Pages

Sabtu, Desember 01, 2012

Fitur Baru Canggih PKR 10514 TNI-AL

ARC-(IDB) : Hingga nanti selesai produksi dan operasional penuh di TNI-AL, proyek PKR 10514 tetap menarik perhatian dan banyak mengandung misteri. 

Misteri itu antara lain mengenai kemampuan sesungguhnya dari calon Fregat andalan TNI-AL ini. Pihak PT.PAL selaku produsen bekerja sama dengan Damen Schelde masoh pelit berbagi informasi. 

Jika ditanya mengenai persenjataan misalnya, PT.PAL selalu menjawab, pihak user (TNI-AL) yang memutuskan. Namun hal ini wajar saja, lantaran dalam perjalanannya nanti, bisa jadi banyak spesifikasi dan desain yang berubah.

Akan tetapi, sedikit titik terlihat pada ajang Indodefence 2012 lalu. Di booth Damen, terlihat poster dan booklet mengenai PKR10514. 

Tidak banyak perubahan dibandingkan desain PKR sebelumnya. Namun satu yang menarik perhatian adalah adanya sesosok kubah meriam kecil di atas meriam utama. Tak salah lagi.. itulah sistem Pertahanan Jarak Dekat (CIWS) yang nantinya akan diadopsi oleh PKR Indonesia.

Melihat dari bentuknya, bolehlah kita menduga sistem CIWS yang dipakai itu adalah Oerlikon Millennium 35mm Naval Gun System. Untuk memudahkan, kita sebut saja sistem CIWS ini sebagai Millenium 35mm.

 Jika benar PKR10514 menggunakan Millenium 35mm, maka ini sebuah lompatan jauh bagi TNI-AL. Seperti diketahui, Millenium merupakan salah satu sistem CIWS teranyar yang dilansir. Millenium 35mm aslinya merupakan pengembangan dari sistem arhanud Oerlikon 35mm yang berbasis di darat.


Dalam operasinya Millenium 35mm mampu menyemburkan hingga 1000 peluru per menit. Kelihatannya memang lebih rendah dibandingkan CIWS lainnya seperti Phalanx atau Goalkeeper. 

Akan tetapi, rahasinya bukan di daya sembur. Inilah rahasia Millenium 35mm, yaitu munisi AHEAD. Munisi AHEAD ini diyakini mampu menangkis semua serangan terhadap kapal. Cara kerjanya, ketika melesat meninggalkan laras, pengatur waktu pada kepala peluru bekerja. 

Pengatur waktu itu ditentukan berdasarkan penghitungan komputer terhadap sasaran. Lalu pada jarak sekitar 10-30 meter menjelang sasaran, kepala munisi akan pecah dan melontarkan sebanyak 152 proyektil kecil. Proses pecahnya kepala munisi pun telah diatur sehingga 152 proyektil tersebut akan membentuk semacam tameng, dan menghalangi benda apapun yang akan menerobosnya. 

 
Proyektil yang menjadi pagar tersebut memang kecil. Namun saking banyaknya Proyektil yang "melukai" sasaran, maka sasaran akan kehilangan aerodinamika lalu akhirnya terjatuh.Bahkan Oerlikon juga berani mengklaim, sistemnya ini telah berhasil menjatuhkan mortir yang ditembakan.


 
Keunggulan lainnya dari Millenium 35mm adalah kemudahan pemasangan. Memasang Millenium bahkan tak perlu melubangi Hull kapal, karena sistem ini bekerja secara mandiri. Maksudnya, pasokan peluru ditempatkan pada kubah dan tak memerlukan ruangan khusus amunisi. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk memasang Millenium pada kapal. Desainnya yang kompak juga merupakan keuntungan. Millenium 35mm hanya membutuhkan ruangan seluas 6 meter persegi. 

Bobot total Millenium 35mm lengkap dengan 252 peluru sendiri hanya sekitar 3,2 ton. Hmmm... sangat menarik bukan? semoga saja benar PKR-10514 TNI AL nantinya menggunakannya.






Sumber : ARC

12 komentar:

  1. Bagus dan lebihh bagus lagi mellinium35mm di pasang korvet ,fregat ,kcr,dan kapal angkut terbaru !sudah yata menim perthanan udara tuk melindungi kapal 2 nkri yg sudah mulai menua ,kapal boleh tua senjata anak muda !!!dan para petinggi nkri cepat sadarkan diri belli senjata tepat sasaran ”suka tidak suka menyangkut duwit rakyat juga untuk belli alutsista

    BalasHapus
  2. Pasang 2 unit Oerlikon Millennium 35mm Naval Gun di setiap KRI, supaya bisa terlindungi 360 derajat.
    saya kira untuk melindungi kapal yg berharga mahal self defence yg mumpuni mutlak di berikan.

    BalasHapus
  3. Mantaplah, semoga KRI lain yang mampu dipasang, juga dibeliin CIWS. Dan semoga lagi PKR berikutnya segera menyusul, tidak hanya berhenti di satu ini.

    BalasHapus
  4. muantap....semoga demikian tidak berubah, bila rudal anti udaranya jatuh pada aster, malah lebih muantab lagi...., rudal permukaan yg berkualitas sekalian anti ECM atau seperti Harpoon yg menjamer malah diserang...

    BalasHapus
  5. jangan merasa yakin dulu sobat, sesuai pengalaman senjata yg sudah di beli dan di pakae sama tni selalu berbeda dengan yang asli nya contoh senjata arhanud rudal grom selalu meleset dari sasaran padahal waktu uji coba senjata ini cangih dan mumpuni, meriam zuur peroyektil nya tidak meledak di saat kena sasaran, tank leopard laras nya tidak sesuai dengan yg asli nya sehingga jarak epektip nya ber kurang, pesawat f-16 yg tidak bisa menembak di saat ada pesawat asing menyusup di negri papua, dan banyak lg yg lainnya dan yang intinya para negri mener itu tidak ikhlas kalau negara islam terbesar ini kuat, tapi aneh nya pejabat TNI selalu membeli peroduk kepada mereka.

    BalasHapus
  6. Jendral lulusan orde baru biasa saman gussdur lumayan pada di pereteli !!! Orde baru berkuasa selama 33 tahun di tambah anaknya sudahh berkuasa 33±10=43 tahun hasillnya bisa di liat di tipu belanda tot tot ,gak yata ,pal bellom bisa katanya ,masih ke belanda !! Padahal italia ,rusia, cina sudahh nantang 2 tidak tipu 2 !seperti belanda !”Manusia tamak ,serakah menurut sumber kekayaan sby sekeluarga tembus 4 milyar dolar ,”cukup buat adu domba anak bangsa ,seumpama family gagal jadi peminpin 2014 apa gak menakutkan sobatt !!!”Kecuali non orde baru jadi peminpin anti orde baru bagus !! Cuma sby family gak bakal diamm !punya segalanya !cuma dki 1 sby ketendang ,harta gak selamanya di atass !!!ahir demokrat sudah mendekat baby orde baru!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah salahnya. Kenapa partai dan pokitikus sisa orba dibiarkan hidup. Harusnya itu dibubarkan dan dilarang berpolitik di semua aspek.

      Hapus
  7. Cuman sayang....semuanya sudah tepat, namun sarn saya pertahanan udaranya masih kurang walaupun ada rudal Aanti udara VL Shorad (VL Mica), namun masih jarak pendek 6-12 km (3-6 Nm) itu sangat riskan, itu tugas dari mer orlikon 35mm, alangkah baiknya jika diganti Aster 15/30 dengan jarak capai 30 km, sehingga tampak pertahanan jarak sedang gunakan aster, bila lolos baru gunakan meriam millinium 35mm, sayang kapal senilai 220 juta dollar hancur dengan rudal yang harganya tidak sebanding harga kapal...ok itu hanya saran aja....

    BalasHapus
  8. AS Siap Kirim Pasukan untuk Memerdekakan Papua

    Asing akan tetap melibatkan diri dengan urusan Papua. Itulah yang menjadi perhatian Hariyadi Wirawan ketika diwawancarai itoday, Senin (20/2).

    Asing terlibat karena persoalan Papua tidak pernah selesai, tutur pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia ini.


    Bendera Bintang Kejora
    (Foto: Istimewa / itoday.co.id)

    Menurutnya, apa yang terjadi di Papua sekarang, jelas mengikuti skenario kemerdekaan Kosovo, yang berhasil memerdekakan dirinya dengan bantuan lembaga internasional. Hal ini terlihat dengan didaftarkannya kemerdekaan Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu lalu.

    Jika asing melihat masalah Papua sebagai sebuah isu internasional yang hangat, dan menganggap Indonesia tidak peduli. Maka kesempatan Papua untuk merdeka akan semakin besar, jelasnya.

    Hariyadi mengingatkan, keberadaan AS di Darwin, Australia, walau sebenarnya adalah untuk membendung Cina, tetapi jika masalah Papua semakin memanas, dan memperoleh pengakuan lembaga internasional sebagai sebuah negara merdeka, maka pangkalan AS di Darwin akan menjadi pangkalan yang bersifat multifungsi.

    AS akan mengerahkan pasukannya di Darwin guna melindungi Papua, jika Indonesia nantinya menolak kemerdekaan Papua yang disahkan PBB secara sepihak, kata Hariyadi.

    Apa yang dikatakan Hariyadi mengenai ancaman pangkalan AS di Darwin memang tidak bisa dianggap enteng. Sebab posisi Darwin sangat untuk mendukung posisi AS di ASEAN dan Laut Cina Selatan, atas Cina dan Rusia.

    Tidak hanya itu, posisi Darwin juga memudahkan AS untuk mengirimkan pasukannya dengan menggunakan kapal selam dan kapal induk, ke berbagai belahan dunia, khususnya Asia Pasifik.

    Bagi Hariyadi, alasan mengapa masalah Papua tidak pernah selesai, karena pemerintah selalu menggunakan cara represif dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Sedangkan cara pendekatan lainnya kurang maksimal, sebab tim yang dibentuk selalu saja tidak bekerja dengan semestinya.

    BalasHapus
  9. betul negri ini sudah terkepung, peperangan sudah di susun dan di kobarkan di depan mata kita,...WASPADA DAN BERSIAPLAH'

    BalasHapus
  10. Kapitalis sdh membuat skanario thd NKRI, kita baru melek teknologi sdh diasiapkan utk kehancuran NKRI dan caranya kapitalis utk main sangat halus dg melalui kerja sama serta perusak sdh menyusup kemana2. Anak2 bangsa hrs waspada, kedepan semakin komplek dan semakin keras bersaing antar negara.

    BalasHapus
  11. Katanya nih PKR mau dipasang Yakhont juga ya? Kan kita dah pengalaman Kapal Belanda dikasih Yakhont kayak KRI Oswald Siahaan ya.

    BalasHapus