Pages

Rabu, November 14, 2012

Analisis : Menyeimbangkan Sumatera

ANALISIS-(IDB) : Pagar pertahanan RI di wilayah barat yang bersinggungan dengan 4 negara (Malaysia, Singapura, Thailand dan India) sudah pasti Sumatera, meski batas teritorinya laut.  Secara geografi Sumatera lebih panjang dari semenanjung Malaysia dan Singapura, jumlah penduduknya pun setara dengan jirannya, kulturnya pun setali tiga uang.  Dari sudut pandang militer negeri seberang utara selat Malaka itu Singapura dan Malaysia  menyimpan kekuatan militer utama untuk pertahanan negaranya.  Singapura jika melakukan serangan udara ke Sumatera, akan banyak obyek vital yang mampu dilumatnya meski belum berarti dia akan memenangkan pertempuran

Berandai-andai tentang skema pertahanan pulau maka Sumatera yang bertetangga satu erte dengan dua rumah sebelah seyogyanyalah  perlu didandani dengan polesan sejumlah alutsista baru berkualifikasi gebuk dulu. Memang Sumatera bukanlah jantung Indonesia, dia hanya salah satu organ NKRI.  Tetapi untuk memberikan rasa segan pada rumah sebelah agar tidak bermain api dengan tetangganya, sekaligus sebagai pemecah perhatian lawan jika terjadi konflik militer, maka sebagai pulau yang terdepan kekuatan alutsista layak diperkuat.

Debarkasi pasukan dalam latihan brigade TNI AD di Baturaja
Menyeimbangkan pulau terdepan ini perspektifnya adalah memberikan kekuatan yang paling tidak mendekati kekuatan negeri seberang selat Malaka. Itu sebabnya penempatan 1 skuadron jet tempur F16 di Pekanbaru untuk menemani 1 skuadron Hawk 100/200 merupakan langkah tepat karena mampu memberikan kekuatan tambahan meski belum sama sekali “mendekati” kekuatan lawan.  Tetapi juga harus diingat lawan yang dihadapi berada pada geografi utamanya alias pusat komando militer, tentu mereka harus lebih kuat.

Malaysia menempatkan skuadron tempur utamanya di Semenanjung seperti F18 Hornet, Mig 29 dan Sukhoi.  Demikian juga dengan Singapura karena negerinya memang cuma punya pulau itu tok. Meski Singapura punya banyak jet tempur mutakhir, tidak semuanya ada di negeri pulau itu.  Sebagian ditransmigrasikan ke AS, Thailand, Australia dan Taiwan karena negeri Temasek ini punya handikap yang cukup menyesakkan, kurangnya ruang udara untuk berlatih di wilayah sendiri.

Secara kuantitatif dan kualitatif menempatkan 2 skuadron jet tempur Hawk dan F16 di Sumatra belum memberikan kesan gahar tetapi dalam gelar kekuatan skuadron udara untuk kegiatan patroli udara dinilai cukup memadai.  Namun ke depan  tetap perlu ada penambahan minimal 1 skuadron udara intersep pemukul yang fungsinya juga untuk memayungi Jakarta dari serangan udara yang muncul dari horizon barat laut. Dilhat dari ruang jelajah yang proporsional mencakup seluruh Sumatera dan Laut Cina Selatan, maka menempatkan 1 skuadron Sukhoi SU30 (atau SU35) di Belitung adalah kebijakan jernih yang sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.  Maksudnya Jakarta tercover, Sumatera sampai Sabang dipayungi, ALKI satu termonitor, Natuna pun ada dalam jangkauan.  Posisi penempatan skuadron Sukhoi ini diyakini memberikan efek getar dan gentar bagi negara tetangga.
Seandainya ini yang digelar, dijamin gentar tuh
Sumatera yang memiliki  3 Kodam dirasa cukup untuk mengamankan teritori darat yang memanjang itu.  Tetapi tentu yang perlu dicermati adalah koordinasi 3 Kodam ketika menghadapi kondisi darurat perang dan harus berjuang duluan misalnya ketika konfrontasi dengan Malaysia.  Musuh terbesar Sumatera jika terjadi konflik dengan 2 jiran itu adalah serangan udara.  Sementara serangan pantai untuk ofensif pasukan tetangga diyakini tidak terjadi karena 2 jiran itu tak memiliki kemampuan serangan laut ke pantai seperti yang dimiliki Marinir Indonesia.

Oleh karena itu mobilisasi pasukan di pulau itu harus di dukung alutsista bernilai pre emptive tinggi misalnya ketika menghadapi serangan udara jet tempur Sukhoi Malaysia. Sumatera harus diperkuat dengan satuan rudal darat ke udara jarak menengah, tidak lagi mengandalkan rudal jarak pendek seperti yang dimiliki saat ini.  Demikian juga dengan penempatan satuan rudal darat ke darat di lokasi paling dekat dengan negeri seberang. Evaluasi latihan setingkat brigade yang dilakukan beberapa waktu yang lalu di Baturaja Sumsel dengan mendatangkan ratusan alutsista berat dari Jawa memberikan kesan beratnya situasi tempur dan waktu yang diperlukan ketika menyeberangkan ratusan alutsista dari Jawa ke Lampung.

Itulah sebabnya menurut hemat kita Sumatera harus mempunya kekuatan pukul organik yang lebih menggigit sebelum datang bala bantuan dari pulau lain utamanya Jawa.  Pekanbaru, Dumai, Batam dan Medan minimal harus memiliki satuan rudal darat ke udara jarak menengah untuk mengawal obyek vital di wilayah itu.  Untuk menambah kekuatan pre emptive tentu sangat dimungkinkan melakukan penempatan rudal darat ke darat di Bengkalis, Karimun, Batam dan Bintan.  Menempatkan satuan rudal darat ke darat ini bukan sesuatu yang nisbi loh.  Kita saat ini dalam tahapan menuju kepememilikan teknologi rudal jarak jangkau 300 km.  Lha kalau sudah punya teknologinya masak rudalnya ditempatkan di Jawa.  So pasti ruang kesatriannya ada di wilayah border semacam Sumatera dan Kalimantan.

Dalam kondisi damai seperti saat ini, menyeimbangkan kekuatan militer di Sumatera merupakan langkah terukur bernilai sunnah muakkad karena ini juga bagian dari strategi untuk memecah konsentrasi lawan agar berhati-hati dengan Sumatera.  Gelar kekuatan darat dengan kekuatan rudal arhanud jarak sedang, angkatan laut dengan satuan kapal cepat rudal yang disebar di selat Malaka dan sebaran skuadron tempur Hawk, F16 dan Sukhoi merupakan strategi pertahanan lapis yang perlu disandangkan di bumi Andalas.

Setidaknya dalam pola pertahanan berlapis, memperkuat Sumatera dengan sejumlah alutsista gebuk dulu akan memberikan kekuatan penyeimbang sekaligus rasa segan bagi pihak lawan untuk berhitung ulang ketika mau memulai konfrontasi.  Menumpuk alutsista di Jawa memberikan kesan seakan-akan hanya Jawa yang hendak dipertahankan. Oleh sebab itu gelar kekuatan milter strategi pertahanan berlapis dengan menyeimbangkan kekuatan alutsista di perbatasan dengan jantung Indonesia perlu dikembangkan. 

Menempatkan sejumlah alutsista pukul duluan di Sumatera merupakan bagian dari strategi reaksi cepat itu sendiri karena alutsistanya sudah ada.  Tidak nunggu dulu, dipukul bonyok baru datang bantuan pasukan pemukul dari Jawa, saake tenan rek.  Jernihnya, kita tidak ingin bermusuhan dan memulai konfrontasi dengan negara tetangga tetapi sekaligus tidak ingin dianggap remeh apalagi dilecehkan dengan mereka.   Kehadiran sejumlah alutsista gebuk dulu di sepanjang perbatasan Sumatera dengan negara jiran adalah dalam rangka itu, anda sopan kami segan, anda injak kami pijak !






Sumber : Analisis

31 komentar:

  1. Setuju sekali saya sama analisis ini,memang kekuatan pemukul kita hrs disebar klo perlu dibikin ring pengaman dan jakarta sebagai poros utama...rencana penempatan skuadron tempur di irian jaya juga hrs dipercepat untuk keamanan NKRI.

    BalasHapus
  2. namun sayang sekali.
    Leopard yg di beli kabarnya akan di tmpatkan di jawa. .pdhl untuk pergelaran tank berat itu akan sulit dan lama. .

    BalasHapus
  3. Saya suka sekali dengan terminologi "Gebuk dulu & anda sopan kami segan, anda injak kami pijak"......memang sudah saatnya kita bangkit......

    BalasHapus
  4. sy rasa pertahanan udara yg perlu diperkuat yaitu radar survailance dan rudal pertahanan udara jarak jauh dan menengah, sebab kalo pertahanan laut dengan KCR sangat efektif untuk menghancurkan kapal2 frigate mereka dengan taktik Hit and Run, namun pertahanan udara yang perlu, serta sikap tegas kaya Korut terhadap Korsel...lewat batas....rudal meluncur...

    BalasHapus
  5. Sangat Setuju, Untuk P. Jawa (Selain perbatasan) sebenarnya Cukup Pertahanan Udara yg mumpuni Saja, Semisal S300, Pantsir, & Tungushka, karena kalau untuk perang di darat / pantai, Lawan akan berpikir berulang kali menginjak P. Jawa karena pasti akan berhadapan dengan jumlah "Infantri" yg sangat besar, yg sekarang cukup di'dandani' dengan Anti Tank Guided Missile atau Personal Ground to Air Missile... lihat Hizbullah, mereka bisa bertahan bahkan meninju balik, apalagi dengan pertahanan Udara yg kuat... Justru daerah perbatasan Indonesia yg harus diperkuat sebagai "Filter" menuju pusat Pemerintahan, sekaligus daerah "penggebuk" wilayah lawan... 80% jumlah Tank Leopard & alutsista darat penggebuk lainnya seharusnya ditempatkan di perbatasan. Itu alat pertahanan kok, bukan buat pameran dan gaya-gaya'an... Kalo kurang beli lagi, jangan pusing, tiap tahun income pajak naek... beli ga pake uang pribadi kok...

    BalasHapus
  6. saya setuju banget dengan analisa di atas dan komen-komennya...salam NKRI

    BalasHapus
  7. Setuju. Sumatera termasuk organpenting perekonomian Indonesia. sudah saatnya penduduk sumatera mendapatkan perlindungan dari serangan udara yang setimpal dengan ibukota. .

    Satu hal lagi, alangkah baiknya tank leopard juga ditempatkan di pulau-pulau besar lainnya di Indonesia agar masing-masing pulau menyimpan bahaya tersendiri bagi calon musuh NKRI. mengingat tank Leopard juga mampu melakukan perang gerilya, dan pulau seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian adalah medan gerilya yang amat luas.

    BalasHapus
  8. Sangat setuju dengan analisa tersebut, sangat memungkinkan untuk memberikan daya gebuk tinggi yang punya reaksi cepat, sangat dipandang perlu penempatan alutsista di BATAM seperti MLRS, Rudal Darat ke Darat serta Meriam Howitzer 155mm yang berhadap langsung dengan Singapura dan sepanjang KALIMANTAN dengan Malaysia, bravo TNI, Jayalah Indonesiaku

    BalasHapus
  9. Bli pesawat tempur yg cakep 1 skuad thypoon,1 skuad sukhoi su 35, 1 skuad rafalle, dilaut pke kapal selam 6 buah, kapal tempur klas destroyer 4 buah,,didarat, pke leopard,mrls dll.....yakin kt bsa dpt it smua klo ga dikorup,,,bsa dpt tambahan 1 skuad f.15 sg plus f.16.cd. Ektrem...wdh klo bsa bli ni smua tetangga kt pd skit jantung hhh.thank,s analisis

    BalasHapus
  10. IKRAR SUMPAH AMUKTI PALAPA VERSI GAJAH MADA MILENNIUM
    "KAMI BERJANJI SEKALI KALI TIDAK AKAN MINUM ES KELAPA (PALAPA : SANKRIT LANGUAGE-RED)DENGAN RASA STROBERI, MANGGA, LECI, APALAGI APEL AUSTRALIA, INGGRIS, AMERIKA, ATAU SELANDIA BARU. SEBELUM MEREKA TUNDUK DAN BERGABUNG KEDALAM WILAYAH KEKUASAAN NKRI YANG MENJELMA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA-BANGSA SEJAGAD SEMESTA".MEREKA HARUS BERGABUNG ATAU BINASA!!!!!!!!!!!!!!!!!

    1512-2012
    TROWULAN MAJAPAHIT
    MAHAPATIH
    GAJAH MADA

    BalasHapus
  11. muantap...muantap...muantap...

    BalasHapus
  12. betul tuh dan semoga pengadan 35BM di percepat biar makin kuat udara kita

    BalasHapus
  13. Sy Tinggal di P. Jawa, sangat berharap TNI Profesional, bukan tukang pamer / parade, tempatkanlah alutsista sesuai fungsi-nya sebagai alat pertahanan, setiap jengkal tanah NKRI adalah berharga, dan sejengkal yang sangat berharga itu ada di perbatasan... sekali terlepas, akan menjadi malapetaka, jangan biarkan 'musuh' bisa berfikir sedikitpun mengusik NKRI... Sy katakan : percuma saja beli alutsista, jika tetap tidak bisa mencegah terjadinya clash, karena qta akan tetap terus dianggap remeh di perbatasan... kasihan mental para prajurit di perbatasan yang harus "adu gagah" dengan askar jiran... yang susah adalah menjaga "mental & semangat juang di masa damai", dengan apa ? ya dengan menunjang segala kebutuhan prajurit yg bertugas di garis depan khususnya dengan alat & kelengkapannya...

    BalasHapus
  14. Betul betul. . . Suatu kesalahan menumpuk alutsista di pulau jawa,,cuma untuk parade dan pamer! Lihat tu malaysia PT91, MLRS astros, panser andan, F 18 hornet,,di taruh di sarawak yg berbatasan langsung dgn kalimantan. Tiap kali hawk indo di pontianak mulai terbang. . . F18 di sarawak jg ikut diterbangkan. . .bukti kesiapan malay!!!
    Ayo indonesia perkuat trus alutsista tp harus sesuai dgn penempatannya. . .. .

    BalasHapus
  15. Tepat sekali Analisis dari Pak Admin... Bagus & Benarr Pakkk saya kagummm sekaliii
    Menrut saya Sumatera bisa dibilang adalah sebagai tameng alias perisainya Republik Indonesia dan mata, mulut serta organ kepala(vital)nya adalah Jawa
    Tidak bisa dipungkiri yg berbatasan langsung terpisahkan oleh laut dng Indonesia dan sering berbuat ulah ialah Malaysia dan Singpura yg sangat dekat dng Tanah Air kita ini..
    Sudah sepantasnyalah Alutsista yang dapat menangkis sekaligus memukul lawan dihadirkan di wilayah ini..

    Benar yg Pak Admin katakan, yang paling berbahaya dari pasukan Malaysia dan Singapura dimata Indonesia adalah Angkatan Udaranya, hanya dng hitungan menit paskukannya bisa masuk ke wilayah NKRI... nha untuk mengatsi hal ini kita memerlukan 3 komponen Utama yaitu Radar, S-300 dan SU35 (Malaysia=Typhoon, Singapore=F35,F15 yang hanya dapat ditandingkan dengan SU35)
    Dengan Radar kita dapat mendeteksi langsung gerakan2 dari jet tempur ke dua negara ini apalgi wilayah yg sangat dekat dng Sumatera, misalkan utk radar kita tempatkan di Batam, Belitung, Aceh dan Padang (Debgan radar Kota2 ini cukup dekat untuk mendeteksi gerakan jettempur mereka)
    Dan jika mereka berani menggertak atau bermain-main bahkan Masuk ke wilayah kita (bisa diumpamakan seperti memainkan kita seperti Monyet memainkan bola ke anjing sehingga anjing tersebut melompat-lompat untuk menggambil bola) langsung kita hantam dengan S-300 yang kita tempatkan diwilyah Medan dan Lampung (Bukan Bola yang diambil Si Anjing melainkan langsung menggigit tangan si Monyet bahkan mengoyak-ngoyak tubuh si Monyet dan langsung di santappp) Pucat Pasiiii thu merekaaaa
    Nhaaa jikalau jet tempur (Si Monyet) Malaysia n Singapur ini berhsail lolos atau setidaknya terluka akibat dari kuku & gigitan dari S-300 (Si Anjing Bulldog) Barulah kita sergap dengan Terkaman yang mematikan dari Super Flanker SU35 alias (Si Anjing Serigala) yang memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan kerjasama antar pejuang yg tidak diragukan lagiii...
    Untuk SU35 ini yang paling tepat adalah ditempatkan di kota Palembang, menurut saya kota ini paling tepat dikarenakan Wilayah yg cukup Strategis untuk menjangkau titik penyerangan (pemukul)dan sekaligus memiliki Bandara level Internasional yang cukup luas sehingga dapat menampung ruang gerak dari 1 Skuadron Su35 Indonesia.
    Dengan begini jet tempur Malaysia dan Singapura akan segan untuk bermain2 diwilayah NKRI atau bahkan memasuki daerah Vital yaitu Jakarta di Jawa.

    Sekian komentar dan analisis dari saya terima kasih untuk Pak Admin dan maju terus untuk Alutsista NKRI.

    BalasHapus
  16. Tepat sekali Analisis dari Pak Admin... Bagus & Benarr Pakkk saya kagummm sekaliii
    Menrut saya Sumatera bisa dibilang adalah sebagai tameng alias perisainya Republik Indonesia dan mata, mulut serta organ kepala(vital)nya adalah Jakarta di Jawa
    Tidak bisa dipungkiri yg berbatasan langsung terpisahkan oleh laut dng Indonesia dan sering berbuat ulah ialah Malaysia dan Singpura yg sangat dekat dng Tanah Air kita ini..

    Sudah sepantasnyalah Alutsista yang dapat menangkis sekaligus memukul lawan dihadirkan di wilayah ini..

    Benar yg Pak Admin katakan, yang paling berbahaya dari pasukan Malaysia dan Singapura dimata Indonesia adalah Angkatan Udaranya, hanya dng hitungan menit paskukannya bisa masuk ke wilayah NKRI... nha untuk mengatsi hal ini kita memerlukan 3 komponen Utama yaitu Radar, S-300 dan SU35 (Malaysia=Typhoon, Singapore=F35,F15 yang hanya dapat ditandingkan dengan SU35)

    Dengan Radar kita dapat mendeteksi langsung gerakan2 dari jet tempur ke dua negara ini apalgi wilayah yg sangat dekat dng Sumatera, misalkan utk radar kita tempatkan di Batam, Belitung, Aceh dan Padang (Debgan radar Kota2 ini cukup dekat untuk mendeteksi gerakan jettempur mereka)

    Dan jika mereka berani menggertak atau bermain-main bahkan Masuk ke wilayah kita (bisa diumpamakan seperti memainkan kita seperti Monyet memainkan bola ke anjing sehingga anjing tersebut melompat-lompat untuk menggambil bola) langsung kita hantam dengan S-300 yang kita tempatkan diwilyah Medan dan Lampung (Bukan Bola yang diambil Si Anjing melainkan langsung menggigit tangan si Monyet bahkan mengoyak-ngoyak tubuh si Monyet dan langsung di santappp) Pucat Pasiiii thu merekaaaa

    Nhaaa jikalau jet tempur (Si Monyet) Malaysia n Singapur ini berhsail lolos atau setidaknya terluka akibat dari kuku & gigitan dari S-300 (Si Anjing Bulldog) Barulah kita sergap dengan Terkaman yang mematikan dari Super Flanker SU35 alias (Si Anjing Serigala) yang memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan kerjasama antar pejuang yg tidak diragukan lagiii...

    Untuk SU35 ini yang paling tepat adalah ditempatkan di kota Palembang, menurut saya kota ini paling tepat dikarenakan Wilayah yg cukup Strategis untuk menjangkau titik penyerangan (pemukul)dan sekaligus memiliki Bandara level Internasional yang cukup luas sehingga dapat menampung ruang gerak dari 1 Skuadron Su35 Indonesia.
    Dengan begini jet tempur Malaysia dan Singapura akan segan untuk bermain2 diwilayah NKRI atau bahkan memasuki daerah Vital yaitu Jakarta di Jawa.

    Sekian komentar dan analisis dari saya terima kasih untuk Pak Admin dan maju terus untuk Alutsista NKRI.

    BalasHapus
  17. analognya pake nama karakter itu, pake melompat lompat, koq jadinya malah ngk keren ya.

    BalasHapus
  18. penempatan alutsista itu masuk dlm strategi (tidak semua diperbatasan), saat dibutuhkan baru mobilisasi dilakukan, jika semua ditempatkan diperbatasan, suatu saat musuh menyerang kilat dimasa damai (mungkin saja), alutsista diperbatasan rusak parah, sedang dimarkas tidak ada, maka fatal akibatnya.

    BalasHapus
  19. menempatkan alutsista baik yg bergerak maupun statik didasarkan pada spek kemampuan, kelebihan kekurangan, dsb. mudah2 an para petinggi militer kita memperhitungkan dgn secermat mungkin, shg kemampuannya menjadi maksimal.

    BalasHapus
  20. S300,S400 dari rusia atau rudal HQ19 dari china,pasti akan membuat gentar pesawat tempur asing yg lewat tanpa ijin,singapura lg mau beli f 35 kapan kita beli pesawat tempur stealth T50 dari rusian atau J31 dari china,daripada kita terus terusan upgrade f16 seken yg sudah ketinggalan jaman tuch.

    BalasHapus
  21. picture yg dipasang itu bukan s300,itu rudal HQ 19 buatan china,lht ada bahasa mandarin nya tuch...gua pernah lht saat test HQ 19 di cctv 7,sangat akurat

    BalasHapus
  22. Hem. . .anda harus paham konsep strategi penggunaan alutsista dimasa damai. Pada masa damai "tingkat kesiapan alutsista" adalah yg terpenting termasuk penempatan alutsista. Penempatan alutsista di daerah perbatasan bukan berarti disebar diperbatasan melainkan di daerah yg memungkinkan untuk dimobilisasi seperti batam, tarakan, pontianak, papua,dll. Dgn tingkat kesiapan tempur negara tetangga akan segan bro. . .. Dimasa damai tidak akan ada serangan kilat kecuali ada permasalah antar kedua negara. Negara yg punya kemampuan invasi di asia tenggara cuma indonesia bro. . Malay n singapore nggak punya kemampuan invasi. Amerika aja invasi irak butuh NATO.4 unsur alutsista : jumlah prajurit, kualitas, kuantitas, strategi. Kita cuma menang jumlah n strategi, kualitas n kuantitas kita kalah dr negara tetangga,,, jd tingkat kesiapan tempur sangat sangat di perlukan dimasa damai. . .okeh bro,kita disini sama sama memajukan TNI bro. . .

    BalasHapus
  23. Di asia tenggara cuma indonesia yg punya kemampuan "invasi"...hal itu lah yg ditakutkan negara tetangga. Kekuatan perang suatu negara dilihat dr jumlah tentara, kualitas, kuantitas, strategi. Indo menang di jumlah dan strategi , kalah di kualitas n kuantitas, dan yg pasti indo bukan lah negara invasi., ,okeh bro

    BalasHapus
  24. kalau masalah berbual bual kita jargon nya,kucing saja bisa jadi macan...LOL

    BalasHapus
  25. Hoax. . .di kalimantan cuma besi terbang tua Hawk, mbah e howitzer lebih tua dr jenderal, buyut feret saladin cuma mesin tua dilapisi besi buruk. . .lawan malay MBT PT91, MLRS astros, anti tank KORNET, F 18 hornet. . .nggak lucu!!
    Mana leo, Mi 35, anoa, cuma buat parade n pamer doang. . . .!!!!!

    BalasHapus
  26. Bah. . .leo ditempatkan dipulau jawa saja,,butuh berapa lama mobilsasi tank leo k sumatera atau k papua? Keburu hancur pulau sumatera barulah leo nya nyampai. . .kasihan, strategi yg salah. . .

    BalasHapus
  27. Strategi yang jitu adalah buat poros pertahanan di perbatasan sbg penggebuk, lalu buat poros pertahanan sbg penyerang di lokasi strategis spt makasar, palembang dan belitung. Jawa cukup di perkuat dgn angkatan darat dan dari darat ke udara. Indonesia harus memajukan industri pertahanannya sbg negara besar agar tdk didikte dan terlalu tergantung kpd negara lain. Contoh negara2 besar lainnya mempunyai industri pertahanan yg kuat. Industri ini maju sangat byk manfaatnya bagi indonesia spt buka byk lapangan kerja, devisa tdk lari ke luar negri, akan disegani oleh lawan dan tdk mudah didikte, kalau keadaan mendesak kita mpy cadangan peralatan tanpa takut kehabisan kena embargo

    BalasHapus
  28. yg belakangan tinggal agen luar sinis, dihapus aja bro admin, komen tdk membangun ngapain disimpan.

    BalasHapus
  29. Sependapat dgn itu... Perkuat Halaman depan rumah kita.. Agar Tetangga mikir sejuta kali klo mau masuk kerumah kita...

    BalasHapus
  30. Alangka baiknya pusat pemerintahan indonesia berada di pulau sulawesi. Krn di tengah tepatnya di bone.krn trlindung dri sulawesi tenggra. Jdi aman.gk ada gempa. Jg masyrktnya paling pemberani.

    BalasHapus