Pages

Rabu, Agustus 27, 2014

Berita Foto : Persiapan Alutsista Baru Di HUT TNI 2014

ASTROS MK2 TNI AD


Oerlikon Skyshield Air Defence System

Melalui laman facebook PT Alam Indomesin Utama (AIU) terdapat foto pengenalan Alutsista baru untuk pertahanan udara titik bersama Korpaskhas.

Mengutip berita tersebut di rencanakan pemasangan alutsista baru Oerlikon akan dilakukan minggu depan pada kendaraan pengangkut yang telah selesai di rakit PT AIU.

Berikut foto-foto dari PT AIU terdapat kendaraan pengangkut berserta alutsista Oerlikon yang telah rampung dirakit.




Sumber : Kaskus

The Jupiter Maneuver, Monas

JAKARTA-(IDB) : Tim aerobatik kebanggan TNI Angkatan Udara Jupiters Aerobatic Team (JAT) yang lebih dikenal dengan “The Jupiters” akan tampil pada event Independence Day Run yang rencananya akan di lepas oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Monas, Minggu 31 Agustus mendatang.

Mulai Kamis, 28-30 Agustus jam 09.00 wib. The Jupiters akan melakukan latihan di sekitar Monas untuk pengenalan medan dan menyesuaikan kondisi terhadap gedung-gedung tinggi di sekitarnya, sedangkan pelaksanaannya pada Minggu (31/8).

The Jupiters menggunakan pesawat KT-1 Woong Bee buatan Korea Selatan, sehari-hari digunakan para instruktur penerbang TNI AU untuk melatih siswa penerbang di Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.

The Jupiters yang di pimpin oleh flight leader (Jupiter 1) Letkol Pnb Feri Yunaldi sedikitnya akan melakukan 15 manuver aerobatik yang serasi, menarik bahkan menegangkan selama sekitar 20 menit. Sedangkan Right Wing (Jupiter 2) Kapten Pnb Idham Satria, Wing Left (Jupiter 3) Kapten Pnb Apri Arfianto, Slot (Jupiter 4) Mayor Pnb Ari Susiono, Lead Synchro (Jupiter 5) Mayor Pnb Sri Raharjo dan Synchro (Jupiter 6) Mayor Pnb H.S Romas.

Pada setiap penampilan The Jupiters menyiapkan dua bentuk manuver sebagai alternatif, yaitu Hight Show apabila kondisi cuaca baik dan memungkinkan untuk manuver formasi aerobatik secara vertikal seperti manuver Jupiter Roll, Loop, Clover Leaf, Vulcan & Leader Benefit, Loop & Break Off, Tanggo to Diamond Loop, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Solo Spin, Five Card Loop, Jupiter Roll Back dan Loop and Boom Burst.

Sedangkan manuver Low Show dilaksanakan apabila base cloud rendah sehingga tidak memungkinkan melaksanakan vertikal manuver, sehingga manuver yang akan dilaksanakan meliputi Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Vulcan & Leader Benefit Pass, Break Off, Jupiter Wheel, Tanggo to Diamond Pass, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Knife Edge, Five Card Pass, Jupiter Roll Back dan Boom Burst.

The Jupiters selain tampil pada event nasional, juga tampil go internasional pada 100 tahun penerbangan Thailand pada 2012, Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) Februari 2013, “The 4th Brunei Darussalam International Defence Exhibition” (BRIDEX 2013) Desember 2013 dan Singapore Air Show Februari 2014 yang merupakan perhelatan kedirgantaraan terbesar di Asia Tenggara. Direncanakan The Jupiters akan tampil kembali pada Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA’15) Februari 2015.



Sumber : Poskota

Berita Foto : Penataran ATGM Javelin 2014

BANDUNG-(IDB) : Bandung 25 agustus 2014, Wakil Komandan Pussenif Brigjen TNI Asrobudi membuka upacara pembukaan penataran ATGM Javelin Ta.2014. Peserta penataran berjumlah 40 orang dari tiap satuan. 


Pada kesempatan tersebut Wakil Komandan Pussenif Brigjen TNI Asrobudi menyampaikan amanat kepada peserta penataran bahwa senjata ATGM Javelin merupakan senjata baru yang dimiliki oleh TNI AD dan merupakan salah satu implementasi dari transformasi TNI AD dalam rangka modernisasi Alutsista TNI AD termasuk didalamnya Alutsista kecabangan Infanteri. adapun sebagai penatar dari tim Javelin AS




Sumber : TNI AD

Kunjungan SASTIND Dan China Defence Industri Di PT. Len Industri

BANDUNG-(IDB) : Dalam rangka kerjasama Industri Pertahanan (DICM) antara Kementrian Pertahanan dan The State Administration of Science Technology and Industry for National Defence (SASTIND) di Jakarta menghasilkan beberapa kerjasama yang berkaitan dengan PT. Len Industri (Persero) khususnya pada unit bisnis elektronika pertahanan.

Salah satu kerjasama yang akan dilakukan Len adalah joint development UAV mission system yang akan dikembangkan bersama ALIT (Aerospace Long-March International Trade Co)”.

“Alasan dipilihnya Len adalah dikarenakan kemampuan len yang cukup mumpuni dalam elektronika merupakan salah satu dari yang terbaik di Indonesia” ujar Manager Komunikasi Korporasi Len Dadi Meysuhadi. Menindak lanjuti hal tersebut pada tanggal 22 agustus 2014 delegasi dari China yang terdiri dari SASTIND, Kedutaan Besar China dan Industri Pertahanan China datang berkunjung untuk mengetahui secara langsung kompetensi dan kemampuan Len dalam bidang elektronika pertahanan. Delegasi China ini didampingi oleh tim dari Kementrian Pertahanan dan diterima langsung oleh Direktur Pemasaran Len Adi Sufiadi Yusuf.



Dalam pameran Zhuhai Airshow 2012 lalu, ALIT menampilkan MALE UCAV dengan endurance 30 jam
 Setelah disambut delegasi kemudian melakukan diskusi di Ruang Rapat Besar Len, dimulai dengan pemaparan mengenai Len oleh Direktur Pemasaran dan kemungkinan - kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan antara China Defense Industri dan Len.

Delagasi dari Cina sangat ingin mengetahui mengenai bagaimana perjalanan Len dari lembaga penelitian hingga bisa menjadi perusahaan yang besar sekarang. Sehingga menyebabkan tanya jawab antara delegasi dan tim dari Len cukup intens . Diharapkan kunjungan ini bisa membuka pasar yang lebih besar bagi Len dan yang pasti dapat memberi jalan bagi Len untuk menjadi perusahaan yang go International.




Sumber : LEN

PT. PAL Serah Terima KCR 60 M Kedua Ke TNI AL

SURABAYA-(IDB) : BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.

Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.

"Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).

Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.

"Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih," ujarnya.

Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.

Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.

Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri perkejaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio.




Sumber : SurabayaBisnis

Duta Besar Rusia : Pendekatan Politik Damai Indonesia Tangani Masalah Sangat Baik

JAKARTA-(IDB) : Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan bahwa pendekatan secara damai dalam menangani masalah politik dalam negeri Indonesia sangat baik.

"Pendekatan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah dalam negerinya secara damai adalah sebuah contoh yang baik dalam menghadapi masalah domestik," ujar Duta Besar Mikhail Galuzin di kediamannya di Jakarta, Selasa.

Menurut Dubes Galuzin, pendekatan tersebut hendaknya dapat menjadi sebuah contoh bagaimana sebuah negara menghadapi masalah dalam negerinya.

"Indonesia sudah mengambil langkah yang benar, agar tidak terjadi pergolakan di dalam negerinya," tambah Galuzin.

Galuzin juga menambahkan bahwa seharusnya pendekatan seperti itu dapat diterapkan di negara yang sedang mengalami konflik seperti Ukraina.

Pendekatan politis secara damai tersebut menurut Galuzin tetap berfokus pada pertumbuhan ekonomi tidak justru menyeret ekonomi dalam negeri.

"Tidak seperti yang terjadi di Ukraina, dimana pemerintah Kiev justru mengirimkan kekuatan militer kepada warganya, khususnya warganya yang berbahasa Rusia," tambah Galuzin.

Menurut Galuzin, apa yang dilakukan pemerintah Ukraina justru kontraproduktif terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang justru memberikan masalah lain bagi perkembangan negara tersebut.

Dalam konflik senjata yang terjadi di Ukraina Timur, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mencatat sejumlah 230.000 orang meninggalkan rumah mereka, sehingga jumlah pengungsi yang ada di Russia tercatat sebanyak 110.000 orang.

Mereka yang melarikan diri yang masih di Ukraina termasuk setidaknya 12.000 warga Tatar yang Muslim dari semenanjung Krimea di selatan.

Maka, menurut Galuzin, Indonesia sebagai sebuah negara yang peranannya di dunia semakin dipertimbangkan telah melakukan pendekatan yang sangat baik terhadap masalah yang menerpa Negara tersebut.



Sumber :  Antara

Jenderal Fan Yakin Hubungan Indonesia China Meningkat

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Tiongkok Jenderal Fan Chang Long yakin hubungan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat di masa pemerintah Indonesia yang baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

"Hubungan Indonesia dan Tiongkok selama ini telah berjalan baik, dan semakin meningkat di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya, saat menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Beijing, Selasa petang.

Ia menuturkan hubungan baik Indonesia dan Tiongkok telah memiliki pondasi yang kuat, selain hubungan tradisional yang telah berjalan cukup lama, di kawasan Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar yang saling membutuhkan dan mendukung.

"Terlebih, Indonesia adalah negara besar dan merupakan pemimpin dari negara-negara ASEAN. Tiongkok pun negara besar di kawasannya, Indonesia sangat strategis bagi Tiongkok, karena itu saya tetap yakin hubungan kedua negara akan semakin meningkat dan luas di era pemerintahan baru Indonesia," kata Fan Chang Long.

Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang pada masa transisi dari pemerintahan lama kepada pemerintah baru.

"Termasuk di sektor pertahanan, tentang kerja sama pertahanan apa saja yang sudah dilakukan termasuk dengan Tiongkok. Saya kerap menekan bahwa hubungan yang dijalin dengan Tiongkok, lebih dari sekadar sebagai negara sahabat. Hubungan dan kerja sama yang dijalin antara Indonesia dan Tiongkok termasuk di bidang pertahanan, lebih didasarkan pada hubungan persaudaraan," tutur Sjafrie.

Karena itu, selama delapan tahun meski diikat oleh etika dan aturan militer yang kuat, hubungan serta kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok juga lebih dilakukan berdasarkan hubungan dua negara yang bersahabat, katanya menegaskan.

Kerja sama pertahanan diresmikan kedua negara pada 2007 dalam kerangkan Forum Konsultasi Bilateral Bidang Pertahanan Indonesia-Tiongkok, sebagai bagian dari Kemitraan Strategis yang disepakati pimpinan kedua negara pada 25 April 2005.

Berdasar kesepakatan tersebut, kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat bertahap mulai dari saling kunjung pejabat tinggi militer dan kementerian pertahanan kedua negara hingga latihan bersama antara Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Ke depan baik Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin maupun Jenderal Fan Chang Long sepakat untuk terus meningkatkan, dan memperkuas cakupan kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok.




Sumber : Antara

Pentingnya Dibentuk Bakamla

Selain Harus Punya Nama Sendiri, Berikut Urgensi Badan Keamanan Laut

JAKARTA-(IDB) : Titik cerah pembentukan Badan Keamanan Laut adalah lahirnya Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Revisi Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 pasal 24 ayat 3 oleh DPR RI. Tatakelola penegak hukum dan keamanan laut memang karut marut, akibat tumpang tindih kewenangan.

“Kita tidak perlu memiliki nama yang sama dengan US Coast Guard. Indonesia harus memiliki nama dan identitas sendiri. Dan itu tidak melanggar peraturan hukum internasional yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO),” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Laksamana Madya DA. Mamahit, ketika dijumpai di kantornya, beberapa waktu lalu.

Menurut Mamahit, pada 6 April 2014, Indonesia Sea and Coast Guard (ISCG) telah dihapuskan atas Instruksi Presiden.

“ISCG tidak ada lagi semenjak tanggal 6 April 2014, yang ada hanyalah Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) bidang pelayaran,” katanya.

Ia menjelaskan urgensi pembentukan Badan Keamanan Laut, baik aspek dalam maupun luar negeri. Aspek dalam negeri;

- Pertama, mematuhi kebijakan pemerintah untuk pembentukan Badan Keamanan laut yang didukung dengan Early Warning System (EWS) Efektivitas Koordinasi, Komando dan Pengendalian (Perpres 39/2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2014, buku II Bab VII, Butir 5).

- Kedua, belum terealisasinya Inpres No. 15 tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan, untuk memberikan kepastian kenyamanan nelayan dalam mencari nafkah dengan kepastian adanya lembaga yang berperan sebagai penjamin keamanan dan ketertiban di laut.

- Ketiga, Operasi Keamanan dan Keselamatan laut saat ini diselenggarakan masing-masing stakeholder yang berwewenang dan beroperasi di laut, sehingga menimbulkan beban anggaran pemerintah yang besar.

- Keempat, karena perairan Indonesia dinyatakan oleh organisasi internasional belum sebagai perairan aman maka beban asuransi maritim Perairan Indonesia tidak kompetitif di kawasan regional yang harus ditanggung pengguna jasa laut.

- Kelima, mekanisme implementasi Bakamla, yakni pendayagunaan maksimal sistem deteksi dan peringatan dini yang sudah dimiliki oleh Bakrokamla dan integrasinya terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh stakeholder.

Mekanisme selanjutnya melalui satu pengaturan dan penegendalian perintah gerak operasi, sehingga diperoleh efisiensi dan efektivitas penggunaan uang negara melalui pergerakan kapal patroli yang tidak tumpang tindih dengan pengaturan dan pengendalian perintah gerak kapal patroli.

Mekanisme terakhir, penyelesaian proses penanganan perkara hasil tangkapan dari kapal patroli kepada stakeholder dalam rangka tetap menghormati keberlakuan undang-undang instansi yang terkait dengan keamanan dan keselamatan.

Sementara aspek luar negeri;

Pertama, perlu mengawasi Perairan Indonesia melalui EWS yang mengandalkan leading edge technology guna meningkatkan efek penangkalan terhadap ilegal dari luar.

Kedua, perlu lembaga setara negara lain yang single agency untuk keamanan dan keselamatan laut (Malaysian Maritime Enforcement Agency/MMEA, Japan Coast Guard/JCG, United State Coast Guard/USCG, Indian Coast Guard/ICG). Lembaga ini akan menjadi single point of contact dalam masalah keamanan dan keselamatan laut, sebagaimana yang telah dilakukan Bakorkamla 2007-2013, menjadi ketua Delegasi dalam kegiatan Head of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM). 


Volume Perekonomian Indonesia 16 Besar Dunia, Bakamla Harus Segera Dibentuk
 

Kepentingan suatu negara di wilayah laut terutama menyangkut masalah pertahanan dan keamanan nasional serta integrasi wilayah secara keseluruhan, menjadi modal dasar pelaksanaan tugas pembangunan perekonomian dan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Tugas memastikan terjaminnya keamanan dan keselamatan di laut saat ini dipegang Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), yang harus segera diubah menjadi Badan Keamanan Laut (Bakamla).

“Indonesia merupakan negara dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup menjanjikan dengan volume perekonomian masuk dalam 16 besar negara di seluruh dunia. Maka patut disadari bahwa keberlangsungan pembangunan Indonesia di segala bidang sangat tergantung dari sarana prasarana transportasi atau perhubungan dan kecukupan tersedianya energi, terutama energi baru dan terbarukan, termasuk hasil eksplorasi sumberdaya energi bawah laut,” ujar Brigjen Polisi Bambang Usadi, Analis Kebijakan Utama Mabes Polri dan Komandan Satgas II Bakorkamla.

Menurut Bambang, dengan berbagai persoalan yang dihadapi Bakorkamla hingga kini semakin menegaskan bahwa eksistensi Bakorkamla belum mampu menunjukkan kinerja optimal sebagai institusi keamanan laut yang powerfull, efektif, dan efisien.

“Bakorkamla tidak memiliki kewenangan memaksa, sehingga masing-masing stakeholder masih cenderung berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi,” tuturnya.

Kondisi tersebut, sambungnya, mendorong segera dilakukan reaktualisasi Bakorkamla dalam menjawab persoalan kekinian, menyangkut tantangan kompleks yang dihadapi dan revitalisasi Bakorkamla menjadi Bakamla, sebuah institusi keamanan laut yang memiliki kinerja sebagai coast guard.

“Diharapkan pada masa mendatang, institusi keamanan laut mampu menjalankan kewenangan dan tupoksinya secara efektif dan efisien, yang kehadirannya mampu menjadi solusi secara menyeluruh terhadap berbagai permasalahan di wilayah laut,” jelasnya. 


Postur Ideal Bakamla, Didukung Kapal dan Pesawat Patroli Maritim 

Postur ideal Badan Keamanan Laut (Bakamla) berdasarkan kebutuhan operasional harus didukung kapal-kapal patroli mumpuni. Postur ideal mencerminkan pengamanan yang tangguh.

Saat ini, Bakorkamla telah membangun tiga unit kapal patroli 48 meter dan direncanakan pada tahun-tahun mendatang melakukan pembangunan kapal serupa dan lebih besar.

“Penegakan hukum di laut tidak dapat dipisahkan dengan pemantauan udara. Maka dari itu, Bakamla ke depannya harus didukung dengan unsur pesawat patroli maritim,” ujar Kepala Pelaksanaan Harian (Kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Laksamana Madya DA. Mamahit beberapa waktu lalu.

Menurut Mamahit, seluruh aset yang dimiliki instansi penegak hukum di laut akan di bawah komando dan kendali Bakamla, sehingga unsur-unsur patroli yang tersebar di berbagai instansi dapat disatukan.

Selain unsur patroli, sambungnya, Bakamla akan mendayagunakan kemampuan EWS (Early Warning System) yang dikembangkan Bakorkamla sejak 2007.

“Ke depannya, kemampuan EWS yang dimiliki Bakorkamla saat ini akan ditingkatkan. Sesuai rencana strategis Bakorkamla, EWS akan didukung dengan Radar Over the Horizon yang memiliki jangkauan 200 mil laut, selain pengembangan AIS SAT, GMDSS, LRIT, dan peralatan lainnya. Di tahun 2019, Pemetaan Wilayah Perbatasan dapat dicapai sesuai amanat RPJM 2015-2019,” papar Kalakhar.




Sumber : JurnalMaritim

KRI Teluk Lampung Tiba Di Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Lampung (TLP)-540 telah sandar di Dermaga Surabaya, usai melaksanakan operasi Angkutan Laut Militer (Anglamil), mendukung pergeseran pasukan (Serpas) Satgas Pengamanan Pulau Terluar (Satgas Pamputer) XIV Pasmar-1 Surabaya, menggantikan Satgas Pamputer XIII Pasmar-2 Jakarta untuk wilayah Timur, Senin (25/08).

KRI Teluk Lampung (TLP)-540 yang dikomandani Letkol Laut (P) A. Muharam adalah kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) Type Frosch yang bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI Angkatan Laut dan juga sebagai kapal pengangkut personel, logistik, dan material ke pulau-pulau perbatasan dan daerah-daerah rawan di wilayah Indonesia.


Kapal Perang yang dibuat di galangan VEB Penee Werft Wolgast, Jerman Timur, pada 1979, dan saat ini merupakan salah satu unsur Kolinlamil di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya tersebut memiliki berat 1.900 ton, dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter, bertenaga 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12.000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot.


Letkol Laut (P) A. Muharam selaku Komandan KRI mengatakan, operasi pergeseran pasukan dan material merupakan salah satu tugas dan fungsi Kolinlamil sebagai pembina kemampuan sistem Angkutan Laut Militer, dengan menyelenggarakan pergeseran pasukan TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis.


“Bahwa operasi pergeseran pasukan ini merupakan salah satu tugas pokok yang diemban oleh Kolinlamil sebagai Kotama operasional TNI. Oleh karena itu, selaku Komandan KRI beserta seluruh ABK mengedepankan faktor keamanan personel maupun material, baik KRI maupun pasukan yang diangkut,” tambahnya.




Sumber : JurnalMaritim

KRI Teluk Manado Masuk Hardepo

JAKARTA-(IDB) : Kepala Dinas Material TNI Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Bambang Nariyono, didampingi Asisten Logistik (Aslog) Pangkolinlamil Kolonel Laut (T) Amrein, meninjau KRI Teluk Manado (TMO)-537 yang akan melaksanakan perbaikan tingkat Hardepo, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, baru-baru ini.

Kadismatal menyatakan, perbaikan tersebut adalah dalam rangka meningkatkan kondisi teknis dan kesiapan kapal perang guna mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) maupun Operasi Militer Perang (OMP).


Lebih lanjut, dikatakan Kadismatal, perbaikan tingkat Hardepo merupakan perbaikan menyeluruh terhadap semua peralatan yang ada di KRI. Hal ini juga merupakan program pemeliharaan terencana yang dilaksanakan Dismatal selaku pembina material TNI AL terhadap seluruh unsur KRI di jajaran TNI AL.


KRI Teluk Manado (TMO)-537 yang dikomandani Mayor Laut (P) Jan Luky Boy S, merupakan salah satu unsur KRI di Kolinlamil di jajaran Satlinlamil Jakarta. KRI ini akan melaksanakan perbaikan tingkat Hardepo Pemeliharaan dan perbaikan meliputi docking, perbaikan badan kapal atas dan bawah air, sistem mesin pendorong, sistem mesin bantu, sistem kelistrikan, sistem navigasi, peralatan bahari, dan akomodasi personel.


KRI Teluk Manado (TMO)-537 merupakan kapal perang jenis angkut Tank tipe Frosch (ATF) buatan Jerman Timur. Kapal ini merupakan jenis kapal pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga kapal pengangkut logistik.


KRI berberat 1.900 ton tersebut berdimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft penghasil 12.000 Bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot, serta mampu mengangkut kargo hingga seberat 600 ton.




Sumber : JurnalMaritim

Pesawat Patroli China Masuki Wilayah Taiwan

BEIJING-(IDB) : Angkatan udara Tawain segera mengerahkan jet-jet tempur untuk menghalau dua pesawat patroli maritim Y-8 Tiongkok yang memasuki wilayah udara pulau itu, kata seorang perwira senior angkatan udara, Selasa.

Satu pesawat memasuki ADIZ (zona identifikasi pertahanan udara) pada pukul 08.33 waktu setempat Senin dan satu lainnya pada pukul 14.33 waktu setempat satu rute ke daerah sengketa di Laut Tiongkok Selatan.

Pesawat-pesawat itu lepas landas dari Provinsi Goangdong, Tiongkok tenggara. Pesawat-pesawat Mirage-5 dan IDF (Indigenous Defense Fighters) Taiwan segera dikerahkan.

"Kami mengawasi dengan seksama untuk meyakinkan bahwa pesawat-pesawat itu telah meninggalkan ADIZ," kata Mayjen Angkatan Udara Hsiung Hou-chi kepada wartawan, menolak menyebut berapa jumlah jet tempur dikerahkan dalam dua missi itu.

Surat kabar The United Daily News yang mengutip perwira militer yang tidak disebut namanya mengatakan pesawat Tiongkok itu tidak memasuki ADIZ Taiwan.

Dengan memasuki zona ini angkatan udara Tiongkok dapat menguji kemampuan pengawasan udara Taiwan dan reaksinya terhadap penyusup-penyusup, kata perwira itu.

Insiden itu terjadi saat ada spekulasi bahwa Tiongkok mungkin memberlakukan satu ADIZ di Laut Tiongkok Selatan untuk menegaskan klaim-klaim wilayahnya.

Tahun lalu Tiongkok memberlakukan ADIZ di Laut Tiongkok Timur yang meliputi pulau-pulau yang juga diklaim Jepang.

Ketegangan antara Taiwan dan Tiongkok mereda sejak Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan Beijing berkuasa tahun 2008. Ia dipilih kembali Januari 2012.

Akan tetapi, Tiongkok masih menolak menghentikan penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan seandainya pulau itu mengumumkan kemerdekaannya, demikian AFP.




Sumber : Antara