Pages

Kamis, Agustus 07, 2014

Tandatangan MoU Kerjasama Pindad Dan Rheinmetall Denel Munition

JAKARTA-(IDB) : Satu lagi rintisan kerjasama untuk kebangkitan Industri pertahanan dirintis. Kali ini PT.  Pindad berupaya menjalin kerjasama dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) untuk memproduksi Amunisi Kaliber Khusus dan Kaliber Besar. Penandatangan MoU kerjasama ini dilakukan di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis siang. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Dirut PT. Pindad, Sudirman Said dengan CEO RDM, Robert Schulze.


CEO RDM menyatakan, memilih PT. Pindad lantaran sudah memiliki kapabilitas produksi amunisi terutama kaliber kecil. Yang terpenting Pindad memiliki keahlian dasar produksi amunisi. "Memang banyak mesin Pindad yang sudah tua, tapi nanti ini akan diperbaiki melalui kerjasama ini", jelas Robert Schulze kepada ARC.

Dalam keterangan pers-nya, Dirut Pindad menyatakan, penandatanganan MoU ini baru tahap awal dari kerjasama. Seusai tandatangan ini, nantinya akan dibentuk gugus tugas untk mendetailkan kerjasama. Targetnya, akhir tahun ini sudah disepakati apa saja yang akan dilakukan, termasuk jenis munisi yang akan dibuat. "Amunisi yang akan dibuat mulai 30mm hingga 105mm", tandas Sudirman. 

Lalu pada tahun depan, perusahaan patungan Pindad dan RDM ini diharapkan sudah berdiri. Dalam kerangka kerjasama ini, RDM akan membangun lembaga pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM dari PT.Pindad. Selain memproduksi amunisi kaliber besar, Pindad juga akan pusat produksi dan penjualan untuk kawasan asia pasifik. Hal ini tentu merupakan kesempatan baik bagi Pindad untuk menambah keuntungan.




Sumber : ARC

Bronco New-Gen Singapura

ST Kinetics Presenting BRONCO New-Gen – A New Level of All-Round Protection
ST Kinetics Presenting BRONCO New-Gen – A New Level of All-Round Protection


JKGR-(IDB) : Dengan berat lebih rendah dari Warthog (kendaraan angkut pasukan -tracked- untuk segala medan dan varian sangat terlindungi dari BRONCO untuk Kementrian Pertahanan Inggris), BRONCO New-Gen memiliki perlindungan lebih tinggi dan bisa mengangkut muatan lebih banyak, ringan, mampu berenang dan melintasi rintangan air dengan mudah. Alat Angkut Pasukan ini juga dilindungi oleh proteksi STANAG tingkat yang lebih tinggi.


image

Chasis sepenuhnya kembali direkayasa untuk memaksimalkan ruang operasi kru, memiliki kapasitas terbesar dalam keluarga BRONCO, menampung awak dan penumpang ukuran tubuh yang berbeda dengan nyaman dan memberikan perlindungan lebih kuat. BRONCO New-Gen memiliki hull berbentuk V yang efektif mengalihkan ledakan di bagian bawah kendaraan yang kontribusi ke chassis untuk perlindungan yang lebih baik.


image

Dirancang dengan muatan hingga 5 ton, BRONCO merupakan kendaraan pengangkut untuk segala Medan yang dibangun oleh Singapore Technologies Kinetics (ST Kinetics), salah satu industri pertahanan terbesar di Asia, untuk memenuhi kebutuhan penyebaran pasukan di medan perang. Tekanan tanah yang sangat rendah di BRONCO ini, memungkinkan untuk melintasi berbagai medan -salju, rawa, pasir, sungai dan danau- sehingga sangat memperluas jenis operasi yang dapat dilakukan. 

Dengan muatan yang lebih besar, BRONCO dapat dipasang dengan peningkatan armor untuk perlindungan terhadap ranjau dan ancaman IED, meningkatkan survivability dalam lingkungan yang bermusuhan. Dengan banyak varian untuk berbagai jenis misi, BRONCO juga sangat berguna dalam operasi bantuan kemanusiaan karena dapat memperoleh akses ke daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh kendaraan normal.


image
Pasca gempa Tohoku Jepang, tsunami dan bencana nuklir pada tahun 2011, ST Kinetics bermitra dengan Morita Corporation (Morita) dari Jepang, untuk memasok Rescue and Transporter Bronco varian ExtremV ke neraka Jepang dan Badan Penanggulangan Bencana (FDMA). Bronco ExtremeV varian Rescue and Transport mampu mengirim hingga 12 penyelamat ke daerah bencana yang sulit dijangkau untuk memberikan bantuan tepat waktu dalam misi pencarian dan penyelamatan. 




Sumber : JKGR

TNI AD Terima Peluncur Roket Baru Dari Brasil

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa multiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.
 

"MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa, Kamis, 7 Agustus 2014. 

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan. 

Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan 10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan.

 

Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober mendatang.
 

Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja.
 

Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLRS Astros.
 

Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat



Sumber : Tempo

Diferensiasi Pesawat F 16

F16 Block 52

JKGR-(IDB) : Pesawat F-16 yang keluar dari pabrik sekarang cukup berbeda dengan versi terdahulu. Beberapa hal bisa kita lihat, seperti sayap ekor yang lebih lebar, lubang udara lebih lebar, kanopi berwarna, aneka antena atau tambahan tangki konformal di punggung. Ada yang tidak tampak seperti struktur lebih kuat, mesin lebih baik, sistem elektronik digital, mission computer yang lebih cepat, dan perangkat lunak canggih yang mengakomodasi berbagai fungsi baru, sensor baru, dan senjata baru.


Awalnya F-16 dirancang sesuai konsep Kolonel John Boyd sebagai pesawat tempur ringan untuk misi udara ke udara. Tambahan kemampuan serang darat mengubah F-16 menjadi pesawat tempur multiperan (multirole) yang mampu membawa rudal jarak sedang, sensor infra merah, sistem penglihat malam, radar multimode, senjata presisi, dan berbagai kemampuan lain.


Perbedaan di antara F-16 ditentukan lewat kelompok produksi atau disebut Seri dan Block. Saat ada produksi jenis baru F-16 diproduksi akan diberi seri berbeda dan nomor yang lebih besar. Seri F-16A/B diberikan pada pesawat Block 1 hingga 20. Huruf A menunjukkan pesawat kursi tunggal dan hurup B versi kursi ganda atau tandem. Seri F-16C/D dimulai dengan Block 25 hingga 50/52. Pesawat Block 60 memulai versi baru yang dinamai F-16E/F.

F 16 Block 15 TNI AU (photo: Wahyu Widodo / Indoflyer.net)


Block 15 OCU
 

Pesawat F-16 A/B Block 15 diproduksi sebanyak 983. Jenis ini memiliki sayap ekor horizontal lebih besar sehingga lebih stabil, tambahan dua hardpoint dekat inlet, F-16A/B Block 15 OCU (Operational Capability Upgrade) memiliki head up display lebar, data transfer unit, radar altimeter, komputer penembakan, dan senjata serta radar AN/APG-66 yang lebih baik dan mampu menembakkan rudal AGM-119 Penguin antikapal, rudal AGM-65 Maverick, dan rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile). Pesawat dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220 yang dilengkapi DEEC (digital electronic engine control) sehingga mampu mempercepat daya dorong dari posisi idle ke afterburner dari semula 6-8 detik menjadi dua detik. Mesin menjadi lebih awet, mudah dirawat serta lebih andal.


F-16 block 25 yang akan dihibahkan kepada Indonesia sebelum direfurbish (photo: F-16.net)

Block 25
 

Pesawat Block 25 merupakan evolusi dari versi F-16A/B ke versi F-16C/D. Mulai diterbangkan Juni 1984, tercatat 244 pesawat F-16 Block 25 hanya dipergunakan oleh USAF. Senjata utama Block 25 adalah AMRAAM di samping memiliki kemampuan serangan darat secara presisi dan malam hari. 

Pesawat ini dilengkapi komputer penembakan, komputer manajemen senjata, layar multifungsi, data transfer unit, radar altimeter, sistem navigasi inersial dan radio UHF antijam. Pesawat dilengkapi radar AN/APG-68 yang memiliki jangkauan lebih jauh, resolusi lebih baik, dan memiliki mode operasi lebih banyak dari APG-66. Dilengkapi head up display lebih lebar dengan tombol upfront serta dua layar head-down multifungsi. Seluruh Block 25 dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220E yang merupakan upgrading engine seri-200.

F 16 Tambahan Segera Menyusul

F 16 C/D 25 ID TNI AU (photo Indomiliter.com)
F 16 C/D 52 ID TNI AU

Penambahan alutsista untuk melengkapi pengamanan udara di Tanah Air terus dilakukan TNI AU. Salah satu yang didatangkan dalam waktu dekat yakni pesawat tempur F-16 buatan Amerika.


“Pada 1 Oktober (2014) nanti akan datang 6 unit (F16),” kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, di sela-sela acara peringatan Hari Bakti ke 67 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (7/8/2014).


Pesawat tersebut nantinya akan ditempatkan di Skuadron 16 yang ada di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Kawasan ini nantinya akan dijadikan kekuatan pengamanan udara di wilayah barat.


imageIB Putu Dunia menuturkan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) masih tetap mengikuti koridor berupa renstra (rencana strategis) minimum essential force lima tahunan.


“Alutsista kita melanjutkan program renstra kita, yang datang terbaru adalah F16 yakni 6 unit tadi. Tapi ini masih tahap awal saja. Nanti pada tahun 2015 diharapkan sudah lengkap 24 unit,” kata IB Putu Dunia.

Dia menargetkan, pada 2014 pencapaian untuk alutsista sudah bisa mencapai sepertiga dari keseluruhan. “Pesawat tempur masih terus kita lengkapi sesuai dengan renstra. Pada akhir 2014 pencapaian kita sudah sampai 38 persen, sesuai rencana nantinya akan berakhir pada 2024,” jelasnya.



Sumber : JKGR

TNI AL Persiapan Gelar Sail Raja Ampat

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Ironis, Sebuah Armada Tanpa Pangkalan

JAKARTA-(IDB) : Sudah hampir sebulan, gudang amunisi TNI AL di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang awal Maret lalu meledak, dibangun kembali. Insiden ini menewaskan 1 orang dan melukai 86 lainnya. Direncanakan, sarana-prasarana yang akan dibangun meliputi kantor satuan berupa gedung 3 lantai, gudang amunisi low explosive, mess perwira, dan masjid.

Kepala Staf TNI AL Laksamana Marsetio mengatakan, penataan ulang ini merupakan salah satu upaya TNI AL dalam menciptakan fasilitas dan sarana tempat kerja yang memadai dan representatif bagi prajurit dan PNS TNI AL di Pondok Dayung. Oleh Karena itu pembangunan kembali harus sesuai standard.

Masalahnya, gudang di pondok Dayung ini tak memenuhi syarat lagi sebagai basis militer. Maklum, gudang amunisi itu sudah berfungsi sejak era kolonial Belanda. Pada saat itu Pelabuhan Tanjung Priok belum sesibuk sekarang. Adapun kini, tidak jauh dari Pondok Dayung ada proses bongkar muat barang.

Mantan Kepala staf TNI AL Laksamana (Purn), Achmad Sutjipto pernah mengatakan, Pondok Dayung sejak awal dirancang untuk pangkalan siaga. Artinya, jika ada hal-hal darurat yang butuh evakuasi, bisa dilakukan dari Pondok Dayung. Masalahnya, tak ada pangkalan Induk yang memenuhi syarat di Kawasan Barat. Akibatnya, fasilitas yang seharusnya diadakan untuk pangkalan induk "ditumpuk" di Pondok Dayung.

Secara fisik, sarana Pondok Dayung juga bermasalah. Tak cuma gangguan sekring yang bisa terjadi lagi, seperti diduga memicu ledakan gudang itu Maret lalu, Namun beberapa bulan sebelumnya, KRI Teluk Peleng, Kaprang buatan tahun 1978, juga tenggelam di Pondok Dayung diduga karena menabrak pilar beton di bawah air.

Ironisnya, tanpa rusakpun Pondok Dayung tak memadai sebagai pangkalan. Komando Armada RI Kawasan Barat yang bermarkas di DKI Jakarta tak punya pangkalan memadai seperti Armada RI Kawasan Timur (Armatim) di Surabaya. Pondok Dayung hanya bisa menampung 6-8 kaprang. Fasilitas pun tak memadai. Pangkalan Armatim? disana bisa menapung 80 Kaparang.

Pangkalan tidak sekedar jadi parkir kapal. Namun, di pangkalan ada fungsi perbaikan, latihan, dan rekreasi. Belum lagi jika ada diplomasi militer yang butuh pangkalan AL. Seperti saat Panglima Armada ke-7 AL AS Vice Admiral Scott H Swift datang, dengan kapal USS Blue Ridge, Juni 2013.

Kapal itu bersandar di pelabuahan kontainer Tanjunbg Priok. Resepsi untuk Navy Brotherhood dilakukan di atas kapal di dermaga yang kiri-kanannya penuh tripleks untuk menutup kontainer. Saat itu Scott memuji TNI sebagai kesatuan berkelas dunia.

Mantan Panglima TNI Laksamana (purn) Agus Suhartono mengakui, ada beberapa kajian agar Armabar punya pangkalan yang memenuhi syarat. Alternatifnya, reklamasi Pondok Dayung atau pembuatan pangkalan baru di Teluk Ratai, Lampung namun belum ada tanda-tanda pembangunan pangkalan.

"Tidak ada anggaran" kata Marsetio, yang mengakui pentingnya pangkalan untuk Armabar. Aneh tapi nyata. berpuluh tahun armada laut negara maritim tak punya pangkalan, bahkan menurut data direncanakan pun belum.




Sumber : Kompas

Berita Foto : Satgas Marinir RIMPAC 2014

HAWAII-(IDB) : Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI-AL yang tergabung dalam latihan bersama multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) 2014 berfoto bersama di monumen Iwo Jima di Marine Corps Base Hawaii (MCBH), Kaneohe Bay, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (3/8). Dalam latma RIMPAC 2014 tersebut, dua prajurit Marinir TNI-AL, Serka (Mar) Pane dan Kopda (Mar) Subianto mendapatkan penghargaan sebagai prajurit terbaik dari USMC.

Komandan Pleton 2 Korps Marinir TNI-AL, Lettu (Mar) Welliam Halley (kiri) memberikan cinderamata pada Komandan "Combat Landing Team (CLT)-2" US Marines Corps, Kapten John Secor (kanan) diakhir latihan bersama multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) 2014 di monumen Iwo Jima, Marine Corps Base Hawaii (MCBH), Kaneohe Bay, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (3/8). Dalam latma RIMPAC 2014 tersebut, dua prajurit Marinir TNI-AL, Serka (Mar) Pane dan Kopda (Mar) Subianto mendapatkan penghargaan sebagai prajurit terbaik dari USMC.

Seorang satgas Latma Multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) M-01 2014 menunjukkan brevet RIMPAC M-01 miliknya di geladak heli KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Mike Pierce, US Naval Base, Pearl Harbor, Hawaii, Senin (4/8). Sebanyak 226 anggota satgas RIMPAC M-01 2014 kembali menuju tanah air usai melakukan serangkaian latihan bersama pada 25 Juni-1 Agustus 2014.

Sejumlah Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam satgas Latma Multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) M-01 2014 naik menuju lambung kiri KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Mike Pierce, US Naval Base, Pearl Harbor, Hawaii, Senin (4/8). Sebanyak 226 anggota satgas RIMPAC M-01 2014 kembali menuju tanah air usai melakukan serangkaian latihan bersama pada 25 Juni-1 Agustus.

Sejumlah satgas Latma Multilateral Rim of the Pasific (RIMPAC) M-01 2014 meneriakan yel-yel di geladak heli KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Mike Pierce, US Naval Base, Pearl Harbor, Hawaii, Senin (4/8). Sebanyak 226 anggota satgas RIMPAC M-01 2014 kembali menuju tanah air usai melakukan serangkaian latihan bersama pada 25 Juni-1 Agustus 2014. 




Sumber : Antara

F-16 Blok 15 OCU, Block 25, dan Block 50/52

ANGKASA-(IDB) : Sebelumnya kita harus tahu bahwa pesawat F-16 yang keluar dari pabrik sekarang cukup berbeda dengan versi terdahulu. Beberapa hal bisa kita lihat, seperti sayap ekor yang lebih lebar, lubang udara lebih lebar, kanopi berwarna, aneka antena atau tambahan tangki konformal di punggung. Ada yang tidak tampak seperti struktur lebih kuat, mesin lebih baik, sistem elektronik digital, mission computer yang lebih cepat, dan perangkat lunak canggih yang mengakomodasi berbagai fungsi baru, sensor baru, dan senjata baru.



Awalnya F-16 dirancang sesuai konsep Kolonel John Boyd sebagai pesawat tempur ringan untuk misi udara ke udara. Tambahan kemampuan serang darat mengubah F-16 menjadi pesawat tempur multiperan (multirole) yang mampu membawa rudal jarak sedang, sensor infra merah, sistem penglihat malam, radar multimode, senjata presisi, dan berbagai kemampuan lain.



Perbedaan di antara F-16 ditentukan lewat kelompok produksi atau disebut Seri dan Block. Saat ada produksi jenis baru F-16 diproduksi akan diberi seri berbeda dan nomor yang lebih besar. Seri F-16A/B diberikan pada pesawat Block 1 hingga 20. Huruf A menunjukkan pesawat kursi tunggal dan hurup B versi kursi ganda atau tandem. Seri F-16C/D dimulai dengan Block 25 hingga 50/52. Pesawat Block 60 memulai versi baru yang dinamai F-16E/F.



Block 15 OCU

Pesawat F-16 A/B Block 15 diproduksi sebanyak 983. Jenis ini memiliki sayap ekor horizontal lebih besar sehingga lebih stabil, tambahan dua hardpoint dekat inlet, F-16A/B Block 15 OCU (Operational Capability Upgrade) memiliki head up display lebar, data transfer unit, radar altimeter, komputer penembakan, dan senjata serta radar AN/APG-66 yang lebih baik dan mampu menembakkan rudal AGM-119 Penguin antikapal, rudal AGM-65 Maverick, dan rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile). Pesawat dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220 yang dilengkapi DEEC (digital electronic engine control) sehingga mampu mempercepat daya dorong dari posisi idle ke afterburner dari semula 6-8 detik menjadi dua detik. Mesin menjadi  lebih awet, mudah dirawat serta lebih andal.


Block 25

Pesawat Block 25 merupakan evolusi dari versi F-16A/B ke versi F-16C/D. Mulai diterbangkan Juni 1984, tercatat 244 pesawat  F-16  Block 25 hanya dipergunakan oleh USAF. Senjata utama Block 25 adalah AMRAAM di samping memiliki kemampuan serangan darat secara presisi dan malam hari. Pesawat ini dilengkapi komputer penembakan, komputer manajemen senjata, layar multifungsi, data transfer unit, radar altimeter, sistem navigasi inersial dan radio UHF antijam.  Pesawat dilengkapi radar AN/APG-68 yang memiliki jangkauan lebih jauh, resolusi lebih baik, dan memiliki mode operasi lebih banyak dari APG-66. Dilengkapi head up display lebih lebar dengan tombol upfront serta dua layar head-down multifungsi. Seluruh Block 25 dilengkapi mesin Pratt & Whitney F100-PW-220E yang merupakan upgrading engine seri-200.




Sumber : Angkasa

Dunia Desak Buka Blokade Gaza

Inggris : Blokade Gaza, Israel Terlalu Berlebihan 

GAZA-(IDB) : Kebijakan pembatasan berlebihan melalui blokade-blokade dari Israel di wilayah Palestina dengan alasan keamanan adalah hal yang tidak dapat dibenarkan. Demikian pernyataan Komite Pembangunan Internasional, Parlemen Inggris, pada Rabu.

"Kami keberatan dengan pernyataan bahwa kebijakan blokade-blokade yang menghalangi pertumbuhan ekonomi di OPT (wilayah Palestina yang terokupasi) adalah hal yang dibutuhkan untuk keamanan Israel," tulis laporan dari komite itu.

Laporan Komite Pembangunan Internasional secara khusus menyatakan prihatin atas situasi di Hebron, sebuah kota yang terletak di selatan Tepi Barat.

"Kami terkejut saat menyaksikan Hebron. Meskipun kami menghormati kebutuhan Israel soal keamanan, alasan itu tidak dapat digunakan untuk membenarkan sejumlah kebijakan yang membatasi pergerakan warga Palestina di Hebron karena berdampak buruk bagi kehidupan dan kesejahteraan ekonomi," tulis laporan itu.

Komite yang bertugas mengawasi kementerian-kementerian Inggris bidang internasional itu juga mendesak London dan Eropa untuk berperan menghapus kebijakan pembatasan yang menghambat perkembangan ekonomi warga Palestina.

Penerbitan laporan dari parlemen muncul satu hari setelah salah seorang menteri Inggris, Baron Sayida Warsi, mengundurkan diri karena kegagalan pemerintah Inggris untuk mengecam pembunuhan warga sipil di Gaza oleh Israel. 


Obama : Blokade di Gaza Harus Dihentikan 
 Sebuah pernyataan yang terbilang langka kembali diutarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama. Dirinya mendesak agar Israel segera membuka blokade terhadap Gaza.

Melansir VOA, Kamis (7/8/2014), Obama menegaskan, sudah cukup bagi warga Palestina di Gaza kehilangan akses kepada dunia. “Palestina khususnya, Gaza tidak bisa selamanya tertutup dari dunia,” ungkap Obama.

Obama menegaskan penghentian blokade itu semata-mata harus dilakukan demi warga sipil di Gaza. Menurutnya, blokade yang selama ini dilakukan oleh Israel menghambat kemajuan ekonomi Gaza, yang membuat warga sipil di Gaza menderita.

“Gaza tidak akan bisa berdiri sendiri, mereka tidak akan mampu menyediakan lapangan kerja yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut,” Obama menambahkan. Pemimpin AS itu sendiri menyatakan masih tidak memiliki rasa simpati kepada para pemimpin Hamas yang saat ini memerintah Gaza.

Obama juga menyatakan menyambut baik upaya perbicangan gencatan senjata yang dilakukan oleh Palestina dan Israel di Kairo. Gencatan senjata dianggap bisa sebagai langkah awal untuk mewujudkan perdamaian di anatara Palestina dan Israel.


Dunia Harus Desak Israel Cabut Blokade Gaza  

Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah menyerukan dunia internasional untuk melakukan intervensi kepada Israel agar mencabut blokade di Gaza. Hal tersebut disampaikan Hamdallah di hadapan delegasi Italia yang mengunjungi Palestina kemarin.

Melansir Waffa, Kamis (7/8/2014), Hamdallah menerima dua delegasi Italia di kantornya untuk membahas mengenai situasi di Gaza. Dua delegasi tersebut adalah Fabrizio Chiquito, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Italia, dan Konsulat Italia David Sicilia.

Di hadapan kedua perwakilan Italia tersebut, Hamdallah menjelaskan kondisi di Gaza yang menurutnya sudah seperti penjara terbuka. “Gaza adalah penjara terbuka bagi warganya, mereka sudah 8 tahun hidup di sana,” ucap Hamdallah.

“Israel melakukan blokade di Gaza bukan hanya di darat, mereka menutup Gaza dari seluruh penjara, baik dari udara, maupun dari laut. Hal ini harus segera diakhiri karena melanggar norma-norma internasional dan kemanusiaan,” Hamdallah menambahkan.

Salah satu delegasi Italia, Fabrizio Chiquito menegaskan, negaranya siap untuk sepenuhnya bekerja sama dengan semua pihak guna mengakhiri blokade di Gaza. “Italia adalah salah satu negara pelopor dalam mendukung rehabilitasi Gaza,” ucap Chiquito.

Sebelumnya, desakan untuk mengakhiri blokade di Gaza juga diutarakan oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Menurut Obama, sudah cukup bagi warga Palestina di Gaza kehilangan akses kepada dunia.



Sumber : Republika

Antisipasi ISIS Di Indonesia

Intelijen Pantau Gerakan ISIS

WAJO-(IDB) : Polres Wajo mulai meningkatkan kewaspadaan adanya peningkatan gerakan ISIS di sejumlah daerah, agar tidak masuk ke Kabupaten Wajo. Untuk itu, pihaknya telah menyebar intelijen.

"Untuk antisipasi masuknya paham ISIS di Wajo, kami berdayakan semua fungsi, terutama mengedepankan fungsi untuk mendeteksi," kata Kapolres Wajo AKBP Masrur, kepada wartawan, Kamis (7/8/2014).

Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan masyarakat, dan memerintahkan babinkambtibmas di jajaran Polres Wajo untuk melaksanakan imbauan-imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati dengan paham ISIS.

"Dalam waktu dekat akan dilaksanakan forum kominda dengan kementrian agama. Di mana kementrian agama akan menyampaikan kepada para ustaz, dan imam mesjid, untuk menolak faham tersebut," terangnya.

Sementara itu, Direktur Advokasi Lembaga Advokasi Penguatan Masyarakat Sipil (LAPAMaS) Sudirman mengatakan, TNI/Polri harus meningkatkan kinerja intelejen untuk mengawasi gerakan ISIS.

"ISIS bisa saja lebih mudah membidik daerah yang mempunyai banyak santri, sementara Wajo dikenal sebagai Kota Santri, sehingga saya rasa Wajo tentu potensial," katanya.

Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan, ISIS sudah memetakan, daerah-daerah yang akan dimasukkan faham tersebut, dan tidak kemungkinan Wajo adalah salah satu targetnya.

"Jadi tentu kami berharap kinerja TNI/Polri untuk lebih ditingkatkan," tukasnya.(san)


Bengkulu Tempat "Nyaman" Bagi Teroris

Bengkulu (ist)Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu Rohimin mengungkapkan alasan mengapa Bengkulu menjadi tempat yang "nyaman" bagi perkembangan terorisme. Ada tiga istilah terorisme, yakni basis, transit, dan semai, yang semuanya bisa berjalan dengan baik di Bengkulu.

Tiga hal itu merupakan mekanisme pendidikan dan pengaderan terorisme gerakan radikal. "Bengkulu ini tempat yang 'nyaman' bagi pelaku terorisme. Di sini tempatnya pembasisan, transit, dan menyemai kader teroris, tetapi beraksi di tempat lain," kata Rohimin, Kamis (7/8/2014).

Hal ini, kata dia, dapat dilihat dari beberapa tindakan bom bunuh diri yang dilakukan di berbagai daerah Indonesia. Pelakunya ternyata pernah singgah selama beberapa bulan di Bengkulu.

Kultur masyarakat Bengkulu yang "cuek", tak ambil pusing dengan aktivitas orang lain, juga menjadikan wilayah ini lokasi yang ideal bagi para teroris. Selain itu, secara historis, masuknya Islam ke Bengkulu hanya "transit". Artinya, Islamnya tak mengakar secara kuat. Hal ini berbeda dengan Provinsi Sumatera Barat dan Kalimantan, dengan kondisi bahwa ulama tumbuh dari masyarakat setempat.

Hal ini semakin diperkuat lagi dengan adanya ikatan darah warga asli dengan pendatang yang mungkin kebetulan membawa ajaran-ajaran radikal. "Misalnya ada warga lokal yang memiliki kultur dan keturunan yang terlibat dalam NII dan DI/TII, ini mereka bisa berinteraksi dan terkristalisasi menjadi pengikut," kata Rohimin.

Sebelumnya, Kepala Polda Bengkulu Brigjen Pol Tatang Soemantri telah memberikan tanda bahwa terdapat tiga kabupaten yang menjadi pantauan terkait perkembangan paham radikal, yakni Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan Kaur.


Polisi Temukan Indikasi Keberadaan ISIS Di Bima 

Polisi temukan indikasi keberadaan ISIS di Bima.

Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mendeteksi keberadaan Islamic State Of Irak and Syria (ISIS) di daerah tersebut.

Kapolda NTB Birgjen Pol Moechgiyarto di Mataram, Kamis menyatakan indikasi keberadaan ISIS terlacak berada di daerah Bima. Indikasi itu, terlihat dari adanya bukti rekaman video yang dilakukan oleh salah satu kelompok dengan memberikan dukungan terhadap gerakan tersebut.

"Bukti rekaman video terkait keberadaan ISIS tersebut masih kami selidiki. Namun, meskipun dalam rekaman itu ada deklarasi imbauan dengan bentuk doa oleh salah satu kelompok, tapi tidak ekstrem dengan mengarah kepada seruan jihad," kata Kapolda.

Menurut dia, meskipun kegiatan kelompok tersebut masih berupa imbauan dalam bentuk doa tidak untuk berjihad, ujar Kapolda pihaknya belum bisa melakukan tindakan tegas, termasuk dengan mengumpulkan orang-orang yang mengikuti kegiatan itu.

Karena apa yang ada dalam bukti bentuk rekaman tersebut berupa deklrasi dalam meberika dukungan melalui doa, tidak dengan ajakan untuk berjihad.

Namun, kalaupun kegiatan tersebut bersifat gerakan pihaknya tentu akan melakukan langkah-langkah tegas, seperti pencabutan kewarganegaraan karena gerakan ISIS merupakan pemberontakan," jelasnya.

"Tentu upaya-upaya akan kami lakukan, kalau memang itu sudah mengarah ke dalam sebuah gerakan. Tetapi apa yang kita lihat itu masioh dalam bentuk dukungan dalam bentuk doa,"tegasnya.

Akan tetapi meski demikian, orang nomor satu di jajaran Polda NTB tersebut telah memerintahkan intelijen untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara terus menerus. Karena bagaiamanapun paham tersebut sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila,"ujarnya.

Bahkan, sembari melakukan pengawasan terhadap keberadaan kelompok tersebut, pihaknya juga akan melakukan antisipasi dengan melakukan himbau-himbauan dengan melibatkan babinkamtibmas yang ada diseluruh jajaran kepolisian diwilayah setempat.

Termasuk, dalam perlibatan kegiatan keagamaan atau ceramah-ceramah pada sholat Jumat.

"Intinya kami ingin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai dan tidak terpengaruh terhadap gerakan tersebut,"kata Kapolda.

Bukti awal keberadaan ISIS, berdasarkan informasi intelijen berlangsung di wilayah Bima. Ini terlihat dari bukti dokumentasi kegiatan ceramah yang berlangsung disebuah tempat. Namun, tidak dipastikan apa isi ceramah itu, siapa penceramahnya, kemudian pesertanya.

Dalam gambar yang beredar di internal kepolisian, nampak seorang pria berdiri di hadapan sejumlah orang, layaknya memberi ceramah, berlatar belakang spanduk bertuliskan "Indonesia Support Islamic State" dan di bawah tulisan tersebut "Islamic State of Irak and Sham". Diketahui, ceramah itu berlangsung pada bulan Maret 2014 lalu.


TNI Telusuri Keberadaan ISIS Di NTB  

Danrem 162 Wira Bhakti Nusa Tenggara Barat Kolenel Arh Kuat Budiman menyatakan masih menelusuri kebenaran penyebaran paham dan keberadaan Islamic State Of Irak and Syria (ISIS) di daerah tersebut.

"Sampai saat ini kita masih melakukan deteksi terkait keberadaan ISIS di NTB. Tetapi, kemungkinan ISIS ada di NTB pasti ada," katanya di Mataram, Kamis.

Dikatakan Danrem, keberadaan ataupun kegiatan ISIS, tentu sangat bertentangan dengan konstitusi dan ideologi Pancasila yang di anut bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, keberadaan mapun penyebaran paham tersebut patut untuk diwaspadai seluruh lapisan masyarakat didaerah itu, sehingga tidak masuk ke NTB.

Karena bagaimanapun, ujar Budiman keberadaan ISIS dapat merusak keutuhan bangsa, lebih lagi umat muslim di Indonesia.

"Kami harap umat Muslim tidak terpengaruh dan menjadi terpecah-pecah terkait keberadaan ISIS ini,"harap Budiman.

Upaya deteksi adanya ISIS di NTB itu, menyusul adanya temuan berupa bukti awal keberadaan paham tersebut, berdasarkan informasi intelijen berlangsung di wilayah Bima. Ini terlihat dari bukti dokumentasi kegiatan ceramah yang berlangsung disebuah tempat.

Namun, belum dapat dipastikan apa isi ceramah itu, siapa penceramahnya dan siapa saja persertanya.

Dalam gambar yang beredar, nampak seorang pria berdiri di hadapan sejumlah orang, layaknya memberi ceramah, berlatar belakang spanduk bertuliskan "Indonesia Support Islamic State" dan di bawah tulisan tersebut "Islamic State of Irak and Sham". Diketahui, ceramah itu berlangsung pada bulan Maret 2014 lalu.



Sumber : Republika

Petarung Baru TNI AU

ANGKASA-(IDB) : Penantian dua setengah tahun pesawat tempur F-16C/D untuk menambah kekuatan F-16A/B Skadron Udara 3 TNI Angkatan Udara terjawab sudah ketika tiga unit F-16C/D-52ID tiba di Lanud Iswahjudi setelah diterbangkan dari Hill AFB, Utah, Amerika Serikat bulan lalu. Pesawat ini merupakan bagian pertama dari pengadaan 24 F-16C/D dengan sandi “Peace Bima Sena II” melalui program Foreign Military Sales (FMS) yang ditandatangani Pemerintah Indonesia 2012. Setelah tiga unit pertama, F-16C/D berikutnya akan diterbangkan ke Indonesia secara bertahap hingga selesai pada akhir 2015. Apa saja keunggulan F-16C/D-52ID yang membuatnya jadi petarung baru TNI AU yang dapat mengungguli F-16C/D Block 52? Berikut diuraikan Kolonel Pnb Agung “Sharky” Sasongkojati dan Roni Sontani.

Beragam pertanyaan muncul sejak kajian terhadap penawaran hibah 24 pesawat tempur F-16C/D dari Amerika Serikat kepada Indonesia mengemuka tahun 2010. Salah satunya mengapa Indonesia harus memilih hibah 24 pesawat F-16C/D bekas pakai AU AS (USAF) yang sudah teronggok dan harus dihidupkan serta di-upgrade terlebih dahulu, dengan biaya 600 juta dolar (terakhir meningkat jadi 750 juta dolar) AS? Bukankah masih banyak pilihan lain, termasuk membeli F-16 baru Blok mutakhir walau dengan unit lebih sedikit?

Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara pun melaksanakan kajian yang kemudian hasilnya telah dirumuskan melalui berbagai pertimbangan. Disebutkan, salah satu yang menjadi pertimbangan mengapa memilih 24 F-16C/D Block 25 adalah karena faktor kebutuhan jumlah dan kemampuannya setara yang bisa setara Block 52 bila di-upgrade terlebih dahulu. F-16 juga dinilai sebagai pesawat tempur yang memiliki kemampuan mumpuni dalam pertempuran udara ke udara maupun pertempuran udara ke darat.

Pesawat tempur terlaris ini digunakan oleh 28 negara dan hingga kini telah diproduksi hingga 4.500 unit. Kemampuannya telah teruji secara riil di berbagai medan pertempuran sejak 1991 saat digunakan AS dan sekutunya di Irak pada Operation Desert Storm hingga operasi militer di Afghanistan yang masih dilaksanakan hingga saat ini. Pesawat F-16 terbukti battle proven dengan segala macam operasional yang telah dilakoninya.

Silang pendapat dan polemik yang terus bergulir di berbagai media akhirnya selesai pada Oktober 2011 ketika Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan dan Luar Negeri, mengetok palu menyetujui hibah 24 F-16 dari AS. “Alhamdulillah, Komisi I DPR sudah menyetujui (pesawat hibah itu) akan di-upgrade ke Block 52 supaya menjadi versi terbaru,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, 25 Oktober 2011.

Sebelumnya, Komisi I sempat menolak rencana Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah pesawat tempur bekas ini. Komisi I menilai, meski harga 24 F-16 bekas itu setara dengan enam pesawat F-16 baru, namun biaya pemeliharaan pesawat bekas akan jauh lebih mahal.

Selain itu, dalam proposal awalnya, Kementerian Pertahanan menginginkan pemutakhiran (upgrade) F-16 dari awalnya Block 25 menjadi Block 32. Sedangkan Komisi Pertahanan menginginkan pemutakhiran pesawat dari Block 25 menjadi edisi terbaru Block 52.

Dan, pada 17 Januari 2012 kepastian Indonesia memilih hibah 24 F-16 dari AS itu akhirnya dilakukan dengan penandatanganan kontrak pengadaannya. Pesawat ini dihibahkan oleh AS sebagai bagian dari Excessive Defense Articles (EDA), sehingga pihak Indonesia secara kuantitas mendapatkan 24 pesawat F-16C/D Block 25 secara cuma-cuma. Namun, secara kualitas Pemerintah Indonesia tetap harus mengeluarkan biaya untuk upgrade dan refurbish semua sistem yang ada di pesawat agar memiliki kemampuan mutakhir setara kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52.

Peningkatan

Paket pengadaan FMS yang dimaksud mencakup kegiatan training pilot dan teknisi, spare part, tester, support equipment, alternate mission equipment, Joint Mission Planning System (JMPS), Precision Measurement Equipment Laboratory (PMEL), dan perangkat Rack Mounted Intermediate Avionics Integrated System (RIAIS).

“Untuk meningkatkan kemampuan 24 pesawat F-16 C/D Block 25 bekas pakai USAF, maka terlebih dahulu dilaksanakan beberapa upgrade dan refurbish yang dalam bahasa teknis disebut regeneration dengan tujuan untuk mendongkrak kemampuan yang ada,” ujar Kadispenau Marsma TNI Hadi Tjahjanto, S.IP. Beberapa hal signifikan yang dimaksud, terurai sebagai berikut.

Pertama, Falcon Star atau Falcon Structural Augmentation Roadmap. Program ini terkait dengan penguatan struktur pesawat sehingga masa usia pakai pesawat bisa digunakan secara maksimal hingga mencapai 10.800 EFH. Ke-24 pesawat yang dihibahkan, telah disimpan selama 4-5 tahun di AMARG (Aerospace Maintenance & Regeneration Group), Davis Montana AFB. Pesawat kemudian di-re-assembly dan selanjutnya dikirimkan ke 309th Maintenance Wing, Hill AFB. Kegiatan yang dilaksanakan di tempat ini meliputi pengecekan, perbaikan, dan peningkatan kondisi struktur pesawat secara detail dan menyeluruh. Dengan demikian meskipun menggunakan rangka “bekas” namun pesawat-pesawat ini masih bisa digunakan untuk menjaga kedaulatan bangsa di udara dalam jangka waktu yang cukup lama.

Kedua, Avionic Upgrade. Program ini mencakup penggantian semua sistem avionik F-16 Block 25 menjadi setara Block 52. Penggantian yang paling menonjol dan mampu meningkatkan kemampuan dalam hal air superiority secara signifikan adalah digunakannya Radar APG-68 yang memiliki cakupan hingga 184 nm (296 km) dan software persenjataan yang mampu menembakkan rudal AMRAAM (Advanced Medium Range Air To Air Missile). Hal lain yang cukup penting adalah penggunaan Modular Mission Computer (MMC) sebagai sistem komputer yang mampu mengintegrasikan semua jenis senjata mutakhir pada F-16. 


Setara Block 52 Bahkan Lebih Lincah

Pesawat tempur F-16 TNI AU yang baru memiliki nama resmi F-16C/D-52ID. Kode huruf C menandakan pesawat berkursi tunggal, sedangkan huruf D berkursi ganda (tandem). Seluruh pesawat ditenagai oleh mesin Pratt and Whitney F100-PW-220/E yang telah di-upgrade oleh pabriknya di fasilitas Pratt & Whitney di Old Kelly AFB, sehingga mesin yang digunakan ini akan memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

Sebetulnya F-16C/D-52ID yang basisnya merupakan F-16C/D Block 25 memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15A/B OCU yang telah dioperasikan TNI AU sejak 1989. F-16C/D-52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 pon dan mesin jet turbofan yang sama yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan gaya dorong 24.000 pon sehingga memiliki thrust to weight (T/W) ratio 0,64.

Perbedaan dengan F-16C/D Block 52 dari segi berat kotor dan gaya dorong adalah karena F-16C/D Block 52 mempunyai berat kotor maksimum 52.000 pon dilengkapi mesin F100-PW-229 dengan gaya dorong 29.000 pon dan T/W ratio 0,56. Sehingga saat digunakan dalam close combat atau pertempuran udara jarak dekat, F-16C/D-52ID dengan T/W ratio lebih besar akan memiliki kelincahan lebih baik dibanding F-16C/D Block 52. Dapat dikatakan, ini pula salah satu keunggulan F-16C/D-52ID dibanding F-16C/D Block 52.

Proses upgrading yang dijalani F-16C/D-52ID sebagaimana diuraikan dalam tulisan pertama, dilaksanakan di Ogden Air Logistics Center, Hill AFB, Odgen, Utah. Rangka pesawat diperkuat, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, dan semua sistem lama diganti baru sehingga pesawat seakan dilahirkan kembali dan lebih hebat dari pesawat aslinya.

Manuver Lebih Unggul

Kelebihan F-16C/D Block 52 dengan gaya dorong mesin lebih besar, memang mampu mengangkut senjata lebih berat, sekaligus bisa dipasangi Conformal Fuel Tank (CFT) di punggung pesawat. Gunanya sebagai tangki bahan bakar tambahan (drop tank) 600 galon sehingga F-16C/D Block 52 bisa terbang lebih jauh. Namun, untuk urusan pertempuran udara dengan rudal ke udara jarak pendek AIM-9P-4/L/M Sidewinder, rudal IRIS-T (NATO) serta rudal udara ke udara jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, jelas F-16C/D-52ID tidak akan kalah dari Block 50/52. Bahkan dipastikan, dalam duel jarak dekat pesawat F-16C/D-52ID akan mampu mengungguli F-16C/D Block 50/52 dari sisi kelincahan manuver.

Untuk serangan ke permukaan darat dan perairan, F-16C/D-52ID dilengkapi persenjataan kanon 20mm, bom standar MK-81/82/83/84, Laser Guided Bomb (LGB), rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, rudal antikapal AGM-84 Harpoon, rudal antiradar AGM-88 HARM (High-speed Anti-Radiation Missile), ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) Pod. Pesawat juga mampu menggunakan navigation and targeting pod untuk operasi malam hari dan misi Suppression of Enemy Air Defence (SEAD) guna menghancurkan pertahanan udara musuh. Improved Data Modem F-16C/D-52ID memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara, namun hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut, maupun radar terbang.

Perlu diketahui, untuk mengejar kemampuan F-16C/D Block 15, peningkatan kemampuan F-16C/D-52ID tidaklah main-main. Di antaranya dengan memasang Modular Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 yang dipakai F-16C/D Block 52+ dan bahkan F-22 Raptor, Flight Control System (FLCS) digital, sepasang Multi-Function Displays (MFD) berwarna Block-52, Head Up Display (HUD) lebar Block-52 dengan kemampuan Night Vision, Digital Terrain System & Digital Moving Map Block 52, Color Cockpit Camera Block-52, Throttle Grip & Side Stick Controller Block-52, Countermeasures Management Switch to Control ALE-47, Voice Message Unit untuk Collision Avoidance System, dan Ground Avoidance Advisory Function Block-52.

Selain itu pada F-16C/D-52ID dilakukan pemindahan Landing/Taxi Lights ke Nose Landing Gear Door untuk memberi tempat pada Targeting Pod, Improved Data Modem Link 16 Block-52, Embedded GPS INS (EGI) Block-52 yang menggabungkan fungsi GPS (Global Positioning System) dan INS (Inertial Landing System), Common Data Entry Electronics Unit Block-52, AN/ALQ-213 Electronic Warfare Management System, ALR-69 Class IV Radar Warning Receiver, ALE-47 Countermeasures Dispenser Set untuk melepaskan Chaff/Flare. Sementara instalasi Drag Chute Block-52 akan dipasang di Indonesia. 


Mengejar Ilmu Di Negeri Paman Sam 

Senin, 30 Juni 2014, merupakan hari pertama bagi enam penerbang dari Skadron Udara 3, Wing 3, Lanud Iswahjudi, Magetan untuk melaksanakan pendidikan kelas (ground training) di salah satu pangkalan udara milik USAF di Tucson, Arizona. Tugas belajar di Negeri Paman Sam dilakoni para punggawa udara Skadron 3 untuk memperdalam ilmu mengenai pesawat F-16C/D-52ID yang akan segera memperkuat TNI AU.

Ltc. Pacheco selaku flight commander di Wing Penempur ke-162 (162nd Fighter Wing) menerima langsung kedatangan enam penerbang TNI AU yang dipimpin Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono. Wing Penempur ke-162 merupakan pusat Kursus Konversi Internasional (International Conversion Course) bagi penerbang F-16 C/D di AS. Kesatuan ini membawahi tiga Skadron Penempur F-16, yaitu 148th Fighter Squadron, 152nd Fighter Squadron, dan 195th Fighter Squadron. Semuanya bertugas mendidik para penerbang F-16 internasional yang akan melakukan konversi ke F-16C/D. Negara Lain seperti Singapura, Irak, Norwegia, Jerman, dan Polandia juga melaksanakan Flight Training maupun Ground Training di sini.

Syarat yang diutamakan bagi penerbang Indonesia harus sudah cakap menerbangkan F-16A. Hal sangat masuk akal karena para instruktur yang mengajar hanya memberikan pendalaman bidang avionik dan sistem pesawat F-16 yang berbeda antara Block 15 dengan Block 52. Materi pelajaran yang dirasa signifikan perbedaannya adalah sistem MMC (Modular Mission Computer) yang menggantikan XFCC (Expanded Fire Control Computer), MFD (Multi-Function Display) yang menggantikan display analog, data link, SMS (Strore Management System), EGI (Embedded GPS/INS) yang menggantikan sistem INS (Inertial Navigation System), Have Quick System, MWS (Missile Warning System), jammer, dan Electronic Warfare System (EWS).

Keenam penerbang TNI AU yang dikirim mengikuti pendidikan adalah Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Firman “Foxhound” Dwi Cahyono (40), Mayor Pnb Anjar “Beagle” Legowo (38), Mayor Pnb Bambang “Bramble” Apriyanto (34), Kapten Pnb Pandu “Hornet” Eka Prayoga (31), Kapten Pnb Anwar “Weasel” Sovie (30), dan Kapten Pnb Bambang “Sphynx” Yudhistira (30 th). Di Tucson mereka hanya menjalani ground training karena sudah berpengalaman dengan F-16 Block 15 OCU TNI AU. Sementara untuk latihan terbangnya akan dilaksanakan di Lanud Iswahjudi.

Para penerbang Skadron 3 tidak diberikan pelajaran basic system pesawat karena hampir sama dengan pesawat F-16 TNI AU. Pelajaran lebih kepada pendalaman sistem avionik dan penggunaan sistem persenjataan yang sangat berbeda antara sistem pada F-16 Block 15 dengan Blok 52.

Pelajaran di kelas dan pelatihan di simulator ditekankan kepada pendalaman avionik yang di-upgrade serta penggunaannya dalam penerbangan. Simulator di sini ada dua macam, yaitu simulator untuk Block 25 dan simulator untuk Block 42. Pelatihan para penerbang TNI AU menggunakan simulator Block 42 yang dinilai lebih mendekati pada kemampuan F-16C/D- 52ID.

Kegiatan di simulator terdiri atas familiarisasi kokpit dan avionik, prosedur normal dan prosedur emerjensi, serangan darat, pertempuran udara yang meliputi Basic Intercept, Air Combat Tactic 2 v 2 dan 2 v 4. Tujuannya untuk memperlancar penggunaan sistem avionik dan HOTAS (Hands-On Throttle And Stick) sehingga penerbang mahir menggunakan pesawat dalam pertempuran tanpa memindahkan tangan dari kemudi.

Pada saat tulisan ini dibuat, pendidikan ground training penerbang F-16C/D di Tucson sudah selesai dan dua penerbang TNI AU ikut onboard “Ferry Flight” bersama para penerbang USAF yang membawa tiga unit F-16C/D-52ID dari AS ke Indonesia dengan rute Hill AFB Utah – Eilsen AFB Alaska - Andersen AFB Guam - Lanud Iswahjudi, Magetan.

Upacara serah terima tiga dari 24 pesawat F-16 dari Pemerintah AS kepada Pemerintah Indonesia, dilaksanakan pada Senin, 14 Juli pada pukul 12.56 waktu setempat di hangar Flight Test Facility Hill AFB. Pihak AS diwakili oleh Dr. Chalon Keller yang sehari-hari menjabat sebagai Acting Chief F-16 International Branch. Sedangkan dari pihak Pemerintah Indonesia diwakili oleh Atase Udara RI Kolonel Pnb Beni Koessetianto.

Turut hadir dalam acara penyerahan ini Mayjen Brent Baker selaku Komandan Hill AFB, perwakilan dari 309 AMXG, perwakilan dari Kellstrom Industry, BAE System, Northrop Grumman, Indonesian F-16 Program Officer Mayor Tek A. Subagio serta Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono beserta dua orang penerbang yaitu Mayor Pnb Anjar Legowo dan Mayor Pnb Bambang Apriyanto. Acara berlangsung khidmat disertai penandatanganan berita acara penyerahan dilanjutkan konferensi pers dengan media setempat.

Dalam kesempatan itu pula, untuk pertama kalinya para penerbang Skadron 3 TNI AU melihat sosok luar dan juga kokpit F-16C/D-52ID dengan hampir semua peralatan dan layar avionik baru. Para penerbang mendapat penjelasan bahwa dibutuhkan kurang lebih 17.500 man-hour untuk mengerjakan pesawat pertama karena baru sekarang ini Depo Regenerasi dan Lockheed Martin melakukan upgrade mengganti sistem avionik Block 25 dengan Block 52. Selanjutnya, untuk pengerjaan pesawat kedua hanya dibutuhkan 15.000 man hour atau mungkin kurang setelah pabrikan mendapatkan road map pengerjaan pesawat.

Tiga Leg Utah - Magetan

Tanggal 15 Juli 2014, tiga pesawat F-16 C/D-52ID TNI AU dengan call sign “Viper Flight” terbang meninggalkan Hill Air Force Base, Utah, pukul 11.15 waktu setempat. Daratan Amerika segera ditinggalkan untuk kemudian pesawat akan berpindah kewarganegaraan menjadi bagian dari kekuatan TNI AU. Perjalanan dari Amerika hingga Indonesia ditempuh dalam tiga leg.



Sumber : Angkasa