Pages

Rabu, Oktober 22, 2014

Berita Foto : Ujian Pertama Gavin

BANDUNG-(IDB) : Seusai perayaan HUT TNI, Ranpur baru M-113 langsung menghadapi tantangan selanjutnya. Yaitu uji ketangguhan yang dilakukan di Pusdikkav di Bandung Jawa Barat. Dalam demontrasi ini, Gavin harus menghadapi berbagai tantangan. Dan hasilnya, semua ujian bisa terlewati dengan baik.

Berbagai ujian itu diantaranya menanjak hingga kemiringan 60 derajat, melewati jalanan tak rata, hingga uji amfibi. Bahkan, Tank angkut pasukan ini sengaja dibenamkan dalam lumpur lalu direcovery oleh Ranpur sejenis. Semua tantangan ini merupakan refleksi dari kenyataan sesungguhnya yang nanti dihadapi di lapangan.

Informasi lainnya yang diperoleh ARC adalah, TNI-AD berencana mengakuisisi sebanyak 80 unit M-133. Nantinya bersama Marder dan Anoa, M-113 akan menjadi inti kekuatan Batalyon Infantri Mekanis. Selain itu, M-113 yang diperoleh TNI-AD ternyata rakitan Belgia. 

Dimana usia rata-rata M-113 ini cukup muda, yaitu buatan akhir tahun 1980an. Kelebihan lainnya, karena digunakan oleh negara yang relatif damai, Ranpur ini usia komponennya masih cukup panjang. 

Banyak diantaranya bahkan belum sampai menempuh jarak 10 ribu km. Dan selama ini, Belgia menyimpan Ranpur-ranpurnya dengan cukup apik, sehingga sangat layak digunakan langsung. 

Belgia sendiri pernah mengoperasikan hingga lebih dari 500 unit M-113. Belgia juga memodifikasi M-113 miliknya dengan perbaikan suspensi dan proteksi.




Sumber : ARC

SU-34, Jet Tempur Bomber Kekuatan Maritim

MOSCOW-(IDB) : Resimen Penerbangan Russia’s Southern Military District (SMD) telah menerima 6 pesawat tempur-bomber baru Su-34 fighter-bombers, yang memperbarui 75 persen armada resimen, ujar pernyataan pers SMD, 19/10/2014.


“Langkah ini sesuai dengan rencana untuk melengkapi kembali pasukan dari SMD, resimen pembom penerbangan terpisah, yang ditempatkan di wilayah Rostov [kota Morozovsk]. Mereka telah menerima batch lain dari pembom tempur baru Su-34 dalam jumlah enam unit. Semua pesawat telah diterima oleh para insinyur dari resimen penerbangan Morozovsk, yang memeriksa kesiapan pesawat untuk operasi,” ujar SMD.


Menurut pernyataan itu, kru penerbangan Morozovsk akan mulai latihan yang dijadwalkan pada akhir Oktober. Dalam waktu dekat SMD mengharapkan untuk menerima lebih dari 40 pesawat baru, termasuk jet tempur Su-27 SM3 yang dimodernisasi dan helikopter serang Mi-35.


Pesawat SU-34 merupakan turunan dari Su-27 fighter, yang dilengkapi dengan mesin ganda afterburner turbojet AL-31MF dan dapat membawa muatan hingga delapan ton senjata berteknologi presisi tinggi, untuk jarak 4.000 kilometer [2.500 mil]. Pesawat ini akan mengganti semua pesawat pemukul Su-24 dalam pelayanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Rusia.




Sumber : JKGR

Brasil Melaju Bersama KC-390

BRAZIL-(IDB) : Embraer Brasil meluncurkan prototipe pertama pesawat transport militer KC-390 dari hanggar produksi di pabrik industri Gaviao Peixoto, Brasil. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pertahanan Brasil, Celso Amorim, Komandan Angkatan Udara Brasil, Letnan Brigadir Jenderal Juniti Saito, dan delegasi serta perwakilan dari lebih dari 30 negara. Rollout ini untuk melakukan ground test sebelum penerbangan pertama pesawat yang direncanakan berlangsung pada akhir tahun ini. “Tonggak penting dari KC-390 ini, menunjukkan kemampuan Embraer untuk mengelola proyek-teknologi tinggi,”kata Jackson Schneider, Presiden dan CEO, Embraer.


“Pesawat KC-390 akan menjadi tulang punggung jaringan transportasi udara FAB. Pesawat ini akan dapat beroperasi baik di Amazon dan Antartika. Mesin jet memberikan kelincahan besar bagi pesawat dalam memenuhi semua misinya, lebih cepat dan lebih baik, “ujar Komandan Aeronautics Letnan Jenderal Juniti Saito.


Menyusul peluncuran ini, pesawat akan melanjutkan pengecekan dan evaluasi sistem mesin dan kemudian berlanjut ke tes getaran di darat dan sejumlah darat yang telah direncanakan. Pesawat ini adalah yang pertama dari dua prototipe yang akan digunakan dalam pengembangan, penerbangan dan kampanye uji sertifikasi.


KC-390 merupakan proyek gabungan dari Angkatan Udara Brasil dengan Embraer untuk mengembangkan dan menghasilkan pesawat angkut militer taktis dan pengisian bahan bakar udara. Hal ini merupakan kemajuan yang signifikan dalam hal teknologi dan inovasi untuk industri aeronautika Brasil. 

Pesawat ini dirancang untuk menetapkan standar baru dalam kategori, biaya operasi yang lebih rendah dan fleksibilitas untuk melakukan berbagai misi, antara lain: kargo dan transportasi pasukan, pengisian bahan bakar udara, pencarian dan penyelamatan, dan memerangi kebakaran hutan.


Pada 20 Mei 2014, Embraer dan Angkatan Udara Brasil menandatangani kontrak produksi untuk pengiriman 28 pesawat KC-390 dan dukungan logistik. Selain digunakan oleh Angkatan Udara Brasil, saat ini ada niat untuk membeli tambahan 32 pesawat dari negara lain.



Sumber : JKGR

Permintaan Jokowi pada Panglima TNI Dan Kapolri

JAKARTA-(IDB) : Presiden Joko Widodo meminta Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman untuk mempersiapkan perencanaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Tadi, baru saya minta beliau-beliau ini disiapkan," katanya di halaman Istana Merdeka, Rabu 22 Oktober 2014. 

Menurut Jokowi, perencanaan alutsista meliputi berapa yang dibutuhkan dan diperlukan. " Sehingga, bisa ditata jangka pendek dan jangka panjangnya," ujarnya. Hari ini, Jokowi tiba-tiba memanggil Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara, Marciano Norman. Marciano datang sekitar pukul 13.00 WIB. 

Kemudian, sekitar setengah jam kemudian, seluruh pucuk pimpinan TNI dan Polri datang bersamaan. Selain Kapolri dan Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia juga datang ke istana.

Jokowi Dan Panglima TNI Bahas Kesejahteraan Prajurit 

Presiden Joko Widodo memanggil pucuk pimpinan TNI/Polri ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 22 Oktober 2014. Mereka membicarakan mengenai persenjataan dan kesejahteraan TNI/Polri. 

"Kami belum bicara angka-angka, tapi yang jelas selama ini kita kan masih konsentrasi ke rencana strategis alutsista (alat utama sistem persenjataan) yah. Sekarang sudah bicara memikirkan untuk kesejahteraan prajurit," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta. 

Salah satu materi yang dibicarakan dengan Jokowi adalah di bidang perumahan, penggajian, kesehatan, serta elemen lainnya. Saat ini, perumahan prajurit baru ada 244 ribu dari 500 ribu yang dibutuhkan. 

Artinya baru 48 persen yang tepenuhi. "Nanti 52 persennya ke depan, nanti akan kita hitung per 5 tahun kira-kira harus bagaimana ini, dan seterusnya, sehingga kita akan bisa lihat ke depan kebutuhan prajurit secara keseluruhan dan terpenuhi pada tahun ke sekian. Ini sedang kita hitung," ujar dia. 


Sementara untuk persenjataan, kata Moeldoko, sebenarnya sejak zaman Susilo Bambang Yudhoyono sudah ada rencana strategis hingga 2024. Rencana itu sudah cukup bagus. 

"Kita punya renstra (rencana strategis). Kita juga punya minimum essential force nanti sampai 2019, harapan kita, sekarang kan pencapaian baru 38 persen, diharapkan 2019 sudah mendekati 100 persen, tidak menunggu 2024. Itu harapan kita yah," kata dia. 




Sumber : Vivanews

Pesawat Australia Dipaksa Mendarat Oleh TNI AU

MANADO-(IDB) : Dua pesawat tempur Sukhoi milik TNI memaksa sebuah pesawat asing mendarat di Manado, Sulawesi Utara. Pesawat asing itu dianggap melanggar batas wilayah udara nasional. 

Menurut informasi yang disampaikan Kadispenau Marsma TNI Hadi Cahyanto kepada Metrotvnews.com, Rabu (22/10/2014). 

Pesawat tempur di bawah kendali Kosek Hanudnas 2 Makassar memaksa pesawat asing itu mendarat di Manado sekira pukul 10.29 WIB. Pesawat asing itu bertipe Beechcraft 95 dengan callsign VH-RLS. Pesawat asing itu terbang dengan rute Darwin-Cebu namun melintasi wilayah udara Indonesia.  

Pesawat Asing Beech Craft Sempat Diminta Mendarat Di Ambon 

Dua pesawat Sukhoi milik TNI AU meminta pesawat asing yang melintas wilayah Republik Indonesia untuk mendarat di landasan udara AURI, Rabu (22/10/2014). Beech Craft, pesawat asing berwarna dominan putih mendarat di Lanud AURI sekitar pukul 11.30 Wita. 

Dari pesawat tersebut, turun dua orang warga asing yang dikawal oleh personel TNI. Pesawat pribadi yang dipiloti Jacklin Paul tersebut terbang dari Darwin Australia tujuan Filipina sudah mengudara 4 jam. 

Ketika berada di wilayah Ambon, pesawat diingatkan untuk mendarat namun tetap nekat hingga akhirnya Sukhoi diturunkan untuk menggiring ke Samrat Manado. Tidak ada benda mencurigakan di dalam pesawat kecuali pakaian dan laptop. 

Namun demikian, pesawat yang telah dipasang police line tetap akan diselidiki apa saja yang ada di pesawat tersebut. Setelah mendarat di landasan udara AURI, Rabu (22/10/2014), puluhan tentara gabungan dari TNI Angkatan Darat dan Angkatan Udara langsung bersiaga. 

Pantauan Tribun Manado (Tribunnews.com Network), tentara bersenjata ini tiarap di dekat pesawat jenis beechcarft. Pesawat beechcarf ini juga langsung diberi garis polisi oleh tim olah TKP Polresta Manado. 



Sumber : Metrotvnews

Mayjen TNI Andika Perkasa Jabat Danpaspampres

JAKARTA-(IDB) : Mayor Jenderal TNI Andika Perkasa resmi menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk menggantikan Mayjen TNI Doni Monardo yang menjabat sebagai Danjen Kopassus. 

Upacara serah terima jabatan itu dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, di Mako Paspampres, Jakarta, Rabu pagi. 

Pengangkatan menantu mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/760/X/2014 tanggal 14 Oktober 2014, tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. 

Sebelum dipilih menjadi Danpaspamres, Andika menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad). 

Penerima Bintang Kartika Eka Paksi itu pernah menjabat sebagai Komandan Peleton Kopassus pada 1987, Dan Unit 3 Grup 2 Kopassus Tahun 1987, Dansub Tim 1 Den 81-Kopassus (Satgultor) Tahun 1991, Dansub Tim 2/3 Den 81 Kopassus Tahun 1995. 

Andika juga pernah menjabat Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus tahun 2002, Danrimdam Jaya Tahun 2011, Danrem 023/KS Tahun 2012, dan Kadispenad pada Tahun 2013. 

Andika juga pernah melaksanakan operasi di Timor Timur tahun 1990, operasi teritorial di Timor Timur tahun 1992 dan operasi bakti TNI di Aceh 1994. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko sebelumnya mengatakan, pengangkatan Mayjen TNI Andika Perkasa sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspamres) merupakan permintaan presiden terpilih, Joko Widodo. "Iya keinginan langsung (Jokowi). 

Dasarnya adalah konsultasi antara Panglima dengan Presiden terpilih," kata Panglima TNI. Pemilihan Andika sebagai Danpaspampres dinilai wajar dalam struktur TNI. Dalam tradisi pengangkatan Danpaspamres, Panglima pastinya berkonsultasi dengan Presiden yang terpilih. 

"Oleh sebab itu, pengangkatan Andika dinilainya wajar," katanya. Panglima TNI menambahkan, pada pemerintahan baru tidak ada perubahan protokol pengamanan. 

"Nggak ada perubahan, standar pengamanan kita sudah pasti. Kita punya rencana operasi pengamanan VVIP, itu standar. Sedikitpun tidak boleh dikurangi," kata Panglima TNI.

Panglima TNI Minta Paspampres Tingkatkan Pengamanan 

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meminta Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk meningkatkan pengamanan presiden atau VVIP lainnya dan tidak boleh memberikan toleransi terhadap "SOP" sekecil apa pun. 

"Untuk itu, saya tekankan kepada unsur jajaran Paspampres untuk melakukan cek and ricek terhadap sistem pengamanan yang telah dimiliki," kata Panglima TNI dalam amanatnya saat memimpin Sertijab Komandan Paspampres dari Mayjen TNI Doni Monardo kepada Mayjen TNI Andika Perkasa di Mako Paspampres, Jakarta, Rabu. 

Pengamanan VVIP, kata dia, harus mengantisipasi kemungkinan terburuk agar sistem tidak terkena unsur dadakan bila ancaman nyata muncul secara tiba-tiba. 

Bagi prajurit Paspampres dalam melaksanakan tugas, kata Moeldoko, hanya satu jawaban yang harus diberikan, yakni melipatgandakan profesionalitas dan kesiapsiagaan serta kewaspadaan guna menghindari kesalahan. 

"Saya yakin dan percaya, tuntutan tugas dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknyam saya gembira karena sejauh ini Paspampres telah mampu menunjukkan dharma baktinya dengan penuh dedikasi, kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi," kata Panglima TNI. 

Motto "Setia Waspada" yang menjadi kebanggaan bagi setiap prajurit Paspampres hendaknya menjadi ungkapan rasa dan karsa yang mencerminkan kebulatan hari dan tekas serta kebagusan budi. 

"Saya harap kiranya motto itu senantiasa melekat dan menjadi karakter bagi seluruh prajurit Paspampres apa pun tingkatannya. Dengan demikian, dapat memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan objek pengamanan," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Mayjen TNI Doni Monardo atas dedikasi dan loyalitasnya dalam melaksanakan tugas. 

"Kepada Mayjen TNI Andika Perkasa, saya ucapkan selamat melaksanakan tugas sebagai Danpaspampres. Saya percaya dengan segala kemampuan dan pengalaman serta naluri yang dimiliki mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas Paspampres dalam melaksanakan tugas ke depan," tuturnya. 

Sebelum dipilih menjadi Danpaspamres, Andika menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad). Mertua Andika, AM Hendropriyono merupakan Dewan Penasehat Tim Pemenangan Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres lalu. 

Penerima Bintang Kartika Eka Paksi itu pernah menjabat sebagai Komandan Peleton Kopassus pada 1987, Dan Unit 3 Grup 2 Kopassus Tahun 1987, Dansub Tim 1 Den 81-Kopassus (Satgultor) Tahun 1991, Dansub Tim 2/3 Den 81 Kopassus Tahun 1995. 

Andika juga pernah menjabat Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus tahun 2002, Danrimdam Jaya Tahun 2011, Danrem 023/KS Tahun 2012, dan Kadispenad pada Tahun 2013. 

Andika juga pernah melaksanakan operasi di Timor Timur tahun 1990, operasi teritorial di Timor Timur tahun 1992 dan operasi bakti TNI di Aceh 1994.


Sumber : Antara

Membangun Poros Maritim Dengan Pesawat Amfibi

image
JAKARTA-(IDB) : “Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membeli pesawat amfibi Rusia Be-200, dan juga dapat ikut memproduksi komponen pesawat jarak menengah MS-21 di wilayahnya”, ujar keterangan pers Departemen Perindustrian dan Perdagangan Rusia.


Menteri Perindustrian dan Perdagangan Denis Manturov mengadakan pertemuan dengan pimpinan Kadin Indonesia saat melakukan kunjungan kerja ke Jakarta. “Manturov menyatakan kesiapan Rusia untuk kerjasama yang lebih erat dengan mitra Indonesia,” kata siaran pers tersebut.

Irkut MC-21 Rusia
Irkut MC-21 Rusia
Secara khusus, selama pertemuan, mereka membahas kemungkinan Indonesia mempertimbangkan pembelian pesawat amfibi Rusia Be-200, yang terbukti bagus untuk memadamkan kebakaran hutan, serta ikut memproduksi komponen pesawat menengah-MC-21, ujar laporan itu. 



Sumber : JKGR

Teknologi Anti-Radar, Panglima Minta Uji Di Tank

JAKARTA-(IDB) : Sepuluh peraih penghargaan HUT Ke-69 TNI berdiri di panggung kehormatan Mabes TNI Cilangkap, 12 Oktober lalu. Mereka merupakan bagian dari upaya TNI mencari anak bangsa yang mampu menciptakan teknologi canggih untuk kepentingan militer.


Sebagai penghargaan atas jerih payah penciptaan karya itu, TNI berjanji mengembangkan dan menggunakan teknologi karya anak bangsa tersebut.


Salah seorang peraih penghargaan itu adalah Bambang Riyanto. Dia mewakili tim IPB yang memenangi kategori inovasi partisipasi publik. Saat naik ke panggung, dia tampak gugup berada di antara ribuan personel TNI yang hari itu mengikuti upacara tersebut.


Apalagi penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Selain kalangan akademis, penghargaan diberikan kepada para inovator dari masyarakat umum, kepala daerah, serta kalangan militer.


’’Sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan militer pasti akan kami kembangkan. Apalagi (karya) itu tidak mahal dan bisa mengurangi ketergantungan kita pada pihak luar,’’ ujar Moeldoko dalam sambutannya.


Selain IPB, sembilan inovator lain peraih penghargaan adalah Litbang TNI-AD yang merancang bangun senjata Dopper, Litbang TNI-AL yang membuat prototipe swamp boat, serta Litbang TNI-AU yang membikin bom tajam BT-500 untuk pesawat standar NATO.


Di bidang non-alutsista, TNI-AD menyumbangkan pendekatan indeks vegetasi citra satelit pengindraan jarak jauh. Inovasi itu berguna untuk mendeteksi samaran pasukan musuh di medan tertutup.


Lalu, TNI-AL merancang pos AL mandiri energi untuk kawasan terpencil. Sementara itu, TNI-AU membuat jaring komunikasi terintegrasi untuk mewadahi jaringan C4ISR (command, control, communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance).


Tiga sisanya diberikan kepada pemerintah daerah dan organisasi publik terkait dengan kebijakan. Di antaranya, RRI yang mengembangkan siaran di kawasan perbatasan; Pemkab Belu, NTT, yang mendukung TNI di perbatasan dengan Timor Leste; serta Pemprov Kaltim yang membuat kawasan ketahanan pangan.


Tim IPB beranggota Bambang bersama dua rekannya. Yakni, Akhiruddin Maddu dan Esa Ghanim Fadhallah. Bambang merupakan dosen di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Akhiruddin adalah kepala Departemen Fisika, dan Esa Ghanim merupakan mahasiswa S-2 Teknologi Pascapanen IPB.


Mereka berhasil menciptakan teknologi tinggi antiradar dari bahan-bahan organik sederhana. Yaitu, tulang ikan dan cangkang udang. Bagi kebanyakan orang, dua bahan tersebut justru disisihkan dan dibuang ke tempat sampah.


Tapi, di tangan Bambang, Akhir, dan Esa, tulang ikan dan cangkang udang justru sangat berguna untuk menciptakan karya inovasi yang murah serta canggih.


Menurut Bambang, dua jenis bahan tersebut mengandung komposit chitosan dan hidroksiapatit yang mampu menyerap gelombang radar. Karena gelombang radar tidak memantul, kendaraan tempur yang menggunakan teknologi tersebut akan sulit dideteksi radar musuh.


Ditemui di kampus IPB, Selasa (14/10), Bambang mengakui bahwa temuan timnya bukanlah teknologi antiradar pertama yang berbahan organik. Sebelumnya, pada 2011, Tiongkok merilis penggunaan teknologi antiradar berbahan dasar gelatin.


’’Tapi, ketika kami teliti lebih lanjut, kemampuan gelatin yang berbahan dasar protein itu terbatas. Kami lalu mengganti bahannya dengan karbohidrat,’’ tuturnya.


Teknologi yang dikembangkan Bambang cs kini bakal memperkuat kemampuan persenjataan TNI. Bersama tim peneliti dari internal TNI, mereka akan mengembangkan teknologi tersebut agar kemampuannya makin tinggi dan penggunaannya semakin praktis.

Tim ITB tersebut awalnya tidak menyangka panglima TNI akan memberikan perhatian serius terhadap hasil penelitian mereka.


Mereka memang sengaja mengembangkan teknologi militer, namun sebatas untuk kepentingan penelitian. Tidak disangka, penelitian tersebut diketahui pihak militer dan mereka ditantang untuk mengaplikasikannya dalam sistem persenjataan TNI.


Inovasi tersebut semula merupakan bahan skripsi Esa saat masih menempuh S-1 di Jurusan Teknologi Hasil Perairan IPB pada 2011. Kala itu, Bambang dan Akhir menantang Esa untuk membuat penelitian skripsi yang terkait dengan militer, khususnya antiradar.


Di bawah bimbingan dua dosen tersebut, Esa mulai merancang penelitian yang sayangnya hasilnya kurang baik. Dia lalu mencoba lagi pada 2012 dengan bahan yang berbeda. Kali ini hasilnya dinilai cukup sukses, meski ada kekurangan di sana-sini.


Belum puas, mahasiswa 23 tahun itu pun mengajak Bambang dan Akhir berdiskusi untuk menyempurnakan karya tersebut. Ketiganya lalu memutuskan untuk mengembangkan lagi penelitian itu dengan bahan yang mengandung chitosan dan hidroksiapatit yang terdapat dalam tulang ikan serta cangkang udang.


Di luar dugaan, hasilnya cukup memuaskan. Dua bahan tersebut dianggap paling baik jika dibandingkan dengan bahan-bahan penelitian sebelumnya.


Di tengah rasa syukur itu, kendala muncul lagi. Esa tidak menemukan laboratorium yang cocok untuk menguji penelitian tersebut. Lagi-lagi, kendala infrastruktur menjadi problem. Hal itu diakui Akhiruddin.


Dosen 48 tahun tersebut menuturkan, infrastruktur penelitian di Indonesia masih sangat terbatas. Akibatnya, penelitian sering mandek di tengah jalan karena ketiadaan sarana-prasarana tersebut.


’’Kami selaku dosen hanya bisa membantu lewat networking,’’ tuturnya.


Tiga bulan lamanya mereka menjelajahi laboratorium sejumlah universitas di Indonesia. Termasuk di ITS dan ITB. Mereka tidak mendapatkan alat uji yang cocok untuk penelitian itu. Bila akhirnya tidak menemukannya juga, mereka berencana membawanya ke laboratorium di luar negeri.


Namun, akhirnya mereka menemukan yang dicari di laboratorium Universitas Indonesia (UI). ’’Awalnya kami tidak sampai kepikiran bahwa UI punya alat uji itu,’’ timpal Esa.


Dia amat girang penelitiannya bisa diuji di lab UI. Hasilnya pun langsung keluar dalam waktu sehari.


Penelitian tersebut menghasilkan prototipe teknologi antiradar. Berkat karya itu, Bambang cs lalu diminta mendaftar untuk melakukan presentasi di TNI. Rupanya, selain tim IPB, sudah ada 266 peneliti lain yang ikut kompetisi yang digagas TNI tersebut.


Tim Bambang mendapat jadwal terakhir untuk presentasi. ’’Karya-karya yang dipresentasikan luar biasa. Kami sempat minder melihatnya,’’ tutur Bambang.


Beberapa hari kemudian, telepon yang mengagetkan itu datang juga. Tim IPB diminta mempresentasikan teknologi antiradar tersebut di hadapan panglima TNI secepatnya.


Antara kaget dan tidak percaya, Bambang tidak langsung mengiyakan permintaan itu. Sebab, timnya butuh persiapan. Akhirnya, setelah mengebut selama seminggu untuk mempersiapkan diri, mereka tampil dengan peralatan plus bahan presentasi karya.


Kerja keras mereka tidak sia-sia. Panglima TNI mengapresiasi penelitian tersebut. ’’Beliau minta langsung uji coba di tank. Kami kaget lagi,’’ kenangnya.


Mereka kembali harus bekerja keras untuk merampungkan peralatan antiradar tersebut. Hasilnya cukup memuaskan.


Kini setelah karya mereka dinyatakan berhak meraih penghargaan, Bambang dkk tidak bisa berleha-leha. Pasalnya, mereka harus segera bekerja sama dengan tim Litbang TNI untuk mengembangkan teknologi tersebut agar lebih simpel dan praktis.


Salah satu faktor TNI mau menggunakan teknologi karya Bambang cs adalah biayanya yang terjangkau serta bahannya yang mudah didapatkan. Sebagai negara maritim, Indonesia tidak akan kekurangan bahan organik chitosan dan hidroksiapatit. TNI berencana memproduksi teknologi tinggi itu di PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat).
’’Kami tentu saja bangga penelitian kami dihargai setinggi itu,’’ tandas Bambang.



Sumber : JPNN

Alutsista Indonesia Harus Lebih Baik

JAKARTA-(IDB) : Politik kebijakan pertahanan keamanan dan komitmen revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia dalam seputuh tahun terakhir berjalan signifikan. Demikian disampaikan pengamat alutsista Universitas Pertahanan, Begi R Sutanto, dalam diskusi bertajuk, 'Satu Dasawarsa Kebijakan Pertahanan dan Komitmen Revitalisasi Alutsista,' di Cikini, Jakarta, Jumat (17/10/2014). 

"Ada harapan besar melanjutkan mimpi-mimpi, seperti yang dilakukan negara-negara besar seperti Amerika. Ini mimpi yang harusnya bisa dilakukan dan dijalankan pemerintahan selanjutnya," kata Begi. Menurutnya, selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perkembangan perjalanan perusahan yang bergerak di alutsista seperti Pindad dan Len Industri saat ini cukup menjanjikan. Tak sedikit produksi alutsista dalam negeri mulai dilirik negara-negara Eropa seperti Turki. 

Saat ini kemampuan industri alutsista memang masih berjalan di tempat, sehingga konsep ke depan perlu dipikirkan. Pengamat lainnya Pambudidoyo menambahkan, perkembangan peralatan tempur Indonesia masih dalam tahap kemajuan dasar. Jika menggunakan sistem skoring, nilanya berada di angka tujuh. 

"Selama ini kita sendiri tidak punya catatan dasar terkait kemajuan alutsista tanah air," kata Pambudidoyo. Ia mengakui konsep alutsista sudah bagus, sayangnya dalam pelaksanaan di lapangan tidak berjalan baik. 

SBY Sudah Bangun Kekuatan Militer, Tapi Masih Kurang‏ Copy n Win at: http://bit.ly/copyandwin

Copy n Win at: http://bit.ly/copyandwin
SBY Sudah Bangun Kekuatan Militer, Tetapi Masih Kurang

Pengamat militer Pambudidoyo menilai pembangunan kekuatan militer di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang sudah sangat berkembang. Namun masih ada kekurangan yang mendasar.

"Dari skala 1-10 saya beri nilai 7. Selama Indonesia merdeka tak ada pemimpin yang membuat dasar-dasar pembangunan pertahanan termasuk SBY," kata Pambudi saat diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (17/10). Meski menurut Pambudi, SBY sudah meletakkan dasar-dasar peningkatan kekuatan militer, namun kalangan militer masih bingung tentang petunjuk pelaksanaan tugas-tugasnya. 

"Betul SBY sudah meletakkan dasar-dasarnya, tapi masalahnya ada satu kekurangan, tak ada juklak dalam pembangunan kekuatan pertahanan," imbuhnya. Pambudi juga menilai dalam membuat kebijakan dibidang militer, SBY cenderung menggunakan cara-cara politis. Kedepan, ia berharap ada payung hukum dalam pembangunan kekuatan militer.

"Di satu sisi, SBY menggunakan cara-cara politis dalam mengambil keputusan. Memang ada Undang-Undang Pertahanan, tapi tak ada payung hukumnya. Kedepan harus dibuat payung hukum dalam membangun sektor pertahanan," ujarnya. 



Sumber : Tribunnews