Pages

Selasa, April 19, 2011

Inggris Berlakukan Operasi Darat Di Libya

IRIB_(IDB) : Pemerintah London akan mempertimbangkan pengerahan pasukan darat Inggris ke Libya, sebuah opsi yang diangkat oleh Perdana Menteri David Cameron, sebagai bagian dari upaya untuk menggulingkan penguasa Libya.
 
Cameron menyatakan bahwa Inggris sedang mempersiapkan untuk "berbuat lebih" guna membantu kaum revolusioner menggulingkan Muammar Gaddafi.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Cameron menyatakan tidak akan ada pendudukan di Libya, tetapi ia bersikeras perlunya operasi darat secara singkat oleh pasukan Inggris untuk membantu pasukan revolusioner.

"Kita harus bertanya kepada diri sendiri, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk melindungi warga sipil dan menghentikan mesin perang Gaddafi, yang membunuh rakyatnya sendiri," katanya.

"Inggris sudah memberikan rompi anti-peluru dan alat komunikasi kepada para revolusioner. Kami tengah melihat hal-hal apa lagi yang bisa kita lakukan," tambahnya.

Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa pasukan khusus Inggris sudah menggelar operasi di Libya. Beberapa pakar militer juga menyarankan pasukan itu untuk memberi latihan militer dan memimpin pasukan revolusioner.

Serangan udara ke Libya berlangsung di bawah resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB. Keputusan ini memberikan mandat kepada negara-negara anggota untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi warga sipil Libya, namun tidak termasuk pendudukan asing dalam bentuk apapun.

Cameron mengatakan, "Pembatasan akan memperumit intervensi Barat. Karena kita sudah mengatakan kita tidak akan menyerang, kita tidak akan menduduki, ini lebih sulit dalam banyak hal."

Ketika ditanya apakah dia pasti akan mengesampingkan penempatan pasukan darat Inggris di Libya, Cameron menjawab, "Apa yang saya katakan adalah tidak ada kekuatan pendudukan, tidak ada invasi. Posisi kami tidak berubah." 

Namun, Sir Menzies Campbell, mantan pemimpin Kubu Liberal Demokrat mengatakan, Cameron telah membuka kemungkinan pengerahan pasukan darat Inggris di Libya.

"Pernyataan Cameron perlu ditafsirkan secara hati-hati. Pendudukan selalu menyiratkan sejumlah besar pasukan berada di Libya untuk jangka waktu cukup lama," tambahnya. 

Sumber: Irib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar