Pages

Senin, Agustus 11, 2014

Journey Of KRI Bung Tomo


KRI Bung Tomo dari Inggris menuju Indonesia





Jadwal Perjalanan KRI Bung Tomo dari Inggris ke Indonesia, (hingga posisi kapal hari ini).


Port Arrival (LT) Departure (LT) In Transit
IT CIVITAVECCHIA (UTC+2) 2014-08-11 07:51:00

ES MALAGA (UTC+2)
2014-08-09 08:19:00
ES MALAGA (UTC+2) 2014-08-07 08:24:00

GB PORTLAND UK (UTC+1)
2014-08-03 10:34:00
GB PORTLAND UK (UTC+1) 2014-07-31 17:15:00

GB PORTLAND UK (UTC+1)
2014-07-31 08:20:00


JKGR-(IDB) : Korvet KRI Bung Tomo Class dalam perjalanan dari Inggris ke Indonesia,yang akan singgah dulu di Spanyol. KRI ini dibekali beragam senjata yang terbilang canggih: Kanon reaksi cepat Super Rapid OTO Melara kaliber 76 mm, 4 rudal anti kapal MBDA MM40 Exocet Block II, 16 rudal SAM MBDA (surface to air missile) Mica, dua peluncur torpedo triple BAE Systems kaliber 324 mm, dua kanon PSU (penangkis serangan udara) DS 30B REMSIG 30mm buatan MSI Defence, dan perangkat perang elektronik Thales Sensors Cutlass 242. korvet ini dibekali deck helipad untuk didarati heli AKS sekelas S-70B Seahawk, meski tanpa dibekali fasilitas hangar.




Sumber : JKGR

Jenderal Moeldoko Canangkan Zona Bebas Korupsi Lingkungan TNI

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi para Kepala Staf Angkatan bersama sejumlah perwira tinggi (Pati) Mabes TNI, angkatan mendeklarasikan dan menandatangani piagam 'Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi di Lingkungan TNI'.

Penandatanganan piagam itu disaksikan langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, Ketua Ombudsman RI Danang Garindrawardana.

"Pada hari ini, Senin 11 Agustus 2014 saya Jenderal Moeldoko selaku Panglima TNI mencanangkan pembangunan zona integritas menuju bebas dari korupsi di lingkungan TNI," ujar Moeldoko pada acara pencanangan di Aula Gatot Subroto, Jakarta, Senin (11/8/2014).

Penandatanganan ini dilakukan untuk mempercepat pemberantasan korupsi sesuai Inpres nomor 5 tahun 2004. Selain itu, TNI ingin memberikan pemahaman dalam membangun zona bebas integritas untuk mewujudkan WBK (wajib bebas korupsi).

Sedangkan secara khusus penandatanganan dokumen pakta integritas, yakni untuk pemenuhan kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), pemenuhan akuntabilitas kerja dan pemenuhan kewajiban pelaporan keuangan.

Kemudian, penerapan disiplin TNI/PNS, penerapan kode etik khusus, penerapan kebijakan pelayanan publik, penerapan whistleblower system tindak pidana korupsi, rektuitmen secara terbuka, promosi jabatan dan mengukur kinerja individu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta keterbukaan informasi publik.

Laporan keuangan TNI telah dinilai secara periodik oleh BPK RI TA 2012 mendapat predikat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP DPP). Sejalan dengan upaya perbaikan yang telah dilakukan TNI, pada tahun 2013 TNI mendapat predikat WTP.

Salah satu indikator penilaian bidang pengawasan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 14 tahun 2014 tentang pedoman evaluasi reformasi birokrasi instansi pemerintah tentang pembangunan zona integritas. Pelaksanaan penilaian secara internal oleh TNI dan eksternal oleh Kementerian PAN dan RB.

"Untuk itu saya perinahkan seluruh unsur pimpinan untuk memaknai pencanangan ini menjadi titik tekan pembinaan baik di lingkup satuan tugas operasi maupun pendidikan. Unsur inspektorat untuk meningkatkan pengawasan internal dalam pengawasan pelaksanakan kegiatan," tegasnya.
 
Panglima TNI : Pengadaan Senjata Adalah Rahasia Negara

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko melakukan deklarasi Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi di Lingkungan TNI di Mabes TNI, Senin (11/8).

Hadir pula dalam acara tersebut, Ketua KPK Abraham Samad, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, dan Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana


Moeldoko menerangkan, pakta integritas tersebut mula-mula akan direalisasikan melalui sejumlah program. Program-program tersebut menurut dia, di antartanya adalah e-procurement di bidang pengadaan barang dan jasa, e-recruitment dalam pemenuhan SDM, pembentukan unit Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta intensifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LKHPN).


Meski begitu, Moeldoko memberi pemahaman bahwa TNI berbeda dengan lembaga negara lain. Dia mencontohkan, tidak semua pengadaan barang bisa terbuka, terutama dalam hal pengadaan persenjataan. “Itu memiliki nilai rahasia, kalau diobral ke market bisa repot,” ujar Moeldoko.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen M Munir, serta para unsur pimpinan TNI dari berbagai satuan. 



Sumber : SCTV

Fly Pass Pesawat Tempur TNI AU Dan Balance Of Power Dengan Australia

YOGYAKARTA-(IDB) : Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia usai upacara Peringatan ke-67 Hari Bhakti TNI Angkatan Udara di Kesatrian AAU Yogjakarta, Kamis (7/8/2014) menyatakan bahwa pada peringatan HUT RI ke-69 tanggal 17 Agustus 2014, TNI AU akan melakukan fly pass (terbang lintas) diatas panggung kehormatan.


Fly Pass akan dilakukan oleh  32 pesawat TNI AU dalam dua formasi besar.  Flight kesatu terdiri dari formasi  10 pesawat tempur latih  T-50 Golden Eagle asal Korea dan 6 pesawat tempur ringan  Hawk 100/200. Sementara flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 versi lama  dan termasuk 3 pesawat yang baru tiba, hibah dari pemerintah AS, F16 blok C/D 52ID, juga gabungan dari  8 pesawat Sukhoi-27/30. Dengan demikian maka  masing-masing flight akan terdiri  terdiri dari 16 pesawat, dimana jumlah masing-masing formasi merupakan kekuatan satu skadron udara.


Terbang lintas tersebut merupakan sebuah pertanggung jawaban TNI AU sebagai abdi negara dalam mempertahankan kedaulatan di udara. Dimana pemerintahan Presiden SBY telah menambah kekuatan pesawat latih dan tempur udara. Dalam fly pass akan ditampilkan berbagai pesawat produk dari  empat  negara. Pesawat T-50 tempur taktis adalah pesawat terbaru buatan Korea Selatan, pesawat Hawk 100/200 buatan Inggris, pesawat F-16 buatan Amerika Serikat dan pesawat Sukhoi 27/30 buatan Rusia. Dengan demikian maka dari pengalaman pahit di masa lalu soal embargo, kini TNI AU menjadi lebih fleksibel dan akan selalu mampu melaksanakan pertahanan udara apabila terulang kembali kasus embargo.


Terkait dengan datangnya alutsista TNI AU yang baru dan kesiapan penerbangnya, Kasau mengatakan, paralel dengan penambahan pesawat sudah disiapkan dan di programkan jumlah pesawat serta penerbang dan pelatihnya sehingga pesawat yang ada akan siap operasional, paling tidak 75 persen harus siap operasi dan 25 persen untuk perawatan.


Kasau mengharapkan, paling tidak 40 penerbang dapat dihasilkan dari setiap angkatan sekolah penerbang dengan masukan dari sekolah penerbang PSDP dan AAU serta lulusan sekolah penerbang dari negara sahabat di luar negeri seperti Amerika Serikat.


Menyiapkan seorang penerbang tempur bukanlah pekerjaan mudah, jenjang pendidikannya bertingkat dan selalu seorang penerbang harus siap baik dalam masalah kesehatan, skill maupun sikap mentalnya. Semakin canggih sebuah pesawat tempur, maka dibutuhkan skill penerbang yang semakin tinggi. Oleh karena itu dengan penambahan 102 pesawat bermacam jenis dalam dua renstra, maka kebutuhan penerbang sekaligus para ground crew menjadi tugas berat dan mutlak yang sukses disiapkan oleh para pimpinan TNI AU.


Kabinet Indonesia Bersatu Jilid-II dibawah Presiden SBY yang memutuskan meningkatkan kemampuan militer (TNI) dalam konsep MEF yang akan dilaksanakan melalui rencana strategis 5 tahunan. Kementerian Pertahanan  optimis pencapaian kekuatan pokok minimal (MEF) lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan. Jika awalnya pencapaian MEF akan tercapai pada 2024, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin MEF bisa tercapai pada 2019. "Awalnya pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019)," kata Menhan.


Walaupun jumlah skadron masih dapat dikatakan belum memenuhi kebutuhan pertahanan secara penuh dibandingkan dengan luas wilayah, tetapi dengan penambahan kekuatan pesawat tempur unggulan, TNI AU sudah mampu melindungi wilayah kedaulatan dari penerbangan gelap serta ancaman udara. Penggelaran kekuatan dapat dilakukan merata baik di wilayah Indonesia Barat, Tengah maupun Timur.


Balance Of Power Dengan Australia


Kini Indonesia sudah dalam taraf selangkah lebih maju, bangkit berdiri tegak sejajar dengan negara tetangga. TNI AU sudah memiliki Flanker Family, SU-27SKM dan SU-30MK2 disamping Fighting Falcon F-16. Untuk Su-27 dirancang sebagai pesawat interceptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, masuk generasi ke-4, menjadi saingan utama pesawat tempur buatan Amerika Serikat (F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Sementara Sukhoi-30 (Flanker C)  adalah pesawat tempur multifungsi generasi ke-4+, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat.


Dari pengalaman perbandingan kekuatan, kini TNI AU bisa berbangga diri, dimana alutsista tempur yang dimiliki telah mampu mengimbangi negara-negara tetangga, dan bahkan dalam kondisi terkini Sukhoi TNI AU sempat membuat kejutan di Australia. Saat TNI AU mengikuti latihan bersama Pitch Black 2012, pemerintah Australia, khususnya RAAF merasakan kegundahan dan keterkejutan, dimana Su-30 TNI AU ternyata lebih unggul dibandingkan F-18F Super Hornet hampir disemua lini.  (Baca ; "Australia makin Gundah dengan Modernisasi Alutsista TNI AU",  Dari hasil latihan tersebut,  Australia kini telah memutuskan akan membeli  58 buah pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter.


Dari keputusan tersebut, ternyata The Business Spectator, media di Australia masih tetap juga meragukannya. Dikatakan, bahwa Indonesia bisa sewaktu waktu membeli Su-35 atau juga nanti pesawat tempur generasi kelima PAK-FA T-50. Apabila tidak membeli F-35, maka Australia akan menjumpai masalah besar. Para pengamat militer di Australia menyatakan bahwa dalam memegang slogan RAAF  (first look, first shoot, first kill), para pejabat Australia harus berjuang keras.


Lebih jauh analis Bisnis Spectator menyatakan, "Sebagai contoh, F-35 JSF (Joint Srike Fighter) dapat beroperasi secara efektif hanya untuk ketinggian maksimal sekitar 40.000 feet (walau masih bisa beroperasi lebih tinggi tetapi kalah di tingkat yang lebih tinggi). Sebaliknya, Sukhoi dapat beroperasi pada kapasitas penuh di tingkat yang jauh lebih tinggi dan dengan kelebihan dan keuntungan, mereka memiliki sistem dan senjata yang bisa meruntuhkan sebuah JSF Australia sebelum mereka memiliki kesempatan menerapkan slogannya." Ditegaskan oleh BS bahwa tidak ada pertempuran udara yang diperlukan. Pesawat Australia sudah runtuh sebelum bertempur, karena disergap jauh sebelum dia menyadarinya.


Jalan keluar terbaik yang disarankan adalah apabila Australia (RAAF) memiliki F-22 Raptor atau teknologi Raptor yang diterapkan pada pesawat tempur pilihan yang dipilih. Yang menjadi masalah, Amerika tidak mengijinkan F-22 dijual kepada negara lain selain untuk kepentingan pertahanan dalam negerinya. Dengan demikian walau kini Australia akan membeli 58 buah F-35 yang akan diterima pertama tahun 2018, BS masih meragukan, karena tinggal selangkah lagi Indonesia bisa memiliki Sukhoi-35.


Karena belum adanya pilihan lain, mengingat Indonesia kini sudah memiliki Sukhoi  yang mampu mendikte Super Hornet mereka, pemerintah Australia  meyakinkan masyarakatnya. PM Abbott saat mengumumkan keputusan pembelian F-35 menurut SMHU (23/4/2014) menyatakan, "The fifth-generation F-35 is the most advanced fighter in production anywhere in the world and will make a vital contribution to our national security." Diberitakan juga keyakinan pemerintah Australia, bahwa pesawat F-35 yang akan beroperasi bersama-sama dengan pesawat tempur Super Hornet serta pesawat electronic warfare Growler akan memastikan Australia mampu mempertahankan keunggulan udara di kawasan regional.


Selain itu Australia juga memutuskan akan membeli tujuh  pesawat tanpa awak (drones/UAV) Triton MQ-4C buatan pabrik Northrop Grumman, seperti yang kini dipergunakan oleh US Navy. Menteri Pertahanan Australia David Johnston kini sedang berjuang keras untuk mendapat persetujuan kabinet agar kebutuhan pengadaan tujuh Triton sebesar US$2,5 milyar dapat terpenuhi. Triton adalah satu-satunya UAV yang bisa terbang di 20.000 meter (60.000 feet) selama 30 jam dan dapat memantau hingga seluas 40.000 kilometer persegi lautan dalam misi tunggalnya .


Triton memiliki lebar sayap 40 meter dan sensor suite akan mencakup radar 360 derajat yang kuat , seluruh elektro optik dan kamera infra merah , pelacakan sasaran dan auto motion video penuh . Versi Global Hawk juga telah digunakan sebagai simpul komunikasi untuk suara dan data untuk pasukan AS atas Afghanistan dan menurut Northrop Grumman, sebuah Triton tunggal bisa menutupi area yang sama dengan 14 sampai 21 UAV lain .


Mengapa pemikiran balance of power dengan Australia? Karena dari beberapa negara tetangga, Australia salah satu negara yang sangat paranoid apabila Indonesia meningkatkan kemampuan alutsistanya, dengan pemahaman balance of power. Australia yang menurut pengamat militer, selalu merasa sebagai Deputy Sherif AS  di kawasan Asia Tenggara, selalu menaruh curiga kepada Indonesia. Dalam buku putih pertahanannya, sebagai dasar pijakan pertahanan,  disebutkan bahwa musuhnya akan datang dari Utara, berarti jelas  dari wilayah Indonesia.


Australia beberapa waktu lalu  terbukti bersama-sama Amerika telah melakukan operasi penyadapan kepada pejabat Indonesia (termasuk Presiden SBY  dan Ibu negara). Berarti memang apabila militer strategis dan pertahanan udara kita lemah seperti saat Operasi Seroja, maka Australia kembali akan mengacak-acak wilayah Indonesia. Mereka saat itu bebas merdeka membantu Fretilin dengan melalui unsur udara tanpa terlacak. Tetapi kini TNI AU telah dilengkapi dengan Radar di wilayah Timur, yang berarti dari Barat ke Timur sudah di cover radar Kohanudnas. Australia sudah tidak bisa bebas bermain-main seperti dahulu lagi.


Dari sejarah konflik militer, Australia pernah sangat gundah saat Indonesia mempunyai TU-16 pada tahun 1961 (Operasi Trikora). Kemampuan udara strategis TNI AU mampu melintasi wilayah udaranya dan juga wilayah udara Singapura dan Malaysia. Kekuatan pembom strategis TNI AU membuat Belanda tanpa banyak ribut melepaskan Irian Barat (kini Papua). Semua adalah atas saran AS sebagai sekutunya, yang melakukan pengintaian dengan pesawat mata-mata U-2, membenarkan bahwa di Lanud Iswahyudi, Madiun terparkir pembom berat itu. Jadi kekuatan udara yang canggih bisa dipergunakan untuk kepentingan  diplomasi, lebih efektif karena adanya unsur "pressure" disitu.


Dari pembahasan singkat diatas, penulis menyarankan, dalam waktu beberapa bulan lagi akan terjadi pergantian pemerintahan. Pemikiran akan pentingnya kepemilikan alutsista yang agak mengimbangi negara tetangga sangatlah diperlukan.  Upaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum, MEF (Minimum Essential Force) pertahanan yang kini baru tercapai sekitar 40 persen penulis harapkan masih menjadi fokus kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI ke depan. Kita membutuhkan kekuatan tempur handal, tanpa itu maka negara ini tidak mempunyai bargaining power, lebih khusus lagi kita tidak punya bargaining position. Kira-kira  kesimpulannya, dibutuhkan kesinambungan kebijakan.


Pesawat Yang Akan Lakukan Fly Passs :



Pesawat Tempur F-16 merupakan salah satu tulang punggung Pertahanan Udara Indonesia, tergabung di Skadron 3 (Lanud Iswahyudi, Madiun) dan Skadron-16   Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru. Kedua Skadron akan diperkuat F-16 A/B-15OCU (versi terdahulu TNI AU)  dan F-16 C/D-52ID (versi upgrade) yang baru tiba dari AS.


F-16 ID yang baru di upgrade mampu menggotong persenjataan kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, AIM-9 Sidewinder L/M/X, AIM-120 AMRAAM-C untuk penembakan “Beyond Visual Range”.


ACMI Pod serta mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh.



Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Sukhoi TNI AU adalah Su-27 MKM sebanyak 10 buah di Skadron-11, dengan dislokasi di Lanud Hasanudin, Makassar. Bentuk Su-27 dan Su-30 hampir mirip karena itu hanya satu yang ditayangkan (perbedaan utama pada warna lorengnya, Su-27 Abu-abu, Su-30 Biru).


Sukhoi Su-30 (kode NATO: Flanker-C) adalah pesawat tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996. Pesawat ini adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle Amerika Serikat, (unggul dari Super Hornet saat latihan Pitch Black 2012).  Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2. Enam buah Su-30 MK2 kini memperkuat Skadron 11, Wing-5 Koopsau-II.


Persenjataan Sukhoi TNI AU  adalah peluru kendali (rudal) Zvezda Kh-31P atau sandi NATO, AS-17 Krypton  dikenal sebagai mediun range air to surface missile. Rudal Krypton buatan Rusia ini dilengkapi sensor hybrid active-pasive guidance untuk menyergap sasaran darat maupun udara, misalnya sistem pertahanan musuh atau pesawat mata-mata seperti AWACS.  Rudal anti-radar ini bisa mematikan penjejaknya saat diserang.


Komponen tercanggih  rudal Kh-31P adalah  kombinasi 5 roket, booster dan ramjet, yang dipadukan pada sistem  roket pendorongnya (propulsi ganda). Pada tahap awal rudal ini berakselerasi menggunakan solid-fuel rocket engine, untuk mendapatkan kecepatan 1,8 mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas, digantikan 4 mesin jet pendorong, hingga mencapai kecepatan 3,5 mach. Kecepatan tinggi ini berguna untuk mengurangi resiko rudal disergap oleh anti rudal, termasuk apabila  harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan (fire control radar).


Krypton memiliki kecepatan hingga Mach 3,5, mampu terbang sejauh 110 Km. Memiliki kemampuan sea skimming, dan bisa mematikan penjejaknya. Krypton yang termasuk ke dalam keluarga ARM (Anti Radiation Missile), dapat diluncurkan dari pesawat Sukhoi-27, dan Sukhoi-30 TNI AU. Pada tahun 1988 Krypton dikembangkan sebagai jawaban terhadap pengembangan sistem pertahanan udara Patriot  dan Aegis dari AS.


Krypton memiliki panjang 5, 2 meter dengan berat 600 Kg,  tidak dibebani hulu ledak besar  hanya 90 Kg (Blast Frag). Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan kapal perang, fasilitas radar, drone , ataupun pesawat mata-mata. Karena itu maka  Krypton mendapat julukan “ The AWACS killer”.


Untuk varian Kh-31P yang dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif untuk sistem rudal anti radiasi. Bila pada versi Kh-31A jarak tembak hanya 50 km, maka pada versi Kh-31P jarak tembak ditingkatkan hingga 110 km, type Kh-31PKM jarak tembaknya 200km.  Hingga kini KH-31P masih diandalkan oleh AU Rusia, Cina, India, Venezuela, Kuba, Suriah, Vietnam dan kini Indonesia. Ini hanyalah adalah salah satu senjata Sukhoi yang diketahui, masih ada beberapa lagi yang tidak dipublikasikan.


Pesawat T-50i Golden Eagle memberikan total sistem pelatihan lanjutan yang akan menjembatani kesenjangan antara pelatihan terbang dasar kepada pesawat tempur dengan kinerja tinggi. Ini adalah pesawat latih yang akan memperkenalkan kepada para penerbang generasi baru pesawat tempur yang modern dan canggih.


T-50 adalah pesawat produksi perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) yang dalam proses pembuatannya pembiayaanya 13 persen dibiayai oleh   Lockheed Martin (AS) , 17 persen oleh  KAI  dan sisanya, 70 persen ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan. T-50 telah dikembangkan lebih lanjut menjadi pesawat  aerobatic (T-50B, digunakan tim aerobatik AU Korea Selatan/ ROKAF).


Varian T-50A untuk latih lanjut, T-50B untuk LIFT (lead-in fighter trainer) yang disebut juga FA-50 oleh Republic of Korea Air Force (RoKAF), yaitu multirole fighter mirip dengan multirole KF-16 (F-16 versi Korsel).    Negara lain yang memesan T-50A adalah Irak, Polandia, Spanyol dan Philipina.


Pada awalnya pesawat ini lebih dikenal dengan KTX-2 pesawat latih dan tempur ringan yang diproduksi dan diperuntukan bagi Republik of Korea Air Force (ROKAF). Pesawat latih supersonik seharga US $21 juta dolar (tahun 2008) ini menjanjikan banyak fitur canggih didalamnya.  Pesawat ini juga sebagian akan dipergunakan sebagai pesawat aerobatic, (Jupiter Aerobatic Team). Dalam kondisi khusus, Golden Eagle juga akan dipergunakan sebagai pesawat serang ringan.


Pesawat ini dilengkapi dengan sistem avionik canggih seperti  Active Electronically Scanned Array (AESA) radar,  dilengkapi dengan engine General Electric F404-102 tunggal mesin turbofan lisensi diproduksi oleh Samsung Techwin, di upgrade dengan Full Authority Digital Engine Control (FADEC) sistem yang dikembangkan bersama oleh General Electric dan Korea Aerospace Industries.  T-50 juga dilengkapi dengan Honeywell H-764G embedded global positioning/ inertial navigation system dan HG9550 radar altimeter. Ini adalah pesawat latih pertama  yang memiliki fitur digital triple kontrol fly-by-wire yang maju.


T-50  juga dilengkapi dengan persenjataan General Dynamics A-50,  20 mm meriam internal. Meriam  versi tiga laras dari Vulcan M61  dengan 205 butir amunisi linkless. Misil AIM-9 Sidewinders dapat dipasang pada wing tip (ujung sayap), dan senjata tambahan lainnya dapat dipasang pada underwing. Kompatibel peluru kendali air to ground,  RUPS-65 Maverick, Hydra 70 dan peluncur roket LOGIR, CBU-58 dan MK-20 kluster bom , Mk-82, -83, dan -84 general purpose bombs.

Pesawat Tempur Hawk 100/200, yang dioperasikan TNI AU, oleh  pabrik pembuatnya British Aerospace (BAe) diberi kode tambahan angka 9 hingga  dikenal dengan seri Hawk 109/209. Hawk 109  adalah   jet tempur latih advance trainer / LIFT (Lead In Fighter Trainer). Dengan pesawat ini, pendidikan bagi pilot tempur akan lebih singkat, karena teknologi dan kemampuannya mendekati kemampuan jet tempur sejati.


Hawk 209 TNI AU yang berkursi tunggal telah  dilengkapi dengan avionic yang lebih canggih ini adalah  pesawat tempur ringan yang berkemampuan multirole. Karena sudah sangat mendekati fungsi tempur sesungguhnya,  pihak pabrik menambah radar  APG 66H adalah buatan Northrop Grumman, yang juga digunakan pada pesawat F-16A/B, serta dilengkapi dengan air refuelling probe. Selain itu pesawat latih ini dilengkapi dengan sistem navigasi LINS 300 Ring Laser Gyroscope, Air Data Sensor dan Display Processor and Mission Computer.


Sebagai jet tempur, Hawk 209 dilengkapi berbagai persenjataan. Kombinasi senjata untuk misi combat air patrol adalah gabungan dari kanon ADEN 30mm dan dua rudal AIM-9 P4 Sidewinder yang dipasang pada  wingtip. Pesawat ini juga dapat membawa peluru kendali (rudal) udara ke darat AGM-65 Maverick, udal anti kapal Sea Eagle, Torpedo, serta berbagai macam jenis bom.  Khusus untuk kanon ADEN dipasang diluar tubuh pada cantelan bagian tengah. Selain itu, karena fisiknya yang kecil, radius tempur jet ini juga terbatas. Kelemahan ini bisa diatasi  dengan dukungan pesawat tanker KC-130B


Pada awal kedatangannya, Hawk 109/209 berjumlah 40 pesawat yang terdiri dari 8 pesawat Hawk 109, 32 pesawat Hawk 209 dan ditempatkan di Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa Lanud Supadio, Pontianak dan Skadron Udara 12 Black Panthers, Lanud Roesmin Nuryadin, Pekanbaru, Riau.


Penutup


Demikian gambaran singkat serta beberapa informasi dengan data dari beberapa jenis pesawat tempur kebanggaan TNI AU yang akan melakukan terbang lintas pada saat peringatan detik-detik proklamasi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia  ke-69, tanggal 17 Agustus 2014. Fly Pass semacam ini juga pernah dilakukan pada peringatan HUT RI tahun lalu dan mendapat sambutan meriah, karena para putera terbaik insan dirgantara yang terpilih menerbangkan pesawat tempur ini juga merasa bangga memberikan bukti kepada bangsa, negara dan rakyat Indonesia.


Inilah kami, bagian dari abdi negara yang akan berjuang mempertahankan negara ini melalui wahana udara. Selamat Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-69, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi Indonesia menuju cita-cita mulianya, adil, makmur, sejahtera. Indonesia I Love You, sampai kapanpun.




Sumber : RamalanIntelijen

Persiapan TNI AU Jelang HUT RI Ke-69

Fighting Falcon Dan Golden Eagle Berangkat Ke Jakarta

MAGETAN-(IDB) : Pesawat tempur F-16 Figting Falcon dan Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle, Minggu, (10/08) berangkat ke Jakarta dalam rangka memeriahkan Ke-67 HUT RI, di Istana Negara Jakarta.


Sebanyak 20 Pesawat Tempur yang terdiri dari 12 Pesawat T-50i Golden Eagle dan 8 Pesawat F-16 Figting Falcon berangkat menuju Jakarta dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S.

Persiapan Atraksi Udara Mulai Dimatangkan

Sebanyak 8 Pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 dari Skadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin, 8 Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron 3 Lanud Iswahjudi, 10 Pesawat tempur T-50 dari Skadron 15 Lanud Iswahjudi, dan 6 pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skadron 1 Lanud Supadio dan Skadron 12 Lanud Roesmin Nurjadin selama enam hari melaksanakan kegiatan gladi kotor serta bersih Flypass di wilayah udara Daerah DKI Jakarta dan sekitarnya dalam rangka memeriahkan HUT Republik Indonesia ke-69, Senin (11/8).

Kegiatan latihan yang disaksikan langsung oleh Danlanud Halim Perdana Kusuma Marsma TNI Sri Pulung D. S.E, MMgt.,Stud, Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan T. M.D.S., Paban II Ops Sops Mabesau Kolonel Pnb Anang Nurhadi, Danwing I Lanud Halim Perdana Kusuma Kolonel Pnb Yuniarsa Aditya Permana serta Asops Kaskoopsau I Kolonel Pnb Bowo Budiarto yang dalam hal ini menjabat sebagai Dirlat


Asops Kaskoopsau I mengatakan bahwa sebanyak 537 personel terlibat dalam flypass yaitu 8 Pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 dari Skadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin, 8 Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron 3 Lanud Iswahjudi, 10 Pesawat tempur T-50 dari Skadron 15 Lanud Iswahjudi, dan 6 pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skadron 1 Lanud Supadio dan Skadron 12 Lanud Roesmin Nurjadin, 1 Helly Colibri EC-120 Skadron Udara 7 Lanud Suryadharma dan 1 Helly Super Puma NAS 332 Skadron 6 Lanud Atang Sendjaja.


Lebih lanjut Asops Kas Koopsau I menjelaskan bahwa untuk kegiatan Fly Pass di atas Istana Negara nantinya menggunakan formasi “Ärrow Head” dengan melibatkan 32 pesawat di ketinggian 1200 feet, dengan kecepatan 360 knots” jelas Asops Kas Koopsau I.


“Kepada seluruh pendukung penerbangan agar selalu mengutamakan safety dan security dalam mendukung kegiatan penerbangan sehingga tidak terjadi accident sesuai dengan harapan pimpinan”, jelas Asops Kaskoopsau I.



Sumber : TNI AU

Astros II Yon Armed I/105 Singosari

MALANG-(IDB) : Modernisasi alat utama sistem pertahanan (Alutsista) TNI AD terus dilakukan untuk penguatan pertahanan dan keamanan negara. Kemarin, Batalyon Arteleri Medan (Yon Armed I/105) Singosari, mendapatkan 26 unit kendaraan tempur (Ranpur) buatan Brasil dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
 

Rinciannya, 13 unit kendaraan taktis jenis Ran Suplai Munisi (AV-RMD), 13 unit kendaraan Ran Peluncur Roket (AV-LMU). Juga terdapat dua konteiner berisi suku cadang kendaraan dan amunisi berupa roket SS-30 dan roket SS-40. Alutsista baru itu, ditinjau langsung oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko.
 

“Ranpur peluncur roket tersebut, bisa menjangkau Kota Surabaya bila diluncurkan dari Singosari ini. Karena jarak jangkau peluncur roket yang berada di Ranpur sangat jauh antara 40-80 KM,” ujar Mayjen TNI Eko Wiratmoko kepada Malang Post, kemarin. Dijelaskannya, Alutsista baru ini sebagai bukti moderenisasi atau peremajaan alutsista TNI AD. Hal itu seiring dengan perkembangan teknologi dalam bidang persenjataan militer yang semakin maju.
 

“Alutsista yang kita miliki harus terus di-upagrade mengikuti perkembangan teknologi yang terus terjadi. Tentunya kita tidak ingin terus menerus menggunakan alutsista yang sudah tua,” terangnya.
 

Jenderal bintang dua ini menjelaskan, keberadaan alutsista yang baru ini diyakini bakal menambah gengsi nama Indonesia di mata luar negeri. Pasalnya, senjata yang dibeli tersebut sudah masuk kategori teknologi sangat tinggi. Sehingga membuat nama Indonesia dalam bidang militer terangkat di mata dunia internasional.
 

“Negara lainnya pasti ngeri melihat perkembangan alutsista yang dilakukan oleh Indonesia ini. Sehingga negara luar berpikir dua kali bila akan mengganggu kedaulatan Repulik Indonesia,” tegasnya.
 

26 alutsista yang didapat itu berasal dari Kemenhan menggunakan APBN. Selanjutnya dia berpesan kepada Yon Armed I/105 Singosari supaya merawat alutsista yang dibeli memakai uang rakyat tersebut. “Nantinya sumber daya manusia (SDM) yang ada di Yon Armed I/105 Singosari ini akan dilatih menggunakan alutsista baru ini. Sehingga, mereka benar-benar siap,” terangnya.
 

Selain itu, pihaknya juga berupaya akan rutin melakukan peremajaan alutsista sebagai upaya memperkuat militer. “Bisa saja kita nanti kita bakal menambah ranpur kekuatan peluncur roket sejauh 300 KM. Hal itu mungkin saja terjadi,” pungkasnya.




Sumber : Malangpost

Senator AS Bahas Kerjasama Pertahanan Dengan DPR

JAKARTA-(IDB) : Sejumlah senator Amerika Serikat serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake menyambangi Gedung DPR di Jakarta, Senin 11 Agustus 2014. Mereka menggelar pertemuan tertutup dengan pimpinan MPR serta Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan perwakilan fraksi di DPR.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, pertemuan dengan empat senator Amerika Serikat--yakni Jim Moran, Kay Granger, Ken Clavert, dan Rodney Frelinghuyen--membahas mengenai kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

"Karena kita tahu Indonesia sempat diembargo. Dan Indonesia juga sempat terkendala dengan pembelian F16. Maka kita minta ini diperbaiki," kata Pramono.

Pemerintah Amerika Serikat, kata Pram, melihat potensi Indonesia sebagai negara demokrasi yang sedang berkembang. Sebagai negara yang sedang tumbuh dan akan ikut dalam ASEAN community, Amerika Serikat berharap Indonesia bisa menjadi patner yang baik.

"Kita negara demokrasi nomor tiga, mereka nomor dua, dengan kekuatan ekonomi yang ada harapannya Indonesia bisa memainkan peran yang cukup signifikan di dunia internasional," ungkap dia.

Terkait dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden, Pram mengatakan pemerintah Amerika Serikat turut memantau proses berlangsungnya perhelatan lima tahunan itu. Namun, kata dia, mereka tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

"Mereka juga mengharapkan apapun yang diputuskan Mahkamah Konstitusi yang terbaik. Mereka juga berharap dengan pemerintahan baru bisa kerjasama signifikan terutama di bidang pendidkan, pertahanan, kesehatan, dan juga kultur," jelas dia.




Sumber : Vivanews

Berita Foto : Pasukan Roket Strategis Rusia

MOSCOW-(IDB) : Rusia terus meningkatkan kemampuan pasukan militernya dengan antara lain membentuk unit baru, Strategic Roket Forces. Pelatihan untuk calon prajurit melibatkan rudal Topol yang mobile.



Rudal Topol adalah peluru kendali balistik antar benua yang jangkauan mencapai 10,500 km. RS-12M Topol (SS-25 Sickle) merupakan ICBM berhulu ledak tunggal dengan ukuran dan bentuknya hampir sama dengan ICBM Minuteman milik Amerika Serikat. Misil Topol pertama kali masuk jajaran SMF tahun 1985.



Misil mampu menjangkau target maksimal 10.000 km dan dapat membawa 550 kiloton hulu ledak nuklir. Meskipun SS-25 Sickle diperpanjang masa pakainya hingga 21 tahun setelah sukses dalam serangkaian uji peluncuran tahun lalu, misil akan diistirahatkan pada dekade kedepan serta digantikan dengan misil Topol-M (SS-27 Stalin).




Sumber : JKGR

Pesawat Hercules TNI AU Sebar Garam Di Kalimantan Tengah

PALANGKA RAYA-(IDB) : 12.800 kilogram garam disebar ke awan-awan memancing hujan dari dalam ruang kargo pesawat C-130H Hercules nomor registrsi A-1317, di angkasa Kalimantan Tengah. 

C-130H Hercules TNI AU itu diterbangkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah, sejak 8 hingga 10 Agustus ini. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Tengah, Muchtar, di Palangka Raya, Senin, menyatakan, "Kami belum dapat memastikan hujan yang terjadi di Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Banjarmasin dari pukul 13:30-14:45 buatan atau alami. Intinya, pesawat Hercules telah menyebar garam."

Pada 8 Agustus, penyebaran 4.800 kilogram itu dilakukan di Kabupaten Seruyan, Kotawaringin Barat, Lamandau, dan Kota Palangka Raya.

Pada 9 Agustus juga disebar sekitar 4.000 kilogram garam di Kabupaten Kapuas dan Pusang Pisau, dan 10 Agustus kembali disebar 4.000 kilogram garam di Provinsi Kalimantan Barat, yakni kabupaten Melawai, Sintang, dan Kapuas. 




Sumber : Antara