Pages

Rabu, Mei 04, 2011

Tak Ada Ego Sektoral dalam Pembebasan ABK di Somalia

JAKARTA-(IDB) : Pasukan gabungan dari berbagai angkatan terlibat dalam operasi penyerangan perompak Somalia yang telah menyandera anak buah kapal (ABK) kapal Sinar Kudus. Mereka kompak menerjang perompak tanpa ada ego sektoral.

"Tidak ada sama sekali ego sektoral, dilakukan pasukan bersama-sama," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Berikut ini wawancara wartawan dengan Agus di kantor Puspen Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (2/5/2011):

Mengapa opsi militer dilakukan dan opsi tebusan juga dilakukan?

Pada umumnya pembebasan kapal yang dibajak, yang bisa dilakukan hanya kapal-kapal yang sedang berlayar. Pada saat kapal itu dijangkar, situasinya sudah berbeda. Tugas dari TNI adalah yang pertama bagaimana menyelamatkan ABK, tadi sudah saya sebutkan, beberapa pertimbangan bahwa ABK tidak setiap saat berada di kapal itu, ini yang menjadi pertimbangan tersendiri mengapa harus dilakukan.

Untuk memastikan seluruh anak buah kapal itu aman dengan tebusan, itu adalah sudah dijamin pasti seluruh anak buah kapal berada di kapal. Karena pada saat dropping dilakukan, dipastikan dulu, bahwa jumlah anak buah kapal lengkap, baru yang terakhir di drop. Baru dari situ kita ketahui anak buah kapal Sinar Kudus aman.

Pertimbangan yang pertama adalah itu, manakala anak buah kapal Sinar Kudus tidak lengkap kita lakukan operasi tentunya ada yang ketinggalan. Makanya kita harus lakukan negosiasi.

Saat perompak dilumpuhkan, apakah mereka mengancam atau karena memang prosedur seperti itu?

Memang pada saat perencanaan, setelah ABK diselamatkan, lalu (TNI) melakukan pengejaran. Pada saat (TNI) melakukan pengejaran mereka melakukan perlawanan.

Ke depannya TNI kawal kapal Indonesia?

Beberapa negara lain memang sudah mengawal. Indonesia akan kaji apakah layak menempatkan pasukan di sana atau mengawal kapal Indonesia yang berlayar melintas di sana. Tapi harus dihitung dulu frekuensi kapal yang melintas di sana atau kirim personel. Nanti dibahas mana yang akan dipilih.

Bahwa sampai saat ini banyak kapal negara lain yang belum dibebaskan. Ada kebersamaan negara lain kalau kita ingin menyelesaikan bersama-sama. Dengan mengamankan jalur pelayaran, yang ditempatkan di sana pasukan multinasional di titik tertentu agar terjamin keamanan. Tapi belum ada pembahasan penanganan kapal yang dibajak. Semoga hal ini bisa dipertimbangkan Dewan Keamanan PBB.

Beberapa waktu lalu kapal Singapura juga dibajak, ada 13 WNI. Kami akan berkoordinasi karena bendera kapal milik Singapura, segala kegiatan harus selalu izin pemerintah Singapura. Penjajakan kemungkinan dilakukan bersama-sama.

Berapa jumlah pasukan yang dikerahkan di Somalia?

Di situ ada Marinir, Kostrad, Kopaskhas. Kalau komandannya itu Kolonel Taufik
Kemudian manakala penyerangan dilakukan lagi, dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Alphan.

Puas dengan penyerangan?

Tingkat kepuasan TNI adalah bagaimana TNI dapat menyelesaikan tugas pokok yang diberikan. Tugas pokok yang diberikan adalah ABK dan selamatkan kapal.

Apakah pasukan masih ada di sana?

Pasukan kita sudah tidak ada di sana

Apakah tebusan akan memanjakan para perombak?

Tergantung dari persepsi setiap orang. Banyak negara yang kapalnya dibajak dengan penyelesaiannya seperti itu.

Pihak dispanser itu siapa Pak?

Mereka satu paket untuk dropping, bekerja di manajemen, mengangkut, menyewa pesawat khusus yang dibawa Samudera Indonesia. Tapi kami menempatkan personel Samudera Indonesia dan TNI jadi tahu betul. Petugas tersendiri yang disewa. Sudah ada orang dan bukan dari TNI.

Apakah ada gesekan pasukan?

Tidak ada sama sekali ego sektoral, dilakukan pasukan bersama-sama.

Pasukan kita muncul pada saat penyelamatan seperti apa? Apakah dalam mengintai jauh, lalu dari mana tahu ada empat perompak mati?

Kapal piket kita pada saat melakukan penyelamatan, kita melakukan penyelamatan jarak terdekat yang diperbolehkan oleh pembajak. Kita diberi jarak 15 km dari jarak kapal Sinar Kudus, oleh karena itu persiapan kita yang bisa kita lakukan adalah kita terus lakukan komunikasi.

Kesulitan kita yang pertama adalah ketika kita mengetahui apakah pembajak itu masih berada di kapal atau tidak, kita terus melakukan komunikasi dan terus melihat gelagat dari kapal terus mendengar informasi dari kapal.

Kenapa tidak dikejar semua?

Rupanya pembajak ini sudah mempunyai pengalaman untuk bagaimana menurunkan para pembajak. Jadi dari 82 (pembajak) diturunkan secara bertahap sehingga manakala yang sudah turun ini dilakukan pengejaran pasti anak buah yang berada di Sinar Kudus masih dalam genggaman para pembajak, itulah risiko yang selalu kita perhitungkan.

Osama bin Laden telah tewas, apa yang akan dilakukan TNI?

Kita TNI dan Polri selalu meningkatkan penjagaan agar hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi. Ini juga harus kerjasama dari masyarakat dan rekan-rekan wartawan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar