Pages

Senin, Januari 21, 2013

Hawk MK-53 Diganti Golden Eagle T-50

MADIUN-(IDB) : Para penerbang tersebut telah mempunyai kualifikasi sekolah instruktur penerbang dan direncanakan para penerbang dan teknisi berada disana guna mentranfer teknologi pesawat T-50 Golden selama delapan bulan.

Adanya kepastian penggantian pesawat tempur Hawk MK-53 oleh pesawat Golden Eagle T-50 buatan Korea Selatan, Pangkalan Udara Iswahyudi mengirim enam penerbang dan teknisinya dari Skadron Udara 15 untuk mengikuti pelatihan guna nantinya akan mengawaki serta merawat pesawat T-50 Golden Eagle.
 
Mereka dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum. Para penerbang tersebut telah mempunyai kualifikasi sekolah instruktur penerbang dan direncanakan para penerbang dan teknisi berada disana guna mentranfer teknologi pesawat T-50 Golden selama delapan bulan.

Mereka terdiri atas Komandan Skadron Udara 15, Mayor (Penerbang) Pnb Wastum, Mayor Pnb Marda Sarjono, Mayor Pnb Budi Susilo, Mayor Pnb Hendra, Kapten Pnb Darma T. Gultom dan Kapten Pnb Luluk Teguh Prabowo.

Skadron Udara 15 Lanud Iswahyudi menjadi base camp Team Jupiter Hawk Mk-53. Di TNI-AU, sedang pangkalan udara Hawk MK 109/209 ada di Skuadron Udara 12 Pangkalan Udara Pekanbaru dan di Pangkalan Udara Supadio Pontianak.

Menurut Kadispenau Marsma Azwan Yunus, Dari perencanaan Mabes TNI AU, diharapkan Golden Eagle awal tahun 2013 sudah bisa terrealisir dan akhir tahun sudah ada 16 pesawat Golden Eagle T-50 berada di Indonesia sebagai pengganti Hawk.

Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia. Beberapa negara yang menggunakan seri pesawat tempur Hawk 200 adalah Royal Air Force Oman dengan seri Hawk 203, Hawk 205 untuk Angkatan Udara Kerajaan Saudi, Hawk 208 untuk Royal Air Force Malaysia, dan Hawk 209 untuk TNI AU.





Sumber : PelitaOnline

32 komentar:

  1. Lumayan kalo Hawk diganti T50-GE, tapi SU35nya Kapan???

    BalasHapus
  2. Good & setuju Hawk diganti T50..kalu SU 35 BM masih jd harapan broo, tp AURI memang tertarik (lihat di : http://strategi-militer.blogspot.com/) ..SU 35BM kan pengembangan paling mutakhir dr SU 27, kita sangat berharap sekali RI bisa segera keluar dari perangkap hibah F16 AS & segera "siuman* sadar kembali ke jalan yg lurus & lanjutin program skuadron SU 30 MKK & syukur 1 (saja) skuadron SU 35 BM, di blog Pertahanan MenHan Bung Purnomo pernah bilang akan buat 18 skuadron tempur, kalu dikelompok2in..F5,Hawk,F16,T50 (western group 60&) maka 40 % sisanya eks Rusia & dng 1 skuadron yg ada skrng maka ada sisa utk Sukhoi family: 2 skuadron SU 30 MKK & 1 Skuadron SU 35 BM..harapan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ane suka dg kata2 ente "perangkap hibah F 16" memang ane pikir ini adalah bentuk pengalihan regenerasi jet tempur,ketika kita sdh berjalan lurus kearah yg benar menuju sukhoi series,tiba2 dtg hibah pesawat(bagus thn 90an) tapi ketinggalan untuk era sekarang ,walaupun sdh di up grade katanya..tapi berpikir positif aja mas bro semoga kedepan TNI semakin kuat dan disegani dikawasan asean dan asia

      Hapus
  3. Hawk yang lama diapain ya? ada bursa pesawat tempur bekas nggak di Kemayoran? hehehe

    BalasHapus
  4. merapat kRusia aj shrzny.. Biar jozz...

    BalasHapus
  5. mending kerusia meraka teman setia dari dulu sampai sekarang baik suka maupun duka, dulu penjajah pun terusir karena bantuan RUSIA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mana buktinya kalau penjajah terusir karena Russia?..GMN penjelasannya soal pemberontakan PKI Madiun 1948?....kalo ngomong jangan lebay...

      Hapus
  6. waduh harusnya sampean yang banyak baca bang.. waktu pembeasan papua dari penjajah, belanda langsung hengkang tanpa perlawanan sama sekali.. karena indonesia merupakan negara yang militernya termasuk terkuat.. itu karena peralatan militernya di suplai ama om ruski... silahkan di komen..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang beli dari rusky, tapi habis G 30S taun 1965, Russia minta bayar kontan atas perlengkapan yang dibeli indonesia buat operasi trikora, dan suku cadangnya diembargo juga hingga taun 70an Indonesia bener2 macan ompong, sampai fighter aja nggak punya dan terima hibah F86 sabre (pesawat era perang korea) dari australia di tahun 1980.....jd sekali lagi nggak ada yang gratis dan cuma2 dalam hal ini semua selalu ada kepentingan politiknya. Nggak ada tuh istilahnya teman setia dalam dunia berbangsa dan bernegara....silahkan anda goggling tuh sejarah alutsista indonesia kalo nggak percaya sama alasan saya...

      Hapus
    2. Mas bro TNI dulu kuat,karena senjata dari ex uni soviet jaman orla(presiden soekarno)kita diizinkan mempunyai distroyer yaitu kri irian,12 kapal selam kelas berat beserta torpedo tercanggih di jamanya,angkatan udarapun kita terkuat dikawasan,sehingga kita dijuluki sbg macan asia,itu fakta mas bro....
      Setelah orla selesai karena berbagai skenario,senjata kita beralih ke blok barat dan dimulailah proses pengkredilan TNI,dari mulai f 16 yg diembargo suku cadang,sampai hawk 100/200,tank scorpio dll pun kena embargo...

      Hapus
  7. Hibah tp kluar duit juga mnding duit'a skalian buat beli SU-35 brp yg dpt. Nti ada uang beli lg smbl ngejar TOT'a. Lbh baik kan pnya dkit tp kualitas super ktimbang byk tp kualitas rata2 dgn kawasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak sesimple itu untuk membandingkan kualitas dan kuantitas, buktinya Russia dulu era perang dingin mengedepankan kuantitas daripada kualitas, toh itu juga tetep membuat mereka disegani oleh blok barat....untuk wilayah udara RI yang luas pengadaan F 16 sejumlah 30an saya rasa lebih baik daripada 1 skadron SU 35, yang memang gagah jk untuk dipamerin, tp kalo buat mengawal wilayah luas perlu dipertanyakan...tugas AU buat menjaga wilayah bukan buat sekedar nakut-nakutin. Jd pengadaan F 16 bagus, lebih bagus lagi kalo disisipkan SU 35 satu skadron, jd kuantitas dapat kualitas jg dapat

      Hapus
    2. Gan secara kelas ga usah su 35,su 30 pun masih diatas f16..jadi bukan untuk gagah gagahan..

      Hapus
  8. anonim semua hahaha...

    BalasHapus
  9. F.16 cd ok. Su 35 ok....dua duanya aj...hhh plan pelan ja yg penting pasti...smua pasti ad resiko positip negatifnya... Hh klo bsa sie buat sndri...tungg wktu aj..

    BalasHapus
  10. iya ya kok anonim semua wahahaha....om boleroes kemana ya biasa paling rajin kasih analisis tapi klo liat koment2nya pasti dia lagi mode penyamaran(on) jiahahahhahha....

    BalasHapus
  11. nyamar udelmu..., bruuaakakakaka...

    BalasHapus
  12. udah nggak usah terlalu berharap sukhoi2an lagi bukannya pejabat tni au sendiri yg bilang. Kecuali ada perubahan politik yg jelas. Soalnya kayaknya ada yg nesu soal sisa kredit ekspor yg 700jt itu. RI kan maunya dipake buat tambahan sukhoi tapi ditolak rusia karena rusia maunya dipake buat beli KS. lah apa ruginya rusia klo dipake beli sukhoi sama2 harus bayar kok. apa menurut anda2 bukan sifat2 yg mendikte kalaupun udah buat perjanjian bukan kah bisa direnegosiasi toh rusia tetap untung.jadi berharaplah ada perubahan politik yg jelas dolo baru bisa lihat sukhoi2an lagi. walaupun sekarang rusia datang merayu-rayu lagi.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo menurut ane bukan mendikte tapi kita ingin lebih yaitu transfer of teknologi(tot)ks,(tapi pihak rusia tdk mau kasih) sehingga kita pilih chang bogoo korsel yg ada tot nya,padahal memang dana pinjeman itu diperuntukan khusus ks.

      Hapus
  13. Ha...ha...ha... Dasar indon banyak cakap, mimpi jadi negara berjaya, sipadan dan ligitan milik malaysia, laut ambalat punya malaysia pulau datuk punya malaysia diambil indon kami mau ambil balik biar khalayak ramai tahu pulau datuk punya malaysia diambil indon, indon negara koropsi

    BalasHapus
  14. Ini cerita gw, dulu kala pada jaman pespur Hawk 53 masih layak, sudah ada tawaran bagus dari Chekoslovakia untuk membeli L-39 "Albatross" dari pabrik Aerovodochody. Kebetulan dalam presentasinya pesawat tersebut sudah tinggal diboyong saja karena merupakan pesana dare suatu negara namun dibatalkan sepihak. Ada 2(dua) skwadron atau 32 Unit dan apabila kita jadi membeli kita dapat tambahan 5(lima) engine cuma-cuma. Harganya murah sekali sekitar 1 juta $, mengapa karena mereka kesulitan keuangan, sampai-sampai Dirutnya datang ke Jakarta tidak membawa bekal baju sama sekali. L-39 "Albatross" itu sekarang memenuhi arsenal pesawat AU Thailand karena kita tidak jadi membeli, dengan alasan bahwa kita akan diberi gratis oleh Jerman pesawat "Jaguar" alias pesawat janda karena saking banyaknya pesawat yg crash kayak pesawat Gannet Mk 2 kepunyaan TNI - AL tahun 1960-an.
    L-39 "Albatross" tersebut avioniknya memadukan teknologi western dan eastern seeing disebut avionik "Cupido" yakni penambahan sistim WDNS ( Weapon Delivery and Navigation System) buatan Elbit Israel.
    ( Pada pesawat Super Tucano kita juga dilengkapi dengan avionik dari Elbit, Israel). Pesawat tersebut sungguh manis performancenya, baik climbing, yaw dan manuver lainnya, apalagi dengan suara engine yang halus, dan begitu landing sambil memanfaatkan "Drug Chut" terlihat landasan yang dipakai sangat pendek., sehingga membuat decak para perwira TNI - AU yang menyaksikan. Banyak para penerbang TNI - AU waktu itu mengatakan bahwa sebelumnya TNI -AU juga sudah menggunakan pesawat dari pabrik yang sama yakni L-29 "Dolphin" dan telah mencetak banyak penerbang handal di masanya. Setelah itu barulah era Hawk MK 53 masuk.Secara phisik body pesawat L-39 "Albatross" tidak jauh berbeda dengan Hawk Mk-53, maupun pesawat latih lain yang terkenal di dunia.
    Untuk itu, apabila dibandingkan dengan pesawat T- 50 Golden produk negeri Ginseng, maka L- 39 " Albatross" atau L- 159 yang lebih advance kayaknya lebih unggul dari T - 50 Golde, namun hal ini jangan dijadikan polemik, wong sudah jadi keputusan politik Pemerintah kita,
    "just old story ", mas Bro. Kepareng,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau saya jaguar bukan produk Jerman, itu produk bersama Prancis-Inggris....kalo dari Jerman tuh pesawat latihnya Alpha Jet....

      Hapus
  15. yang 11.15 ikutan koment tu. Yah sebenarnya malaysia itu serumpun dg indonesia. Gak tau tu. mending gabung ama Indonesia aja hihi. Dari pada jadi negara kecil. hihi Capek deh

    BalasHapus
  16. yg 22 jan 12:27. Ada bukti penjajah trusir dari Indonesia. Dulu waktu era Soekarno Indonesia gelar militer besar2an dg Kpl selam kelas wiskey atau killo hingga KApal induk belanda Hengkan dari PApua. ini Bukti nyata Rusia bantu kita miliki armada Tempur paling hebat di Asia. Kita dulu juga punya pesawat pembom yg bisa bawa bom atom. Itu yang punya cuma Indonesia dan rusia dulu. Nah gmna coba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu namanya kita beli, bukan dibantu dan sekali lagi itu nggak gratisan....justru belanda hengkang karena laporan foto pesawat mata2 U-2 milik amerika akan laporan persiapan operasi trikora...dan satu lagi bung...anda ngantuk atau memang nggak tau masak ada kapal selam Kilo waktu itu!

      Hapus
    2. Yg bilang gratisan siapa mas bro. .??pengintaian dari u 2 milik amrik armada tempur RI terlalu kuat klo dihadapi belanda,itung2anya klo belanda paksa menyerang pasti kalah itu nasehat amrik,dari pada kalah perang sama bangsa asia dipaksalah belanda berunding oleh amrik,perlu diketahui semua pengintaian yg didapat oleh pesawat u 2 mengenai peralatan perang milik RI adalah senjata blok timur/uni soviet baik,kapal perang,pesawat tempur,rudal dan torpedo pun dari blok timur...sudah ya jangan dibantah lagi,itu fakta!!!

      Hapus
    3. Itu dalam konteks perang dingin....wajar, suplai menyuplai senjata...serupa denga Russia suplai Mesir, suriah, dkk..atau USA suplai Israel, iran, jerman barat....semua pasti ada motivasi dan kepentingan masing2...yang mana nanti bisa berbalik arah bila sudah tidak menguntungkan...jadi ngapain memandang tinggi peran Russia, sampe disebut membantu mengusir penjajah.....memang kamu antek Russia ya????hahahaha ya????? Apa kagak ingat dulu tahun 1980an ada perwira TNI AL yang ditangkap karena jd mata2 Russia yang menyelidiki perairan dangkal di Indonesia buat kemungkinan operasi kapal selam russia....makan tuh sekutumu...atau teman sejatimu si Rusky...saya sih nggak nyalahin Russianya, cuma geli ada yang naif dalam memandang politik antar bangsa

      Hapus
    4. Yang naif itu sampeyan yg pro banget barat,klo saya hanya meluruskan bahwa RI itu pernah jadi macan asia karena persenjataan dari uni soviet titik.

      Hapus
  17. Coba baca ini...
    http://analisismiliter.com/artikel/part/52/Kandidat_Pengganti_F-5_TNI_AU

    BalasHapus
  18. Sederhananya gini, kalo sisa KE $700jt itu memang khusus untuk KS, tapi kita(pembeli) berubah pikiran karena tersandung TOT, direnegosiasikan lagi minta sisa KE diganti sama barang lain apa kerugian rusia? toh sisa KE yang dipakai itu harus tetap di bayar, rusia tetap untung. Tapi klo sisa KEnya dipaksakan rusia tetap buat KS sesuai perjanjian apa nggak bisa direnegosiasikan lagi klo nggak jadi beli?, klo nggak bisa, apa kita(pembeli) nggak punya hak buat nolak? kok penjual jadi yang maksa dan ngatur pembeli?(apa mo niru pihak barat maen dikte) makanya ada yang nesu(Ngambek), ini yang mulai disadari pihak rusia sekarang ini, makanya mereka datang merayu-rayu lagi bahkan sampai nawarin s300 ato s400,yang iran saja susah payah dapetinnya....dan yang nggak kalah pentingnya kok nggak ada ya, yang gratisan, misalnya hibah atau dapet bonus belanja....jadiii tinggal tunggu waktu aja ampe petinggi yang tinggi kita itu yang lagi nesu(ngambek) nggak emosi lagi....

    BalasHapus
  19. udah bentar lagi juga dateng beritanya, delegasi rusia yang diterima wamenhan kemaren liat aja apa pesan yang di bawanya, kalau dilihat pesannyakan buat ngedinginin yang lagi nesu ini....tinggal dilihat aja gimana kelanjutan proses kerjasamanya...☺, kalau saya nggak ada pro2 an cuma liat fakta aja.... yang penting mana yang lebih menguntungkan buat negeri saya....

    BalasHapus
  20. Malontesial kayak pantat selalu nimbrung aja malingsial kampret ini mending serumpun sama iblis daripada sama malayfuck

    BalasHapus