Setelah dilakukan diskusi dan kajian matang, papar Hartind, TNI AU menjatuhkan putusan untuk membeli pesawat intai Israel. Pihaknya juga mengharap pembelian yang ditujukan untuk meningkatkan alat utama sistem persenjataan (alutista) ini tidak dikait-kaitkan dengan isu macam-macam. Seperti, Israel digolongkan sebagai negara pelanggar hak asasi manusia (HAM) maupun isu lain yang tidak ada hubungannya dengan penambahan kekuatan matra udara.
“Pesawat ini kualitasnya bagus, paling canggih. Karena industri pertahanan mereka paling maju,” kata Hartind, Kamis (2/2). Pembelian pesawat ini menggunakan mekanisme pembiayaan kredit ekspor.
Meski begitu, pihaknya tidak tahu kapan pesawat intai UAV tersebut datang ke Indonesia. “Kami berharap pada 2012 ini paling sedikit tiga pesawat UAV datang. Tapi, tidak tahu lagi setelah DPR ramai begini.” ujar Hartin.
Tidak setuju, Israel tidak bodoh, siapa yang bisa menjamin Data Intelejen tidak disadap mereka dengan UAV buatan mereka ??? Jangan asal canggih tapi kita dibodohin ujung-ujungnya. Sekarang ini Spy lewat internet untuk mengetahui informasi rahasia negara lain marak dilakukan ... Jangan terlalu lugu lah, apa salahnya pakai buatan BPPT ??? kasih spesifikasi yang diinginkan oleh TNI ke mereka ...
BalasHapussebaiknya kalo mengecam bahwa israel pelanggar HAM ya harus memberikan sanksi. mencela tetapi kalo membeli prodaknya ya sama saja mendukung aksinya juga...
BalasHapusClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.