Pages

Rabu, Januari 30, 2013

Maritim Indonesia Bernilasi Sangat Strategis

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dipandang memiliki posisi maritim yang strategis bagi lalu lintas perdagangan dan pelayaran global. Itulah sebabnya sejumlah negara maju, termasuk AS, berkepentingan menjalin kerjasama maritim dengan Indonesia.

Demikian menurut perwira angkatan laut, baik dari Indonesia dan Amerika Serikat, serta seorang diplomat senior AS dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2013. Diskusi terbatas itu memaparkan upaya memperluas dan memperkuat Kemitraan Keamanan AS dan Indonesia, terutama dalam Kerjasama Maritim.

Kolonel Laut Judijanto, perwira dari Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal), menyatakan bahwa Indonesia memegang posisi yang sangat penting bagi banyak negara, mengingat letaknya di antara dua lautan besar. "Wilayah kita ibarat pusat gravitasi keamanan maritim. Itulah sebabnya banyak negara yang ingin meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan Indonesia," kata Judijanto.

Kepala Pusat Olah Yudha (War Game Centre) di Seskoal itu mengingatkan Amerika Serikat telah mengadakan kemitraan strategis dengan Indonesia, yang juga melingkupi keamanan maritim. Beberapa negara lain juga menjalin kemitraan serupa, seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. "Bahkan Uni Eropa pun ingin menjalin kerjasama dengan kita. Begitu pula Inggris," kata Judijanto.

Dia pun menunjukkan betapa pentingnya perairan-perairan Indonesia bagi perdagangan dan pelayaran internasional. "Setiap tahun, 63.000 kapal melintas Selat Malaka. 3.500 di Selat Sunda, dan 3.900 di Selat Lombok," kata Judijanto. 

Dia juga mengungkapkan bahwa di Selat Malaka, tonase kapal-kapal dagang yang melintas setiap tahun mencapai 525 juta ton dengan nilai US$390 miliar, di Selat Sunda sebanyak 15 juta ton dengan nilai total US$5 miliar, sedangkan di Selat Lombok sebanyak 140 juta ton senilai US$40 miliar.

Presentase Judijanto itu mendukung penilaian Duta Besar David Merrill, yang sebelumnya memaparkan bahwa Indonesia memiliki tiga selat kunci bagi perdagangan dan pelayaran global, yaitu Malaka, Sunda, dan Lombok. "Itulah yang membuat Indonesia punya peran esensial dalam mempertahankan keamanan maritim di Asia Pasifik, begitu pula dengan perdagangan dan pelayaran global," kata Merrill, diplomat veteran yang kini memimpin lembaga persahabatan AS-Indonesia, Usindo, yang menjadi penyelenggara diskusi.

Menurut dia, wajarlah bila AS berkepentingan menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam beberapa dekade terakhir atas keamanan maritim dan memperkuat pertahanan maritim. "Kerjasama demikian juga membentuk bagi dari kebijakan pelibatan AS di kawasan Asia Pasifik," kata Merrill.

Atase Angkatan Laut Kedutaan Besar AS di Jakarta, Kolonel Laut Adrian Jansen, mengingatkan bahwa Kemitraan Komprehensif di bidang keamanan antara negaranya dengan Indonesia mencakup beberapa sektor, beberapa yaitu dialog keamanan, pendidikan dan pelatihan, bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam, keamanan maritim, keamanan lingkungan maritim, dan lain-lain.

"Oleh karena itu AS menggalang kerjasama di beberapa program dengan TNI Angkatan Laut, seperti menjaga keamanan keamanan maritim dari perompakan, distribusi bantuan kepada korban bencana alam secara cepat, pertukaran kunjungan, pelatihan, dan sebagainya. Saya percaya Angkatan Laut merupakan landasan bagi kerjasama militer-ke-militer kedua negara," kata Jansen.





Sumber : Vivanews

2 komentar:

  1. Sebenarnya masalah Strategisnya perairan Indonesia ini kan sudah lama diakui oleh PBB dan memang kenyataan tidak ada jalur laut yg mudah untuk kepentingan perdagangan dunia dan militer selain harus melalui 3(tiga) corong ALKI.
    Sayangnya, kita hanya dapat sekedar ngomong bahwa itu gang saya, jalan saya, namun untuk menunjukan kekuasaan kepada umum dan dunia bahwa itu adalah kekuasaan kita untuk mengatur, menindak dan menegakan kekuasaan tidak mempunyai modal.
    Nggak ada kapal perang, pesawat terbang, radar, meriam atau rudal pertahanan pantai, sebagai sarana atau rambu-rambu laut yang harus di taati oleh pengguna ALKI.
    Mungkin 25 ( duapuluh lima) tahun lagi baru mampu sedikit memperlihatkan kepada dunia ini lho polisi perairan Indonesia, loe salah gua tilang, loe ngeyel gua tenggelamin.
    Semoga, pada pemimpin yad yang muda-muda, pinter-pinter dan nasionalismenya tinggi dapat mewujudkan hal tersebut, bukan di tangan orang-orang pinter yang minterin dan sontoloyo.

    BalasHapus
  2. Padahal kalo soal 'gang' kita kan punya mental bangun gapura, bikin portal, polisi tidur, sama pos kamling. Harusnya MINIMAL mental seperti itu diterapkan di 'gang' ALKI.

    BalasHapus