Pages
▼
Rabu, September 17, 2014
Kekuatan Tempur TNI AL Semakin Bertaji
Sementara, KCR-60M baru yang diresmikan diberi nama KRI Halasan 630. Pada Batch pertama ini, Kementrian Pertahanan memesan total 3 unit KCR-60M dari PT. PAL. Sebelumnya, PT. PAL telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yaitu KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, dan diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014. Total, Kementrian Pertahanan membutuhkan belasan unit KCR-60M serta KCR-40 untuk memperkuat armada laut Indonesia.
Sumber : ARC
PT PAL Dorong Industri Maritim
SURABAYA-(IDB) : Predikat sebagai Lead Integrator yang
merupakan amanah UU 16/2014 menugaskan PT PAL Indonesia sebagai BUMN
yang mampu memproduksi kebutuhan Alutsista TNI menjadi motor tumbuhnya
Industri galangan kapal.
Dengan merampungkan pesanan TNI Angkatan Laut, PAL Indonesia terus berkarya untuk meningkatkan kebutuhan Armada Angkatan Laut menjadi WORLD CLASS NAVY.
Dengan menyerahkan Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR 60) total 3 unit dari Bacth Essential Force (MEF).
Kapal Cepat Rudal 60 meter ini merupakan jenis pengembangan dari Kapal Patroli Cepat (FPB-57) yang telah dibangun oleh PT PAL Indonesia (Persero) sebelumnya.
Setelah menyerahan KCR-60 Meter, Kapal Pertama “KRI SAMPARI-628″ 28 Mei, dilanjutkan penyerahan KCR-60 Meter Kapal Kedua “KRI TOMBAK-629″ 27 Agustus lalu, kini berurutan KCR-60 meter kapal ketiga dengan nomor pembangunan W000275 diserahterimakan kepada TNI-AL dan selanjutnya akan diresmikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menjadi Kapal Perang Republik Indonesia dengan nama “KRI HALASAN-630″, Rabu (17/9/2014).
Penyelesaian Proyek KCR 60 Bacth Pertama ini dibarengi dengan pemotongan Plat Baja Pertama (First Steel Cutting) proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) kedua.
Proyek kerjasama dengan Galangan Kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda ini sebagai pemenuhan Armada TNI Angkatan Laut.
Kerjasama dengan galangan laur negeri turut menyeimbangkan teknologi terkini pada Industri Perkapalan. Perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya.
Kegiatan ini dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Laskdya TNI Didit Herdiawan, dan Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansya Arifin.
Pada kesempatan, itu, Menteri Pertahanan juga memberikan arahan terhadap 250 Insan PAL Indonesia dalam melaksanakan Transfer Of Technology (ToT) proyek Kapal Selam. Proyek ini menjadi sejarah pertama di Indonesia dalam pembangunan Kapal Selam.
Sebagai Negara yang dipersatukan oleh laut, Indonesia sangat membutuhkan Armada kapal yang mencukupi dalam menjaga keutuhan batas wilayah laut.
Dengan terus mendapatkan kepercayaan dalam memproduksi Alutsista, secara tidak langsung juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional sekaligus peningkatan kemampuan teknologi industri perkapalan dalam negeri.
Pemenuhan kebutuhan ini diharapkan juga mempercepat terwujudnya cita-cita kemandirian Alutsista negara sebagai hal yang sangat esensial bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan NKRI. Sehingga menempatkan bangsa Indonesia sebagai negara strategis yang dihormati dan disegani dalam kancah percaturan dunia.
Sumber : JKGR
TNI AU Pengguna Pertama Skyshield 35 Mk-2
JAKARTA-(IDB) : Suatu kebanggaan bagi TNI Angkatan
Udara/TNI sebagai pengguna pertama senjata pertahanan udara Skyshield 35
mm MK-2 selain negara pembuatnya Swizeland, senjata ini dibuat tahun
2014 oleh pabrikan senjata Swiss Oerlikon Contraves Rheinmetall.
Skyshield 35 MK-2 (Skyshield Gun Missile) untuk memenuhi kebutuhan Paskhasau melengkapi satuan jajaran sebagai senjata pertahanan udara yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas.
Skyshield Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD) mempunyai jangkauan peluru sejauh 4000m dengan kecepatan 1000 peluru/menit, dan jarak kecepatan amunisi rata-rata 1050 meter/detik, sedangkan maksimal magazen sebanyak 252 butir.
Sky Gun Misille memiliki amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 butir dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles)setelah 4 detik ditembakan, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%.
Satu Firing Unit (FU) Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Skyshield Gun Missile dapat ditempatkan dimana saja sesuai kebutuhan dengan sistem mobail dengan menggunakan empat truk yang sudah dilengkapi dengan derek, masing-masing truk memuat satu pos command, dua meriam revolver 35 mm dan satu sistem sensor kendali/radar, sedangkan Chiron dapat ditempatkan hingga sejauh 5 km dari Command Post.
Saat ini Skyshield Gun Missile ditempatkan di Denhanud 471 Paskhas Halim Perdanakusuma, Denhanud Paskhas Lanud Supadio Pontianak, dan Denhanud Paskhas Lanud Sultan Hasanuddin masing-masin satu Baterai yaitu dua Firing Unit.
Sedangkan personel yang mengawakinya sudah mendapat pelatihan sebanyak 20 personel terdirin darai 12 personel Paskhas, empat personel Depo 60 Senamo Lanud Iswahjudi dan Depohar 50 Lanud Adi Sumarmo, Solo.
Skyshield Gun Missile akan ditampil pada pada defile peringatan HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober mendatang di Dermaga Ujung Surabaya.
Sumber : TNI AU
Tank Leopard Di Mako Menkav 1 Marinir
SURABAYA-(IDB) : Markas Resimen Kavaleri (Menkav) 1
Marinir di Semarung, Ujung, terlihat beda daripada biasanya. Markas
komando pelaksana satuan tempur pemukul dan pendarat Pasukan Marinir 1
Surabaya yang identik dengan tank amfibi itu dipenuhi tank-tank angkatan
darat.
Sebanyak 24 tank tempur utama Leopard 2A dan 28 Ranpur Infanteri Marder 1A3 memadati markas Marinir di timur Makoa Armatim itu. Puluhan tank tersebut didatangkan TNI-AD langsung dari Jerman. Tank tiba di Surabaya akhir pekan lalu dengan menggunakan kapal ro-ro Serasi X. Peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) matra darat tersebut dijadwalkan tampil dalam rangkaian HUT Ke-69 TNI.
Tank yang semula berwarna hijau polos itu sudah dicat doreng kombinasi hitam-cokelat tua khas pusat kesenjataan infanteri dan kavaleri TNI-AD. ’’Kami siapkan dukungan tempat perawatan untuk kesuksesan HUT TNI,’’ tegas Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI Mar Kasirun Situmorang Selasa (16/9).
Dengan lokasi yang terbatas, Menkav 1 Marinir meminggirkan sejumlah tank amfibinya seperti BMP-3F dan LVT-7. Apalagi sebagian lapangan apel digunakan untuk memarkir alutsista Korps Marinir dari komando pelaksana lain. Misalnya, brigade infanteri, resimen artileri, dan resimen bantuan tempur.
Material tempur ditempatkan di Menkav 1 Marinir lantaran paling dekat dengan Dermaga Ujung, tempat parade dan demonstrasi. Sebelum Leopard dan Marder dioperasikan ke Dermaga Ujung, kendaraan tempur itu ditinjau petinggi TNI-AD. Wakil KSAD Letjen TNI M. Munir akhir pekan lalu memastikan kondisi tank-tank pengadaan 2014 tersebut siap digunakan. Dengan demikian, saat pelaksanaan defile dan demo, diharapkan tidak ada masalah.
Berikut liputannya :
Sumber : JP
Berita Foto : First Cutting PKR 10514 Kedua
SURABAYA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kanan), bersama
Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL
Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (tengah) dan perwakilan galangan
kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri),
menyaksikan proses pemotongan plat baja pertama kapal Perusak Kawal
Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero)
Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting)
proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda
tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri
perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL
Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia
(Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan
kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri),
menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)
10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu
(17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal
PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk
menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi
Armada TNI AL.
Sumber : Antara
KRI Halasan-630 Dan Pesawat CN 235 MPA Menuju World Class Navy
SURABAYA-(IDB) : KRI Halasan-630 yang merupakan kapal
terbaru buatan PT PAL dari 3 KCR 60 M pesanan TNI AL serta pesawat CN
235-220 N-62 buatan PT DI, adalah bagian dari upaya pembangunan kekuatan
TNI khususnya TNI AL menuju world class navy. Kehadiran KCR-60M ketiga
yang telah diserahterimakan saat ini, sesuai dengan Renstra I 2009-2014,
akan memenuhi kebutuhan pokok pemukul TNI, dan memperkuat jajaran
Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat.
Hal itu dijelaskan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (17/9), di PT PAL Surabaya, saat menghadiri acara Peresmian KRI Halasan-630 yang merupakan Kapal jenis KCR 60 M, adalah kapal pesanan ke-3 TNI AL yang dibangun oleh PT PAL.
KCR-60M ini, berdasarkan pada pertimbangan taktis, dan strategis yang cukup mendalam untuk menjaga dan melindungi wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan serta penegakan hukum wilayah NKRI. Kapal jenis KCR-60M ini sangat efektif untuk melaksanakan patroli di daerah laut dangkal dan dapat menyelinap di pulau-pulau walaupun kapal ini relatif kecil tetapi memiliki senjata rudal yang dapat efektif menghancurkan lawan yang lebih besar.
Seperti halnya KRI Sampari-628 yang telah diresmikan pada tanggal 28 Mei 2014 dan KRI Tombak-629 yang telah diresmikan pada tanggal 27 Agustus 2014 yang lalu, pembangunan KRI Halasan-630 ini juga merupakan karya anak bangsa yang pembangunannya dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS), yaitu PT. PAL Indonesia (Persero). Dengan pelaksanaan pembangunan yang dilakukan didalam negeri ini akan memudahkan TNI AL dalam pemeliharaan selanjutnya dan dapat memberikan alternatif solusi untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain dalam pengadaan KRI di masa mendatang.
Pemilihan senjata Halasan sebagai
nama untuk kapal jenis KCR ini adalah karena senjata tradisional Halasan
yang berupa Piso atau Pedang merupakan senjata tradisional yang berasal
dari Tapanuli Utara Batak Sumatera Utara. Mengingat senjata Halasan
tersebut merupakan senjata tradisional yang ada di Nusantara, maka
Halasan pantas dan layak untuk digunakan menjadi nama salah satu KRI
milik TNI Angkatan Laut.
Sebelumnya Menhan Purnomo juga menyaksikan first steel cutting PKR-2 di bengkel Fabrikasi DKP PT. PAL. Pembangunan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) / Frigate ke 2 ini merupakan proyek kerjasama antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. First Steel Cutting PKR-1 sebelumnya dilaksanakan pada bulan Januari 2014. Didalam kontrak pembangunan 2 Kapal PKR/Fregate antara Kementerian Pertahanan dan DSNS yang disertakan didalamnya kesepakatan Transfer Of Technology dengan lama pembangunan direncanakan 48 bulan.
Selama ini PT PAL telah menyelesaikan pesanan kapal TNI AL seperti Fast Patrol Boat (FPB) 57 M, Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M, dan Landing Platform Dock (LPD) 125 M. PKR/Frigate ini merupakan kapal berteknologi dan berkemampuan tinggi yang merupakan langkah besar bagi PT PAL. Selanjutnya, pada rencana strategis (renstra) kedua pada 2015 - 2018 TNI AL berencana melanjutkan proyek ini dengan kapal ke-3 dan kapal ke-4.
Selanjutnya, Menhan juga melaksanakan acara serah terima 1 (satu) unit pesawat CN 235-220 N-62 Patroli Maritim untuk TNI AL di Lanudal Juanda, Suarabaya. Dengan penyerahan ini maka PT Dirgantara Indonesia (Persero) telah menyelesaikan produksi 3 (tiga) unit pesawat CN 235-220 Patroli Maritim dengan anggaran kredit ekspor TA. 2009 – 2015.
Pembangunan 3 (tiga) unit pesawat telah selesai dilaksanakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) di mana 2 (dua) unit pesawat telah diserahkan terlebih dahulu secara bertahap pada bulan April 2013 dan Juli 2013 serta yang Ke-3 yang penyerahannya dilaksanakan hari Ini. Dengan penambahan 3 (tiga) pesawat ini diharapkan TNI AL dapat secara maksimal dapat memenuhi kebutuhan operasional TNI AL dalam mengimplementasikan tugas dan tanggungjawabnya.
Dengan keberhasilan pembangunan pesawat di dalam negeri, merupakan langkah yang baik bagi perkembangan dan kemajuan industri dalam negeri. Hal ini sekaligus sebagai bukti bahwa industri dalam negeri kita telah mampu bersaing dengan industri negara-negara lain, selain itu kemampuan industri dalam negeri dalam penyediaan alutsista untuk kepentingan pertahanan akan dapat mengurangi ketergantungan kita kepada industri negara lain serta dapat menciptakan detterence effect.
Sumber : DMC
Serah Terima CN235 MPA Ketiga Oleh PT. DI Ke Puspenerbal
SURABAYA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia secara resmi menyerahkan Pesawat Udara CN-235 220 Patroli Maritim kepada Kementerian Pertahanan yang langsung diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AL, Rabu (17/9/2014).
Serah terima yang dilaksanakan di Apron Base Opps Lanudal Juanda itu dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prof Purnomo Yusgiantoro.
Pesawat CN 235 220 MPA bernomor. P-862 adalah pesawat udara jenis patroli Maritim ke tiga yang diserahkan PTDI.
Sebelumnya dua pesawat serupa yang diberi nomor P-860 dan P-861 telah diserahkan di tahun 2013.
"Ini merupakan langkah baik bagi industri pertahanan dalam negeri. Ini juga bukti industri pertahanan dalam negeri sudah bersaing," kata Yusgiantoro.
Pesawat udara ini akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan.
Pesawat ini akan jadi kepanjangan tangan, mata dan telinga bagi kapal perang yang melaksanakan operasi tempur maupun operasi keamanan laut.
Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter, bentang sayap 25,81 meter, tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp).
Kecepataan maksimum. Yang dimiliki 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).
Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan Minimal Essensial Force Alutsista TNI AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima Pesawat sejenis hingga 12 buah.
Penambahan alutsista di antaranya untuk pesawat latih, helikopter AKS, helikopter AKPA. Total diperkirakan akan ada penambahan mencapai 50 pesawat udara dan helikopter.
Serah terima yang dilaksanakan di Apron Base Opps Lanudal Juanda itu dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prof Purnomo Yusgiantoro.
Pesawat CN 235 220 MPA bernomor. P-862 adalah pesawat udara jenis patroli Maritim ke tiga yang diserahkan PTDI.
Sebelumnya dua pesawat serupa yang diberi nomor P-860 dan P-861 telah diserahkan di tahun 2013.
"Ini merupakan langkah baik bagi industri pertahanan dalam negeri. Ini juga bukti industri pertahanan dalam negeri sudah bersaing," kata Yusgiantoro.
Pesawat udara ini akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan.
Pesawat ini akan jadi kepanjangan tangan, mata dan telinga bagi kapal perang yang melaksanakan operasi tempur maupun operasi keamanan laut.
Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter, bentang sayap 25,81 meter, tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp).
Kecepataan maksimum. Yang dimiliki 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).
Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan Minimal Essensial Force Alutsista TNI AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima Pesawat sejenis hingga 12 buah.
Penambahan alutsista di antaranya untuk pesawat latih, helikopter AKS, helikopter AKPA. Total diperkirakan akan ada penambahan mencapai 50 pesawat udara dan helikopter.
Sumber : Tribunnews
Serah Terima KCR 60 Ketiga Oleh PT.PAL
SURABAYA-(IDB) : Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) W000275 kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang.
Kapal perang yang akan dibaptis dengan nama KRI Halasan-630 ini adalah kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.
Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, Rabu, itu dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.
"Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.
"KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya," ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
Selanjutnya KCR 60/KRI Halasan-630 itu dibaptis dan diresmikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.
"Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua," katanya.
Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, ini juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna.
"Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun," katanya.
Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 250 insan PT PAL INDONESIA dalam transfer teknologi Proyek Kapal Selam.
Rampungkan Karya, PAL Indonesia Dorong Tumbuhnya Industri Maritim (Jakartagreater)
KRI Halasan 630 (JKGR)
Halasan Berarti Pedang
Setelah menyerahkan dua kapal perang jenis kapal cepat rudal (KCR), PT PAL kembali menyerahkan kapal perang dengan jenis yang sama kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL), yakni KRI Halasan 630, Rabu (17/9/2014).
Penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630 tersebut, dihadiri langsung oleh Purnomo Yusgiantoro Menteri Pertahanan di dermaga PT PAL Indonesia, Surabaya.
Nama kapal perang tersebut, diambil dari nama senjata tradisional berupa pedang, milik masyarakat Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pengambilan nama tersebut, diharapkan para prajurit TNI AL yang menahkodai, bisa menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), dari Sabang sampai Merauke.
Dengan penyerahan kapal perang KRI Halasan 630, maka TNI AL memiliki kapal perang jenis KCR sebanyak tiga unit. KRI Halasan 630 yang dikomandani oleh Mayor laut (P) Tonny Sumarno, akan beroperasi di Armada Maritim Barat (Armabar). Sebelumnya dua kapal perang, yakni KRI Sampari 628 diserahkan pada 29 Mei 2014 dan KRI Tombak 629 diserahkan pada 27 Agustus 2014. Dua KRI ini, memiliki jelajah operasi di Armada Maritim Timur (Armatim).
"Hari ini merupakan penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630, dari PT PAL. Kapal perang ini akan dioperasikan di Armabar," kata Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu (17/9/2014).
Dia menambahkan, tiga kapal yang sudah diserahkan ini, merupakan rencana strategi (renstra) pertahanan 2010 - 2014. Selain ketiga kapal ini, pihaknya juga sedang memesan 15 unit KCR, yang saat ini sudah dikerjakan oleh PT PAL Indonesia. Pemesanan 18 unit KCR ini, merupakan renstra yang dibuat selama tiga renstra, dalam kurun waktu 15 tahun.
"Pembangunan 18 unit KCR sendiri dimulai pada tahun 2010, 2014, 2015, 2019, 2020, dan 2024 yang akan terus dilakukan pembangunan. Tujuannya untuk memperkuat armada, apalagi presiden terpilih Joko Widodo, dalam visi-misi akan memperkuat kemaritiman Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Untuk perawatan, kata Menhan, akan lebih mudah dilakukan karena KCR ini buatan PT PAL Sendiri. Apalagi PT PAL memiliki divisi yang dikhususkan untuk melakukan perbaikan kapal-kapal, termasuk kapal perang milik TNI AL.
"Untuk pemeliharaannya akan dilakukan oleh PT PAL. Selain itu dengan pembuatan di dalam negeri, akan lebih mempermudah dalam perawatannya," kata dia.
Selain itu, TNI AL juga melakukan pemesanan untuk dua Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR/frigate). Pemesanan PKR tersebut ditandai dengan pemotongan plat baja pertama (first steel cutting). Proyek pembangunan PKR ini dilakukan bekerjasama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS) dari Belanda.
"Kerjasama dengan galangan kapal Belanda ini dilakukan untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan. Pasalnya, perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya," pungkasnya.
Kapal perang yang akan dibaptis dengan nama KRI Halasan-630 ini adalah kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.
Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, Rabu, itu dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.
"Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.
"KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya," ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
Selanjutnya KCR 60/KRI Halasan-630 itu dibaptis dan diresmikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.
"Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua," katanya.
Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, ini juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna.
"Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun," katanya.
Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 250 insan PT PAL INDONESIA dalam transfer teknologi Proyek Kapal Selam.
Rampungkan Karya, PAL Indonesia Dorong Tumbuhnya Industri Maritim (Jakartagreater)
KRI Halasan 630 (JKGR)
Halasan Berarti Pedang
Setelah menyerahkan dua kapal perang jenis kapal cepat rudal (KCR), PT PAL kembali menyerahkan kapal perang dengan jenis yang sama kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL), yakni KRI Halasan 630, Rabu (17/9/2014).
Penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630 tersebut, dihadiri langsung oleh Purnomo Yusgiantoro Menteri Pertahanan di dermaga PT PAL Indonesia, Surabaya.
Nama kapal perang tersebut, diambil dari nama senjata tradisional berupa pedang, milik masyarakat Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pengambilan nama tersebut, diharapkan para prajurit TNI AL yang menahkodai, bisa menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), dari Sabang sampai Merauke.
Dengan penyerahan kapal perang KRI Halasan 630, maka TNI AL memiliki kapal perang jenis KCR sebanyak tiga unit. KRI Halasan 630 yang dikomandani oleh Mayor laut (P) Tonny Sumarno, akan beroperasi di Armada Maritim Barat (Armabar). Sebelumnya dua kapal perang, yakni KRI Sampari 628 diserahkan pada 29 Mei 2014 dan KRI Tombak 629 diserahkan pada 27 Agustus 2014. Dua KRI ini, memiliki jelajah operasi di Armada Maritim Timur (Armatim).
"Hari ini merupakan penyerahan dan peresmian KRI Halasan 630, dari PT PAL. Kapal perang ini akan dioperasikan di Armabar," kata Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu (17/9/2014).
Dia menambahkan, tiga kapal yang sudah diserahkan ini, merupakan rencana strategi (renstra) pertahanan 2010 - 2014. Selain ketiga kapal ini, pihaknya juga sedang memesan 15 unit KCR, yang saat ini sudah dikerjakan oleh PT PAL Indonesia. Pemesanan 18 unit KCR ini, merupakan renstra yang dibuat selama tiga renstra, dalam kurun waktu 15 tahun.
"Pembangunan 18 unit KCR sendiri dimulai pada tahun 2010, 2014, 2015, 2019, 2020, dan 2024 yang akan terus dilakukan pembangunan. Tujuannya untuk memperkuat armada, apalagi presiden terpilih Joko Widodo, dalam visi-misi akan memperkuat kemaritiman Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Untuk perawatan, kata Menhan, akan lebih mudah dilakukan karena KCR ini buatan PT PAL Sendiri. Apalagi PT PAL memiliki divisi yang dikhususkan untuk melakukan perbaikan kapal-kapal, termasuk kapal perang milik TNI AL.
"Untuk pemeliharaannya akan dilakukan oleh PT PAL. Selain itu dengan pembuatan di dalam negeri, akan lebih mempermudah dalam perawatannya," kata dia.
Selain itu, TNI AL juga melakukan pemesanan untuk dua Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR/frigate). Pemesanan PKR tersebut ditandai dengan pemotongan plat baja pertama (first steel cutting). Proyek pembangunan PKR ini dilakukan bekerjasama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS) dari Belanda.
"Kerjasama dengan galangan kapal Belanda ini dilakukan untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan. Pasalnya, perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya," pungkasnya.
Sumber : SS
DPR Setujui PMN 1.5 T Untuk PT. PAL
JAKARTA-(IDB) : Rapat kerja Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Komisi VI DPR hari ini
menyetujui pemberian dana segar, berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp
1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia (Persero).
Berlangsung singkat 20 menit, rapat dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.
Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya.
"Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam," kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.
Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengambungan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut.
Berlangsung singkat 20 menit, rapat dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.
Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya.
"Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam," kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.
Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengambungan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut.
PT. PAL Indonesia Ditunjuk Produksi Kapal Selam
Kementerian Pertahanan menunjuk PT PAL Indonesia memproduksi satu unit kapal selam guna memperkuat keamanan Indonesia, terutama dalam menjaga alur dan kedaulatan negeri ini.
"Upaya ini sesuai penunjukan PT PAL Indonesia sebagai lead integrator pembangunan alutsista kapal perang," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ditemui pada serah terima kapal cepat berpeluru kendali KRI Halasan-630, di dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Untuk merealisasi kapal selam itu, ungkap dia, PT PAL Indonesia akan mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar Rp 1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam, alias Rp 500 miliar perunit.
"Sebanyak dua unit kapal selam akan dibangun di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu, satu unit dibangun di PT PAL Indonesia," katanya.
Pembangunan itu, jelas dia, sudah mendapat dukungan dari Komisi VI dan Komisi I DPR.
Besaran dana itu untuk pembangunan infrastruktur pada 2015 dan 2016. Selain itu, alokasi biaya itu juga menyangkut pengiriman tenaga ahli ke DSME Korea Selatan untuk belajar.
"Penyebabnya Kementerian Pertahanan juga menjalin kontrak kerjasama dengan DSME Korea Selatan tentang pembangunan kapal selam," katanya.
Pada masa mendatang, tambah dia, ketika PT PAL Indonesia bisa membangun kapal selam ketiga maka pembuatan kapal selam keempat, kelima dan seterusnya bisa direalisasi di dalam negeri.
"Kami yakin, Indonesia bisa mewujudkan hal itu," katanya.
Sementara itu, Direktur Desain dan Teknologi PT PAL Indonesia, Saiful Anwar, menyatakan, kini pembangunan infrastruktur yang sangat mendesak adalah bengkel kapal perang.
Bahkan, beberapa kebutuhan lain seperti pembangunan gedung, dermaga, dan belanja peralatan.
"Apalagi dari sisi desain infrastruktur sudah siap, dan beberapa peralatan sudah dibeli. Namun, pembayarannya baru uang muka dan sisanya menunggu," katanya.
Meski begitu, sebut dia, pembangunan kapal selam diprediksi mundur dari jadwal semula.
Semula pemerintah berencana mulai membangun kapal selam tahun ini tetapi estimasi perwujudannya diperkirakan baru terlaksana tahun 2015.
"Khusus proyek pembangunan kapal selam di Indonesia atau kapal selam ketiga U 209 ini diperkirakan mulai 2017," katanya. TNI AL sudah sangat akrab dengan U 209 yang aslinya buatan Jerman; KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 merupakan U 209 1200.
Ia melanjutkan, hal itu seiring dengan tuntasnya pembangunan kapal selam pertama dan kedua di Korea. Walau demikian, kapal ketiga yang dibangun di Indonesia modelnya akan sama dengan dua kapal lainnya.
"Dari fisik kapal tidak berbeda. Tapi, yang tidak sama adalah secara elektronik maupun persenjataannya karena akan ada pemutakhiran," katanya.
"Upaya ini sesuai penunjukan PT PAL Indonesia sebagai lead integrator pembangunan alutsista kapal perang," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ditemui pada serah terima kapal cepat berpeluru kendali KRI Halasan-630, di dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Untuk merealisasi kapal selam itu, ungkap dia, PT PAL Indonesia akan mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar Rp 1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam, alias Rp 500 miliar perunit.
"Sebanyak dua unit kapal selam akan dibangun di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu, satu unit dibangun di PT PAL Indonesia," katanya.
Pembangunan itu, jelas dia, sudah mendapat dukungan dari Komisi VI dan Komisi I DPR.
Besaran dana itu untuk pembangunan infrastruktur pada 2015 dan 2016. Selain itu, alokasi biaya itu juga menyangkut pengiriman tenaga ahli ke DSME Korea Selatan untuk belajar.
"Penyebabnya Kementerian Pertahanan juga menjalin kontrak kerjasama dengan DSME Korea Selatan tentang pembangunan kapal selam," katanya.
Pada masa mendatang, tambah dia, ketika PT PAL Indonesia bisa membangun kapal selam ketiga maka pembuatan kapal selam keempat, kelima dan seterusnya bisa direalisasi di dalam negeri.
"Kami yakin, Indonesia bisa mewujudkan hal itu," katanya.
Sementara itu, Direktur Desain dan Teknologi PT PAL Indonesia, Saiful Anwar, menyatakan, kini pembangunan infrastruktur yang sangat mendesak adalah bengkel kapal perang.
Bahkan, beberapa kebutuhan lain seperti pembangunan gedung, dermaga, dan belanja peralatan.
"Apalagi dari sisi desain infrastruktur sudah siap, dan beberapa peralatan sudah dibeli. Namun, pembayarannya baru uang muka dan sisanya menunggu," katanya.
Meski begitu, sebut dia, pembangunan kapal selam diprediksi mundur dari jadwal semula.
Semula pemerintah berencana mulai membangun kapal selam tahun ini tetapi estimasi perwujudannya diperkirakan baru terlaksana tahun 2015.
"Khusus proyek pembangunan kapal selam di Indonesia atau kapal selam ketiga U 209 ini diperkirakan mulai 2017," katanya. TNI AL sudah sangat akrab dengan U 209 yang aslinya buatan Jerman; KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 merupakan U 209 1200.
Ia melanjutkan, hal itu seiring dengan tuntasnya pembangunan kapal selam pertama dan kedua di Korea. Walau demikian, kapal ketiga yang dibangun di Indonesia modelnya akan sama dengan dua kapal lainnya.
"Dari fisik kapal tidak berbeda. Tapi, yang tidak sama adalah secara elektronik maupun persenjataannya karena akan ada pemutakhiran," katanya.
Sumber : Detik
HUT Ke-69, TNI Siapkan Kado Manis Untuk Presiden SBY
SURABAYA-(IDB) : Merayakan HUT ke-69, TNI mempersiapkan kado manis untuk Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Perayaan itu sebagai kado terakhir untuk
SBY yang akan segera turun dari jabatannya.
TNI akan merayakan hari jadi ke-69 secara mewah dengan banyak pertunjukan demonstrasi dari seluruh angkatan. Perayaan yang digelar di Dermaga Ujung, Surabaya, pada 7 Oktober mendatang akan melibatkan kurang lebih 18.000 personel.
“Sekitar 18 ribu personel. Baik yang upacara maupun yang ikut demonstrasi. Selain mengakhiri restra utama, ini kado untuk Presiden SBY. Kita melepas beliau sehingga beliau ada kepuasan selama 10 tahun memimpin. Ini kado untuk beliau,” kata Kapuspen Mabes TNI Mayjen Fuad Basya di Pusat Penerangan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014).
Menurut Fuad, acara perayaan HUT TNI ke-69 ini juga akan dihadiri oleh Presiden terpilih Joko Widodo. Fuad berharap, apa yang telah dicapai pada pemerintahan SBY dapat dilanjutkan oleh Jokowi.
“Nanti Presiden terpilih Jokowi juga hadir. Mungkin (SBY) akan bisik-bisik ‘sudah sampai sini silakan lanjutkan’. Kita melaporkan ini lho yang sudah kita lakukan selama 10 tahun terakhir. Ini bentuk pertanggungjawaban kita,” kata Fuad.
Gelaran pasukan ini, tambah Fuad, sekaligus ingin menepis anggapan masyarakat bahwa TNI lemah. “Kegiatan ini sekaligus menepis anggapan (bahwa) TNI lemah,” tegas Fuad.
Sumber : Sindo
TNI AU Kembali Aktifkan Aktifkan ACMI Di Pekanbaru
PEKANBARU-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, secara resmi mengaktifkan kembali pengoperasian Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kamis (13/12). Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan kain selubung papan nama ACMI.
KSAU menyampaikan pentingnya pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan penerbang TNI Angkatan Udara, terutama dalam melaksanakan pertempuran di udara. Selain mampu memantau secara langsung pergerakan pesawat, ACMI secara real time juga mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara, baik pada saat melaksanakan roketing, bombing maupun penembakan dari udara ke udara dan dari udara ke darat.
“Pengoperasian ACMI merupakan langkah strategis bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas kedepan,” katanya melalui siaran pers Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Sus Filfadri yang diterima Jurnal Nasional.
Danlanud Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Bowo Budiarto mengatakan fasilitas ACMI merupakan fasilitas latihan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan tempur penerbang Skadron Udara 12. Pada awalnya, ACMI yang diresmikan KSAU merupakan fasilitas latihan yang dulunya bekerja sama dengan RSAF. Seiring dengan kebijakan Mabes TNI, kerja sama tersebut direvisi dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun 2003.
“Mengingat pentingnya fasilitas ACMI bagi penerbang tempur dalam melaksanakan pertempuran udara maka Mabesau mengaktifkan kembali sarana dan prasarana latihan ini. Ini merupakan langkah maju dan menunjukkan kepada negara lain bahwa kita mampu mengoperasikan sendiri fasilitas ACMI secara mandiri,” kata Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Lebih lanjut, Danlanud menyampaikan bahwa seluruh peralatan ACMI sudah direnovasi sesuai kebutuhan latihan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Setelah melalui proses renovasi, ACMI Lanud Roesmin Nurjadin juga telah melaksanakan uji coba dengan menggunakan pesawat Hawk 100/200 dengan hasil baik.
Setelah meresmikan pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin, KSAU yang didampingi oleh Asisten Logistik KSAU, Pangkoopsau I, Pangkoopsau II beserta para pejabat Mabesau meninjau langsung ruangan BCDS ACMI yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan pertempuran di udara termasuk saat melaksanakan roketing, bombing maupun melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.
Siap Diujicoba
Setelah dilaksanakannya pemasangan peralatan dan seluruh instalasi sistim P-5 POD ACMI di Lanud Roesmin Nurjadin, peralatan yang digunakan pesawat tempur untuk pertempuran udara ini direncanakan akan diuji coba menggunakan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Rsn dan pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iwy, Selasa (16/9).
Pelaksanaan Uji coba ini direncanakan akan berlangsung selama satu minggu ini, baik uji coba di darat maupun uji coba langsung menggunakan pesawat tempur di udara. Peralatan P-5 POD ACMI yang dipasang pada pesawat akan mengirimkan berupa data-data ke Ground Station yang ada di gedung ACMI Lanud Roesmin Nurjadin seperti, kecepatan, ketinggian, heading yang ditampilkan pada layar monitor di ground station tersebut.
Penggunaan peralatan ini sangat menunjang dalam pelaksanaan latihan pertempuran di udara karena seluruh pelaksanaan pertempuran udara tersebut terekam dan dapat diputar ulang di ground station. Hasil rekaman tersebut sangat bermanfaat pada saat Debriefing yang dilaksanakan setelah pelaksanaan latihan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan para penerbang tempur dalam melaksanakan pertempuran di udara.
P-5 POD ACMI ini merupakan peralatan yang banyak digunakan oleh sejumlah angkatan udara di dunia, sementara untuk di Indonesia, penggunaan P-5 POD ACMI ini merupakan penggunaan pertama yang didatangkan dari perusahaan DRS Tecnology dan perusahaan Cubic dari Amerika Serikat.
Seiring dengan pelaksanaan uji cuba ini sejumlah personel Lanud Rsn juga mendapat pelatihan dari instruktur perusahaan DRS technology dan perusahaan Cubic tentang pengenalan P-5 Pod ACMI tersebut, baik pengenalan terhadap peralatan, pengoperasiannya maupun perawatan atau pemeliharannya. Selama pelaksanaan instalasi sistim dan uji coba P-5 POD ACMI di Lanud Rsn ini turut didampingi oleh Kafaslat Lanud Rsn, Letkol Pnb Jajang Setiawan dan Kasi Simulator, Diskomlekau, Letkol Lek Irfan Budiman.
KSAU menyampaikan pentingnya pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan penerbang TNI Angkatan Udara, terutama dalam melaksanakan pertempuran di udara. Selain mampu memantau secara langsung pergerakan pesawat, ACMI secara real time juga mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara, baik pada saat melaksanakan roketing, bombing maupun penembakan dari udara ke udara dan dari udara ke darat.
“Pengoperasian ACMI merupakan langkah strategis bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas kedepan,” katanya melalui siaran pers Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Sus Filfadri yang diterima Jurnal Nasional.
Danlanud Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Bowo Budiarto mengatakan fasilitas ACMI merupakan fasilitas latihan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan tempur penerbang Skadron Udara 12. Pada awalnya, ACMI yang diresmikan KSAU merupakan fasilitas latihan yang dulunya bekerja sama dengan RSAF. Seiring dengan kebijakan Mabes TNI, kerja sama tersebut direvisi dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun 2003.
“Mengingat pentingnya fasilitas ACMI bagi penerbang tempur dalam melaksanakan pertempuran udara maka Mabesau mengaktifkan kembali sarana dan prasarana latihan ini. Ini merupakan langkah maju dan menunjukkan kepada negara lain bahwa kita mampu mengoperasikan sendiri fasilitas ACMI secara mandiri,” kata Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Lebih lanjut, Danlanud menyampaikan bahwa seluruh peralatan ACMI sudah direnovasi sesuai kebutuhan latihan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Setelah melalui proses renovasi, ACMI Lanud Roesmin Nurjadin juga telah melaksanakan uji coba dengan menggunakan pesawat Hawk 100/200 dengan hasil baik.
Setelah meresmikan pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin, KSAU yang didampingi oleh Asisten Logistik KSAU, Pangkoopsau I, Pangkoopsau II beserta para pejabat Mabesau meninjau langsung ruangan BCDS ACMI yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan pertempuran di udara termasuk saat melaksanakan roketing, bombing maupun melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.
Siap Diujicoba
Setelah dilaksanakannya pemasangan peralatan dan seluruh instalasi sistim P-5 POD ACMI di Lanud Roesmin Nurjadin, peralatan yang digunakan pesawat tempur untuk pertempuran udara ini direncanakan akan diuji coba menggunakan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Rsn dan pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iwy, Selasa (16/9).
Pelaksanaan Uji coba ini direncanakan akan berlangsung selama satu minggu ini, baik uji coba di darat maupun uji coba langsung menggunakan pesawat tempur di udara. Peralatan P-5 POD ACMI yang dipasang pada pesawat akan mengirimkan berupa data-data ke Ground Station yang ada di gedung ACMI Lanud Roesmin Nurjadin seperti, kecepatan, ketinggian, heading yang ditampilkan pada layar monitor di ground station tersebut.
Penggunaan peralatan ini sangat menunjang dalam pelaksanaan latihan pertempuran di udara karena seluruh pelaksanaan pertempuran udara tersebut terekam dan dapat diputar ulang di ground station. Hasil rekaman tersebut sangat bermanfaat pada saat Debriefing yang dilaksanakan setelah pelaksanaan latihan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan para penerbang tempur dalam melaksanakan pertempuran di udara.
P-5 POD ACMI ini merupakan peralatan yang banyak digunakan oleh sejumlah angkatan udara di dunia, sementara untuk di Indonesia, penggunaan P-5 POD ACMI ini merupakan penggunaan pertama yang didatangkan dari perusahaan DRS Tecnology dan perusahaan Cubic dari Amerika Serikat.
Seiring dengan pelaksanaan uji cuba ini sejumlah personel Lanud Rsn juga mendapat pelatihan dari instruktur perusahaan DRS technology dan perusahaan Cubic tentang pengenalan P-5 Pod ACMI tersebut, baik pengenalan terhadap peralatan, pengoperasiannya maupun perawatan atau pemeliharannya. Selama pelaksanaan instalasi sistim dan uji coba P-5 POD ACMI di Lanud Rsn ini turut didampingi oleh Kafaslat Lanud Rsn, Letkol Pnb Jajang Setiawan dan Kasi Simulator, Diskomlekau, Letkol Lek Irfan Budiman.
Sumber : TNI AU
Renstra TNI 2015-2019 Prioritas Pengembangan Alutsista
JAKARTA-(IDB) : Saat pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di
Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9), Panglima
TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan penyusunan Rencana Strategis
(Renstra) 2015-2019 menjadi momentum peningkatan peranan TNI dalam
menjaga kedaulatan NKRI.
Menurut Panglima TNI, penyusunan Renstra TNI 2015-2019 harus menjadi prioritas untuk dijadikan bahan briefing kepada pemerintahan baru, antara lain memuat hal-hal berikut.
Pertama, prediksi ancaman dan peluang terhadap pilihan dan tantangan yang harus dihadapi Indonesia di dalam dan luar negeri yang relevan pada penguatan profesionalisme prajurit, kesejahteraan, dan pengembangan alutsista dari Renstra sebelumnya.
Pasalnya, dalam Renstra sebelumnya, anggaran untuk alutsista kurang dari Rp40 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, tentunya Alutsista TNI yang terbagi tiga matra terbilang minim.
Kedua, substansi briefing tentang optimalisasi peran dan tanggung jawab TNI dan Angkatan dalam membangun proses dan bagaimana pimpinan sipil, dalam hal ini Presiden, memberikan bimbingan, komando, dan petunjuk operasional kepada TNI, dihadapkan kepada tantangan ancaman di dalam dan luar negeri, di antaranya ancaman faktual Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Terkait perkembangan ISIS, Moeldoko mengintruksikan untuk lebih waspada dan meningkatkan keamanan dini.
“Saya selaku Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI, khususnya jajaran intelijen TNI, untuk mewaspadai setiap pergerakan yang berkembang di daerah tugas, yang cenderung memilih save house yang jauh dari pengamatan pihak keamanan serta mencari peluang membangun komunikasi dan kerja sama yang intensif dengan intelijen Angkatan Bersenjata lain dalam rangka mengidentifikasi ‘sabuk merah’ sel-sel ISIS,” tegasnya.
Sumber : JurnalMaritim
Tim Aset Mabesau Survei Area Pembentukan Lanud Manokwari Dan Sorong
TNI AU-(IDB) : Komandan Lanud Sam Ratulangi Kolonel Pnb Hesly Paat menerima
kunjungan tim Aset Mabesau dibawah Pimpinan Koorsahli Kasau Marsekal
Muda TNI Edy Sunarwondo dalam rangka transit untuk melanjutkan kunjungan
survei Area pembentukan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) yang baru
di daerah Manokwari dan Sorong Papua.
Koorsahli Kasau Marsda TNI Sunarwondo beserta rombongan diantaranya Asops Kasau Marsda TNI Sudipo Handoyo, Aspam Kasau Marsda TNI Zulhasmi, Kadiskumau Marsma TNI Adis Banjere, Kadisbangopsau Marsma TNI Agus Hariyadi, Kadisfaskonau Marsma TNI Mukhtar Lufthi, , Kolonel Pnb Hari Nursanto, Kolonel Pnb Jorry Koloay, Letkol Sus Bambang, Letkol Pnb Eko Sujatmiko, Letkol Sus Asep, Letkol Sus Abian.
Rombongan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado di terima oleh Danlanud Sam Ratulangi Kolonel Pnb Hesly Paat, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Hary Sarundajang dan seluruh perwimber ra Lanud Sam Ratulangi.
Sumber : TNI AU
Modernisasi Alutsista TNI Berjalan Seiring Kebangkitan Industri Pertahanan
JAKARTA-(IDB) : Akhir-akhir ini, melalui berbagai media
baik cetak maupun elektronik, diberitakan tentang kedatangannya
Alutsista TNI melalui pengadaan dari luar negeri. Alutsista TNI baik
yang sudah datang atau yang baru akan datang merupakan bagian dari
program pemerintah untuk modernisasi Alutsista TNI.
Disamping pengadaan dari luar negeri, modernisasi Alutsista TNI juga dilaksanakan melalui pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri. Modernisasi Alutsista TNI berjalan seiring dengan kebangkitan industri pertahanan nasional.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Letjen TNI Ediwan Prabowo, S.I.P, dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan (Dirjen Kuathan) Kemhan Laksda TNI Agus Purwoto saat menjadi Inspektur Upacara Bendera Bulanan dan pelepasan Personel Kemhan yang memasuki masa purna tugas, Rabu (17/9) di Lapangan Apel Setjen Kemhan, Jakarta.
Lebih lanjut Sekjen Kemhan mengatakan, bahwa program modernisasi Alutsista TNI sudah menjadi suatu keharusan demi menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas TNI. Kedepan TNI tidak hanya mengemban tugas pengawal kedaulatan bangsa dan negara tetapi juga akan ikut aktif dalam mengemban tugas-tugas perdamaian dan tugas-tugas operasi kemanusiaan baik pada tataran regional maupun global.
Kementerian Pertahanan dan TNI berupaya terus untuk secara bertahap melakukan modernisasi Alutsista TNI. Oleh karena itu, lebih lanjut Sekjen Kemhan menekankan kepada satuan-satuan kerja di Kemhan yang berkaitan dengan modernisasi Alutsista TNI, agar terus meningkatkan kinerjanya sehingga program modernisasi Alutsista TNI dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
Dalam konteks tahun anggaran, pelaksanaan program kerja dan anggaran tinggal satu triwulan lagi dan capaian kinerja dan disadari bahwa penyerapan Kemhan masih rendah. Sedangkan tiga bulan tentunya bukan waktu yang panjang apabila dihadapkan dengan program kerja yang mungkin saja belum dapat diselesaikan sesuai kalender kegiatan karena mengalami beberapa revisi dan dinamika.
Oleh karena itu, Sekjen Kemhan menginstruksikan kepada seluruh Kasatker agar menaruh perhatian serius terhadap pelaksanaan program kerja ini. Harus ada upaya ekstra untuk akselerasi pelaksanaan program kerja agar bisa tepat waktu. Namun demikian, hendaknya akselerasi kegiatan tidak mengorbankan prinsip-prinsip akuntabilitas. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan administrasi pertanggung jawaban kegiatan harus ditaati dan dipatuhi. “Kita mengharapkan penyelesaian program kerja dibarengi dengan tertib administrasi dan akuntabel”, tambahnya.
Pelaksanaan tugas tersebut di atas hanya dapat dilaksanakan apabila segenap pegawai Kemhan memiliki disiplin, dedikasi, loyalitas dan sikap profesionalitas yang tinggi. Disiplin, loyalitas dan profesionalisme merupakan unsur utama penggerak dan penentu keberhasilan organisasi.
“Disiplin dan loyalitas serta profesionalisme tersebut seyogyanya menggerakkan pegawai Kemhan untuk lebih bekerja keras, teliti, taat azas dan ketentuan yang berlaku sehingga akan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan tepat sasaran”, jelasnya.
Sumber : DMC
Kapal Perang Filipina Sandar Di Surabaya
SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Filipina BRP Ramon Alcaraz PF-16 mengunjungi “Kota
Pahlawan” Surabaya, rencananya kapal ini akan berada di Kota Pahlawan
sekitar 3 hari dan bersadar di Pelabuhan Jamrud Utara Timur Tanjung,
Perak Surabaya, Selasa (16/9).
Setibanya di Pelabuhan Jamrud Utara Timur Komandan Kapal Perang BRP Ramon Alcaraz PF-16 Letkol Mogol, Athan Filipina Commodore Jorge F. Amba AFP beserta Capten Narciso Vingson disambut oleh Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Wadan Lantamal) V Weddy Widya.
Selain itu hadir dalam penyambutan tersebut : Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Retarto Setyo Warsongko, Kadisyahal Latamal V Letkol Laut (P) Hardjo Sasmito, Dantim Intel Lantamal V Letkol Laut (KH) Achmad Syaifudin, S.H., Kadiskum Lantamal V Letkol Laut (KH) Ismu Edy Aryanto, S.H. Kadispen Lantamal V Mayor Laut (KH) Rohman Arif, dan beberapa Perwira Staf di jajaran Lantamal V lainnya.
Acara penyambutan yang dilakukan secara adat Timur ini, menampilkan tarian Remo khas Jawa Timur yang diakhiri dengan pengalungan bunga oleh si Penari kepada Athan Filipina Commodore jorge F. Amba AFP beserta Capten Narciso Vingson dan Komandan Kapal BRP Ramon Alcaras (PF-16).
Selama keberadaannya di Kota Pahlawan, Angkatan Laut Filipina ini akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Pangarmatim, dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Direktur PT PAL Indonesia, kemudian ke Komandan Latamal V, ke Gubernur AAL, dan ke Komandan Brigif-1 Marinir. Selain itu juga akan mengadakan tour di Kota Surabaya.
Di hari kedua Kamis (19/9) paginya, akan diselenggarakan open ship ke Kapal Perang Filipina, juga yang tidak kalah menarik di siang harinya akan digelar beberapa pertandingan persahabatan berupa bola voli, sepak bola, bulu tangkis, dan bola basket dengan prajurit TNI AL.
Sumber : TNI AL
Krisis Militer Dunia Makin Untungkan Pabrik Senjata AS
WASHINGTON-(IDB) : Krisis militer di berbagai belahan dunia semakin meningkatkan pesanan untuk senjata Amerika Serikat, terutama pada sistem rudal dan pertahanan udara, peralatan mata-mata, dan kendaraan lapis baja, menurut laporan pejabat pemerintah dan industri pertahanan AS.
Pabrik-pabrik senjata AS seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman, Boeing dan Raytheon, sekarang bersiap menghadapi permintaan banyak untuk produk-produk mereka, yang mana dengan banyaknya pembelian akan membantu menurunkan harga jual kepada militer AS.
Krisis Ukraina telah membangkitkan kembali permintaan senjata dari negara-negara Eropa yang selama ini tertidur. Sementara krisis di Irak dan Suriah juga telah mendorong negara-negara di Timur Tengah memesan lebih banyak senjata kepada AS. Dan di Asia, peningkatan pesat militer China dan ketegangannya dengan beberapa negara tetangganya telah mendorong Amerika Serikat untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan sekutunya seperti Jepang, begitu pula dengan Korea Selatan terkait krisis dengan Korea Utara, dan juga menjalin memperdalam hubungan dengan negara-negara lainnya, termasuk mantan musuh seperti Vietnam.
Pabrik-pabrik senjata AS seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman, Boeing dan Raytheon, sekarang bersiap menghadapi permintaan banyak untuk produk-produk mereka, yang mana dengan banyaknya pembelian akan membantu menurunkan harga jual kepada militer AS.
Krisis Ukraina telah membangkitkan kembali permintaan senjata dari negara-negara Eropa yang selama ini tertidur. Sementara krisis di Irak dan Suriah juga telah mendorong negara-negara di Timur Tengah memesan lebih banyak senjata kepada AS. Dan di Asia, peningkatan pesat militer China dan ketegangannya dengan beberapa negara tetangganya telah mendorong Amerika Serikat untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan sekutunya seperti Jepang, begitu pula dengan Korea Selatan terkait krisis dengan Korea Utara, dan juga menjalin memperdalam hubungan dengan negara-negara lainnya, termasuk mantan musuh seperti Vietnam.
"Setiap kali muncul kekacauan seperti yang terjadi di dunia saat ini, selalu berpotensi meningkatkan permintaan (senjata)," Orlando Carlvalho, wakil presiden eksekutif divisi aeronautika Lockheed Martin, mengatakan saat Reuters' Aerospace and Defense Summit di Washington minggu lalu.
Menurut Carlvalho, divisi aeronautika Lockheed Martin kemungkinan akan menambah pendapatannya hingga USD 15 miliar pada tahun ini dari sebelumnya USD 14 miliar, hal ini didorong karena meningkatnya pesanan jet tempur siluman F-35. Carlvalho memprediksi bahwa pada tahun depan, penjualan ke luar negeri dari divisinya akan tumbuh lebih dari 40 persen.
Analis pertahanan lainnya menilai keputusan Presiden Barack Obama yang meningkatkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak kemungkinan tidak akan memberikan dampak material bagi kontraktor-kontraktor pertahanan AS. Bahkan tindakan AS yang memerangi ISIS ini malah dapat meningkatkan permintaan pesanan produk bagi ManTech International, Leidos dan Engility, yang selama ini menyediakan layanan pendukung terkait perang untuk kendaraan dan analisis data.
AeroVironment, yang membangun drone genggam dan Alliant Techsystems dan Exelis yang merupakan pabrikan amunisi, yang selama ini banyak mendapatkan order dari Timur Tengah, juga bisa menuai keuntungan.
Intervensi Rusia di Ukraina juga telah mendorong negara-negara NATO berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 2 persen dari produk domestik bruto dalam satu dekade. Ini juga yang menjadi faktor meningkatnya pesanan untuk senjata-senjata AS. Meskipun tidak dipungkiri bahwa pengiriman senjata-senjata ini ke pelanggan akan membutuhkan waktu beberapa bulan atau bahkan tahun.
Laksamana James Shannon, seorang petinggi Angkatan Laut AS, kepada Reuters mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan tajam atas pesanan senjata dari negara-negara sekutu di Eropa sejak bulan Januari. Menurutnya: "Di dalam perang akan banyak informasi yang dikumpulkan. Saat ini banyak negara di dunia yang mencari pesawat pengumpul data intelijen, pesawat tanker, pesawat komando dan kontrol dan pesawat angkut militer. Dengan sekutu-sekutu mengoperasikan peralatan-peralatan tempur yang sama, maka akan memberikan keunggulan dalam setiap aksi militer bersama. Ada banyak keuntungan dengan menjadi sekutu AS."
Program senjata termahal dalam sejarah Pentagon adalah Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter, yang dikembangkan bersama oleh Amerika Serikat dan delapan sekutunya: Inggris, Australia, Kanada, Turki, Italia, Norwegia, Denmark, dan Belanda.
Sepuluh negara telah memutuskan untuk membeli F-35. Korea Selatan kemungkinan juga akan segera menyelesaikan pesanan untuk 40 unit F-35 pada tahun ini. Negara lainnya, seperti Finlandia, Polandia, dan Belgia, telah meminta dan menerima informasi tentang F-35. Lockheed Martin berharap permintaan akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Senator John McCain pekan lalu mengatakan bahwa India juga sudah menyatakan minatnya pada F-35, namun belum ada keputusan resmi dari negara itu.
Greg Kausner, dari Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa
departemennya tengah mempelajari ancaman-ancaman yang berkembang saat
ini dan akan memilah mana sistem senjata yang hanya dapat dijual dan
mana sistem senjata yang dapat disediakan AS untuk sekutunya.
Penjualan kendaraan darat, yang merosot sejak perang di Irak berakhir, permintaannya kemungkinan juga akan meningkat di wilayah Eropa mengingat militer Rusia yang saat ini lebih agresif. General Dynamic baru saja berhasil memperoleh kontrak 3,5 miliar pound untuk melengkapi Angkatan Darat Kerajaan Inggris dengan tank khusus scout, kemungkinan kontrak seperti akan terus berdatangan dari negara-negara Eropa.
Penjualan kendaraan darat, yang merosot sejak perang di Irak berakhir, permintaannya kemungkinan juga akan meningkat di wilayah Eropa mengingat militer Rusia yang saat ini lebih agresif. General Dynamic baru saja berhasil memperoleh kontrak 3,5 miliar pound untuk melengkapi Angkatan Darat Kerajaan Inggris dengan tank khusus scout, kemungkinan kontrak seperti akan terus berdatangan dari negara-negara Eropa.
Sumber : Artileri
Latihan Militer Internasional 15 Negara Dimulai Di Ukraina
KIEV-(IDB) : Latihan militer internasional, Rapid Trident 2014, telah dimulai di
Ukraina, kata Kepala Pusat Media Wilayah Barat Kementerian Pertahanan
Ukraina, Alexander Poronyuk, kepada Itar-Tass, Senin.
“Latihan telah dimulai secara resmi beberapa menit yang lalu. Bendera Ukraina dan Amerika Serikat, sebagai mitra lama utama dalam latihan, telah dikibarkan. Cuaca bagus, serta suasana hati semua pesertanya,” kata Poronyuk.
Juru bicara itu menambahkan bahwa latihan untuk memberi bantuan kemanusiaan direncanakan pada akhir pekan.
Manuver akan berlangsung di tempat latihan Yavoriv di wilayah Lviv, Ukraina barat, dari 15-26 September dengan partisipasi dari sekitar 1.300 prajurit dari 15 negara.
Menurut Komando Eropa Amerika Serikat, selain dari Ukraina dan Amerika Serikat, Bulgaria, Kanada, Georgia, Jerman, Inggris, Polandia, Spanyol dan negara-negara lain berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Pasukan direncanakan selama seminggu akan berlatih situasional, menonaktifkan alat peledak buatan sendiri dan melakukan operasi pengawalan serta patroli.
Sumber : Antara
Australia Perbaiki Kapal Kelas Armidale Di Singapura
SINGAPURA-(IDB) : Dua kapal patroli Kelas Armidale milik Angkatan Laut Australia telah
dikirim ke Singapura pada tahun ini untuk perbaikan dan pemeliharaan,
juru bicara Departemen Pertahanan Australia mengatakan, dilansir laman
IHS Jane.
Menurut Departemen Pertahanan, HMAS Maryborough (95) dan HMAS Bathurst (85) telah dikirim ke galangan kapal Singapore Technologies Marine Ltd (ST Marine) di Singapura, dengan alasan galangan kapal tersebut cocok dan terampil dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin dan perbaikan darurat untuk kapal patroli tersebut.
Fungsi utama kapal patroli Kelas Armidale yang memilki panjang 56,8 meter ini adalah untuk mendukung operasi keamanan maritim domestik "Sovereign Borders". Sebuah operasi keamanan perbatasan Australia yang juga ditujukan untuk menghentikan kedatangan pencari suaka ke Australia.
Kapal produksi dalam negeri ini sempat mengalami beberapa masalah sejak mereka menjadi bagian Angkatan Laut Australia pada bulan Juni 2005. Pada bulan Maret 2014, Angkatan Laut Australia mengandangkan enam kapal karena masalah pada keretakan struktur. Sedangkan pada bulan Januari 200, seluruh kapal kelas ini (14 unit) ditarik keluar dari layanan karena masalah pada sistem bahan bakarnya. Baru-baru ini pada bulan Agustus 2014, HMAS Bundaberg (91) terbakar saat perawatan rutin di Brisbane.
Juru bicara Departemen Pertahanan tidak menjelaskan seberapa banyak kapal patroli Kelas Armidale yang akan dikirim ke Singapura pada tahun ini untuk perbaikan.
Menurut Departemen Pertahanan, HMAS Maryborough (95) dan HMAS Bathurst (85) telah dikirim ke galangan kapal Singapore Technologies Marine Ltd (ST Marine) di Singapura, dengan alasan galangan kapal tersebut cocok dan terampil dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin dan perbaikan darurat untuk kapal patroli tersebut.
Fungsi utama kapal patroli Kelas Armidale yang memilki panjang 56,8 meter ini adalah untuk mendukung operasi keamanan maritim domestik "Sovereign Borders". Sebuah operasi keamanan perbatasan Australia yang juga ditujukan untuk menghentikan kedatangan pencari suaka ke Australia.
Kapal produksi dalam negeri ini sempat mengalami beberapa masalah sejak mereka menjadi bagian Angkatan Laut Australia pada bulan Juni 2005. Pada bulan Maret 2014, Angkatan Laut Australia mengandangkan enam kapal karena masalah pada keretakan struktur. Sedangkan pada bulan Januari 200, seluruh kapal kelas ini (14 unit) ditarik keluar dari layanan karena masalah pada sistem bahan bakarnya. Baru-baru ini pada bulan Agustus 2014, HMAS Bundaberg (91) terbakar saat perawatan rutin di Brisbane.
Juru bicara Departemen Pertahanan tidak menjelaskan seberapa banyak kapal patroli Kelas Armidale yang akan dikirim ke Singapura pada tahun ini untuk perbaikan.
Sumber : Artileri