Pages

Jumat, Agustus 15, 2014

Analisis : Gemuruh Jet Tempur Di Hari Kemerdekaan

ANALISIS-(IDB) : Ada yang menarik ketika kita menyaksikan detik-detik proklamasi tanggal 17 Agustus 2014 pagi nanti, sebuah ulang tahun yang mencapai bilangan 69.  Ulang tahun terakhir yang dipimpin Presiden SBY di Istana Merdeka Jakarta akan dimeriahkan oleh gemuruh 32 jet tempur berbagai jenis yang dimiliki TNI AU.  Jadi tidak hanya mendengar teks proklamasi dibacakan, atau melihat Paskibraka mengibarkan bendera, tapi lebih menggema dengan gemuruh jet tempur yang menderu dari belakang podium.



Kewibawaan dan nilai acara proklamasi dua tahun terakhir ini menjadi semakin berharkat dengan bertambahnya materi acara yaitu terbang lintas jet-jet tempur tentara langit sebagai bagian dari ungkapan dan show of force gengsi bernegara dan eksistensi berbangsa.  Dan tahun ini tampilan 32 jet tempur yang sudah berseliweran di langit Jakarta selama beberapa hari ini memberikan kebanggaan bagi warga Ibukota, jantungnya Republik Indonesia.  Mereka memberikan apresiasi dan kebanggaan sambil mendongak keatas meski setelah itu mereka kembali menemukan menu keseharian ibukota, sibuk dan macet.



32 Jet tempur berkumpul di Halim AFB Jakarta


Peringatan ini tidaklah sekedar membacakan teks proklamasi, tetapi ingin menyampaikan sebuah pesan kepada segenap warga bangsa khususnya generasi muda bahwa inilah republikmu yang telah diperjuangkan dengan dentuman dan percikan.  Nilai-nilai kejuangan ini, setelah pengumuman kemerdekaan itu, selama 5 tahun kemudian menjadi palagan medan tempur yang membara, mengharu biru, bahu membahu.  Inilah salah satu kekuatan cikal bakal nasionalisme patriotik yang dimiliki warga bangsa sampai di batas perjalanan ini.



Yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain di sekitar kita adalah model kemerdekaan yang kita perjuangkan. Sengaja kita pakai kata perjuangkan karena semua negara di sekitar kita kemerdekaannya tidak diperjuangkan melainkan diperoleh. Tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 wib ketika proklamasi dikumandangkan, dari situlah awal heroiknya perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam perang lima tahun yang meletihkan itu.  Dan memang pihak lawan yang letih sendiri yang akhirnya mengakui kedaulatan RI akhir tahun 1949.



Enampuluhsembilan tahun setelah itu,inilah wajah republik dengan segala prestasi dan persoalannya. Prestasinya adalah tumbuh sebagai kekuatan ekonomi nomor 10 dunia, ekonomi nomor satu di ASEAN, pendapatan per kapita mencapai US$ 3.900, masuk golongan negara berpenghasilan menengah.  Investasi industri tumbuh subur, adanya asuransi model BPJS, munculnya kekuatan kelas menengah yang cerdas dan kritis, proses demokratisasinya diacungi dunia meski sebagian elit politiknya masih berjiwa kerdil. 




Formasi yang akan ditampilkan
Disamping prestasi itu tentu masih banyak persoalan yang melingkarinya.  Virus korupsi yang masih melenggang meski sudah ada anti virusnya KPK, kepastian hukum yang belum berpihak ke rakyat papa, model pelayanan publik yang belum memuaskan, infrastruktur yang masih amburadul, semangat primordial yang berlebihan dan masih terjerat model subsidi energi yang melewati batas-batas kepatutan.



Harus diakui banyak hal yang sudah dicapai dalam sepuluh tahun jalannya demokrasi langsung one man one vote untuk memilih Presiden.  Kekuatan daya beli yang bernama APBN menjadi pemicu utama geliat perekonomian disamping investasi, menjadi berlipat ganda sampai akhirnya mampu menembus 10 besar ekonomi dunia.  Sayangnya kemampuan sehebat itu belum diimbangi dengan kemampuan membangun infrastruktur jalan raya, pelabuhan, bandara, angkutan laut. Lebih banyak terserap untuk belanja pegawai dan barang konsumtif lainnya.



Bagi kalangan militer keberhasilan pemerintah selama 5 tahun terakhir ini dengan menggelontorkan dana alutsista sebesar US$ 15 milyar tentu memberikan angin segar untuk perkuatan alutsista negeri.  Ketika sang Presiden sedang menuju titik finish pemerintahannya, berbagai jenis alutsista itu mulai berdatangan.  Hari ini datang jet tempur, besok datang kapal perang, besoknya lagi MBT, besoknya lagi peluru kendali berbagai jenis, besoknya lagi pesawat angkut, besoknya lagi radar militer, besoknya lagi helikopter.  Luar biasa, makanya kita berani menyebut bahwa pemerintahan SBY mampu melakukan belanja alutsista terbesar sejak jaman dwikora.



Itulah sebabnya sebagai bentuk terimakasih, hulubalang republik yang diwakili tentara langit TNI AU sengaja mengerahkan 32 jet tempur dari 5 skuadron tempur untuk memberikan apresiasi kepada panglima tertinggi atas prestasinya menggagahkan pengawal republik yang pada akhirnya mampu membanggakan dan mewibawakan kedaulatan NKRI.  Bahkan pada upacara puncak hari ulang tahun TNI tanggal 5 Oktober mendatang akan digelar kekuatan alutsista terbesar sepanjang sejarah Republik Indonesia.  Sengaja acara itu dilaksanakan di pangkalan utama TNI AL Surabaya agar seluruh matra TNI dapat menampilkan dan memamerkan alutsista yang dimiliki kepada sang Presiden.



Sembari mengucapkan dirgahayu Republik Indonesia, sangat pantas pula kita menyampaikan terimakasih kepada Presiden RI selaku panglima tertinggi yang telah memberikan air mata kebanggaan kepada hulubalang republik.  Makna sesungguhnya mengisi kemerdekaan adalah meningkatkan kesejahteraan warga bangsa,  kesadaran terhadap nilai-nilai kebangsaan dan membangun kekuatan militer sebagai pelindung dan kehormatan berbangsa dan bernegara.  Mestinya politisi-politisi kerdil itu mampu memahami nilai-nilai kejuangan itu.



Sumber : Analisis

USA : Ada Apa Denganmu...???

JKGR-(IDB) : Dua hari tiga malam, tunai sudah kewajiban saya untuk menggarap sebuah pekerjaan yang tergolong prestisius dalam karir saya. Pagi ini saya harus segera meninggalkan Ho Chi Minh City dan kembali ke Kuala Lumpur. Di salah satu hotel yang berada di bawah pengawasan perusahaan saya, terlihat bendera Vietnam bersanding dengan bendera USA. 

Sebuah pemandangan yang tergolong asing, bukan saja untuk mata saya, bahkan bagi staff hotel lainnya pun sama demikian. Kami lebih terbiasa dengan persandingan bendera Vietnam dengan bendera Russia, atau kalau nggak, dengan bendera Korea Utara..! Hehehe..! Pernah juga sih berkibar bendera Merah Putih dan bendera Perancis, tapi tetap saja tidak sesering bendera dari kedua negara tersebut di atas.


Pagi ini salah satu orang terpenting dalam jajaran militer USA, Jenderal Martin E. Dempsey, akan melakukan kunjungan empat harinya ke Vietnam, yang notabene adalah bekas lawan tangguh USA dalam palagan perang Vietnam. Jenderal Dempsey, Kepala Staff Gabungan Angkatan Bersenjata US, dipercaya untuk memimpin misi diplomatik ini dan bertemu dengan para tokoh sentral di jajaran pemerintahan negeri yang sedang menggeliat tersebut. Berbagai pertanyaan dan kasak kusuk, tentu saja terdengar di mana-mana, bukan hanya di kantor-kantor, kafe, restaurant, rumah sakit, rumah tangga, bahkan sampai ke dalam dapur, tempat dimana saya dengan beberapa assisten meracik menu dan saus untuk steak, pasta dan sandwich yang akan dihidangkan kepada delegasi dari USA selama empat hari nanti. Sayang, saya tidak bisa menghidangkannya secara langsung, mengingat ada tugas penting lain yang sudah menanti di Kuala Lumpur.


Di dalam pesawat yang akan membawa saya ke Kuala Lumpur, saya duduk bersebelahan dengan seorang lelaki setengah baya yang tampil perlente. Ban Nangh, begitulah lelaki tersebut mengenalkan diri. Sepanjang obrolan kami menjelang take off, dia lebih memilih posisi berdiri. Jangan heran jika saya bisa menebak merk pakaian, ikat pinggang, sepatu, dasi dan parfum yang dia gunakan saat itu. Bahkan tas jinjing yang dia letakkan di atas meja yang memisahkan tempat duduk kami, telah cukup untuk menggambarkan cita rasa fashion lelaki Vietnam ini.


Inilah gambaran umum trend mode yang sedang melanda sebagian kalangan mapan di Vietnam, dan saya pikir, hampir tidak berbeda dengan fenomena yang sedang melanda kaum borjuis di Indonesia. Hehehe..! Sangat jomplang dengan penampilan saya yang cuma mengenakan celana pendek selutut, sepatu boot, T-shirt dan jaket serta tiket gratis perusahaan. Mungkin sekretaris saya telah salah memilih kelas untuk penerbangan kali ini. Anyway, saya sangat menikmati penerbangan ini. Pramugarinya ramah-ramah, setidaknya bagi saya yang dipanggilnya dengan panggilan ‘Sir’, sedangkan rekan sebelah yang baru saya kenal, cuma dipanggil Mr…! Bukankah dalam budaya Inggris, pangilan Sir memiliki kasta lebih tinggi dari kata Mr? Hehehe..! Maaf cuma intermezo. Tapi sebenarnya, yang membuat penerbangan saya terasa sangat menarik, tak lain justru disebabkan oleh kenalan baru saya ini, Mr. Ban Nangh.


Lelaki yang konon ketika perang Vietnam masih berlangsung turut diboyong keluarganya ke US ini, memiliki cara pandang yang hampir sama dengan saya. Terutama ketika bicara tentang potensi ekonomi yang ada. Lelaki ini sangat fasih mengurai segala potensi yang ada, sekaligus hambatan-hambatan yang membelitnya. Untungnya, di negara seperti Vietnam, pengaruh kekuasaan masih sangat kuat, sehingga para pebisnis yang menghadapi masalah perbedaan kepentingan dengan warga sipil, masih bisa dengan mudah diselesaikan. 

Hal ini tentu saja sudah jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Rakyat Sipil sudah memiliki pengakuan hak yang cukup kuat, bahkan dalam beberapa kejadian, pemerintah seringkali dibuat tidak berdaya. Entah mana yang lebih baik sesungguhnya? Karena di mata rekan baru saya ini, kondisi di Indonesia, dinilainya masih lebih baik daripada Vietnam.


Dia menilai, rakyat Indonesia memiliki kebebasan yang lebih besar jika dibandingkan dengan rakyat Vietnam. Hal ini merujuk pada pengelolaan potensi ekonomi di sepanjang sungai Mekong. Pemerintah telah memonopoli hak ekonomi rakyat sipil. Mengapa mereka tidak bergerak di laut bebas? Masih takut dengan China, Myanmar, atau Thailand? Bukankah rakyat sipil sudah cukup kooperatif dalam mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan kekuatan militer Vietnam? Selama ini rakyat sipil sudah dibiasakan bungkam dalam segala bentuk pembelian alutsista dari Russia. Kami sudah mengetahui segala bentuk skenario yang terjadi, baik yang menyangkut kerjasama pertahanan antara Vietnam dengan Russia, maupun dengan Indonesia..! Hhhaaaah…! Indonesia..? Mendengar nama negara sendiri disebut, saya langsung membetulkan posisi duduk saya. Kali ini saya berkonsentrasi untuk lebih bisa mencerna obrolannya.


Dengan anggaran belanja militer yang masih tergolong kecil, media sering mengungkapkan pembelian alutsista yang luar biasa banyak. Namun herannya, mengapa jaminan keamanan dengan China masih bertumpu pada kekuatan diplomasi Indonesia-China, yang secara geografis hampir tidak memiliki hubungan perbatasan sedikitpun. Jika senjata yang kita beli itu adalah untuk memperkuat pertahanan kita, lantas sampai kapan kita harus terbebas dari rasa takut? Kali ini mimik wajah nya terlihat serius, sambil membisikan sesuatu dan menunjuk ke arah kendaraan militer yang berseliweran di sekitar bandara. Saya baru sadar, jika beberapa kendaraan militer tersebut, ternyata berbendera USA.


Napas saya terasa sesak, sambil memperhatikan dia yang beringsut duduk, karena pesawat kami akan segera terbang. Dari balik jendela, saya bisa melihat kehadiran pesawat angkut militer US, lengkap dengan beberapa helicopter dan kendaraan darat penunjang lainnya, terparkir gagah, tidak terlalu jauh dari tempat pesawat kami berada.


Ingatan saya melayang kemana-mana, termasuk pada kabar yang memberitakan kunjungan beberapa anggota parlemen US yang berkunjung ke Indonesia. Sebelum itu saya juga mengetahui adanya kunjungan menhan US ke India dan Australia. Yang membuatnya terasa begitu istimewa adalah rangkaian kunjungan tersebut justru dilakukan secara paralel dengan pemberlakuan embargo terhadap Russia.




USA secara agresif, sedang melakukan pendekatan yang lebih intens dengan negara-negara yang dinilainya memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan ekonomi Russia. Tidak bisa dipungkiri, di kawasan Asia Tenggara, Vietnam dan Indonesia adalah mitra setrategis terbesar Russia yang sangat diperhitungkan. Ditambah lagi dengan India, yang telah menjelma menjadi importir senjata Russia terbesar, menggeser posisi China. Ketika konflik Ukraina meletus, US beserta gengnya, serentak menjatuhkan sanksi terhadap Russia. Langkah cerdas dan tangkas Putin yang merangkul China lebih dulu sebelum sanksi benar-benar dijatuhkan, telah menyelamatkan Russia dari keterpurukan.


Bahkan di Moskow sendiri, Putin sempat mengolok-olok kebijakan US yang membekukan pasokan daging ke Russia. Putin justru menyerang balik US dengan mengungkapkan pakta kerugian ekonomi yang diderita oleh sektor peternakan US. Supply daging Russia, terselamatkan oleh adanya pasokan daging dari China, India, Nepal dan Korea Utara. Hal yang paling menakutkan justru datang dari sektor perdagangan senjata. Russia sedang gencar merilis isu atau mungkin berita tentang peningkatan kemampuan teknologi militer beserta nilai ekspornya.


US mencium ada aliran dana segar yang cukup besar dari wilayah Asia Tenggara yang membanjiri industri senjata di Russia. Bisa jadi, inilah motivasi US untuk mengirimkan delegasinya ke negara-negara seperti India, Indonesia dan Vietnam. Atau bisa juga, US sedang memanfaatkan kelengahan Russia untuk menguasai kantong-kantong ekonomi Russia di beberapa negara. US akan berusaha meraih perhatian penuh dari negara-negara mitra Russia, disaat Russia tidak bisa memberikan perhatian penuh pada mereka. Kondisi saat ini bisa menjadi media yang tepat untuk menilai sejauh mana kesungguhan Russia terhadap komitmen dengan mitra-mitranya, sekaligus bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dari berbagai penawaran yang diberikan oleh USA.


Bisa jadi, inilah taktik US untuk kembali menguasai perekonomian dunia. Saya masih ingat dengan kabar KPK yang tiba-tiba ingin masuk dalam ranah transaksi alutsista oleh TNI. Adakah hal itu dilakukan secara tulus untuk mengawal aliran uang rakyat? Atau, jangan-jangan ada misi terselubung untuk melubangi sistem yang selama ini dikenal sangat tertutup rapat. Wallahualam, segala kemungkinan untuk itu, masih sangat terbuka. Yang jelas, dunia mulai mencium ada sesuatu yang tidak beres dalam konteks hubungan antara negara-negara Russia-India-China-Vietnam-Korut-Indonesia dan Brunei.



Kedatangan delegasi Amerika ke negara-negara tersebut, diyakini memiliki tingkat kepentingan yang amat tinggi. Adakah, atau, akankah sebuah misteri besar akan segera terbongkar? Di era 90an, Brunei diisukan akan bergabung dengan negara-negara FPDA. Namun akhirnya kiblat pertahananya berubah haluan. Kini, kelima negara FPDA melihat kedekatan Brunei dengan Indonesia yang sangat mencolok mata. Apalagi setelah adanya pembelian kapal perang Nakhoda Ragam Class. Metode pembelian serupa ini, disinyalir akan menjadi salah satu modus pengakuisisian alutsista oleh militer Indonesia.


Sebelumnya, Brunei juga telah menghibahkan kapal perang dari kelas Salawaku. Saat ini, kapal tersebut telah menjelma menjadi kapal patroli tercanggih yang dimiliki TNI. Pembelian kapal Nakhoda Ragam Class, yang sebelumnya kurang mendapat perhatian, berubah menjadi isu regional yang sangat diperhitungkan. Selain keberanian Brunei yang telah mengobralnya dengan harga yang sangat rendah, perhatian besar lainnya justru tertuju pada kemampuan Indonesia dalam meredesign ketiga kapal tersebut. Sesuatu yang diluar dugaan dan perhitungan berbagai kalangan.


Bahkan bagi pihak BAE sendiri, kehadiran para insinyur Indonesia di galangan kapal mereka, tak ubahnya seperti sengatan lebah, yang telah membuat mereka membuka mata, dan terbangun dari mimpi-mimpi lama. Bung Tomo Class, akhirnya telah membuat negara seperti Singapore menjadi gundah, dan Malaysia turut terpana. Kelak nun di tengah laut nan lepas, kita akan sering melihat pertemuan kapal-kapal Bung Tomo Class dengan kapal Daruttaqwa Class dan Makassar Class dari negara tetangga yang satunya..!


Bayang-bayang itu, sepertinya telah menghantui negara-negara yang tergabung dalam FPDA. Setelah tahun lalu, Australia menghibahkan kapal patrolinya pada Malaysia, kini giliran New Zealand pula yang menawarkan kapal patrolinya the Rotoiti Class pada Malaysia. Padahal kita ketahui bahwa umur kapal-kapal tersebut belum genap mencapai umur 5 tahun, bahkan kondisinyapun masih sangat gress dan prima. New Zealand akan melepasnya dengan alasan ketiadaan tenaga perawatan kapal. Hehehe..! 

Sebuah kekonyolan yang sengaja dirancang. Bahkan di pelabuhan Kinabalu, sekarang sedang merapat kapal perang milik Australia, HMAS Tobruk, kapal jenis LSH dari angkatan laut Australia yang berjasa mengangkut asset militer Australia saat harus kembali ke negaranya, setelah hampir belasan tahun mengemban amanah dari Inggris untuk menjaga wilayah Malaysia, pasca Inggris meninggalkannya pada awal dekade 1970an.

Belum diketahui misi apa yang sedang diemban oleh kapal ini. Apakah kapal tersebut akan menjadi bagian tak terpisahkan dari asset-asset TLDM? Bisa jadi, jawaban yang pasti akan segera kita dapati setelah delegasi parlemen US yang berkunjung ke Indonesia, bertemu dengan rekan mereka yang berkunjung ke Vietnam. Selanjutnya, sang Menhan, Chuck Hagel, akan melakukakan cross check, dan sebuah keputusan besar akan disepakati..! Hehehe..! Mari bung, kita lihat nanti..! Salam..! 




Sumber : JKGR

Indonesians Boost CN235 Sales After Pact With Airbus D&S

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) has stepped up its marketing of maritime versions of the CN235 and is completing assembly of its first C295. The moves result from the strategic collaboration agreement that PTDI signed with Airbus Defense & Space in 2011. That deal also transferred production of the smaller C212 transport to PTDI’s facility in Bandung.

Arie Wibotwo, PTDI’s vice president of marketing, told AIN that PTDI is bidding for several maritime patrol requirements in the region. “We have been selected by the Philippines government to supply two CN235 ASWs. A contract is expected to be signed this summer with delivery taking place 26 months afterwards” he said. Working with PTDI as a mission systems supplier will be Raytheon Systems, the first time a U.S. company has gone into partnership with the Indonesians.

Several other CN 235 MPA/ASW proposals are on the table “but the mission systems will be flexible, completely the choice of the customer,” Arie added. “Malaysia prefers Thales, Vietnam wants the Airbus D&S Fully Integrated Tactical Systems (FITS) or a Swedish SSC system, while Thailand and Brunei seem fairly relaxed over the systems they want.” This means that PTDI could find itself working with several different systems integrators from Europe and the U.S. if these countries opt for the CN235. In the past PTDI has even worked with Israel’s Elta, on the Korean Coast Guard deal for four CN 235-220MPAs in 2011-12.

Having recently delivered a CN235 to Thailand’s parapublic KASET organization, with options on another two, PTDI feels it is well positioned to provide the Royal Thai Navy with a solution for its ASW/MPA requirement for up to four aircraft.

Domestically, PTDI will shortly deliver a second CN235 MPA to the Indonesian Navy as part of MARPAT (MARitime PATrol) 1 program. These aircraft are equipped with the Thales AMASCOS system on board and include the FLIR Systems Star Safire sensor turret. “Another two CN235MPAs are contracted by the Navy as part of MARPAT 2 but the radar system will come from Telephonics,” Wibotwo revealed.

Meanwhile, PTDI is assembling the first of two C295s for the Indonesian air force.

Airbus D&S previously delivered seven from its production line at Seville, Spain. The two being assembled at Bandung complete the order.




Source : Ainonline

Hakteknas 2014 : Bagian Dari Penguatan Sistem Inovasi Nasional

JAKARTA-(IDB) : PT Pindad (Persero) berpartisipasi dalam pameran Riset, Inovasi, dan Teknologi RITECH Expo 2014. Pameran yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang ke-19, diselenggarakan pada tanggal 9-12 Agustus 2014 di Gedung II Badan Pengkajian dan Pengaplikasian Teknologi (BPPT), Jakarta Pusat. 

Pameran ini dibuka untuk umum oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta pada tanggal 9 Agustus 2014 dan pada Acara Puncak Perayaan Hakteknas, Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono turut menghadiri acara ini.


Pada puncak peringatan Hakteknas, Wakil Presiden Budiono berpesan bahwa komponen penggerak IPTEK adalah sinergi yang baik dari semua lini baik pemerintah maupun masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan alam yang luar biasa di Indonesia. Pada acara puncak ini, diserahkan pula Buku “19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa” serta dokumen hasil Musyawarah Perencanaan Nasional (Musrenas) Iptek kepada Wakil Presiden RI. 

Selain itu, ditandatangani pula beberapa Nota Kesepahaman terkait bidang penelitian Pangan, Energi, dan Air yang dilakukan antara pihak pemerintah, perguruan tinggi, dan industri. Penandatanganan ini merupakan upaya mensinergikan kemampuan riset dalam negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan nasional.


Selain itu, pada acara tersebut diberikan penghargaan kepada pemerintah daerah, lembaga, dan masyarakat yang berkontribusi terhadap perkembangan riset, iptek, dan inovasi di tanah air, lewat penghargaan Budhipura, Prayogasala, Labdhakretya dan penghargaan duta Iptek dan Tokoh Iptek lewat penghargaan Widyasilpawijana dan Widyamaheswara, serta “19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa”. Salah satu tim dari PT Pindad (Persero) yang diketuai oleh Andri Setiyoso dari Departemen Mesin Listrik, Divisi Mesin Industri dan Jasa berhasil masuk ke dalam “19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa” lewat inovasi teknologi yang menghasilkan produk Motor Traksi 170 kW. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Ristek dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.


Sebagai bagian dari perayaan Hakteknas ke-19, PT Pindad (Persero) berpartisipasi dalam pameran RITECH Expo 2014 dengan menampilkan beberapa produk andalannya seperti Senapan SS2-V1, SS2-V4 HB, SS2-V5 customized dan silencer, SS1 Marinized; Pistol G2 Combat dan Elite, PM2-V2 beserta silencer; Sniper SPR-2; Silent Mortir SM-50 + munisi; Maket Panser tipe Canon dan Recovery; Munisi Disruptor dan Maket Munisi berbagai kaliber; Maket Motor Traksi 180 KW; Alat Semai Awan CoSAT 1000; Alat hitung mortar Brahmastra; dan Roket Pertahanan R-Han 122.

Rangkaian kegiatan peringatan Hakteknas ke-19 dimulai sejak bulan Februari 2014 dan akan berlangsung hingga Desember 2014 melalui beberapa rangkaian kegiatan Asian Technology Week, Sail Raja Ampat, beberapa Seminar Nasional dan Internasional, Kompetisi Roket Air dan Kompetisi Robot Nasiolnal, General Lectures, serta Forum Riset Vaksin Nasional. 




Sumber : Pindad

PAL Indonesia hadir dalam RITECH EXPO 2014

JAKARTA-(IDB) : Tonggak sejarah peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, bermula dari kesusksesan dan keberhasilan diproduksinya Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) 57 Meter pada Tahun 1995, yang dirintis Menteri Negara Riset dan Teknologi kala itu, BJ Habibie. Setelah 19 tahun sejak diperingatinya Hakteknas, terus bermunculan karya-karya teknologi buatan bangsa Indonesia.

PT PAL Indonesia (Persero), sebagai salah satu Industri Negara turut andil dalam 19 tahun Kebangkitan Teknologi Nasional, di Auditorium Gedung II BPPT Jakarta, Senin (11/08). Acara yang berlangsung mulai 09 Agustus ini secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Mengangkat Tema “Inovasi Pangan, Energi dan Air untuk Daya Saing Bangsa” juga turut dihadiri Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, Para menteri cabinet Indonesia bersatu II, Anggota Dewan, Kepala Daerah dan Tokoh IPTEK lainnya.

RITECH Expo 2014 diselenggarakan pada tanggal 9-12 Agustus 2014 dengan membuka 78 stand terdiri dari komunitas iptek, lembaga penelitian pemerintah, BUMN, Swasta, umum, juga perguruan tinggi yang menampilkan berbagai hasil riset dalam negeri yang membanggakan. Dengan tujuan bukan hanya sekedar memberikan informasi perkembangan inovasi Iptek karya anak bangsa, tapi juga diharapkan dapat mendorong pemanfaatan hasil inovasi sebagai solusi pemecahan, yang selanjutnya dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di antara bangsa bangsa maju lainnya.

Sebagai bagian dari inovasi bangsa yang terus berkembang dan sebagai sumber Inspirasi Nasional PT PAL Indonesia (Persero) memberikan sumbangsih sebuah karya nyata atas  teknologi pembangunan kapal perang, yang masuk dalam 19 karya unggulan Teknologi Anak Bangsa, sebagai persembahan untuk memperingati 19 tahun kebangkitan Teknologi Indonesia.
 
PT PAL Indonesia (Persero) juga menampilkan beberapa produk unggulan sejalan dengan hasil yang dicapai, berupa prototype berbagai jenis produk kapal perang yang telah dibangun dan innovasi teknologi yang akan dikembangkan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam alih teknologi yaitu mulai dari tipe : Fast Patrol Boat 57 Meter, Kapal Cepat Rudal 60 mater (KCR-60), Landing Platform Dock 125 meter (LPD-125), SSV 120 Meter, sebagai pengembangannya, dan Submarine DSME 209, serta kemampuan Harkan berbagai jenis kapal sampai 50.000 DWT. Beberapa produk kapal seperti Kapal Tanker yang dihasilkan didukung oleh penggunaan mesin las otomatis (Weldcare) ini serta innovasi pembangunan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR-105) dengan system modul.




Sumber : PAL

Panglima TNI Terima Bintang Kehormatan Brunei

BRUNEI-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Hardiono Saroso, Asintel Panglima TNI Laksda TNI Amri Husaini, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan dan Aslog Panglima TNI Marsda TNI Karibiyama serta Kapuskersin TNI Laksma TNI Suselo menerima BintangKehormatan Darjah Paduka Keberanian Terbilang Yang Amat Gemilang (DPKT) dari Sultan Haji Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam, Kamis (14/8/2014).

Menurut siaran pers Kadispenum Puspen TNI,Kolonel Inf Bernardus Robert, penganugerahanini diberikandalam rangka pPringatan Hari Keputraan/Hari Puja Usia (Hari Ulang Tahun) ke-68 Keputraan Sultan Haji Hassanal Bolkiah, yang diawali dengan upacara kehormatan.




Sumber : Jurnas

Latma Elang Malindo XXV Tahun 2014

KUANTAN-(IDB) : Pada hari ini Kamis (14/08) telah dilaksanakan upacara pembukaan Latma Elang Malindo XXV Tahun 2014 di Pangkalan Udara Kuantan Malaysia, pada upacara ini sebagai Irup Pangops TUDM Udara Lt jen Dato’ Sri Ackbal Bin Hj Abdul Samad didampingi oleh Asops Kasau Marsda Sudipo Handoyo. Adapun rangkaian upacara diikuti oleh perwakilan TNI AU dan TUDM serta dihadiri oleh Kadispamsanau, Kadispotdirga, Wadankorpaskhas, dan Danlanud Ats. 


Pada upacara pembukaan tersebut Pangops TUDM dan Asops Kasau melaksanakan pemeriksaan pasukan dilanjutkan dengan membacakan sambutan dimana Pangops TUDM terlebih dahulu membacakan sambutan, setelah itu Asops Kasau membacakan sambutan Kasau. Selesai membacakan sambutan masing-masing pejabat menyematkan badge Dirlat dan Wadirlat, dilanjutkan penekanan remote control peledakan TNT sebagai tanda di bukanya latma secara resmi. 


Pada upacara pembukaan kedua pejabat menyampaikan tentang Kegiatan Latma Elang Malindo XXV Tahun 2014 mempunyai nilai yang sangat strategis bagi TNI AU dan TUDM sebagai sarana dalam menjalin kerja sama dan meningkatkan kualitas personel serta memantapkan koordinasi dalam pelaksanaan operasi udara antara kedua Angkatan Udara. 


Kita telah melaksanakan latihan bersama sebanyak 24 kali, oleh karena itu berbekal pengalaman tersebut, pada latihan Elang Malindo ke XXV ini saya berharap didapatkan hasil yang lebih baik. Peningkatan kemampuan personel dan mantapnya hubungan persahabatan, serta kerjasama yang selama ini telah terjalin, akan menjadi lebih memperkokoh saling pengertian dan rasa saling percaya antara TNI AU dan TUDM. 


Sebagai Negara tetangga, kita tidak akan terlepas dengan kepentingan untuk selalu berhubungan satu dengan lainnya dalam menciptakan rasa aman dan tentram untuk kepentingan bersama. Marilah kita ciptakan untuk hidup bersama dan saling mengisi demi terciptanya keamanan di kawasan Asia Tenggara pada umumnya dan di kawasan kedua negara pada khususnya. 


Selesai upacara pembukaan Irup bersama tamu undangan melaksanakan refreshment di Ruang VIP PU Kuantan dilanjutkan penyerahan cindera mata. Sebelum kembali ke Jakarta rombongan memeriksa kesiapan Posko Latma baik Posko Kodal maupun kesiapan pelaku.




Sumber : TNI AU

Misteri Alutsista Indonesia (2)

JKGR-(IDB) : KPK tidak mungkin bisa & tidak mungkin diperbolehkan untuk meng-audit TNI & Kemenhan secara institusi yang sifatnya terkait dengan pertahanan NKRI. Karena kalau itu dilakukan sama saja menelanjangi Republik ini di depan umum. Banyak rencana-rencana strategis pertahanan yang benar benar tidak boleh diketahui oleh sipil. 

Bahkan di Kemenhan maupun Mabes TNI sekalipun jalurnya dilakukan secara berjenjang. Intinya, bahkan tidak semua petinggi TNI bisa mengetahui seluruh sistem pertahanan negara kita. Begitu juga di Kemenhan tidak semua sistem rencana strategis bisa diketahui dengan mudah. Bahkan menyebut senjata-senjata strategis saja menggunakan kata-kata Sandi tertentu, baik masih dalam masa perencanaan, penelitian, tender, dan lain sebagainya.


Saat ini TNI sudah sangat jauh berbeda saat masa orde baru dulu. Sekarang internal audit ditubuh TNI sangat ketat, ditambah lagi ada beberapa lembaga negara yang juga ditugaskan untuk mengaudit seluruh pengeluaran TNI yang tentu saja dilakukan dengan sangat rahasia. Susah mengatakan jika budget pertahanan yang diumumkan ke khalayak umum ketika tidak sesuai dengan apa yang terlihat langsung dikatakan terjadi korupsi. Karena banyak aktifitas-aktifitas pertahanan yang memang terlarang untuk terpublikasikan dalam bentuk apapun. 

Misalkan jika TNI melakukan aktifitas spionase yang ruang lingkupnya sangat luas & memerlukan biaya besar dengan resiko yang juga besar. Negara kita memiliki atase-atase pertahanan maupun agen-agen khusus hampir disemua negara kuat diseluruh dunia. Tidak ada satupun kejadian yang terlewatkan oleh “Radar” pengamatan negara kita. Begitu juga kita memiliki sistem senjata yang di “titipkan” di sejumlah negara, maupun perjanjian pertahanan dengan negara-negara tertentu.


Satu contoh saja, tidak ada satu negara pun yang hingga saat ini yang bisa membaca kekuatan pertahanan NKRI dengan benar. Negara2 kuat bahkan hanya bisa meraba-raba berapa jumlah pesawat tempur yang dimiliki Republik ini? Berapa jumlah kapal selamnya? Berapa jumlah misil nya & jenis apakah yang digunakan? Sejauh apa teknologi pertahanan yang sudah diterapkan oleh Republik ini? Bahkan berapa jumlah pasukan tempur reguler yang sebenarnya? 

Dan masih banyak lainnya. Walaupun sebagian pengamat mengatakan bahwa di era keterbukaan teknologi saat bisa dengan mudah mengetahui anatomi pertahanan setiap negara, nyatanya hal itu tidak terbukti. Karena kalau itu benar, tidak mungkin banyak negara seperti Australia, Malaysia, Singapura, Inggris, bahkan Amerika Serikat sekalipun begitu paranoid tentang kekuatan militer NKRI.


Sekali lagi sebaiknya KPK mengkaji ulang rencana audit ditubuh TNI, demi kebaikan bangsa kita.

Saat ini kami di TNI tidak takut terhadap musuh yang ingin perang terbuka, karena TNI siap menghadapinya. Justru yang ditakutkan adalah musuh yang menggerogoti dari dalam, seperti separatisme, dll, yang sifatnya kasat mata & sulit untuk langsung dihadapi dengan laras senapan. Salam NKRI.




Sumber : JKGR

KRI Bung Tomo Berlabuh Di Civitavecchia Italia

ROMA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo bernomor lambung 357 berlabuh di pelabuhan Civitavecchia pada tanggal 11 Agustus yang berjarak satu jam dari Kota Roma, Italia.

Selama berlabuh, kapal tersebut melakukan pengisian bahan bakar dan awak kapal melakukan pertemuan dengan beberapa pihak terkait di Italia, demikian Pensosbud KBRI Roma Nindarsari Utomo kepada ANTARA London, Rabu.

Kedatangan kapal TNI AL tersebut disambut baik Komandan Angkatan Laut Italia di Civitavecchia Col Giuseppe Tarzia beserta jajarannya, mengingat selama ini telah terjadi hubungan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Italia di bidang persenjataan di mana beberapa alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia dibeli dari industri strategis Italia.

Dubes RI di Roma August Parengkuan secara resmi menyambut kedatangan KRI Bung Tomo dan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat khususnya Komandan Angkatan Laut Civitavecchia serta Wali Kota Civitavecchia Ing Cozzolino atas sambutan dan penerimaan terhadap kedatangan KRI Bung Tomo di Italia.

Menurut Dubes, pembelian kapal tersebut merupakan kebutuhan minimal untuk memenuhi alutsista pemerintah Indonesia untuk menjaga kedaulatan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada kesempatan ini hadir pula Dubes RI di Vatikan, Walikota Civitavecchia, Komandan Pelabuhan Civitavecchia, dan jajaran angkatan laut Italia, Guarda di Finanza, wakil dari industri strategis radar Italia (Finnmeccanica), wakil dari Asosiasi Persahabatan Indonesia-Italia, pejabat Indonesia yang bertugas pada Food and Agriculture Organization (FAO), dan pejabat KBRI Roma.

KRI Bung Tomo yang dipimpin Kolonel (Laut) Yayan Sofyan, lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1993 meninggalkan Italia pada Rabu ini pada pukul 09.30 pagi waktu setempat untuk melanjutkan perjalanan ke Indonesia.



Sumber : Antara

150 Pesawat TNI AU Akan Meriahkan HUT TNI 2014

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara hanya memamerkan 32 pesawat tempur jenis terbaru yang dimiliki saat HUT ke-69 RI nanti. Namun dalam peringatan HUT TNI pada 5 Oktober nanti, TNI AU rencananya akan memamerkan 150 pesawat tempur.

“150 Pesawat (tampil) pada Oktober nanti. Itu TNI AU saja. Angkatan yang lain (saya) tidak tahu,” ujar Kasubdit Penum TNI AU, Kol Pnb Agung Sasongkojati, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Agung merinci, dari 150 pesawat itu di antaranya jet tempur 5 jenis sebanyak 50 pesawat, 6 jenis pesawat transpor, dan 3 jenis helikopter.


“Nanti September, 16 pesawat tempur F16 Fighting Falcon datang, akan memperkuat,” jelasnya.


Agung juga mengatakan, seluruh pesawat tempur yang dipamerkan di hadapan Presiden SBY pada HUT RI nanti merupakan pesawat baru. Pengadaan jet-jet tempur itu bagian dari modernisasi alutsista TNI dalam rangka mencapai target minimum essential force (MEF) TNI AU.


Pesawat-pesawat itu, kata Agung, memerlukan pemeliharaan khusus dari vendor-vendor suku cadang khusus.


“Banyak pesawat yang baru, yang serviceable. Sangat sulit, tidak mudah untuk menyiapkan pesawat-pesawat seperti ini untuk kegiatan seperti HUT RI ini. (Latihan) Ini termasuk istimewa,” jelasnya.


“Karena kalau ada trouble pesawat, kalau enggak cepat diperbaiki bisa makin parah. Banyak sistem pesawat dengan high pressure. Jadi maintenance-nya harus spesial,” sambung Agung.

Hari ini TNI AU menggelar latihan flypass untuk persiapan peringatan HUT RI mendatang. 32 Pesawat tempur yang akan manuver di atas Istana Negara nanti dikeluarkan dalam latihan ini.


Mission Director Flypass TNI AU Kol Pnb Widiyargo Ikoputra mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan selama dua minggu. Satu minggu latihan digelar di skuadron masing-masing, dan seminggu lagi latihan gabungan bersama di Halim.

“Semuanya akan terbang dari Halim. Pertama itu Sukhoi diikuti F16 Fighting Falcon, terus Hawk 100/200 diikuti dibelakangnya T50i Golden Eagle,” jelas Komandan Wing Skuadron 3 Madiun ini.




Sumber : Detik

US Navy Akan Uji Coba Senjata Laser Untuk Hadapi Drone

WASHINGTON-(IDB) : Senjata laser kompak namun powerfull yang dikembangkan oleh Raytheon akan segera diintegrasikan pada kendaraan High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV), untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengalahkan drone, dan juga sebagai bagian dari upaya peningkatan kemampuan pertahanan udara Korps Marinir AS.



Laser Raytheon pada HMMWV

Kantor Penelitian Angkatan Laut AS (ONR-US Navy) sebelumnya telah menggelontorkan dana sebesar USD 11 juta kepada Raytheon untuk mengintegrasikan sistem senjata laser taktis menjadi senjata laser yang berbasis kendaraan, yang mampu mengalahkan ancaman terbang yang rendah seperti drone. Demonstrasi di lapangan yang rencananya akan dilaksanakan oleh ONR dan Raytheon akan mengintegrasikan sistem senjata laser jarak pendek pada kendaraan HMMWV (HMMWV sering juga disebut dengan Humvee).
 

Ketika proses pengintegrasian sudah rampung, rencananya di masa depan sistem laser ini akan disebarkan pada kendaraan Joint Light Tactical Vehicle (JLTV). Beberapa komponen dari sistem telah diuji coba di bawah program ‘Ground Based Air Defense (GBAD) Directed Energy On-the-Move Future Naval Capabilities,’ yang mendemonstrasikan fungsi deteksi dan kontrol tembak, dengan compact phased array radar yang mampu mendeteksi dan melacak drone dari semua ukuran.
 

Selanjutnya, para peneliti akan menguji seluruh sistem laser terhadap target dengan menggunakan laser 10kw, sebagai batu loncatan untuk laser 30kw. Pihak Raytheon sendiri berjanji akan menyediakan senjata laser dengan daya output minimal 25kw. Menurut ONR, sistem laser 30kw diharapkan akan siap pengujian lapangan pada tahun 2016. Pengujian ini akan mengevalusi proses intersep secara lengkap, mulai dari deteksi dan pelacakan hingga penembakan, tingkat kehancuran pertempuran, dan semua hal berbasis sensor dan efektor yang terintegrasi pada kendaraan.


Phalanx Laser Raytheon"Solusi laser Raytheon akan menghasilkan out put daya tinggi namun dari sistem yang kecil dan ringan, cocok untuk platform mobile," kata Bill Hart, wakil presiden Raytheon Space Systems dikutip dari laman resmi Raytheon.
 

Dengan banyaknya dan semakin canggihnya drone saat ini, Korps Marinir AS mengharapkan sistem laser mobile ini akan semakin meningkatkan kemampuan bertahan dari musuh yang mencoba melakukan pengintaian, pengawasan dan serangan udara dengan menggunakan drone.
 

Raytheon adalah perusahaan industri dan kontraktor pertahanan utama Amerika Serikat yang berkonsentrasi pada pengembangan dan produksi peralatan dan senjata militer, dan elektronik komersial. Lebih dari 90 persen pendapatan Raytheon didapatkan melalui kontrak pertahanan. Raytheon juga merupakan produsen rudal terbesar di dunia.




Sumber : Artileri

Indonesia`s Aviation Manufacturer Secures Orders To Build 100 N219 Aircraft

JAKARTA-(IDB) : The Indonesian aviation manufacturing company PT DI has received orders for the production of 100 N219 aircraft, Research and Technology Minister Gusti Muhammad Hatta stated.
 
"PT DI in cooperation with LAPAN is building N219s. Four aircraft of that type will be assembled and completed by April 2015," the minister noted here on Tuesday.
 
PT DI is manufacturing the aircraft in cooperation with other agencies apart from the National Aeronautics and Space Agency (LAPAN).
 
Besides LAPAN, the Indonesian aircraft manufacturer has also involved the Ministry of Research and Technology, the Agency for Assessment and Application of Technology (BPPT), and the Ministry of Industry.
 
So far, PT DI has received orders for the construction of 100 N219 aircraft from a national airline, he reported.
 
For the construction of the N219 aircraft, PT DI created airplane mock-ups, prepared material, and the required specifications to make flight engineering models and simulators.
 
LAPAN has the task of working on the design and development of the N219 aircraft. 
 
A total of 28 researchers had worked with the Indonesian airplane industry, which was launched on March 12, 2014, especially in the fields of avionics, electronics, propulsion, engineering, flight simulators, aerodynamics, and structural analysis, according to information from PT DI. 
 
In this project, BPPT had conducted assessment of the aircrafts aerodynamics and structure.
 
The Ministry of Industry has developed the support industries and has created industrial clusters for the production of the N219 aircraft.
 
The N219 aircraft were designed by Indonesians and were developed with about 60 percent indigenous technology, Industry Minister M.S. Hidayat earlier stated.




Source : Antara

Russia Cancels Syrian S-300 Deal

MOSCOW-(IDB) : The S-300 air defence systems that Syria ordered from Russia will probably now be scrapped after the cancellation of the deal, Konstantin Buryulin, the deputy director of the Federal Service for Military-Technical Cooperation, told the Interfax-AVN military news agency.


"This decision [to cancel the deal] was made under the relevant UN sanctions by our political leadership," the 11 August report quoted Buryulin as saying. "If the equipment does not find an appropriate application, it will be disposed of."


Russia has used its Security Council veto to prevent the imposition of a UN arms embargo on Damascus and has admitted delivering some S-300 components to the Syrians. However, the deal was put on hold after it brokered the agreement under which Damascus surrendered its chemical weapons.


"We have delivered separate components, but the whole delivery has not been completed and for the moment we have suspended it," Russian President Vladimir Putin said in September 2013.


Meanwhile, Iran continues its attempts to persuade Moscow to resurrect the S-300 deal that was cancelled after a UN arms embargo was imposed on the Islamic republic in 2010.


"Iran considers the S-300 contract to be still active because the sanctions that were introduced under UN Security Council Resolution 1929 do not cover the S-300 contract," Interfax quoted Iran's ambassador to Russia as saying in July.


"Representatives of our defence ministry have repeatedly held talks with their partners in Russia. I think they have good mutual understanding. I hope that we will receive an S-300 or a more modern system."




Source : Jane's

Berita Video : Speed Your Flag, Pesan Kemerdekaan Dari Jerman

UNTERLUSS-(IDB) : 3 hari jelang HUT Kemerdekaan RI ke 69, semarak merah putih telah mewarnai seantero negeri. Para prajurit kita di luar negeri pun tak mau kalah. Seperti yang dilakukan para prajurit Kavaleri yang tengah berlatih menundukan sang Leopard 2 di Unterluss Jerman ini.  Merah putih terpancang teguh di hati dan Tank yang mereka kemudikan.

Mereka kemudian membuat pesan untuk publik Indonesia melalui video yang dikirim ke redaksi ARC. Meski terlihat sederhana, pesannya sungguh jelas. Sang saka Merah Putih tak akan terlupa meski tengah jauh di negeri orang. Video yang dibuat pun cukup profesional dan menggugah. Tak usah banyak bicara lagi, kita nikmati saja videonya berikut ini.






Sumber : ARC

Berita Video : Fly Pass Pra Upacara 17 Agustus

JAKARTA-(IDB) : Berikut Penampakan Pesawat TNI dalam latihan Fly Pass gladi bersih untuk Acara Hari Kemerdekaan Indonesia Ke 69 pada Hari Minggu nanti.

Telihat 4 jenis yang terdiri dari 10 T50i, 6 Hawk 109/209, 8 F16 A/B/C/D, 8 Su 27/30 Pesawat TNI AU melalang buana di angkasa Jakarta, berikut liputannya : 






Sumber : Youtube

Dua Jurnalis Perancis Resmi Tersangka

Melanggar Aturan Keimigrasian

PAPUA-(IDB) : Kepolisian Indonesia mengatakan, dua orang warga Prancis yang ditangkap di Wamena, Papua, Kamis (07/08), telah ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar aturan keimigrasian.

Menurut polisi, Thomas Dandois, berusia 40 tahun, dan Valentine Bourrat, 29 tahun, datang ke Indonesia dengan visa kunjungan, namun mereka disebut melakukan kegiatan lain, termasuk jurnalistik.

Polda Papua mengatakan, Kantor Keimigrasian di Papua telah menetapkan dua orang itu sebagai tersangka.

"Tersangka untuk pelanggaran kasus keimigrasian yaitu menyalahgunakan dokumen perjalanan yaitu paspor dan visa," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (14/08), sore.

Sampai Kamis sore, menurutnya, dua orang warga Prancis itu masih ditahan di Kantor Imigrasi Jayapura.

Polda Papua, menurut Sulistyo, masih mendalami kemungkinan dugaan keterlibatan dua orang jurnalis Prancis itu dengan kelompok separatis di Papua.

Sejumlah pemberitaan menyebutkan, dua warga Prancis yang bekerja untuk Stasiun TV Arte di Prancis ini semula mengaku sebagai turis, tetapi setelah dimintai keterangan mereka mengaku sebagai wartawan.

Keterangan polisi menyebutkan, mereka bertemu, mewawancarai, dan mengambil gambar sejumlah orang di Papua yang belakangan disebut sebagai anggota kelompok separatis. 


Menuntut dibebaskan  

Kelompok pembela wartawan, Reporters Without Borders, RWP telah mengecam penangkapan dua orang jurnalis tersebut dan menuntut agar mereka segera dibebaskan.

Menurut RWP, Thomas Dandois sebagai wartawan memiliki "integritas dan kejujuran". Dia juga pernah ditahan di Nigeria pada 2007 karena meliput aktivitas kelompok separatis Tuareg.

Dandois dikenal pula sebagai wartawan yang pernah meliput di wilayah konflik seperti Somalia, Burma, Kosovo, Darfur dan jalur Gaza.

Anggota Dewan Pers, Nezar Patria mengatakan, pihaknya telah dihubungi Kedutaan Prancis di Jakarta dan RWP yang menyatakan bahwa dua orang itu adalah wartawan.

"Kita juga sudah mengirim surat untuk meneruskan pemberitahuan dari Kedutaan Prancis, RWP dan juga dari kantor mereka bekerja, yang menyatakan keduanya adalah jurnalis," kata Nezar Patria kepada BBC Indonesia.

Dewan Pers, menurut Nezar, juga menuntut agar mereka segera dibebaskan. "Dan kalau ada pelanggaran UU Keimigrasian, sebaiknya dia dipulangkan dan tidak ditahan," katanya.

Sejumlah kasus kekerasan kembali muncul di Papua belakangan ini, yang korbannya meliputi pihak sipil, anggota polisi dan TNI serta kelompok separatis bersenjata.

Pemerintah Indonesia melarang jurnalis asing meliput di wilayah Papua dengan alasan keamanan mereka sendiri.




Sumber : BBC