PERTH-(IDB) :
Latma Dawn Kookaburra 13 baru-baru ini mengakhiri latihan di lapangan
dengan serangan cepat menggunakan peluru tajam, menyelamatkan sandera
dari kubu teroris.
Latihannya melibatkan Kopassus Satuan 81 (Gultor) dan Special Air Service Regiment (SASR), dan pada tahun ini, Dawn Kookaburra difokuskan pada perang ancaman teroris di daerah perkotaan.
Kontingen 30 kuat dari Satuan 81 dikomandankan oleh Mayor M. Sjahroni dan kontingen 21C oleh Kapten Rizki Marlon. SASR memiliki 20 personil yang terlibat dalam latihan tersebut yang diambil dari berbagai bidang keahlian dalam seluruh Resimen.
Latihan ini terdiri dari serangkaian kegiatan gabungan yang diatur oleh para ahli materi pelajaran dari kedua Satuan 81 dan SASR. Ini adalah kesempatan yang baik untuk bertukar pelajaran dari masing-masing unit berdasarkan pengalaman operasional yang luas.
Tingkat profesionalisme kedua unit ini tampak begitu jelas dengan cara dua unit Pasukan Khusus yang mampu bekerjasama dengan baik dan mampu beroperasi bersama-sama tanpa hambatan yang berarti.
Latihan ini mendapatkan kunjungan dari Mayjen TNI Agus Sutomo (Danjen Kopassus) dan Komandan Komando Operasi Khusus AB Australia, Mayjen Gus Gilmore (SOCAUST). Selama kunjungan itu, terdapat kesempatan bagi kedua Komandan tersebut untuk membahas status kerjasama bilateral dan untuk menjelajahi bidang atau materi baru untuk memperkuat hubungannya.
Mayjen Sutomo mendapatkan demonstrasi kemampuan SASR yang telah dikembangkan selama operasi di Afghanistan dan di tempat tugas lain. Beliau juga turut melihat fasilitas lapangan tembak yang mendukung SASR dalam mempertahankan kemampuannya.
Latihannya melibatkan Kopassus Satuan 81 (Gultor) dan Special Air Service Regiment (SASR), dan pada tahun ini, Dawn Kookaburra difokuskan pada perang ancaman teroris di daerah perkotaan.
Kontingen 30 kuat dari Satuan 81 dikomandankan oleh Mayor M. Sjahroni dan kontingen 21C oleh Kapten Rizki Marlon. SASR memiliki 20 personil yang terlibat dalam latihan tersebut yang diambil dari berbagai bidang keahlian dalam seluruh Resimen.
Latihan ini terdiri dari serangkaian kegiatan gabungan yang diatur oleh para ahli materi pelajaran dari kedua Satuan 81 dan SASR. Ini adalah kesempatan yang baik untuk bertukar pelajaran dari masing-masing unit berdasarkan pengalaman operasional yang luas.
Tingkat profesionalisme kedua unit ini tampak begitu jelas dengan cara dua unit Pasukan Khusus yang mampu bekerjasama dengan baik dan mampu beroperasi bersama-sama tanpa hambatan yang berarti.
Latihan ini mendapatkan kunjungan dari Mayjen TNI Agus Sutomo (Danjen Kopassus) dan Komandan Komando Operasi Khusus AB Australia, Mayjen Gus Gilmore (SOCAUST). Selama kunjungan itu, terdapat kesempatan bagi kedua Komandan tersebut untuk membahas status kerjasama bilateral dan untuk menjelajahi bidang atau materi baru untuk memperkuat hubungannya.
Mayjen Sutomo mendapatkan demonstrasi kemampuan SASR yang telah dikembangkan selama operasi di Afghanistan dan di tempat tugas lain. Beliau juga turut melihat fasilitas lapangan tembak yang mendukung SASR dalam mempertahankan kemampuannya.
Untungnya, ada banyak kesempatan selama Latma Dawn Kookaburra untuk kedua satuan untuk dapat bersosialisasi.
Kontinjen mengambil kesempatan untuk mengunjungi Fremantle, Kebun Binatang Perth dan pulau Rottnest. Anggota satuan 81 juga diberi kesempatan untuk beribadah di Masjid Perth.
Latihan memuncak dalam ‘profil misi lengkap’ (Full Mission Profile, FMP) yang melibatkan semua keahlian Counter Terrorism yang dipraktekan selama latihan dan dirancang untuk benar-benar menguji peserta Dawn Kookaburra.
FMP ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan perencanaan operasional gabungan dan persiapan dalam keadaan yang realistis dan real-time.
Selama dua misi lengkap, serangan pasukan berdasarkan pada skenario penyelamatan sandera di Australia yang ditangani secara bersama oleh anggota Satuan 81 dan tim SASR.
Keberhasilan kedua serangan menyoroti kemampuan Satuan 81 dan SASR untuk menyebarkan dengan cepat dalam waktu singkat, membentuk gugus tugas gabungan dan merencanakan dan melakukan misi penyelamatan sandera dilaksanakan dengan baik. Menurut seorang komandan tingkat taktis dari SASR, “Para prajurit Kopassus menyelesaikan latihan Dawn Kookaburra dengan sangat professional”.
Beliau menambahkan “Kopassus melakukan tugas yang sangat hebat, mengikuti dan mengambil bagian dalam latihan kelompok gabungan tersebut”. Upacara penutup diselenggarakan di SASR Association House, dimana Satuan 81 menampilkan seni bela diri yang sangat bagus.
Kontinjen mengambil kesempatan untuk mengunjungi Fremantle, Kebun Binatang Perth dan pulau Rottnest. Anggota satuan 81 juga diberi kesempatan untuk beribadah di Masjid Perth.
Latihan memuncak dalam ‘profil misi lengkap’ (Full Mission Profile, FMP) yang melibatkan semua keahlian Counter Terrorism yang dipraktekan selama latihan dan dirancang untuk benar-benar menguji peserta Dawn Kookaburra.
FMP ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan perencanaan operasional gabungan dan persiapan dalam keadaan yang realistis dan real-time.
Selama dua misi lengkap, serangan pasukan berdasarkan pada skenario penyelamatan sandera di Australia yang ditangani secara bersama oleh anggota Satuan 81 dan tim SASR.
Keberhasilan kedua serangan menyoroti kemampuan Satuan 81 dan SASR untuk menyebarkan dengan cepat dalam waktu singkat, membentuk gugus tugas gabungan dan merencanakan dan melakukan misi penyelamatan sandera dilaksanakan dengan baik. Menurut seorang komandan tingkat taktis dari SASR, “Para prajurit Kopassus menyelesaikan latihan Dawn Kookaburra dengan sangat professional”.
Beliau menambahkan “Kopassus melakukan tugas yang sangat hebat, mengikuti dan mengambil bagian dalam latihan kelompok gabungan tersebut”. Upacara penutup diselenggarakan di SASR Association House, dimana Satuan 81 menampilkan seni bela diri yang sangat bagus.
Dawn Kookaburra 13 akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Indonesia oleh anggota SASR untuk melakukan Dawn Komodo 13 yang akan diadakan akhir tahun ini. Saat ini, Satuan 81 dan SASR berfokus pada latihan gabungan antara Tim Cakra dan JIHANDAK dan Australian Special Operations Engineer Regiment.
Latihan gabungan tersebut akan fokus pada pertukaran informasi dan teknik-teknik yang berkaitan dengan Explosive Detection Dogs (Anjing Pelacak Bahan Peladak) dan Explosive Ordnance Disposal (Jihandak).
Sumber : Ikahan
Kookaburra kalau nggak salah nama burung yg suaranya dipakai sebagai pembuka siaran radio Australia, suaranya riuh rendah, berisik sekali.
BalasHapusBener nggak?