LONDON-(IDB) : Perdana Menteri Inggris, David Cameron menekankan komitmen pemerintahannya yang
mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini
disampaikan Cameron saat melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (24/5) kemarin.
Pernyataan Cameron ini merespon pembentukan kantor perwakilan Papua Merdeka di Oxford, Inggris beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Dubes Inggris untuk Indonesia juga telah menegaskan bahwa pembentukan kantor perwakilan kelompok separatis itu tidak didukung oleh Pemerintah Inggris.
Pernyataan Cameron ini merespon pembentukan kantor perwakilan Papua Merdeka di Oxford, Inggris beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Dubes Inggris untuk Indonesia juga telah menegaskan bahwa pembentukan kantor perwakilan kelompok separatis itu tidak didukung oleh Pemerintah Inggris.
"Betul PM
UK menyinggung masalah Papua, terkait kantor mereka di Oxford. Dan
menekankan kembali posisi pemerintah yang tetap mengakui NKRI secara
utuh, dari Sabang dan Merauke," kata Staf Khusus Presiden Bidang
Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah saat dihubungi Jurnal Nasional,
Sabtu (25/5).
Faizasyah menjelaskan, komunikasi telepon antara SBY dan Cameron fokus membahas rencana pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi PBB mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 (UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda). Pertemuan terakhir tersebut akan digelar di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat pada tanggal 29-30 Mei 2013. Pertemuan final yang membahas laporan akhir panel ini akan dipimpin langsung oleh Presiden SBY.
Seperti diketahui, SBY menjabat sebagai ketua bersama (co-chairs) forum HLP bersama PM Cameron dan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. "Pokok atau fokus pembicaraan telepon kemarin adalah pertemuan HLP di New York, utamanya terkait laporan akhir panel," ujar Faizasyah.
Faizasyah menjelaskan, komunikasi telepon antara SBY dan Cameron fokus membahas rencana pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi PBB mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 (UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda). Pertemuan terakhir tersebut akan digelar di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat pada tanggal 29-30 Mei 2013. Pertemuan final yang membahas laporan akhir panel ini akan dipimpin langsung oleh Presiden SBY.
Seperti diketahui, SBY menjabat sebagai ketua bersama (co-chairs) forum HLP bersama PM Cameron dan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. "Pokok atau fokus pembicaraan telepon kemarin adalah pertemuan HLP di New York, utamanya terkait laporan akhir panel," ujar Faizasyah.
Sumber : Jurnas
Jangan terlalu percaya mulut manis kolonialis,..didepan baik dibelakang menikam,tetap WASPADA!!!..
BalasHapus