Related Posts
Jokowi Perlu Perkuat Industri Militer Dalam Negeri
JAKARTA-(IDB) : Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Gede Pasek Suardika berpendapat pemerintahan Jokowi perlu memperkuat i...Read more
Alutsista Indonesia Harus Lebih Baik
JAKARTA-(IDB) : Politik kebijakan pertahanan keamanan dan komitmen revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia dalam seput...Read more
Alutsista TNI Akan Gunakan Teknologi Anti Radar
JAKARTA-(IDB) : Sebuah teknologi anti radar dikembangkan oleh TNI dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Teknologi ini diharapkan mampu memperku...Read more
Menanti Alutsista Baru Produksi Dalam Negeri
JAKARTA-(IDB) : Presiden terpilih Joko-Widodo sedari awal selalu mengaku akan membangun industri pertahanan dalam negeri. Jokowi yakin industri p...Read more
TNI : Modernisasi Alutsista Lampaui Target
SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia, TNI akan memperingati ulang tahunnya ke-69 di Surabaya, Selasa (06/10), yang akan ditandai pameran be...Read more
Di jaman kecil saya SR, Kondisi negara kita boleh dibilang mawut, di mana-mana ada pemberontakan, ada HO ( hongerodeem) alias busung lapar, serangan malaria, frambosia alias sakit puru atau patek, situasi anggaran masih sangat minim untuk penyelenggaraan pemerintahan, tapi kalau saya kenang jadi takjub, saya sekolah tidak membayar, alat tulis di kasih, 3(tiga) bulan sekali ada pemeriksaan kesehatan gratis, ada suntikan TCD, BCG, Cacar, pemeriksaan mata, kalau ke klinitan yo nggak mbayar, cuma kalau sekolah nggak ada yg pakai sepatu, tapi perabot sekolah dan bangunannya sampai sekarang masih utuh, kemarin saya sempat ke SR saya di daerah Tuban di desa terpencil, jauh dari mana- mana waktu itu. Kalau ada patroli militer dari Tuban, walah namanya masyarakat berebut ngasih apa saja yg dipunyai diberikan kpd sentera (tentara). Saya masih ingat untuk membuat pasphoto ijazah SR saja harus ke Bojonegoro yg jauhnya 30 Km, mengingat bus Damri hanya sebulan sekali datangnya ya terpaksa nggowes sepeda pancal. Sudah gitu hasil photo seminggu kemudian baru jadi.
BalasHapusKemudian saya bandingkan dg kondisi sekarang yg lebih maju, lebih makmur walau belum merata, kebanyakan yg ada Mahmur, alias rumah sama sumur, tapi sekolah mahal, bangunan sekolah baru umur 10 thn sudah hancur, kalau berobat mbayar dan mahal, makanya jangan sakit, alat-alat sekolah, buku alat tulis menulis beli semuanya serba transaksional.
Sedang di bidang alutsista, negara miskin kaya jaman itu punya material alutsista yg membuat geger negara tetangga, bagus, modern sesuai jamannya, kuat tahan lama, dan yg pasti gahar sekali.
Rasio saya mengatakan, seharusnya kita yg sudah mapan segala galanya termasuk pejabat-pejabatnya pasti dpt memperoleh Alutsista yg di inginkan untuk mengganti atau menambah alutsista yg lama dg lebih mudah, apalagi sekarang ada kelonggaran pengadaan alutsista dg memakai fasilitas Kredit Eksport, atau sistim sewa beli, atau apalah namanya, yg prinsip, waktu saya kecil orang pinter Indonesia masih sangat terbatas, tapi kok dpt menyejahterakan masyarakat cilik, lha sekarang orang pinter sak ndayak alias banyak banget kok malah terbalik dg kondisi kecil saya dulu.
Kata guru saya; Orang bodo membuat masalah, tapi orang pinter dpt mengatasi masalah.
Lha sekarang banyak orang pinter kok malah banyak masalah dan nggak selesai-selesai atau apa kata guru saya dulu itu keliru, ya?
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.