Pages

Senin, November 26, 2012

Menakar Alutsista Indonesia

BANDUNG-(IDB) : Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak serta kondisi geopolitik berada di dua persimpangan samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dua benua, yakni benua Asia dan Australia. Negara lain akan menghargai kedaulatan Indonesia jika pertahanan kita kuat.

Nah, sekarang bagaimanakah kondisi pertahanan serta alat utama sistem senjata (alutsista) kita ? apakah sudah cukup kuat “menakuti” bangsa lain ? Mari kita simak masing-masing kekuatan, khususnya kekuatan alutsista trimatra Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).


Pemerhati isu pertahanan dan alutsista TNI, Jagarin Pane mengatakan perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012 ini bisa disebut masuk musim panen raya sampai tahun 2014. 

Tahun ini saja kita sudah menerima empat pesawat coin (counter insurgency) Super Tucano buatan Brazil dari yang kita pesan satu skuadron (16 unit).

Kita juga sudah menerima 2 KCR (Kapal Cepat Rudal) dari enam yang dipesan buatan galangan kapal dalam negeri di Batam. Tank berat Leopard juga sudah diambang pintu dengan pesanan 100 unit bersama dengan 50 uni tank medium Marder buatan Jerman.


“Kita juga sedang menunggu kedatangan MLRS (Multi Launcer Rocket System) Astross II dari Brazil untuk kebutuhan dua batalyon, satu unit kendaraan peluncurnya dipamerkan di ajang Indo Defence di Jakarta. 

Demikian juga dengan howitzer Caesar buatan Perancis untuk kebutuhan dua batalyon artileri sedang dinantikan kedatangannya bersama rudal Mistral untuk satu batalyon. 


Pokoknya banyak sekali pengadaan alutsista hingga tahun 2014 untuk ketiga matra TNI ini”, ungkap Jagarin kepada “PR” ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Jika ditanya mana yang terkuat diantara ketiga matra saat ini, ia mengatakan yang paling kuat adalah Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan maupun alutsista. TNI AD punya lebih dari 1000 tank dan panser belum termasuk artileri dan rudal anti serangan udara. 

“Akan tetapi tank yang dimiliki hanya berkategori tank ringan dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan Perancis. Itu sebabnya sesuai perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh Main Battle Tank (MBT) dan Medium Tank”, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara itu, lanjut dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan lebih dari 140 KRI terbagi dalam dua armada, yaitu armada Barat dan Timur. 

Yang membanggakan tentu kekuatan pemukul KRI sudah dilengkapi dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia berjarak tembak 300 km, rudal C802 dan C705 buatan Cina. 

Uji coba rudal Yakhont yang dilakukan di mulut perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan Armada Jaya mampu menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali tembak.

“Satuan pemukul TNI AL yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan serang pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan Singapura. 

Korps Marinir memiliki persenjataan yang berbeda generasi mulai dari tank amfibi PT 76, BTR50, AMX10P, BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru BMP3F”, ungkap Jagarin lagi.

Untuk TNI AU Jagarin menilai kondisi alutsista yang paling lemah diantara dua matra TNI lainnya. Saat ini TNI AU hanya memiliki kekuatan 10 F16, 10 Sukhoi, 12 F5E, 32Hawk 100/200, 4 Super Tucano. Menurut dia kekuatan itu jelas sangat tidak memadai untuk mengawal dirgantara RI yang seluas Eropa ini.
“Namun dengan kedatangan 24 F16 blok 52, 6 Sukhoi, 16 Super Tucano dan 16 T50 setidaknya sesak nafas yang menjadi kendala mengawal kedaulatan udara RI bisa agak lega. 

Tentu saja tidak berhenti sampai disitu. Mestinya dalam MEF (Minimum Essential Force) tahap II tahun 2015-2019 kita harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat Sukhoi, 48 jet tempur ringan F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit dari jenis Typhoon atau Rafale” ucap Jagarin lagi.

Melihat kondisi alutsista trimatra TNI upaya untuk menambah persenjataan tentu menjadi sebuah keniscayaan bagi negara besar seperti Indonesia. Negara kita baru saja memproduksi UU Industri Pertahanan sebagai payung hukum untuk mengembangkan industri pertahanan dan keamanan (hankam) dalam negeri.


“Sebenarnya sebelum UU itu jadi, Kementerian Pertahanan sudah melakukan langkah maju yang berani dengan kerjasama ToT (Transfer of Technology) dengan Korea Selatan dalam pengadaan tiga kapal selam jenis Chang Bogo. 

Saat ini PT PAL dan Daewoo sedang menyeleksi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan 200 tenaga ahli yang akan dikirim ke Korsel. Dua kapal selam dibangun di Korsel dan satu unit di PT PAL Surabaya. Dengan Cina kita juga sedang melakukan kerjasama alih teknologi rudal C705. Jika sekolah rudal ini berhasil, dikombinasi dengan kemampuan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang sudah mampu menguji roket berjarak tembak 300 km, bisa dipastikan akan terjadi kemajuan yang luar biasa dalam teknologi rudal kita dua hingga tiga tahun ke depan” ungkap Jagarin lagi.

Lebih lanjut ia menambahkan dalam pembuatan kapal perusak kawal rudal yang dikenal sebagai proyek PKR10514 dengan Damen Schelde Belanda saat ini pun dilakukan dengan transfer teknologi. “PT PAL yang saat ini sudah mendapat order membuat enam kapal cepat rudal ukuran 60 meter untuk TNI AL, jika berhasil mendapatkan teknologi PKR 10514 akan menjadi perusahaan pembuat kapal perang yang disegani di Asia Tenggara “, tutur Jagarin.

Posisi di Asia Tenggara


Jika demikian bagaimana sebenarnya posisi Indonesia di Asia Tenggara saat ini ? dulu kita dikenal sebagai “Macan Asia”, apakah gelar itu masih pantas diberikan kepada Indonesia ?

Jagarin mengatakan modernisasi alutsista TNI sebenarnya untuk mengejar ketertinggalannya yang cukup jauh dibanding dengan tetangganya. Malaysia sudah jauh hari punya MBT PT91 buatan Polandia, Singapura sudah punya MBT Leopard. Sampai hari ini TNI AD hanya punya tank ringan Scorpion. “Lha, Scorpion jika diadu dengan PT91 di Kalimantan, kan sama saja dengan menandingkan kambing dengan sapi, beda kelas. Jadi penambahan kekuatan persenjataan kita adalah sebuah keniscayaan dan fardu kifayah. 


Dulu di zaman Dwikora kekuatan militer RI adalah yang terkuat di Asia Tenggara sehingga dianggap sebagai kekuatan Macan Asia. Dengan modernisasi alutsista ini diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di Asia sesuai arahan Presiden SBY di hadapan petinggi Kemenhan dan Mabes TNI blan puasa yang lalu”, ujarnya menjelaskan.

Khusus dengan Malaysia dimana Indonesia sering mengalami konflik, Jagarin berani menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia saat ini secra umum tetap lebih kuat dari Malaysia. “Hanya di AU kekuatan mereka lebih ‘bergigi’ dengan memiliki 18 Sukhoi, 12 Mig29, 8 Hornet, 12 F5E. Untuk AL kita yang terkuat dengan lebih dari 140 KRI bandingkan dengan Malaysia hanya memiliki 58 KD. Mereka tidak punya pasukan Marinir berkualifikasi serbu, kita punya dua divisi pasukan Marinir berkemampuan serang pantai”, katanya lagi.

Yang lebih membanggakan, lanjut Jagarin, tentu skill individu prajurit kita lebih tahan uji dan mahir. Terbukti dalam setiap uji tanding di kejuaraan menembak regional berbagai senjata perseorangan, Indonesia selalu tampil menjadi nomor satu. 

Negara-negara ASEAN dan Australia angkat topi dengan kemampuan individu prajurit TNI. “Dengan Marinir AS pun terbukti dalam uji ketahanan fisik dan mental di hutan Jawa Timur beberapa waktu lalu bersama Marinir AS, personel Marinir AS kalah uji nyali dan uji fisik dengan Marinir Indonesia”, ungkapnya.

Apalagi, lanjut Jagarin, kehadiran 45 negara dan 500 produsen alutsista dunia di ajang Indo Defence membuktikan bahwa dunia sedang melirik Indonesia dengan anggaran alutsista yang luar biasa yakni Rp 100 trilyun dan diharapkan menjadi Rp 150 trilyun pada tahun 2014 nanti. “Prinsip yang dibangun Kemenhan, kan sudah jelas kalau belum mampu bisa beli dari luar tapi syaratnya berbagi teknologi. Kita meyakini kebijakan Kemenhan yang melakukan transaksi pengadaan alutsista sudah berada di jalan yang benar. Pengadaan MBT Leopard dilakukan G to G ( government to government) sehingga mampu menghapus beban jasa broker”, katanya menjelaskan.

Semua industri hankam dalam negeri saat ini bergerak dan mekar dengan berbagai order alutsista dari Kemenhan. Lihat saja PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Industri dirgantara PT DI yang sempat dinyatakan bangkrut, saat ini sedang berupaya merekrut tenaga ahli untuk menyinari kembali industri kebanggaan RI itu. “Demikian juga dengan PT PAL, semuanya sedang menggeliat dan menampilkan kesibukannya tak terkecuali industri swasta nasional kita”, tutur Jagarin.





31 komentar:

  1. senangnya bisa melihat indonesia menjadi negara kuat.

    BalasHapus
  2. Semoga cepat menjadi kenyataan dan bukan cuma wacana saja.........

    BalasHapus
  3. Senang sekali membaca artikel ini...soal malaysia saya sudah pernah menganalisa dan memang benar mereka lebih unggul di Angkatan Udara (cm mereka tidak punya pesawat sekelas F - 16 yang belum tentu kalah lawan Hornet/Mig29)...tp kalo kemampuan personel saya tidak meragukan lagi keunggulan TNI di Asean...

    BalasHapus
  4. Perang di tentukan di Darat...Bravo TNI

    BalasHapus
  5. sebentar lagi kita akan punya sistem kubah besi anyar david's sling, s300, dan bulava 100 ton ICBM. bravo NKRI jayalah selalu INDONESIA !!!!!!!!

    BalasHapus
  6. sebentar lagi kita akan punya sistem kubah besi anyar david's sling, s300, dan bulava 100 ton ICBM. bravo NKRI jayalah selalu INDONESIA !!!!!!!! yg bener ni gan ?? CIUSSS? mantap donks

    BalasHapus
  7. Pengamat atau antek asing di atass ?? Kok malaysia terrus ! Di bandingkan malaysia terrus bisa apa mereka malaysia mau perrang sesama negara muslim ?”Prediksi adu domba stopp emang siapa di belakang timtim lepass pemborontak papua di modali di kompori ? Bukan malysia !!! Rakyat malaysia pro indonesia!! Tidak peguasa malaysia !”Beda yata australia mereka merusak gak pernah di sebut ? Jadi pengamat di atass antek asingg !!!? Makanya nkri terbelakang di bidang senjata berkaca ke negara kecil ! Sedangkan musuh yata tidak pernah di sebut !!!pengamat antekk gopblokk !!!!

    BalasHapus
  8. Hei jangan sebut indonesia negara muslim...siapa bilang??? Dasar kita pancasila...ngawur...Rakyat malaysia pro Indonesia?....kok gitu kelakuannya ma TKI...kalo kita antek asing...kamu antek malaya ya???...hahaha

    BalasHapus
  9. Sssssttt......
    Sama sama antek jangan ribut...
    Berisiiiiik.....tau...!!!!
    ˚╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ˚

    BalasHapus
  10. Semua di dunia media asing di luar negeri indonesian papular muslim cantryy kata orang luar !!!! Haha...anda datang kemalaysia mereka menyatu sesama orang melayu etnis cina jugaa.. kalau pembantu di perkosa di bunuhh di jakarta jugaa banyakkk kata pos kotaa hahaMMmm..jangan mau di kibulin antek asingg babu asing belli senjata haruss berkaca ke negara kecil kenapa gak berkaca ke india ???? Tentu tidak bisa di kemplang asing tidak setuju begituu kerbau pemalass bisanya rakyatnya sendiri di adu dombaa haneyyy hehe...

    BalasHapus
  11. update terbaru senjata tni masih kalah cepat dgn update terbaru mobil mewah para pejabat

    BalasHapus
  12. setuju bro hairus slamet, australia harus terus diwaspadai.

    BalasHapus
  13. hah, pada ngomong apa, indonesia malaysia sama aja.
    yang terpenting itu indonesia pejabatnya gak korup aja udah nyaman banget.
    SBY harusnya bikin peraturan para pejabat pemerintahan tiap bulan gaji dipotong 50rb, trus uangnya buat nabung beli s300, su-35, terus kalo bisa buat kapal induk sendiri.
    beres kan..????

    BalasHapus
  14. pokoknya australia yang harus di waspadai itu nyata musuh dalam selimut setelah tim2 lepas sekarang yang di incar papua (^_^)masa pemerintah gak sadar dengan ada nya pangkalan meliter as di darwin itu bukan semata2 memantau cina !!! itu yang harus disadari RI pokoknya segrombolan INGGRIS<>AUSTRALIA>otaknya licik negara penjajah tetap penjajah,,ingat kata bung kano inggris dilinggis ,,amerika di strika tapi sayang penerusnya pak karno malah bilang!!!!TUAN SAM sia2 pak karno memperjuangkan kemerdekaan diluarnya aja merdeka tapi di dalamnya terjajah ,,memprihatinkan sekali negara SDA NYA sangat berlimpah tetpi rakyatnya menderita sungguh aneh tapi nyata ,,apa yang terjadi di negara ini apakah sampai kiamat kah !!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  15. Untuk roket kebutuhan dasarnya adalah "Propelan", disamping teknology yang lain. Tanpa "Propelan" ya nggak ada roket. Karena propelan merupakan bahan utama pendorong roket. Propelan masih merupakan barang mewah dan sulit diperoleh, karena pembelian propelan terkena pembatasan dari protokol rezim propelan dunia (MNCR ), dimana propelan untuk pendorong roket wahana satelit dan lainnya akan berbeda ijin exportnya dengan propelan yang akan dipakai untuk senjata ( Rudal, Roket Balistik). Selama ini propelan yang di dapat dari impor adalah propelan yang akan dipakai / digunakan oleh LAPAN adalah untuk keperluan peneltian dan pengembangan roket non militer.
    Untuk itu, saatnya para ilmuwan Indonesia mencari terobosan agar kemandirian di bidang penyediaan propelan sebagai bahan utama pendorong roket dapat terwujud.
    Sebenarnya sudah ada terobosan dalam hal ini dengan telah terbukti bahwa ilmuwan kita mampu mewujudkan hal tersebut dengan bahan baku dalam negeri, namun keberpihakan pembuat kebijakan belum mendukung.
    Jadi, terserah apa yang akan kita putuskan untuk hal tersebut???

    BalasHapus
  16. Bahaya nih kalau senjata sebuah negara sudah di umbar berita seperti ini, gimana kalau negara musuh yg mau menyerang kita sudah tau jumlah kekuatan dan kelemahan TNI kita, kalau bisa jumlah senjata nya jangan di sebutkan dong cukup nama dan asal nya saja. mudah2 han ini buat masukan yg punya blog ini,

    BalasHapus
  17. pak sby jendral yg tau taktik jenius . .loe yg koment pd koar2 gak karuan. . .

    BalasHapus
  18. @bambang wah ngawur iki
    kita punya pabriknya dalah satunya pt candra asri kapasitas 480ribu ton/tahun
    masih ada lagi ygsedang di bngun di kaltim
    makannya googling dong

    yg takut alutsista kita di ketahui santai aja
    itu hnya mayoritas kecil saja yg diumbar ke publik
    contohnya berapa jumlah kapal permukaan, kapal selam, dll
    itu semua lebih jumlahnya dari yg di umbar

    aku setuju yg jauh di atas
    patokam kita udah gk level sama si malom
    patokan kita skrng adlah ngra asutralia

    BalasHapus
  19. Maklum katak dalam tempurung...hanya berkoar dan argumennya...pake kata 'pokoknya'...(Kalimat yang mau menang sendiri dan merasa paling benar)..

    BalasHapus
  20. mudah mudahan terwujud...namun menurut sy admin diatas menyatakan "apakah kuat untuk menakuti bangsa lain???", pertama politik luar negeri kita tidak menyatakan kita sebagai negara agresor, kedua strategi pertahanan kita defence aktif, ketiga MEF dibuat untuk mencapai kekuatan minimum untuk menghadapi 2 poros ancama dari utara, jd MEF itu belum menjadikan macan asia seperti waktu Trikora, kecuali kita mencapai Maksimum Essential Force,merubah strategi defensif menjadi offensif, dan politik luar negeri kita untuk kepentingan Indonesia, barulah kita akan ditakuti orang dan dianggap ancaman. Dengan politik dan strategi sekarang, kita hanya menunggu lawan masuk lalu menghancurkan kekuatan lawan jd teknologi yang perlu diperkuat adalah pertahanan udara meliputi radar,rudal,pesawat tempur...pertahanan laut meliputi radar maritim, kapal perang berkemampuan 3 aspek, terakhir pertahanan darat yaitu memperkuat di daerah perbatasan darat, membuat akses transportasi dan komunikasi...Ok deh itulah konsep defensif

    BalasHapus
  21. Sebenarnya yg harus diwaspadai NKRI adalah negara sekutu dekat AS,kalau negara ASEAN gak ada mental agresor seperti mereka,itu sdh nyata begitu mudahnya timor lepas dari NKRI dan sekarang perlahan tapi pasti mereka mencoba merongrong Papua biar lepas dari NKRI.bravo atas kepemimpinan SBY yg membuat NKRI skrg disegani negara asing terutama negara Sekutu yg berubah 180derajat terhadap RI tapi ingat kita tetap hrus waspada..lebih baik buruk didepan daripada buruk dibelakang.malaysia-indonesia mayoritas berasal dari rumpun yg sama,sama seperti inggris-amerika yg tak kan berperang satu sama lain walau kadang pandangan politik dan kepentingan yg berbeda sedikit.bravo indonesia-malaysia..!ingat..!klo indonesia-malaysia terjadi konfrontasi maka akan ada negara kelompok tertentu yg bertepuk tangan....pasti..!

    BalasHapus
  22. tiap negara maju pasti mempunyai dan mengembangkan senjata rahasia. semoga kita uda mulai kearah situ pertahanannya.
    Betta Fighter Community

    BalasHapus
  23. Seperti ulasan di beberapa blog sebelumnya, arah produksi alutsista dalam negeri perlu ditata agar lebih fokus, karena sangat berat apabila semua alutsista akan diproduksi semua. Kemudian, melihat kecenderungan alutsista masa depan, yg perlu dikembangkan adalah peperangan yg bukan lagi konvensional. Pesawat tempur berawak, kapal perang, tank adalah contoh alutsista konvensional. Ke depan atau mulai saat ini perlu dikembangkan alutsista seperti satelit militer, rudal, smart bomb, UAV, UCAV, peperangan elektronik dan teknology stealth. Kalau ada kemauan, sebenarnya SDM kita sudah mampu, atau kalaupun masih ada teknologi yang belum dikuasai, kerahkan agen intelejen RI untuk "mencuri" teknologi dari luar negeri. ToT itu omong kosong, secara logika juga tidak masuk akal, mengapa negara lain mau kasih teknologi yg susah didapat ke negara lainnya? Lihatlah ilmuwan-ilmuwan RI, ada yg sudah menemukan teknology material stealth (pengolahan dari pasir pantai), coba kalau diaplikasikan ke KRI atau rudal atau roket sehingga tidak terjejak radar. Kemudian jg ilmuwan yg menemukan cara produksi atom yg sebelumnya belum pernah ada di dunia (insinyur di BATAN). Kalau ada kemauan, coba bikin dream team dengan merekrut sumber daya manusia yg handal tersebut demi kemajuan dan kejayaan Indonesia.

    BalasHapus
  24. ulasan yang bagus, Indonesia disadari atau tidak adalah negara maritim yg besar, dalam sejarahnya 2 kerajaan besar yg menguasai nusantara yakni majapahit dan sriwijaya pun dulu memiliki angkatan laut yg kuat, scr geografis Indonesia memiliki bbrp karakteristik sbg berikut :

    1. Byk memiliki pulau2 krg lbh sktr 17 rb pulau yg dimiliki oleh Indonesia, hal ini dpt dimanfaatkan sbg suatu sistem pertahanan, spt pangkalan kapal cepat rudal, tempat baterai2 rudal SAM, pangkalan pasukan temput/komando, pangkalan drone atau helikopter anti submarine, tempat logistik tempur dll .. hanya saja hal tersebut hrs dilakukan scr terintegrasi mulai dr early warning, defence system sampai dengan battle management ( dalam perang dunia kedua, pertempuran di pulau2 spt di pulau tarawa, iwo jima, saipan tlh memberikan pelajaran berharga bagi pasukan AS terutama korps marinir mengenai begitu hebatnya pertahanan pulau yg terintegrasi dgn baik )

    2. Karakteristik laut Indonesia yg terdiri laut tdk terlalu dalam dan sempit serta laut yg dalam, hal ini jg memberi keuntungan, penempatan dan pembuatan kapal2 tempur dgn tipe tertentu akan berpedoman kpd karakteristik laut yg kt miliki, misalkan dlm menentukan tipe, jml sampai dengan sistem persenjataan, utk laut wilayah barat Indonesia yg tdk terlalu dalam dan sempit akan lbh byk dibangun kapal2 tempur dgn model Litoral Combat Ship spt KCR-KCR yg sdg kt bangun, kapal kecil utk laut tdk terlalu dalam namun memiliki daya sengat yg tajam krn dilengkapi rudal-rudal yg mematikan, utk kapal2 selamnya jg spt itu kapal2 selam dgn tonase yg tdk terlalu berat ( krg lbh 1400-1600 ton ) sgt baik digunakan di laut2 yg tdk terlalu dalam tersebut shg celah2 laut yg sempit akan menjadi battlefield ideal bagi kapal2 selam ringan namun dipersenjatai dgn torpedo berat akan lbh dahsyat apabila setiap kapal selam memiliki vertical launcher system yang dpt menembak rudal dr dalam air, baik rudal permukaan maupun rudal anti pesawat, sdgkan utk laut dalam spt laut bagian timur dan bagian selatan yg merupakan laut dalam, perlu ditempatkan kapal2 yg agak besar spt tipe destroyer, fregat dan tentunya kapal selam dgn tonase berat ( 2400 ton - keatas ), sistem persenjataan kapal2 itu pun jg yg memiliki daya gedor yg sangat kuat spt rudal yakhont, exocet blok terbaru, dll plus dilengkap dgn helikopter yg memiliki klasifikasi anti submarine, kapal2 selam yg ditempatkan disini bs spt kilo class, yg kalo beroperasi akan spt gerombolan serigala sktr 2-3 kapal selam ( ingat momok U-Boat di atlantik dan kapal AS di pasifik saat WW II ) , bahkan yg lbh bagus lagi apabila ditempatkan 1-2 kapal selam kelas nuklir kelas berat spt kelas borei yg dpt beroperasi spt serigala penyendiri (lonely wolf) namun sgt ditakuti .....

    Jika bbrp karakteristik yg kt miliki dimanfaatkan scr maksimal rasanya tetangga dr utara maupun selatan akan mikir2 klo maen slonong boy ke wilayah Indonesia, bahkan mungkin mrk akan cium tangan dulu kalau mau masuk wilayah Indonesia ... :-)

    BalasHapus
  25. Saya masih prihatin dg kekuatan Angkatan Udara Kita. Jika dilihat dari luas wilayahnya AU Indonesia termiskin di dunia. Kenapa ya Pemerintah tidak memperkuat pesawat tempur Indonesia. Tanpa AU kuat kita kalah perang. Kalah Taring, masak msih kalah dengan Malaysia pesawat tempurnya. Ya aneh juga. Sangat aneh lah.

    BalasHapus
  26. Nasipp alutsista nkri di giring ama peminpinnya sendiri ke tepi senjata keampuhan tidak ada !conntoh rudal , kapal selam , pesawat tempur , f16 rongsokan pun sudah bayar lunas di persulit! Pembelian kapal fregat sudah 8 tahun pun tidak hasil apa 2? Paling buruk duta besar ri di dc ?siapa dia jadi calok lion di paksa belli pesawat ratusan tuk menyelamat boeing aircraf compeny !f16 .??? Permasalahan duwit rakyat di hambur 2kan tidak tepat sasaran malang nya nkri di persulit presidennya sendiri devisit perdagagan di paksa tuk menyelamatkan anak sekutu ,thailand ,malaysia ,singapura ,!berapa milyar devisit ?? Ahirnya bangsa indonesia jadi hiroo buat sekutu dan tidak pernah tampak !”Kalau tidak sadar sby dan kawan 2 nkri di ambang kehancuran berkat peminpinnya sendiri mari berdoa anak bangsa !!!jalan keluar sudah ada kapital jakarta di pinpin new sudirman !”Tanda 2 selamat mulai ada babi asing mulai tersingkir!!!!!!!

    BalasHapus
  27. Yang didirikan di Bontang Kalimantan Timur, itu pabrik Bahan Peledak kerjasama antara PT Armindo dengan PT Dahana. Sedangkan PT Chandra Asri Cilegon itu pabrik Aromatic produk utamanya adalah bahan baku Plastick.
    Jadi beda dong antara Bahan Peledak, Aromatic dengan Propelant.
    Bahan Peledak untuk Indusri Pertambangan, Aromatic untuk bahan baku industri plastick, sedangkan Propelant senyawa kimia untuk dipakai sebagai bahan baku motor pendorong roket.
    jadi mudah-mudahan nggak ngawur atau kurang googling.

    BalasHapus
  28. mas, hati2 dengan australia ...mereka manis didepan de belakangan ngeroyok. . . seperti diatas kasus timtim kita sudah tau dalang nya,. . apa sih guna nya timtim untuk asutralia. . .?? tentu ada gunanya kelo menurut saya timtim di gunakan sebagai tempat markas samaran operasi inteligent untuk indonesia. . . mereka ingin mengincar papua,. . dgn kita menggunakan produk dari sekutu, ketika kita di embargo tamatlah kita, satu2 persatu pulau kita lepas. . .australia memberikan hibah tapi biaya perbaikannya melangit, lalu gak lama jatuh menewaskan para putra AU, al hasil AU kehilangan prajurit AU nya,..bukan mati karena perang tapi peswat jatuh ... saya ingin bertanya pada teman2 semua mungkin gak ada sabotase di semua kejanggalan ini, , kita 63 tahun merdeka tapi kenapa tetap terjajah. . .

    BalasHapus
  29. Sifat geografis Indonesia yang terdiri dari 18000 pulau telah mulai dimanfaatkan dengan baik oleh petinggi-petinggi pertahanan kita. Indonesia membeli rudal-rudal Yakhont, c-705 dan c-802 juga sudah mulai mengembangkan dan memproduksi sendiri roket/rudal militer dan sebagainya, karena 18000 pulau-pulau itu sendiri bisa kita anggap sebagai KAPAL INDUK. Semua selat dan laut kita harus dapat dijangkau dengan sistim pemantauan radar dan pertahanan rudal-rudal kita.Oleh karena itu alutsista kita sudah mulai disebar diseluruh pulau-pulau kita, lihat saja TNI AL akan dikembangkan menjadi 3 Armada (Barat, Tengah dan Timur), TNI AU dan TNI AD sudah mempunyai/menjalankan program penyebaran kekuatan.
    Yang penting kembangkan terus alutsista kita sendiri,jangan terlalu bergantung ke asing. Bangsa ini pernah merebut kemerdekaannya dengan bambu runcing 68 tahun yang lalu, ... sekarang diera teknologi ini harus tetap bisa mempertahankannya dengan rudal-rudalnya.

    BalasHapus
  30. kita disamping bangga dengan BUMN seperti Pindad, PTDI, LEN, Lapan, Pt. Pal , yang telah memperlihatkan kemajuan dan perkembangan, kita masih saja belum memiliki suatu lembaga pengelola kekayaan negara seperti, lembaga perencana strategis pengelola kekayaan alam, Tambang serta kontrak karya bagi hasil yang menguntungkan rakyat, seperti ( Pertambangan, Hasil Hutan, Migas, Batubara ), pembelanjaan teknologie dengan ToT atau joint production suatu barang berteknologie tinggi ( jembatan Kukar) , keuangan (BLBI) dan penerapan perpajakannya ( Batubara, hasil hutan, pengunaan air tanah dan air pemukaan ) sebaiknya di buat SOP dan dengan UU agar setiap keputusan yang menyangkut hal2 yang bernilai ekonomi tinggi harus diputuskan secara Brainstorming mengikuti tatalaksana dan keputusan berjenjang dengan diskusi terbuka dengan pihak ahli dan perguruan tinggi dan yang melibatkan masyarakat sekitar project yang dimediasi oleh konsultan/Bapenas.agar lebih effisien dan ekonomis dengan hasil dan mutu serta keuntungan bagi sebesar besar nya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

    BalasHapus