TOKYO-(IDB) : Tinggal selangkah lagi Pemerintah Jepang
dan India akan menandatangani kesepakatan jual beli pesawat amfibi
militer US-2. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1967 Jepang akan kembali
mengekspor produk persenjataannya dalam kondisi utuh.
Menurut
rencana, kesepakatan jual beli pesawat militer itu akan ditandatangani
saat Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh menggelar kunjungan empat
hari ke Jepang. Mulai Senin (27/5), Singh berada di Jepang dan akan
menggelar pertemuan puncak dengan PM Jepang Shinzo Abe hari Rabu
mendatang.
Kesepakatan, yang terungkap dalam laporan surat kabar
bisnis Jepang, Nikkei, edisi hari Senin, itu akan menandai untuk pertama
kalinya Jepang kembali mengekspor peralatan militernya dalam bentuk
utuh ke negara lain setelah menerapkan larangan ekspor produk
persenjataan pada 1967.
Larangan ekspor senjata itu diterapkan
sendiri oleh Jepang sebagai bagian dari usaha menjauh dari militerisme
setelah Perang Dunia II berakhir.
Pada 2011, Pemerintah Jepang
mengendurkan larangan tersebut, yang memungkinkan para pelaku industri
militer di Jepang berpartisipasi dalam proyek persenjataan
multinasional.
Penjualan peralatan militer ini juga menandai
penguatan hubungan kerja sama strategis kedua negara. Baik Jepang maupun
India sama-sama memandang kebangkitan China di bidang ekonomi dan
militer sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.
Sejak Setahun Lalu
Pesawat
amfibi jenis US-2 selama ini hanya diproduksi untuk keperluan Pasukan
Bela Diri Jepang. Pasukan Bela Diri Maritim Jepang membeli pesawat itu
dari produsennya, ShinMaywa Industries, seharga sekitar 10 miliar yen
(Rp 969 miliar) per unit.
Pesawat tersebut dilaporkan memiliki
daya jelajah hingga 4.700 kilometer dan mampu mendarat di laut dalam
kondisi gelombang laut mencapai ketinggian 3 meter.
Lebih lanjut diketahui pula, pihak ShinMaywa Industries telah membuka kantor penjualan di New Delhi, India, sejak setahun lalu.
Menurut
para pakar, pesawat-pesawat itu harus dijual ke India untuk keperluan
sipil agar tidak melanggar aturan larangan ekspor senjata di Jepang.
Pesawat itu, misalnya, bisa ditawarkan untuk menjalankan misi pencarian
dan penyelamatan (SAR).
Menurut para pejabat Jepang, secara teknis
sebuah pesawat militer bisa dianggap sebagai pesawat sipil selama
sistem identifikasi teman atau musuh (IFF) di dalamnya tidak diaktifkan.
Menurut Nikkei, India telah menyatakan berminat membeli sedikitnya 15 unit pesawat US-2.
Jepang
belakangan ini memang diketahui tengah memperluas pasar senjata
buatannya. Selama ini mereka mengekspor hanya dalam bentuk teknologi
ataupun suku cadang dan bukan produk utuh.
Menjaga Kemampuan
Menurut
Takehiko Yamamoto, profesor hubungan internasional dari Universitas
Waseda, Jepang memang menerapkan kebijakan mengalihkan teknologi militer
ke keperluan sipil agar tetap bisa diekspor.
Hal itu dilakukan
untuk mempertahankan kemampuan Jepang di bidang industri militer. Sebab,
jika itu tidak dilakukan, perusahaan-perusahaan besar Jepang, seperti
Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries, tidak akan
bisa terus memelihara dan mempertahankan para insinyur mereka guna
membangun teknologi militer.
Padahal, kemampuan itu sangat vital bagi pertahanan suatu negara.
Sumber : Kompas
amrik sudah pengen tambah sekutu yg bersenjata ni(untuk bendung china kali ya)...
BalasHapuspilipin sekutu as, tapi alutsistanya? kacian.. kacian.. kacian..
BalasHapusjepang aja yg sekutu as ga yakin kalo as mau perang demi mereka, makanya jepang tetep mempertahankan teknologi militer mereka walau dgn modifikasi menjadi teknologi sipil.
BalasHapusAmerika serang china sendirian 100% bangkrut,100% kalah
BalasHapus