Pages

Selasa, Juni 07, 2011

Perang Dingin AS di Asia

USA-(IDB) : Belum lama ini, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates, melakukan kunjungan ke negara-negara Asia. Dalam kunjungan itu, Gates membawa misi terselubung untuk kawasan Asia. Para pejabat teras Pentagon menekankan kebijakan perang dingin dan pengokohan penempatan pasukan AS di wilayah-wilayah strategi dunia, termasuk Asia.
 
Kepada delegasi dari 27 negara dalam pertemuan Keamanan Asia, hari Sabtu (4/6/2011), Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates menjanjikan sekutu-sekutu Amerika di Asia bahwa Washington akan menjalankan komitmennya di kawasan itu tanpa menghiraukan tekanan domestik dan internasional.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan komitmen Amerika terhadap Asia melebihi dari apa yang disebutnya "sekedar menempatkan tentara di medan tempur". Namun, Gates menyadari banyak pihak di kawasan ini khawatir bantuan keuangan itu tidak akan cukup. 

Presiden Amerika Barack Obama telah memerintahkan Gates agar memangkas milyaran dolar pengeluaran pertahanan. Gates menjelaskan fokus pemangkasan itu pertama-tama adalah membatalkan program-program senjata yang tidak perlu dan mengesampingkan pengeluaran tambahan yang berlebihan. Ia menegaskan bahwa modernisasi militer Amerika akan diteruskan.

Ungkapan Gates itu menegaskan bahwa kekhawatiran akan kondisi ekonomi dan hutang negara tak akan mampu menghalangi rencana Pentagon untuk menggapai ambisi-ambisinya. 

Di pihak lain, petinggi-petinggi Departemen Pertahanan Amerika menegaskan pernyataan Gates itu sepenuhnya tidak ditujukan kepada Cina, kekuatan militer yang semakin berjaya di kawasan ini. Namun, Gates mengatakan Amerika tetap khawatir tentang proyek-proyek penelitian militer Cina, yang termasuk proyek rudal anti-kapal dan pesawat tempur siluman.

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, meminta negara-negara dunia untuk menghadapi problema keamanan di dunia dan mengakhiri perang dingin. Najib menghendaki berakhirnya kekuatan dua kutub dan menyatakan, "Dunia saat ini membutuhkan persatuan dan manajemen multi-kutub untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia." 

Tak dapat ditutupi, penjajahan AS tak hanya berlaku di negara-negara Timur Tengah, tapi juga di negara-negara Asia, bahkan Afrika. Dengan demikian, Washington selalu berambisi menguasai dunia. Apalagi AS memposisikan diri sebagai polisi dunia. Di manapun ada kezaliman yang terorganisir, hampir dipastikan ada peran AS.

Indonesia sendiri tak luput dari arogansi dan keganasan AS. Misalnya, Freeport, perusahaan AS, berhasil mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan membohongi bangsa Indonesia dan pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan pipa-pipa bawah tanah.

Meski demikian, kerakusan AS untuk menguasai dunia telah menjadi senjata makan tuan. Hal itu dibuktikan kondisi ekonomi AS yang kian merosot bahkan hingga sampai pada titik nadir. Hal itu juga diakui oleh Presiden Barack Obama dalam pidato mingguannya, belum lama ini, di radio lokal AS. Dengan kondisi seperti ini, AS tidak mau kehilangan wilayah pendudukannya di Asia, termasuk Indonesia. Untuk itu, Gates berkunjung ke negara-negara Asia dan berkoar untuk tetap berkomitmen dengan mitra-mitranya di Asia.

Source: Irib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar