Senin, Desember 19, 2011
0
JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, rencana pembelian tank Leopard milik pemerintah Belanda telah melalui pengkajian khusus. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan telah melakukan kajian strategis dan teknis dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

“Jadi tidak ujug-ujug diputuskan, tapi sudah melalui kajian teknis yang kami masukkan dalam pemikiran strategis baik strategi politik nasional maupun strategi pertahanan,” kata Sjafrie di Kantor Kementerian Pertahanan Jakarta, Minggu (18/12).

Kajian strategis tersebut dilakukan oleh Kemhan. Namun begitu, kata Wamenhan, keputusan strategis baru dapat dilakukan setelah mendapat kepastian teknis dari pengguna alutsista, yaitu TNI.

Sebagai dampak krisis global yang menerpa Eropa, beberapa negara termasuk Belanda menjual alutsistanya untuk mengurangi anggaran pemeliharaan alutsista.

Sebelumnya diberitakan, Parlemen Belanda menolak penjualan tank Leopard tersebut ke Indonesia karena tidak memenuhi syarat penjualan. Parlemen Belanda mensyaratkan negara pembeli terbukti tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan telah memenuhi kewajiban dalam bidang politik dan keamanan baik nasional maupun internasional.

Partai GroenLinks, Partai Sosial Demokrat (PvdA), dan Partai Sosial (SP) mengimbau pemerintah Belanda untuk tidak menjual tank-tanknya ke Indonesia.

Sumber : Jurnas


Indonesia Tetap Berupaya Untuk Dapat Mendatangkan  Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : Indonesia bersikukuh akan membeli tank Leopard milik Belanda. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan, pihaknya akan terus melakukan upaya agar dapat membeli tank tersebut.

Initial planning-nya tetap ke sana (membeli tank Leopard). Kami terus bekerja untuk itu, bahkan saya akan bertemu dengan utusan dari Belanda untuk membicarakan hal tersebut,” kata Sjafrie di kantor Kementerian Pertahanan Jakarta, Minggu (18/12).

Sebelumnya diberitakan, Parlemen Belanda menolak penjualan tank Leopard tersebut ke Indonesia karena tidak memenuhi syarat penjualan. Mereka mensyaratkan, negara pembeli terbukti tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan telah memenuhi kewajiban dalam bidang politik dan keamanan baik nasional maupun internasional.

Partai GroenLinks, Partai Sosial Demokrat (PvdA), dan Partai Sosial (SP) mengimbau pemerintah Belanda untuk tidak menjual tank-tanknya ke Indonesia.

Menurut Wamenhan, penolakan penjualan tank Leopard pada Indonesia belum menjadi keputusan pemerintah Belanda. “Terlalu dini menyimpulkan ada penolakan dari pihak belanda karena yang ada sekarang bukan pernyataan resmi atau jawaban institusional baik dari pemerintah maupun negara Belanda,”jelas Sjafrie.

Sumber : Jurnas

0 komentar:

Posting Komentar