Pages

Minggu, September 14, 2014

Spiral Peta Garis 9 China Di LCS

9 dash line China
9 dash line China
JKGR-(IDB) : Peta, gambar peta wilayah China yang menjorok ke Selatan dan mengiris ZEE Indonesia tidak muncul sebelum tahun 40-an, peta tersebut muncul sebagai bentuk tindak lanjut gerakan nasionalisme Mao yang ingin mengembalikan masa kejayaan kekaisaran Tiongkok.

Dalam klaimnya wilayah tersebut merupakan wilayah kekaisaran Tiongkok yang “dicuri”, bila menganut peta tersebut maka sebagian semenanjung Indochina baik darat dan laut adalah milik China (termasuk di dalamnya Vietnam dan Laos). Meskipun demikian klaim tersebut tidak pernah (dan tidak akan pernah) diakui karena bertentangan dengan hukum yang berlaku saat ini.

Status ZEE Natuna yang dipandang abu – abu oleh China di satu sisi merupakan bahasa isyarat bagi Indonesia. Yaitu sebagai garansi dan ancaman halus bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan sikap “netral”nya. Menekuk Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei adalah persoalan mudah bagi China namun akan menjadi rumit bila Indonesia turut ikut campur. Bukan karena merasa terancam dengan kekuatan militer Indonesia, melainkan karena konsekuensi politik yang akan timbul jika Indonesia ikut terseret masuk.

Seperti yang telah diketahui, Indonesia adalah pemilik jalur dagang internasional terpenting di Asia yang menjadikan Indonesia memiliki peran yang sangat “penting” (yang juga menjadi alasan mengapa Malaysia selalu merasa iri pada Indonesia). Segala bentuk agresi atas Indonesia akan memantik reaksi yang “SANGAT” keras dari barat, namun tidak demikian bila China hanya mengusik Vietnam dan Filipina. Secara strategi, di mata China memasukkan Indonesia kedalam konflik akan sama dengan menambah beban yang tidak perlu, bagi China jika bisa mendapatkan LCS dengan usaha seminimal mungkin maka mengapa tidak?! Oleh karena itulah kita masih bisa melihat adanya kerja sama militer antara Indonesia – China yang secara harafiah bisa kita artikan sebagai “sogokan” terselubung, seperti kasus hibah F16 namun yang ini dalam bentuk rudal dan lain-lain.

Tentang Malaysia dan Brunei, mereka ini tergolong negara oportunis terutama Malaysia, jika ada kesempatan mereka akan mengaisnya namun jika keadaan memburuk mereka akan lari. Dalam hal ini Brunei tidak menaruh harapan banyak, jika situasi sudah sulit dan selama kerajaan tidak diganggu maka ia akan mundur. Hubungan simbiosis mutualisme Indonesia-Brunei tercipta dari keinginan Brunei untuk mendapat jaminan keamanan melalui pengaruh Indonesia.

Masalah ke-strategis-an posisi wilayah Indonesia bisa dikatakan sebagai blessings in disguise, di satu sisi ini mencegah invasi China terus memanjang ke Selatan dan di sisi lain juga mencegah invasi barat ke Indonesia. Jika barat masuk ke Indonesia maka baik Rusia dan China tidak akan merasa segan – segan lagi untuk turut ikut mencelupkan tangannya di sini, dan Indonesia akan menjadi seperti seonggok bangkai bagi segerombolan burung nasar, akan terjadi situasi yang sama seperti di Irak-Siria.

Dalam hal ini yang saya khawatirkan justru jika Vietnam dan Filipina menarik konflik ke arah Indonesia. Perumpamaan sederhananya, jika terjadi baku hantam di laut antara Vietnam-Filipina dengan China lalu Vietnam atau Filipina secara sengaja menyerat pertempuran memasuki wilayah laut Indonesia (mendekati Natuna misalnya) ini akan secara tidak langsung memancing Indonesia untuk bereaksi. Permasalahannya adalah, dimana dan dengan siapakah kita kelak akan berpijak?

Tentang Ukraina, barat menyadari itu adalah sebuah kesalahan yang harus diperbaiki. Sikap mereka yang cenderung mendesak secara ekonomi dan melakukan pendekatan militer halus merefleksikan rasa kekhawatiran mereka akan pecahnya perang besar Eropa / perang dunia jilid 3. Hal ini bisa dilihat juga dari ketidakkompakan dalam tubuh NATO dalam menghadapi Rusia, dan penolakan warga pada politisi mereka agar tidak memantik api perang. Sisa sisa krisis ekonomi besar masih terasa di seluruh Eropa yang menjadikan perekonomian mereka lesu.

Karenanya jika perang besar meletus maka Eropa akan jatuh dalam krisis yang jauh lebih besar lagi, dan China-lah yang akan tertawa diatas semua itu. Dan pastinya jika China tertawa terbahak – bahak maka kita negara – negara ASEAN-lah yang akan celaka. Sebab barat akan terlalu disibukkan meladeni Rusia dan mereka tidak akan memiliki cukup sumber daya untuk mengurusi Indochina.

Alasannya sederhana, Rusia memiliki arsenal nuklir dan militer yang cukup besar untuk menghadapi Eropa head to head, Barat akan lebih memilih fokus mempertahankan diri mereka dari gerakan militer dan moncong rudal Rusia daripada pelesir ke Indochina. Inilah alasan mengapa Amerika mulai menata militernya dan mengalihkan sebagian besar kekuatannya ke Pasifik, Eropa dirasa cukup untuk menghadapi Rusia tapi Jepang-Korea-ASEAN-Australia tidak akan sanggup menghadapi China walaupun sudah keroyokan. Kurang lebihnya inilah yang saya gambarkan sebagai perang dunia jilid 3.

Antisipasi Indonesia Di Natuna.

Helikopter Apache Guardian yang dipesan Indonesia“Natuna hendak dijadikan salah satu pos alutsista berat. Tampaknya helikopter di sini akan diplot sebagai unit bantuan tempur dan combat SAR. KCR-40 dan KCR-60 yang bertugas untuk patroli, sementara helikopter Apache yang menjadi tukang gebuk ringan dan Blackhawk yang menjadi unit SAR, merangkap combat reconnaissance yang bertugas mengintai dan mengarahkan target tembak, langkah yang taktis dan ekonomis.

Bila dibutuhkan bantuan tempur berat dari udara, Sukhoi atau F16 dapat dideploy di Natuna. Bukankah di sana sudah ada bandara yang fungsi taktisnya sebagai pangkalan aju. Kalau saja di Natuna juga ditempatkan baterai medium SAM serta unit SSM setara Yakhont/Brahmos, hasilnya akan sangat luar biasa. Natuna akan menjadi poros Indonesia untuk mengontrol kawasan, sekaligus mengunci gerak sabah dan serawak.”

Secara sederhana, alutsista timur (China) counter-nya adalah alutsista dari barat. Namun tujuan sebenarnya penempatan helikopter di Natuna lebih kepada pengamanan Natuna sampai pembangunan pangkalan militer utama selesai dan beroperasi penuh, sekalian tugas jaga sambil patroli. Dalam pelaksanaannya kedua jenis helikopter (apache dan duetnya) dirasa cukup handal dan fleksibel untuk melaksanakan misi tersebut.



Sumber : JKGR

KRI Bung Tomo-357 Tiba Di Jakarta

JAKARTA-(IDB) : Kapal Perang KRI Bung Tomo (TOM)-357 yang berjenis Multi Role Light Frigate (MRLF) tiba di tanah air setelah melakukan perjalanan dari Inggris. Kapal perang baru yang memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Laut ini tiba pada Jumat (12/9) di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara.

KRI Bung Tomo-357 adalah kapal perang terbaru buatan Inggris tipe fregat ringan, kapal ini adalah satu dari tiga buah kapal perang yang dibeli oleh pemerintah Indonesia produksi BAE System Maritime Naval Ship Inggris, dan dua kapal perang lainnya yang sejenis adalah KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359. Rencananya, setelah ketiganya tiba di tanah air, akan disambut oleh Presiden RI Prof. Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono pada akhir bulan September, menjelang HUT TNI 5 Oktober mendatang.

Pemberian nama KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357 memiliki arti simbolis agar kapal tersebut memiliki semangat kepahlawanan dari tokoh pahlawan nasional. Agar kapal serta awak punya semangat dan kepribadian seperti pahlawan.

Dengan spesifikasi berat tonase 2.300 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,7 meter, serta didukung dengan empat motor pendorong pokok COCAD (Combined Diesel And Diesel), mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 27 knots dengan tenaga penggerak mesin 4 X Man B&W ruston diesel engine yang dapat menyemburkan tenaga hingga berkecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km.

KRI TOM-357 dengan Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T., tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh mengarungi samudera sejauh 9740 Nautical Mile (NM) dengan melintas dan transit di beberapa negara yang diawaki 87 ABK (anak buah kapal) Perwira, Bintara, dan Tamtama, serta 5 orang sipil warga negara asing (berkebangsaan Inggeris) sebagai teknisi kapal.

Kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) ini dilengkapi dengan persenjataan antara lain; Meriam Oto Melara 76 mm, meriam penangkis serangan udara DS 30 B Remsig Kaliber 30 mm, Peluncur Triple BAE System kaliber 324 mm untuk perang atas air, enam belas tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exoxet. Kapal Perang ini juga dilengkapi Radamec 2500 yang merupakan perangkat sensor elektro optic weapon director, dimana alat ini dapat disetting multi mode auto tracker, yaitu lima sasaran dapat dipantau sekaligus dari jarak 18.000 meter, dan sonar serta peralatan komunikasi terbaru.

TNI Angkatan Laut dalam mengemban tugas-tugasnya sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang RI Nomor 34 tentang TNI, diantaranya pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan penegakan kedaulatan, dan hukum di laut yang tentunya harus didukung oleh sejumlah Alutsista baru dengan teknologi modern.

Luasnya wilayah Indonesia yang didominasi oleh perairan memberikan peluang bagi pihak-pihak lain, baik aktor negara maupun non negara untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan Nasional. Dengan demikian, bagi Indonesia memiliki Angkatan Laut yang kuat, handal dan disegani bahkan berkelas dunia bukanlah kemewahan melainkan kebutuhan dan keharusan.

Pada acara kedatangan KRI Bung Tomo-357, turut hadir mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam kesempatan tersebut, para Pangkotama di jajaran TNI Angkatan Laut dan pejabat teras Mabesal.


Sumber : TNI AL

Latma TNI AD Dengan US Army

SEMARANG-(IDB) : Latihan bersama TNI AD dan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) di Semarang mulai 1 hingga 23 September, melibatkan 310 personel dan 15 helikopter tempur.
 
Tepat pukul 13.00, suara mesin helikopter bergemuruh di apron (parkir pesawat) Lanumad A Yani, Semarang. Puluhan personel US Army dan TNI AD sibuk memakai perlengkapan penerbangan.
 
Di apron sebelah barat tujuh personel tentara Amerika mempersiapkan helikopter AH-64 Apache dan UH-60 Black Hawk. Saat bersamaan delapan personel TNI AD juga melakukan persiapan penerbangan menggunakan helikopter MI-35 dan BO-105.
 
Setelah start engine selama setengah jam, empat helikopter tersebut mulai terbang rendah. Helikopter AH-64 Apache yang dikemudikan personel US Army terbang terlebih dahulu ke runway 13, sampai pertengahan runway.
 
Helikopter berwarna hitam tersebut terbang stabil hanya berjarak sekitar 2 meter dari aspal runway selama 10 menit. Di lihat dari apron, helikopter tersebut tampak gagah dengan kepala helikopter menghadap apron, seolah-olah mengintai.

Suara mesin helikopter buatan Amerika tersebut terdengar paling lembut. Para tentara pun terlihat mengagumi kehebatan heli tempur tersebut. Tak ayal, puluhan personel dari Lanumad yang ada di apron berlomba-lomba mengabadikan pemandangan tersebut dari dekat.

Di belakang Apache, helikopter Black Hawk terbang beberapa meter, disusul BO – 105. Tak lama helikopter MI-35 milik TNI AD pun mulai menyusul. Suara mesin helikopter terdengar bersahut-sahutan. Setelah berjejer di atas runway, empat helikopter mulai terbang, semakin lama mereka terbang semakin tinggi ke timur dan menghilang di putihnya awan siang itu.


Komandan Latihan Letkol Imade Ardana menjelaskan para personel US Army dan TNI AD berlatih melakukan pengintaian udara. Sesuai skenario, mereka akan mengintai kekuatan daerah musuh, baik dari jumlah maupun persenjataan dan strateginya. Dan sasaran hari itu adalah daerah Mijen, Kota Semarang.

Ardana, sapaan akrabnya memaparkan latihan bersama ini tidak menggunakan peluru. Selain materi pengintaian, peserta berlatih manuver mobilitas udara, evakuasi, dan bantuan tembakan.

 Latihan kali ini melibatkan 207 personel dari Penerbad dan 103 personel US Army Aviation dengan menggunakan 15 unit helikopter yang terdiri dari 4 Bell-412, 2 Bo-105, 2 MI-35, 1 MI-17 V5, 4 AH Apache, 1 UH-60 Black Hawk dan 1 HH-60 Black Hawk. “Puncaknya, pada 29 September akan digelar latihan gabungan Calfex (Combined Arms Life Fire) bersama US Army Ground Force di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, dalam latihan akan menggunakan peluru,” terangnya, Rabu (10/9).

 
Latihan tahun ini berbeda dari latihan bersama tahun-tahun sebelumnya. Latihan bersama kedelapan ini, peserta menghadirkan empat helikopter Apache buatan Amerika. Harga satu helikopter itu pun bernilai fantastis yakni sekitar Rp 700 miliar.
 
TNI AD membeli delapan Apache untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Mesin helikopter dilengkapi teknologi canggih, yakni dengan sistem komputer.
 
“Bahkan, saat latihan peserta dari Indonesia belum boleh menerbangkan Apache. Nantinya, bila helikopter tersebut tiba di Indonesia, hanya tentara terpilih yang bisa menerbangkannya. Dan saat ini masih proses seleksi yang ketat,” terang Ardana. Empat Apache yang ikut latihan di Semarang akan memeriahkan HUT TNI AD ke 69 yang jatuh pada 5 Oktober nanti sebelum kembali ke negaranya.



Sumber : Tribunnews

BMD-4M Ranpur Baru Rusia

MOSCOW-(IDB) : Tentara Rusia baru saja menerima kiriman sejumlah prototipe kendaraan serbu angkut udara BMD-4M modern untuk menjadi bagian dari persenjataannya. Tidak ada benda lain yang sepadan dengan kendaraan lapis baja ini di dunia. 

BMD-4M ini dapat diturunkan dari pesawat beserta awak di dalamnya, lalu bergerak masuk ke medan tempur di belakang garis musuh. Kendaraan generasi keempat ini menggantikan BMD-3 yang sudah using.

Terjun Dari Langit

Kendaraan lapis baja Rusia ini dapat memberi ‘serangan dahsyat’ bagi musuh dalam situasi perang. Dengan sistem persenjataan yang hebat, cadangan amunisi melimpah, serta kecepatan tinggi, kelompok pasukan serbu dapat ‘terjun dari langit’ dan menggempur unit logistik musuh secara masif. Kendaraan serbu ‘angkut udara’ bagi ‘pasukan baret biru’ digunakan sejak 1968. Kini pasukan militer menerima kendaraan generasi keempat, yang dirancang untuk menggantikan kendaraan serbu BMD-3 yang sudah usang.

Produsen kendaraan, Kurganmashzavod, telah menyerahkan delapan BMD-4M modern kepada Pasukan ke-106 Divisi Serbu Angkut Udara (Gvardeyskaya Vozdushno-Desantnaya Diviziya), yang akan menguji kendaraan tersebut.


Pasukan serbu angkut udara adalah pasukan militer elit Rusia. Mereka sudah lama menunggu kedatangan kendaraan generasi keempat yang unik tersebut. BMD-4M berbeda dari tiga pendahulunya, ia memiliki persenjataan yang lebih hebat dan cadangan amunisi yang lebih besar. Hal tersebut merupakan spesifikasi yang dibutuhkan oleh pasukan angkut udara, karena pasukan udara tidak memiliki tank atau dukungan artileri dalam operasi garis depan.

Kendaraan baru ini dapat diluncurkan dari sebuah pesawat dan turun ke sasarannya dalam hitungan menit dengan kecepatan hingga 70 kilometer per jam, sembari melakukan tembakan dengan berbagai senjata.

BMD-4M dapat bekerja sejauh 500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar. Kendaraan serbu angkut udara ini hanya memerlukan beberapa jam untuk menaklukkan negara seukuran sebuah negara Eropa Barat.

Seperti pendahulunya, BMD-4M dapat melewati medan air tanpa persiapan khusus. Saat mengapung di atas air, kendaraan lapis baja ini dapat melaju dengan kecepatan hingga sepuluh kilometer per jam.

Kepala Perancang BMD-4M Sergey Salnikov menyebutkan kemampuan baru kendaraan ini antara lain penguncian sasaran dan pelacakan, serta cadangan amunisi yang lebih besar. Radius tembakan meningkat hingga tujuh kilometer dengan adanya senapan artileri baru, yang mampu menyerang peralatan militer ataupun bangunan berbenteng.

Amunisi diisi ulang secara otomatis sehingga mengurangi beban fisik dan fisiologis awak, sementara sistem kendali otomatisnya dapat beroperasi dalam modus pencitraan panas. Senapan artileri 100 mm kendaraan ini dapat menembakkan peluru kendali anti-tank Arkan (PTUR/Protivotankovye Upravlyaemye Snaryady) hampir tanpa suara, ketika bekerja dengan output maksimum. Semua karakteristik ini membuat BMD-4M menjadi sistem artileri dan roket gerak otomatis yang multifungsi. 


Kendaraan Segala Medan Berlapis Baja 

BMD-4 yang terbaru berbobot 13,5 ton dibandingkan dengan pendahulunya BMD-2 yang berbobot 8 ton. Foto: Concern Tractor Plants

BMD-4M memiliki track assembly yang mutakhir dan mudah dikontrol. Transmisinya otomatis dan suspensi kendaraan lebih seimbang, hal tersebut sangat penting ketika jalanan bergelombang. Komandan pasukan serbu angkut udara Kolonel Jenderal Vladimir Shamanov mencoba mengendarai dan menguji kendaraan serbu baru tersebut.

“BMD-1 dan BMD-2 selalu bergetar dan kami sulit memahami amplitudo getarannya, tetapi kendaraan ini tidak bergetar. Sangat stabil dalam belokan dan sistem kendalinya mudah dan dapat diandalkan. Saya suka BMD-4M,” kata Komandan Vladimir Shamanov.

Berkat para perancangnya, BMD-4M dapat menyesuaikan diri dengan kemiringan hingga 35 derajat dan terus menembak ketika bergerak, memutar menara meriamnya, serta menjaga pandangannya terhadap sasaran.

Secara keseluruhan, dalam hal fitur-fiturnya kendaraan lapis baja ini tampak seperti kendaraan segala medan kelas satu. Suspensinya yang hidro-pneumatik membuat kendaraan lapis baja ini dapat mengubah ketinggian. Ia dapat direndahkan dekat dengan tanah maupun ditinggikan menjauhi daratan. Hal ini penting agar kendaraan bisa masuk ke dalam pesawat sebelum diluncurkan dan melakukan kamuflase dalam operasi tempur.

Prancis juga mencoba membuat kendaraan yang dapat diturunkan dari pesawat terbang dengan membawa awak, namun setelah jatuh satu korban jiwa saat tes penurunan, pengujian pun dihentikan. Tidak ada lagi negara Eropa yang mencoba menerjunkan kendaraan ke pertempuran dengan membawa prajurit.

Menurut Viktor Pechenkin, Wakil Kepala Perancang Fasilitas Produksi Kurgan (Kurganskiy Mashinostroitelniy Zavod), hingga saat ini hanya Tiongkok yang telah membuat kendaraan sejenis BMD-2. “Tetapi buatan mereka masih dua generasi di belakang model Rusia ini,” kata Pechenkin.




Sumber : RBTH

Berita Foto : Super Tucano Batch 2 Siap Dikirim Ke Indonesia

BRAZIL-(IDB) : Melalui Forum Militer, Ahonk, Raptor 2201 dan gombaljaya (kaskuser) memposkan beberapa foto penampakan Pesawat pesanan TNI AU yang sempat terlambat dalam pengirimannya.

Pesawat batch 2 ini terlihat siap akan dikirimkan ke Indonesia melalui Ferry Flight seperti terdahulu. Bila pesawat ini tiba di Bumi Pertiwi sebelum Oktober 2014, bisa dipastikan akan turut berpatisipasi dalam parade HUT TNI ke 69.

Berikut Foto pesawat Super Tucano yang bersumber dari Newman Homrich, Rodrigo Bertoli dan Roberto Antenore.

Tucano no 5  
 Tucano no 6 

 Tucano no 7  


 Tucano no 8 







Sumber : Kaskus

Indonesia Tertarik dengan Wiesel 2

marder-920-11.jpg
IFV Marder

JKGR-(IDB) : Manager program Rheinmetall Jerman, Michael Kerwin, mengaku tidak yakin apakah penjualan alutsista di masa depan ke Indonesia akan mendapatkan persetujuan ekspor dari Pemerintah Jerman, tetapi ia berharap dapat menjual lebih banyak IFV Marder ke Indonesia.


Pernyataan ini diunngkapkan oleh Aviationweek dalam Tulisan Nicholas Fiorenza, 15 September 2014, yang berjudul: Indonesia Muscles Up Its Military.


Dari ucapannya itu bisa ditafsirkan Indonesia ingin membeli IFV Marder lebih banyak dan jika melihat persyaratan pembelian alutsista, maka harus ada transfer technology untuk pembelian itu. Apakah Indonesia membidik IFV Marder sebagai basis pengembangan IFV atau tank Nasional. Masih tanda tanya.


Wiesel 2
Wiesel 2
Rencana pembelian Tank Leopard dan IFV Marder, memang sempat mendapatkan penentangan dari partial kecil di Jerman. Namun pembelian itu, akhirnya berjalan lancer.

Yang menjadi pertanyaaan, mengapa manager produksi Rheinmetall sempat menyangsikan penjualan tambahan IFV Marder ke Indonesia. Di mana persoalannya ?.


Pembelian IFV Marder dilakukan sebelum Indonesia disetujui untuk membeli helikopter Apache oleh AS. Jika AS saja sudah mengijinkan pembelian Apache Guardian, tentu bukanlah barang mewah bagi Jerman untuk menyetujui penjualan IFV Marder lebih banyak. Apalagi IFV Marder mulai dipensiunkan oleh Jerman, untuk diganti dengan IFV Puma.


Wiesel 2
Wiesel 2
Ada pernyataan lain dari Michael Kerwin bahwasannya Indonesia dan Jerman (Rheinmetall) sempat sepakat untuk memproduksi kendaraan lapis baja Wiesel 2 di Indonesia. Namun upaya itu terganjal lisensi ekspor yang keluar terlambat.


“The company plans to bring the Wiesel 2 armored vehicle to the Indodefense trade show in Jakarta this November after a deal to produce it in Indonesia fell through because the export license arrived late”, ujar Michael Kerwin.


Rheinmetall berencana membawa kendaraan lapis baja Wiesel 2 pada pameran Indodefense di Jakarta November ini, setelah kesepakatan untuk memproduksinya di Indonesia gagal karena lisensi ekspor muncul terlambat. Tampaknya Rheinmetall ingin mencoba lagi keberuntungan mereka.

Wiesel 2 (musang) merupakan kendaraan lapis baja yang bersifat airportable, dan pengembangan lebih lanjut dari Wiesel 1. Wiesel 2 memiliki ukuran yang lebih panjang dan mesin yang lebih kuat dan kini digunakan oleh militer Jerman.


Wiesel 2
Wiesel 2
Wiesel 2 strategis bagi pasukan airborne, karena bersifat multi-purpose, untuk digunakan dalam berbagai misi, termasuk pengintaian, komando dan kontrol, pengawasan medan perang, anti-tank dan anti-pesawat tempur.


Kendaraan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kru dan juga dilengkapi dengan sistem proteksi NBC.


Sebuah varian APC Wiesel 2 dapat membawa 4 tentara lengkap dengan atap yang dipasang kubah senjata 7,62 mm serta senapan mesin terpasang di luar. Pasukan masuk dan meninggalkan kendaraan melalui dua pintu di bagian belakang.

Kendaraan ini didukung oleh mesin diesel Audi TDI, dengan power 109 tenaga kuda. Wiesel 2 dapat dengan mudah dibedakan dari varian sebelumnya dengan melihat roda jalan tambahan dari kedua sisi lambung kendaraan.




Sumber : JKGR

Empat WNA Terduga Terroris Ditangkap Di Poso

POSO-(IDB) : Detasemen Khusus Antiteror 88 menangkap empat warga negara asing di Poso, Sulawesi Tengah, hari ini. Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia membenarkan adanya penangkapan tersebut.

"Iya benar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Hubungan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, melalui pesan singkat kepada Tempo, Sabtu, 13 September 2014.

Sumber Tempo di Kepolisian menyebutkan orang asing yang ditangkap itu berkewarganegaraan Turki. Boy belum memberikan konfirmasi ihwal informasi ini. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengatakan Densus 88 menemukan paspor Turki di lokasi penangkapan.

Keempat warga negara asing tersebut rencananya akan diterbangkan ke Jakarta besok pagi. Mereka akan dibawa dari Poso ke terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.

Poso adalah daerah rawan konflik. Di sana, kerap terjadi aksi teror terhadap masyarakat ataupun aparat keamanan. Pada Maret lalu, aparat Brimob Polda Sulteng baku tembak dengan kelompok terduga teroris di Poso, Pesisir Utara. 


Selain 4 Warga Turki, Densus 88 Tangkap 3 WNI 

Terduga Teroris ISIS Dibawa ke Mako Brimob Kelapa DuaDetasemen Khusus Antiteror 88 tidak hanya menangkap empat warga negara Turki di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu, 13 September 2014. Densus 88 justru lebih dulu membekuk tiga warga Indonesia.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny F. Sompie mengatakan ketiga orang itu adalah Saiful Priatna, M. Irfan, dan Yudit Candra. Mereka ditangkap di Parigi Moutong, sekitar dua jam bermobil dari Kota Palu, pukul 02.30 Wita.

"Saiful keterlibatannya menyembunyikan DPO teroris Mukhtar alias Romi," katanya lewat pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 13 September 2014. Sedangkan Irfan dan Yudit, kata Ronny, menjemput keempat warga negara Turki itu di Makassar, Sulawesi Selatan.

Densus 88 membuntuti Saiful, Irfan, Yudit, dan keempat WNA tersebut dari tempat kos di Jalan Banteng, Touwa, Palu. "Mobil yang ditumpangi ketujuh orang itu menuju Poso," ucap Ronny.

Ronny mengatakan, sekitar pukul 02.00, aparat kepolisian dari Polres Parigi Moutong menggelar razia. Mobil tersebut lalu berputar arah ke Toboli. "Setelah dilakukan pengejaran, akhirnya mobil berhenti di kampung Marantale," katanya.

Saiful, Irfan, dan Yudit pun ditangkap Densus 88 di sebuah rumah. Adapun keempat WNA itu sempat melarikan diri ke arah gunung sebelum akhirnya dibekuk. "Barang bukti yang disita mobil Avanza warna merah, paspor Ahmed Bozoglan, kompas, dan peralatan makan," kata Ronny. 


Alasan Warga Turki Kunjungi Poso 

Kata Polisi, Ini Alasan Warga Turki Kunjungi Poso  Polisi menggelandang salah seorang dari tujuh terduga anggota Islam State Iraq and Syiria (ISIS) di Kantor Polda Sulawesi Tengah di Palu, Sabtu 13 September 2014. ANTARA/Basri Marzuki

Kepala Bidang Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Raffli Amar menduga keempat terduga teroris asal Turki terlibat dalam jaringan Majelis Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Dugaan ini menurut Boy, dilatarbelakangi keterlibatan anggota MIT dalam kedatangan keempat orang tersebut di Indonesia. "Mereka diduga ingin membantu tindak terorisme di Poso," kata Boy pada Ahad, 14 September 2014.

Boy mengatakan polisi belum bisa menyebutkan keempat nama terduga teroris asing tersebut. Satu nama yang baru terkuak adalah Ahmad Bozoglan.

Polisi menangkap mereka di sebuah rumah di daerah Touwa, Palu, Sulawesi Tengah. Mereka dibekuk polisi pada Sabtu, 13 Desember 2014, pukul 02.30 Wita. Pukul 09.00 WIB, mereka sampai di Bandara Soekarno Hatta untuk kemudian diperiksa di Markas Brimob, Depok, Jawa Barat.

Boy mengungkapkan penangkapan mereka didahului penangkapan Saiful, Irfan, dan Yudit. Saiful diduga menyembunyikan terduga terorisme bernama Romy. Sedangkan Irfan dan Yudit berperan mengantar keempat warga Turki tersebut dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, ke Poso, Sulawesi Tengah.

Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Ronny Frengky Sompie, keempat warga Turki itu hendak menemui pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia Timur. "Saat penangkapan mereka berusaha lari," kata Ronny.

Ronny menyatakan polisi belum berhasil menggali informasi alasan warga negara Turki itu untuk bertemu dengan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur. Saat ini, ketujuh tersangka akan dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan. Detasemen Khusus Antiteror 88 yang melakukan penangkapan juga belum mengumumkan identitas para tersangka. "Masih dalam pengembangan penyelidikan," ujarnya.



Sumber : Tempo