BEIJING-(IDB) : Kapal induk pertama milik China menjalani uji pelayaran kedua sejak hari ini, Selasa (29/11/2011). Berbagai tes dan perbaikan telah dilakukan sejak kapal itu berlayar perdana pada Agustus.
"Platform kapal induk China, setelah menyelesaikan uji pelayaran perdana dengan sukses pada Agustus, kembali ke galangan kapal untuk menjalani berbagai tes dan perbaikan. Pekerjaan itu sudah dilaksanakan, dan kapal berlayar kembali pada 29 November untuk menjalankan berbagai eksperimen riset dan ilmiah yang relevan," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China, Selasa.
Uji pelayaran kedua kapal induk sepanjang 300 meter itu dilakukan di saat ketegangan di kawasan Asia Pasifik makin tinggi. Dua pekan lalu, AS menegaskan akan memperkuat kehadiran militernya di Asia Pasifik, yang diduga dilakukan sebagai respons atas pertumbuhan militer China yang makin pesat dan sikapnya yang makin agresif dalam berbagai perselisihan di kawasan.
China berulangkali menegaskan kapal induknya tidak akan menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya dan hanya akan digunakan sebagai tempat latihan dan riset.
Kapal tersebut adalah bekas kapal induk Varyag milik Uni Soviet yang tidak jadi diselesaikan menyusul runtuhnya negara itu pada awal 1990-an. China kemudian membeli badan kapal, yang tak dilengkapi mesin, baling-baling, maupun sistem elektronik, dari Ukraina.
China diduga menggunakan kapal eks Varyag itu sebagai basis studi dan uji coba untuk mengembangkan rancang bangun kapal induk asli buatan sendiri.
"Platform kapal induk China, setelah menyelesaikan uji pelayaran perdana dengan sukses pada Agustus, kembali ke galangan kapal untuk menjalani berbagai tes dan perbaikan. Pekerjaan itu sudah dilaksanakan, dan kapal berlayar kembali pada 29 November untuk menjalankan berbagai eksperimen riset dan ilmiah yang relevan," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China, Selasa.
Uji pelayaran kedua kapal induk sepanjang 300 meter itu dilakukan di saat ketegangan di kawasan Asia Pasifik makin tinggi. Dua pekan lalu, AS menegaskan akan memperkuat kehadiran militernya di Asia Pasifik, yang diduga dilakukan sebagai respons atas pertumbuhan militer China yang makin pesat dan sikapnya yang makin agresif dalam berbagai perselisihan di kawasan.
China berulangkali menegaskan kapal induknya tidak akan menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya dan hanya akan digunakan sebagai tempat latihan dan riset.
Kapal tersebut adalah bekas kapal induk Varyag milik Uni Soviet yang tidak jadi diselesaikan menyusul runtuhnya negara itu pada awal 1990-an. China kemudian membeli badan kapal, yang tak dilengkapi mesin, baling-baling, maupun sistem elektronik, dari Ukraina.
China diduga menggunakan kapal eks Varyag itu sebagai basis studi dan uji coba untuk mengembangkan rancang bangun kapal induk asli buatan sendiri.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar