Kamis, Agustus 18, 2011
0
SURABAYA-(IDB) : Sejarah pabrik pesawat di Indonesia selalu diwarnai kritikan pedas. Banyak yang menilai bahwa bangsa ini belum siap memiliki pabrik pesawat yang membutuhkan modal besar dan teknologi tingkat tinggi. Bahkan tak sedikit pula yang melihat pabrik pesawat hanya sekadar pemborosan.

Terlepas dari pro dan kontra. Keberadaan PT Dirgantara Indonesia (DI) atau dulu Industri Pesawat Terbang Nurtanio alias Nurtanio itu jelas memberi citra eksklusif sebagai bangsa pertama di Asia Tenggara yang mampu membuat pesawat terbang. Industri strategis ini juga mendorong kemandirian pertahanan sebagai solusi menghadapi embargo senjata yang pernah dialami negeri ini.

Ester Gayatri Saleh, Pilot Uji PT DI, boleh jadi satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang berharap industri pesawat terbang Indonesia lebih berkembang. Ester yang sudah 27 tahun bekerja di PT DI, dari sejak Nurtanio, sejak awal memiliki kebanggaan bisa berkiprah di pabrik pesawat satu-satunya, dan pertama di Asia Tenggara.

Ester yang bertugas menerbangkan pesawat pesanan negara lain, sangat berharap industri pesawat PT DI kembali mendapat dukungan penuh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kebanggaan Ester tentu menjadi kebanggaan semua rakyat Indonesia, manakala pesawat karya putra-putri Indonesia, meramaikan lalu lintas penerbangan dunia.

Harapan PT DI akan bangkit dan bisa unjuk gigi di dunia internasional diungkapkan Budiman Saleh, Direktur Aircraft Integration PT DI. Dengan tenaga jumlah karyawan 4.300 personel, Budiman meyakini jika mendapat dukungan penuh, pesawat buatan Indonesia akan semakin banyak dilirik dunia. Dan tenaga-tenaga ahli Indonesia yang kini betebaran di pabrik-pabrik pesawat dunia, akan kembali dan berkarya untuk kemajuan industri pesawat Tanah Air.

PT DI kini terus mencoba untuk bangkit. Berbagai terobosan dilakukan, seperti mendesain pesawat kecil dengan kode N-219, dan membuat alat utama sistem senjata (alutsista) seperti heli serbu, kendaraan tempur dan hovercraft.

Sumber: Metrotvnews

0 komentar:

Posting Komentar