JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyebutkan, yang perlu dilakukan saat ini terkait hibah empat unit pesawat angkut berat Hercules C-130 H series dari Pemerintah Australia adalah menyiapkan peningkatan kemampuan pesawat bekas tersebut. “Pemerintah Australia sudah menyetujui hibah itu. Sekarang tinggal bagaimana caranya meningkatkan kemampuan Hercules agar layak terbang,” kata Panglima TNI di Jakarta, Senin (9/1).
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus memperkirakan, pesawat tersebut memerlukan pemeliharaan structure dan airframe pesawat atau Programme Depot Maintainance (PDM).
Selain itu, lanjut Panglima, hibah Hercules ini memerlukan persetujuan beberapa pihak. Di dalam negeri, hibah ini harus diajukan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan. Di luar negeri, hibah ini harus mendapat persetujuan dari Pemerintah AS selaku produsen Hercules.
Pemerintah AS menerapkan kebijakan seluruh alutsista produksi AS harus mendapatkan persetujuan Negeri Paman Sam itu jika akan dihibahkan ke negara lain. "Tapi kelihatannya Pemerintah AS sudah setuju," imbuh Panglima.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus memperkirakan, pesawat tersebut memerlukan pemeliharaan structure dan airframe pesawat atau Programme Depot Maintainance (PDM).
Selain itu, lanjut Panglima, hibah Hercules ini memerlukan persetujuan beberapa pihak. Di dalam negeri, hibah ini harus diajukan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan. Di luar negeri, hibah ini harus mendapat persetujuan dari Pemerintah AS selaku produsen Hercules.
Pemerintah AS menerapkan kebijakan seluruh alutsista produksi AS harus mendapatkan persetujuan Negeri Paman Sam itu jika akan dihibahkan ke negara lain. "Tapi kelihatannya Pemerintah AS sudah setuju," imbuh Panglima.
Sumbdr : Jurnas
Qantas Ditunjuk Untuk Memperbaiki Hercules Hibah TNI AU
JAKARTA-(IDB) : Meskipun tim teknis baru berangkat Februari mendatang, pesawat angkut Hercules yang dihibahkan pemerintah Australia dipastikan mendapat peremajaan di negeri Kanguru. Perbaikan dilakukan di bengkel milik maskapai Qantas.
Kini tengah dikalkulasi berapa biaya yang dbutuhkan untuk melakukan perbaikan dan membawa pesawat ke Indonesia. "Nominalnya baru diketahui setelah mendapat laporan dari tim teknis yang meninjau pesawat secara langsung ke Australia," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Selasa (10/1).
Kontrak kerja sama hibah empat unit pesawat itu juga akan ditandatangani setelah tim teknis melaporkan temuannya. Namun begitu, pemerintah Indonesia dan Australia telah melakukan komunikasi terkait hibah ini. "Amerika sebagai produsen Hercules saat ini juga telah menyetujui rencana hibah dari Australia ke Indonesia. AS dalam hal ini Presiden Barack Obama, memiliki kebijakan, alutsista buatan AS harus mendapatkan persetujuan negeri Paman Sam itu sebelum dihibahkan ke negara lain," katanya.
Kini tengah dikalkulasi berapa biaya yang dbutuhkan untuk melakukan perbaikan dan membawa pesawat ke Indonesia. "Nominalnya baru diketahui setelah mendapat laporan dari tim teknis yang meninjau pesawat secara langsung ke Australia," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Selasa (10/1).
Kontrak kerja sama hibah empat unit pesawat itu juga akan ditandatangani setelah tim teknis melaporkan temuannya. Namun begitu, pemerintah Indonesia dan Australia telah melakukan komunikasi terkait hibah ini. "Amerika sebagai produsen Hercules saat ini juga telah menyetujui rencana hibah dari Australia ke Indonesia. AS dalam hal ini Presiden Barack Obama, memiliki kebijakan, alutsista buatan AS harus mendapatkan persetujuan negeri Paman Sam itu sebelum dihibahkan ke negara lain," katanya.
Sumber : Jurnas
0 komentar:
Posting Komentar