Pages

Rabu, April 20, 2011

Rusia: NATO Langgar Amanat PBB

Jet tempur Rafale Perancis bersiap mendarat di pangakalan udara Solenzara, Korsika, setelah operasi militer di Libya.
BEOGRAD-(IDB) : Rusia menyebut upaya Barat menumbangkan Muammar Gaddafi melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Libya yang hanya memberi wewenang penggunaan kekuatan untuk melindungi warga.

"Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak pernah bertujuan menumbangkan penguasa Libya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dan menambahkan, "Semua, yang sekarang memakai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu untuk tujuan tersebut, melanggar amanat PBB."

Karena kedudukan Barat seperti itu, lawan Libya menolak merundingkan gencatan senjata dengan penguasa di Tripoli, kata Lavrov. "Adalah penting mewujudkan gencatan senjata," katanya saat mengunjungi Beograd.

Inggris dan Prancis mendesak sekutu lain di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyumbang lebih banyak pesawat tempur yang mampu menghantam pasukan darat Gaddafi sesudah Washington mengurangi perannya di gerakan itu dan menyerahkan kepemimpinan kepada NATO pada 31 Maret.

Lavrov menyatakan lawannya di Yaman agaknya juga mengharapkan bantuan Barat seperti gerakan aliansi pertahanan Atlantik Utara NATO di Libya untuk menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh.

"Dengan kemungkinan memakai nalar sama, lawan di Yaman menolak kemungkinan duduk di meja perundingan dengan mengharapkan bantuan semacam itu dari luar negeri," kata Lavrov.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan bersidang Selasa malam untuk membahas Yaman, tempat Barat dan sekutu Teluk Arab-nya mengkhawatirkan ketegangan berkepanjangan memicu bentrok di antara satuan tentara bersaing di ibukota Sanaa dan tempat lain.

Ketua Uni Afrika Teodoro Obiang Nguema mengutuk campur tangan tentara asing di Pantai Gading dan Libya dengan mengatakan bahwa Afrika harus dibolehkan mengelola urusannya.

"Afrika tidak memerlukan pengaruh dari luar. Afrika harus mengelola sendiri urusannya," kata Obiang Nguema, yang juga presiden Guinea Khatulistiwa.

Sumber: Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar