka niru buat juga, kita buat fregat mereka niru mau buat juga, kita buat pesawat mereka juga ikuti jejak kita

    Bahkan kita buat SS1 mereka adopsi M4

    BalasHapus
  9. KFX-IFX akan jadi kok, dari 2020 nanti kita bisa ngembangin sendiri lagi dong buat IFX jadi gen 5 / 6, sedangkan malaysia hanya perakitan serta dapatkan licensi pespur itu susdah loh, apalagi mau utak-atik pespur negara lain :D

    BalasHapus
  10. Yang jelas pesawat Rafale itu receh,,gak ada yg mau beli mangkanya diimingi" produksi bersama supaya bisa menggaet pembeli yg tegila" teknolgoi standar ( perakitan tok)

    Nanti sudah diproduksi siapa yg mau beli rafale ?? mau nawari ke INA jelas AU kita tidak tertarik sama rafale

    BalasHapus
  11. Bangga mana sih buatan sendiri atau licensi? KFX-IFX insya Allah mulus, jangan terlalu gampang kena berita bohongan media, inget, media kalo gak "nulis" ga dapet uang loh :D salam TweetMiliter :D

    BalasHapus
  12. Malaysia itu baru dpt tawaran!!!! Belum aja di jawab!!!! Mungkin untuk dealnya perlu setahun, persiapan softwere nya 2 th hardwere nya meliputi sdm, mesin peralatan, lokasi pabrik dll perlu 3th total 7 th baru mau akan produksi perdana!! Indonesia dah berjalan 2 th untuk siapin softwerenya! Hardwere nya 60% dah siap, maka th 2020 IFX dah terbang perdana!!! Apa hebatnya malasya itu?

    BalasHapus
  13. Turkey Looks Into Fifth-Gen Complement To JSF
    Turkey's aviation industry has come a long way since it began building F-16 Fighting Falcons in the 1980s. Now it is confident that it can produce an aircraft in-country that will not only replace the F-16 but complement the F-35 Joint Strike Fighter in years to come.
    Turkish Aviation Industries (TAI) has been working quietly on ideas for a fifth-generation fighter, dubbed the F-X, for several years, but 2013 represents a critical year in the decision-making process for the project. A $20 million two-year concept phase, started in August 2011, will end this September, and a meeting of Turkey's Defense Industry Executive Committee, which takes place at year-end, will define how the program will begin to take shape.
    At the IDEF defense show in Istanbul last month, TAI displayed three potential single-seat design concepts for the aircraft: two conventional monoplane layouts, one with a single engine, not dissimilar to the F-35, and one with two engines, while the third featured canard foreplanes and a large delta wing. Each of the concepts features elements of design associated with fifth-generation fighter aircraft, such as faceted fuselages to reduce radar cross-section, internal weapons bays, super-cruise capability as well as advanced avionics and an active, electronically scanned array (AESA) radar system. Engineers have received input from Saab, which was drafted to consult on the program.
    TAI officials suggest that the two single-engine concepts will have maximum takeoff weights (MTOW) of 50,000-60,000 lb., while the twin-engine version will have an MTOW of 60,000-70,000 lb. Diagrammatic drawings of the twin-engine aircraft show two weapons bays, one located between the air intakes that can house a pair of small short-range air-to-air missiles, and the other in front of the engines housing four larger missiles around the size of the AIM-120 Amraam.

    According to industry officials, the requirements defined by the Turkish air force have changed at least three times, with the specification narrowing to what TAI and Turkish industry will be able to achieve in the coming years. Of the designs shown at IDEF, the twin-engine concept meets the requirements set by the air force, say industry officials, but the service prefers a single-engine aircraft to reduce cost and complexity. Although envisaged as a multirole fighter, TAI officials say the air force may give the resulting aircraft more of an air-to-air/air-dominance role as a primary mission.
    Under the current timetable, Turkey will develop the aircraft at the same time as it is paying for the F-35. TAI wants to achieve a first flight for the F-X within 10 years. While the F-35 is set to replace the F-4 Phantoms and early F-16s in the air force inventory, the service sees the F-X replacing later models of the F-16 fleet purchased through various iterations of the Peace Onyx program. The last F-16 produced by TAI was delivered to the air force in December as part of the Peace Onyx IV program.
    A number of technologies are being envisioned for the aircraft. Ozcan Ertem, executive vice president for aircraft at TAI, tells Aviation Week, “we are looking at options for two crew to zero crew members.” He suggests that in aircraft with two crew, one pilot could be working separately as a mission commander in control of a fleet of unmanned combat air vehicles, for instance.
    Perhaps the biggest obstacle to the aircraft's development will be finding a powerplant, particularly if the air force sticks to its single-engine requirement. TAI began talks at last year's Farnborough air show with major engine manufacturers from the U.S., Europe and Russia
    “We are looking for the next generation up in performance and we are in contact with all the major engine suppliers,” says Ediz Tarhan, program manager for F-X at TAI. “It might be possible to develop something jointly with TEI,” he notes, referring to Tusas Engine Industries.

    BalasHapus
  14. Tarhan adds that the company is exploring a number of development models, including teaming with a foreign partner that could help fund the program based on a common baseline set of requirements. A second model could be a partnership with a country that has similar goals in producing a fifth-generation aircraft and would be willing to cooperate in developing, building and ultimately marketing the aircraft for export. South Korea was named in the Turkish press as being interested in joining the project when the concept phase began in 2011. The third model could involve a country or a company partner with experience in fighter design and development to provide technical assistance with the project, in a similar way as Saab is doing at the concept stage.
    Turkey has a long way to go before it can realize its ambitions, but the resulting investment and spin-offs from the program could give the country's aviation industry significant credibility in the coming years as well as a product that could be widely exportable to nations unable to join the Joint Strike Fighter program.
    Noman Khan at 7:14 PM

    BalasHapus
  15. Ntar kalo Indonesia niru malaysia merakit doang dikatain tukang jahit oleh boler kaya PT DI dg C295-nya...Pindad dikatain tukang las dg anoanya. Rempong......nurutin "anak kecil" rewel. Belom tentu malay dpt/sanggup beli lisensi....paling merakit doang :D

    BalasHapus
  16. ku hanya bangga bila kruptor musuh negara enyaaah euyyy !! kfx ,changbogo patut di sidak ada yg tidak beress.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HATI HATI BICARA ADA YANG MARAH ,PASTINYA MEREKA MARAH BUKAN TAMPA SEBAP BISA KEBAGIAN TOTT TOT ,D KWKWKW...

      Hapus
  17. Emang gampang tot......menurut otak kalian yg cupu gampang tinggal otak-atik, otak org ga ngerti.... Indonesia termasuk bagus dpt lisensi harga murah PT DI krn dah mapan infrastruktur n sdm nya. Kok malay yg cupu Turki aja keluar biaya banyak sampai 2 juta dolar dalam 2 tahun utk ngembangin pesawat.....belom lagi riset f-16 pdhl dah beli ratusan biji masih nol besar lom bisa bikin jet meski fighter ringan....mending korea otaknya masih encer teknology korea dah bisa nyalip jepang. Yg ngremehin korea brarti otak cupu.....bukan org teknology otak iq jongkok ngoceh ngawur. Maunya ke rusia....rusia itu terkenal mahal urusan tot, yg sanggup cuman china n iran sampai bisa menolong ekonomi rusia bangkit skrg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sorry 20 jt dolar dlm 2 thn utk kertas bergambar jet doang Turky.....lihat link copas diatas

      Hapus
  18. Loh gimana sih negara sendiri di jelek2an... seperti ini toh mentalnya orang2 berpendidikan?
    Kalo ga suka dengan indonesia mbo sanah pindah kewarganegaraan
    Kalo cinta dengan indonesia kasih kritikan dan solusinya jangan lupa itu kan yang diajarkan dibangku kuliah?
    Sudahlah jangan hanya bisa menyalahkan si A si B
    Mau sampe kapan???
    Komentar aza umpet2an pake nama Anonim, kalo komentarnya mah macam betul aza
    Seperti orang lulusan AKABRI yang menguasai teknologi Alutsista
    Maaf maaf jika komentar saya menyinggung, saya cuma ngelus dada aza ko komentarnya menghina, pesismis kaya Indonesia 5 menit lagi mau hancur aza hehehe....
    Ayo toh saudaraku sebangsa setanah air bersatu...!!!!

    I ♥ INDONESIA

    BalasHapus
    Balasan
    1. kami cinta indonesia tidak pernah pamer atau terwakilkan ,anda pakek topi di copot ajaaa gak pantas !! " bisanya bella kruptor buta di sekelilinya , kami pilih mati dari pada jadi penjilat ,bisa ambil untung dalam menentukan alat vital negara alutsista !! " paham .

      Hapus
  19. Meskipun malon banyak jet tempurnya....tpi mental malon cman secuil...di entutin aja dh pda bubar....
    Ngara secuil mskipun punya alutsista banyak klok perang gk bklan brtahan lama,suruh upacara aja pingsan...wkwkwk

    BalasHapus
  20. MEreka mau cari pengganti 18 pesawat MIG,,hayoo pilih mana beli baru langsung jadi,desakan militer karena ada tekanan cina atau mau produksi dengan riset dari nol meski itu pesawat sudah jadi ( cuma jait) karena menjait pesawat itu lebih sulit dari pada menjait tank

    BalasHapus
  21. hati hati ah engginer kita pada di culik kaya ga tau aja c malay tukang claim,berani bayar mahal negara malay buat ngegoda engginer kita,makanya ni pak menhan jgn sampai tertipu sama bunga bunga korengan masalah tot

    BalasHapus
  22. mendingan lobi pemerintah malaysia pesawat mig bekas nya di hibahin/ di jual murah gak,, tar di upgrade trus kita beli kan lumayan tuh buat nambah2 alutsista..

    BalasHapus
  23. beli 18 ekor = dapet ilmu cara pasang screw + baut pesawat

    beli 36 ekor = dapet jatah buat sparepart 3 % + ilmu merakit pesawat

    beli 54 ekor = dapet ilmu merakit+jatah bikin sparepart 10 %

    beli 100 ekor cam india = broker di parlement kipas2 pake dolar

    hehehehe...

    BalasHapus
  24. yg jauh lebih ngerti dari kita (red. pak menhan) ngotot kalo IFX akan selesai
    yg paham aja PD kita yg sangat sedikit paham juga harus PD

    jadi harus huznuzon jngn suuzon
    :D

    BalasHapus
  25. kayaknya cepat punya malon....karena perancis akan boyongan industri perakitannya...semua ahlinya dr perancis semua...jadi cepat perancis...tapi kalau dari segi technologi....kfx diatas rafale.....indo akan buat lebih dr 50 biji..sedang malon cuma pesan 16-18 saja.....ini cara cepat klaim buatan tempatan ala malon

    BalasHapus
  26. Indonesia dulu sebelumnya sudah di tawarin rafale yg ga laku itu,dengan iming2 mesin rafale untuk pengembangan kfx/ifx tpi di tolak krna tk sesuai dgn generasi 4,5.jdi siapa yang lebih melek tekhnologi.

    BalasHapus
  27. Ah.... Komentar kalian seperti kentutt asal bunyi kayak orang goblok bin tolol komentnya kayak orang mabuk gila semua by: adrian kalibata city herbras 02/CU

    BalasHapus
  28. Hanya merakit, Gan…… sedangkan untuk tot, sdm malon apa mampu?... Klopun ia, pasti butuh waktu sangat lama, dan itupun malon harus beli buanyak... pt DI yg sdh jago bikin pesawat aja masih belajar intensif bertahun2 + kerja keras sampe' banting2 tulang ko' malon yg yg ga' cakap mo bikin... jadi apa rafale klo yg bikin malon?!...
    biarin aja!...

    BalasHapus
  29. havy figther 18 SU30 rusia

    medium figther 8 hornet USA + 18 rafale prancis

    ligh figther hawk inggris + f5 USA

    waduuuh... rojak sangat. pasti sangat mahal soal logistiknya
    belom lagi amunisinya,punya 3 skuadron jet multi peran yg i jenis + dukungan logistik yang baik lebih dari cukup dan ekonomis berbanding punya 6 skuadron jet tempur gado2 apalagi logistiknya tidak memadai. dengan bugjet yang minim ane kira TUDM akan berpikir 2 kali apabila aset2 militernya gado2, walaupun diiming2in untuk belajar ngerakit. butuh dana yang sangat besar untuk buat infrasrtuktur kilang pesawat apalagi yang ingin dirakit hanya belasan, kecuali kedepannya aset2 TUDM beralih ke produk prancis .... hehehe hanya pendapat ane gan

    BalasHapus
  30. lion air beli ratusan airbus,indonesia melalui pt DI cuma dapet jatah bikin sparepart yang nominasinya kecil saja, lah ini cuma beli belasan mau dapet ilmu buat jet tempur.... MIMPI kalee...

    BalasHapus
  31. ORANG KECEWA (STRESS) TU KARENA INGIN SELALU DIHARGAI, GA DIHARGAI SELALU MARAH-MARAH, GA DITURUTIN BANTING PIRING.. BOCAH BANGET.., TENANG TELOR DADAR LAGI DI "BIKIN", KOREA JUGA JANGAN DIANGGAP REMEH, PRODUK TEKNOLOGINYA SEKARANG MERAJAI DUNIA.. BIARIN YANG LAGI KERJA, KALO CUMA BISA NGAREP BAIKNYA JANGAN OVER TENSI BIAR GA STRESS.. YANG KERJA LAGI GAWE, BERISIK !

    BalasHapus
  32. malon cetar ciee ciee cieeeeee mbuahahahaha

    Malaysia -----> dari bahan kain sampai jadi baju

    Indonesia ----> dari ulet ditangkar terus terus diproses jadi benang sutra, habis itu disulam jadi bahan kain, terus baru deh dijahit sendiri...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malay tinggal jait doang....beli 18 kok cuman. Beli 18 yah kaya indo beli sukhoi ngerakit 1/2 jadi cuman yg ngrakit sdm malay supervisi france.....beli 18 doang minta aneh2 malay.

      Hapus
    2. india yang mau beli 100 biji lebih cuma dijanjikan perakitan dan pembuatan beberapa komponen sajahh....
      malon oh malon....

      Hapus
  33. hahaha..lucu komen2nya...wkkkaak

    BalasHapus
  34. gw sependapat dengan Ano 19:34

    Pokoknya kalo ada Ano yg komentarnya marah2, menghina, menyalahkan itu mah orang yg ga punya kerjaan alias nganggur pusing kelamaan dirumah hahahaahhahaahaa...
    Meluapkan kekesalannya dgn komen2 marah2 ga jelas spt dia aza yg ngatur negara, kalo ditanya dia bilang aq jg bayar pajak bt negara hahahhaha
    Pajak motor 1 aza digede2in wkwkwkwkwkww
    Pokoknya Ano yg marah2 suruh makan timun dl biar tensinya turun hahahahaha.... We Love Indonesia

    BalasHapus
  35. horeee... Indon kalah lagi ma malon... Ano ano mulutnya berbusa..
    by: adrian kalibata city herbras 02/CU

    BalasHapus
  36. di atas ane lucu gan
    beberapa trid di comen provokator tp gk laku
    sayang bro disini comennya gk pake emosi tapi logika jadi maunprovokator disini gk kan ditanggepin

    *biar sedikit sadar

    BalasHapus
  37. Mau lebih cepat mana bikin pesawat tempur gak penting,mau malaysia dulu kek ga ada masalah. Perancis memang punya segudang pengalaman bikin pespur canggih,raffale yg digadang2 hebat jg masih kategori 4,5G sama aja dg typhoon,griffen,super hornet,sukhoi. Karena harga suku cadangnya mahal2 maka banyak negara jarang ada yg mau pake. CTRM malaysia bikin hanya merakit aja sama aja kayak kita bikin CN295 jg merakit aja,dan dikit sekali komponen yg dibuat dlm negeri. Sdg PTDI dan KAI bikin KFX/IFX masih ada dukungan teknologi dari US,generasinya jg sama 4,5G. Kita bikin sendiri tu pesawat ma korsel. Ntah dibohongin atau tidak,saya tetap yakin bahwa KFX/IFX bakal terwujud. Biarpun cma penonton aja,saya percaya ilmuwan PTDI pasti bisa. Kelak jet IFX trsbt bakal pengganti F16 TNI AU.

    BalasHapus
  38. kasian kaliannnnnn .di boogin pejabat gibul sampai triak triak mirip makelar di terminal depok ' haha...kwkwkw.....mana mungkin proyek kfx selesai ? korea aja bingung pendanaannya 80% dan cendrung melupakan .
    "yg aneh menhan main claim 2020 proyek selesai dan bisa terbang ? dan goyoo mintak dana lagi entah buat apa ? "

    BalasHapus
  39. Pak fa mna pak fa...jngan mmpi aja bung bngun...!!!
    Msak nunggu kfx ngandelin rongsokan...!!
    Nyawa prajurit tu mhal jangan di buat minan.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo dong beliin pak fa, kamu kan orang kaya.
      belikan 1 skuad aja.

      kalo ente sanggup beliin TNI, guweh lari bugil keliling bunderan HI 10 X, sambil pakai helem fullface

      Hapus
  40. IF YOU THINGKING YOU CAN...YOU CAN...!!! DUNIA GAK BAKALAN MAJU KAYAK SEKARANG TANPA MIMPI,DULU ORANG PENGEN KE BULAN DIANGGAP MIMPI,SEKARANG? DULU ORANG PENGEN TERBANG KAYAK BURUNG DIANGGAP MIMPI,SEKARANG? MAU DIANGGAP NGELINDUR KEK,NGIMPI KEK,GUE TETEP YAKIN BANGSAKU INDONESIA PASTI BISAA... (tidur dulu ahh sambil ngimpi Pesawat tempurku IFX terbang,ma kapal selamku nyelem)...grrokk...grrokk..wrwrwr...grrokk...

    BalasHapus
  41. Mulutmu koment kayak alat kelamin beruk aja gak jelas asbun by: adrian kalibata city herbras 02/CU

    BalasHapus
  42. Kasian adrian, mau provokasi gak diladenin...
    Hahahahahaa
    Udahlah mereka jait pespur, kita jait pesawat angkut

    BalasHapus
  43. Andrian kalibata city herbras 02/CU = sami sareng asu.....

    BalasHapus
  44. apa yg bsa d banggakan dari pemerintah indonesia,rakyatnya aja banyak yg mlarat,karna d bhongin ama yg d dlm gdung dpr.kbr yg ada d media slama ini,hnyalah hoax.

    BalasHapus
  45. adrian homo mothafucker shit! suka kontol beruk..ngentot ama beruk..suka digenbeng ama beruk2 hahahaha...adrian kalibata bencong taman lawang...klo malem namanya nensy... fuck adrian kalibata...damn you..asshole.mothafucker...

    BalasHapus
  46. DILARANG MENGOMENTARI KOMENTAR SENDIRI! he..he..

    BalasHapus
  47. Uda drpada ribut sana sini beli aja sama china j31 atau J20..... Kalo thn 2020..... Bisa bakalan uda ada seri terbaru pesawat 6 gen di china....thn 2020....kfx uda ketinggalan kereta...apalagi sekarang wujud nya cuma poster doang

    BalasHapus
  48. udah jangan ribut tinggal pangil aja pekerja CTRM suruh kerja kembali di PT DI pasti males sia kelimpungan ingat kerngka dalam tubuh males sia itu bangsa INDONESIA cina dan india asli males sianya mah pada bego2, tapi inget gajinya yang layak jangan asal aja nanti pada kabur

    BalasHapus
  49. Semoga Sukses dan berhasil mengudara sesuai harapan kita semua.

    BalasHapus
  50. Semoga cepat kelar, semangat untuk NKRI Bravo TNI hajar si Malingsial
    Lowongan Kerja Online Membuka Pendaftaran

    BalasHapus
  51. Indonesia lebih pengalaman dengan CN-235 versi militer

    BalasHapus