Pages

Sabtu, Juli 26, 2014

Panglima TNI : KSAD Gatot Mampu Bangun TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko optimis Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru, Letnan Jenderal Gatot Nurmantyo mempunyai kemampuan membangun TNI Angkatan Darat (AD) yang profesional.

Moeldoko mengatakan, pada lingkup nasional, Indonesia tengah terus bergerak menjadi negara yang berkembang di kawasan. Sejalan dengan itu, TNI dituntut terus meningkatkan profesionalisme dengan perangkat alutsista modern untuk ikut serta menjaga stabilitas keamanan.


“Gatot mempunyai kemampuan manajemen dan imajinatif dalam membangun TNI satu kesatuan atas komando. Saya menyambut dengan bangga, selamat dan sukses untuk itu,” ujar Moeldoko di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2014).


Ia juga menjelaskan dalam membangun profesionalitas TNI dibutuhkan prajurit yang memiliki intelektual dan kesetiaan kepada bangsa.


“Dalam membangun profesionalitas, dibutuhkan prajurit yang memiliki intelektual dan kesetiaan kepada bangsa yang domain pembinaannya ialah pada setiap Kepala Staf Angkatan,” ujar Moeldoko.


Ia menambahkan, hal ini dimaksudkan agar TNI dapat mengawal demokrasi dan stabilitas negara. “Juga agar prajurit dapat menempatkan diri pada kehidupan bangsa dan negara,” tuntas dia.

KSAD Baru Janji Lanjutkan Pembinaan Prajurit

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, yang menjadi prioritas dirinya setelah dilantik menjadi adalah ingin melanjutkan pembinaan prajurit TNI AD, sesuai yang telah dilakukan pendahulunya, Jenderal Budiman.

“Sebagai prajurit Angkatan Darat (AD) Pak Budiman sudah melaksanakan jabatannya 1,5 tahun. Saya akan melanjutkannya dengan pembinaan yang tentunya menyesuaikan dengan situasi yang berkembang,” ujar Gatot, di Jakarta, Jumat (25/8/2014).


Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu, diangkat sebagai KSAD oleh Presiden SBY karena dinilai mempunyai intelektual dan kesetiaan kepada Bangsa.


Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, pergantian Jenderal Budiman kepada Letnan Jenderal Gatot Nurmantyo, adalah murni kepentingan regenerasi di tubuh TNI AD.




Sumber : Sindo

Bung Tomo Class: Ceritamu...!!!

JKGR-(IDB) : Anda pernah menonton film James Bond: The Sky Fall? Tentu anda masih ingat dengan peristiwa ledakan yang mengguncang SIS Building, yang menjadi markas besar Agen Rahasia M16, atau British Secret Intelligence Service. Konon, di gedung ini pulalah arah mata angin mulai menemukan tujuannya untuk membawa kapal perang jenis MRLF pesanan Kesultanan Brunei Darussalam, Nakhoda Ragam Class, melabuhkan layarnya ke pangkuan ibu pertiwi, Indonesia Tercinta..!


Nun jauh di sebuah kota kecil di Indonesia, sebuah bungkusan kecil dari sebuah negara Eropa yang kaya, telah diterima oleh seseorang di beranda depan rumahnya. Ekspresinya tetap tenang meskipun ia telah mengetahui bahwa bungkusan kecil itu datang dari luar negeri, Inggris..! Perlahan dia melangkah menuju sebuah ruang kerja yang hanya diterangi oleh cahaya matahari yang menerobos dinding-dinding kaca yang telanjang. Bungkusan itu pun di buka. Beberapa fail dan denah kapal perang kini berserakan di depannya. Satu persatu spesifikasi kapal itu dicermatinya. Kadang mengangguk, mengernyit, tersenyum, atau bahkan geleng-geleng kepala. Pada sebuah lembaran fail, tatapan matanya mulai terlihat begitu fokus, ekspresi serius pun tiba-tiba menghempaskan ketenangan yang sedari tadi diperlihatkannya.


Tidak cukup hanya sampai di situ, tangannya pun mulai menggapai secarik kertas dan sebatang pensil. Tidak jelas, entah tulisan, lukisan atau hitungan yang dia goreskan. Namun yang jelas, tanpa disadarinya, hari sudah mulai merangkak gelap. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu diambilnya sebungkus mie instant sebagai pengganjal perut, maklum gara-gara dokumen dari Inggris itu, dia sampai lupa waktu untuk menikmati santap makan siang dan makan malamnya. Tidak heran jika tubuhnya pun terlihat agak ceking, tapi tentu saja tidak demikian dengan otaknya, sama sekali jauh dari kesan ceking. Terbukti dengan hadirnya dokumen itu di rumahnya. Bisa jadi dialah satu-satunya manusia di muka bumi ini yang menerima dokumen itu langsung dari produsen peralatan perang terkemuka, BAE System di Inggris.


Sambil menyeruput kuah mie instant yang dibuatnya, dia pun melanjutkan mencermati detail gambar dan kalimat yang tertera dalam dokumen tersebut. Hingga akhirnya diapun menggapai handphone yang tergeletak agak jauh dari tempatnya duduk saat itu. Seseorang dihubunginya, dan sebuah pertemuanpun dijanjikan.

Tiga hari kemudian, pagi-pagi sekali dia sudah terlihat berada di Bandara Juanda, Surabaya. Sebuah koper ukuran sedang dan tas komputer yang tersandang, tampak menyertai keberangkatannya. Sebuah presentasi penting akan segera digelar bersama para petinggi di Jakarta. Pendek kata, presentasi itu pun sukses menyatukan suara para petinggi yang hadir, padahal sebelumnya, pro kontra kerap memenuhi ruang diskusi. Mimpi dan harapan besarpun bersandar di pundaknya.


Tidak lama berselang, tim negosiasi pun berangkat ke Brunei. Dari negeri Sultan Hasanal Bolqiah, terbetik kabar gembira. Sang Sultan bersedia melepas ketiga ‘the Sultan’s boats’ nya hanya dengan harga $380 juta, atau hanya sekitar 20% dari total biaya yang telah dikeluarkan oleh paduka Sultan untuk pengadaan ketiga kapal tersebut. Kabar ini pun kemudian tersebar di berbagai media seluruh dunia. Tindakan bodoh telah diambil oleh TNI AL, begitulah kira-kira kebanyakan pendapat para pembaca seusai mengetahui transaksi mengejutkan tersebut. Ya memang sangat mengejutkan, karena sebelumnya Indonesia juga sempat menolak tawaran itu, bahkan hampir semua negara di dunia yang ditawari kapal ini, menyatakan sikap penolakan yang sama. Tapi kini, Indonesia telah membulatkan tekad untuk mengakuisisi kapal perang yang konon paling super canggih di kelasnya..!


Pertanyaannya, mengapa kita mau menerimanya sedangkan negara sekelas Zimbabwe aja ogah untuk mengambilnya.? Hehehe..! Pria ceking ini hanya bisa nyengir saat ditanyakan tentang hal ini. Ia pun menepis isu tentang ketidakseimbangan kapal dan tutupnya pabrikan rudal MBDA Seawolf sebagai alasan atas penolakan Indonesia sebelumnya. Konon saat itu kita masih sedang mencari solusi untuk menutupi kelemahan yang dimilikinya. Sekarang semuanya sudah bisa kita atasi berkat negosiasi sengit dari berbagai lapisan, dari mulai negosiasi para ahli, hingga ke negosiasi pemimpin negara. Hasilnya, lelaki ceking itu yang dibantu oleh beberapa orang stafnya, kemudian di berangkatkan ke Inggris, jauh sebelum proses perbaikan dikerjakan.


Kolaborasi pintar antara para ahli perkapalan Inggris, Jerman, Perancis dan Indonesia pun berjalan lancar. Satu persatu, detail permasalahan yang selama ini menjadi isu besar, berhasil dituntaskan. Hasilnya, sea trial yang dilakukan beberapa waktu lalu, ternyata mampu menunjukan keseimbangan kapal yang tinggi, sehingga kapal itu pun dinyatakan lulus untuk menempati rumah barunya di Indonesia. Segenap bangsa Indonesia kini sedang menantikan kehadiran asset baru kebanggaannya.


Pertanyaan kecil kemudian menggelitik: Lho kok cuma datang dua, bukankah yang kita beli itu ada 3? Kenapa yang satunya ketinggalan? Hehehe..! Ternyata, ini juga salah satu penyebab mengapa kita memutuskan untuk mengakusisi ketiga kapal ini. Dan ini pulalah yang menjadi point penting yang diperjuangkan presiden SBY saat harus menandatangani naskah kerjasama pertahanan dengan rekan sejawatnya dari Inggris, David Cameron, ketika bertandang ke Jakarta beberapa waktu lalu.



Kapal MRLF Bung Tomo class (photo : Grhm Rpr)Pengerjaan KRI Usman Harun adalah sebuah langkah awal dari proses TOT yang diwajibkan oleh pemerintahan SBY. Indonesia mengirimkan para ahlinya ke Inggris, untuk menuntaskan pengerjaan KRI Usman Harun aka KD Jerambak yang pada tahun 2003 sengaja dihentikan pengerjaannya oleh pihak BAE System. Kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi oleh para ahli Indonesia berhasil dieliminir, sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh pihak BAE System. Berkat keberhasilan ini, efek besar yang langsung bisa dirasakan, adalah menangnya tender PT PAL dalam pengadaan kapal jenis LPD untuk Angkatan Laut Philipines. Di Manila, kita telah berhasil menyisihkan Korea Selatan, yang notabene adalah guru Indonesia dalam pengerjaan kapal jenis LPD Makassar Class. Semua ternyata tidak terlepas dari keberhasilan para ahli Indonesia dalam mengoprek kapal Bung Tomo Class di Inggris.


Daya jelah kapal yang semula hanya bertahan sampai 14 hari, berhasil dilipatgandakan menjadi hingga satu bulan, mengingat perairan Indonesia yang amat luas. Yang membanggakan, pembangunan tangki dan instalasi pipa yang dilakukan, ternyata sama sekali tidak mengurangi keseimbangan dan kecepatan kapal. Hal inilah salah satu yang membuat para ahli di BAE System menaruh respect yang tinggi terhadap para insinyur Indonesia.


Begitu pula ketika dilakukan pembongkaran terhadap MBDA Seawolf untuk digantikan dengan senjata sejenis yang lebih canggih, VLS Mica, para bule itu pun terkesima. Sistem payung udara yang diusung Nautis ll, yang sebelumnya malfunction pun, tak lepas dari sentuhan para ahli kita. Kini kapal Nakhoda Ragam Class, yang dulu banyak dicibir dan ditolak oleh berbagai negara karena dipandang sebagai sesosok perempuan pendek, gemuk, lamban dan tak berpelindung, mulai menuai banyak pujian. Tidak sedikit negara yang mulai paranoid dengan kehadiran kapal ini di perairan Nusantara. Tapi masih sangat sedikit pihak yang memahami kekuatan sejati yang dimilikinya. Ketika mencoba menanyakan hal ini, pria ceking itu pun bisa nyengir. Semua berawal dari SIS Building, kita harus menghormatinya..!

Hmmmm..! Mungkin diperlukan seorang wanita seksi untuk merayu James Bond agar mau terbuka tentang rahasia jeroan kapal tersebut. Anda masih ingat, diawal penyerahannya pada Brunei, kapal ini direkomendasikan untuk operasikan oleh 90 orang crews? Tapi kini, meskipun senjatanya bertambah, berkat otomatisasi yang dicangkokkan para insinyur Indonesia, kapal super canggih ini sudah bisa dioperasikan oleh hanya 79 orang crews saja. Sebuah lompatan yang cukup signifikan, yang sudah membuat negara-negara seperti Oman dan Pakistan merasa menyesal karena tidak memiliki sekelompok insinyur Indonesia yang pandai itu, dan membuat TLDM merasa perlu untuk mempercepat pengadaan kapal Gowind Classnya. Hehehe..! Untuk mengetahui detailnya, kita tunggu aja kehadiran James Bond ke Indonesia..! Salam hangat bung..!




Sumber : JKGR

Kanada Pasok Helikopter Militer Filipina

MANILA-(IDB) : Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan Menteri Perdagangan Kanada Edward Fast membahas peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara terkait proyek helikopter.

Gazmin dan Fast menandatangani kontrak baru senilai USD 105 juta (4,5 miliar Peso) untuk perusahaan Bell Helicopter Textron Kanada Ltd dengan memasok delapan helikopter khusus bagi angkatan bersenjata Filipina.


“Kontrak ini merupakan hasil dari Memorandum of Understanding antara Kanada Commercial Corporation dan Departemen Pertahanan Nasional Filipina,” sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri, Perdagangan dan Pembangunan Canada.


Badan ini mengatakan tertarik dalam membantu Filipina untuk memajukan agenda pertahanan dan keamanan.


Filipina saat ini berupaya untuk mencapai postur pertahanan minimum yang kredibel, terutama dalam bidang maritim di tengah kekhawatiran peningkatan militerisasi Tiongkok di wilayah Laut China Selatan yang diklaim Filipina.


Pada bulan Februari, Filipina dan Kanada juga menandatangani perjanjian kerjasama untuk meningkatkan kemampuan tentara Filipina dalam paket pelatihan militer.


Perusahaan Kanada lain, Eagle Copters Ltd yang patungan dengan perusahaan Amerika Rice Aircraft Services Inc, mengantongi kesepakatan dengan Manila untuk memasok helikopter tempur serbaguna UH-1 di Desember 2013.


Menteri Kanada mengatakan bahwa kesepakatan itu penting untuk mencatat kemampuan Kanada sebagai produsen dan pemasok di bidang pertahanan dan keamanan.

Dalam kunjungannya ke Filipina, kedua pemimpin juga akan fokus pada peluang bisnis di bidang pertanian, pertahanan, informasi dan sektor teknologi komunikasi. 




Sumber : JKGR

Kerjasama Militer Indonesia Turki

JAKARTA-(IDB) : Salah satu prestasi dari Kementerian Pertahanan saat ini adalah mengukuhkan Kerjasama militer Indonesia dengan Turki, ke dalam tingkat undang-undang, dan Turki pun menyetujuinya. Hal ini menunjukkan Kementerian Pertahanan saat ini, sangat serius dalam tank nasional maupun roket pertahanan.

Dengan perjanjian kerjasama yang diikat oleh undang-undang, membuat Menteri Pertahanan yang baru nanti, tidak bisa seenaknya membatalkan kerjasama tersebut. Jika Menteri yang baru nanti hendak membatalkan atau tertarik untuk mengalihkan kerjasama ke negara lain, harus persetujuan DPR. Dan hal itu tidak mudah.

Di sinilah terbaca kecerdikan dan keseriusan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Purnomo Yusgiantoro dan Wakilnya, Sjafrie Sjamsoeddin. Anda berdua dan tim, akan memetik buahnya di kemudian hari. Akan melihat Indonesia semakin tangguh dan mandiri dalam hal alutsista.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyetujui Rancangan Undang Undang tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki untuk disahkan menjadi Undang – Undang dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-32,(10/7) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan dihadiri oleh Pihak Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa serta beberapa pejabat Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait lainnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjabat tangan Wakil Ketua DPR Pramono Anung, usai pengesahan undang-undang kerjasama militer RI -Turki ( photo dmc.kemhan.go.id)
Menhan mengatakan dengan disetujuinya RUU tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki oleh DPR RI, maka telah terbentuk payung hukum bagi upaya kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki yang bertujuan membangun kapasitas pertahanan dan industri pertahanan yang menguntungkan bagi kedua negara.

Kerjasama di bidang industri pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki telah diwujudkan dalam bentuk Persetujuan tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki (Agreement of Defence of The Indutry Cooperation Between The Government of The Republic of Indonesia and The Government of The Republic of Turkey) yang ditandatangani di Angkara, Turki, pada tanggal 29 Juni 2010.

Beberapa bagian penting dalam RUU tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki diantaranya :
  1. Kerjasama dalam bidang industri pertahanan meliputi penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan bagi ruang lingkup teknis dalam hal penelitian bersama, pengembangan, produksi dan proyek modernisasi, bantuan timbal balik dalam bidang produksi dan pengadaan produk industri dan jasa pertahanan, penjualan produk akhir, pertukaran informasi ilmiah dan teknis, partisipasi dalam pameran industri pertahanan dan simposium, serta penjualan atau pembelian yang saling menguntungkan.
  2. Pembentukan Komite Bersama dalam kerja sama industri pertahanan.
  3. Kewajiban untuk saling melindungi hak kekayaan intelektual, informasi, dokumen dan bahan-bahan yang bersifat rahasia.
  4. Komitmen kedua negara untuk mengedepankan kepentingan, keamanan dan integritas masing-masing negara.


Sumber : JKGR

Berita Video : F-16 C/D TNI-AU Tiba Di Sarang Naga

MADIUN-(IDB) : Setelah lama dinantikan, akhirnya 3 buah pesawat tempur terbaru TNI-AU, yaitu F-16 C/D Blok 25 upgrade (atau dikenal dengan sebutan F-16 Blok 52 ID) akhirnya menjejakan kaki di sarang naga di Lanud Iswahyudi Madiun. 3 buah pesawat ini mendarat tepat pukul 11:25 setelah menempuh penerbangan melelahkan dari Amerika Serikat.

Penerbangan jarak jauh F-16 canggih ini dipimpin oleh Col. Howard Purcell dengan pesawat bernomer ekor TS-1625. Lalu 2 pesawat lainnya diawaki Maj. Collin Coatney dan Letkol. Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 serta terakhir  Ltc. Erick Housto dan Mayor Anjar Legowo menerbangkan pesawat TS-1623.

Dari sisi avionik, kemampuan F-16 C/D Blok 25 Upgrade itu telah mengalami peningkatan kemampuan signifikan. Dari data yang dimiliki ARC, sejumlah modifikasi itu diantaranya pemasangan Modular Mission Computer, Digital Video Recorder, IDM, dan lainnya. Namun demikian untuk radar tampaknya masih menggunakan standar Blok 25 yaitu APG-68 (V). Itu untuk urusan avionik. 

Di kokpit sejumlah sentuhan modernisasi juga dilakukan. Diantaranya pemasangan Common Color Multifunction Display, NVIS cockpit dan lainnya. Ditambah pula dengan perangkat bela diri berupa RWR ALR-69, External ECM dan lainnya. Dengan segudang upgrade, kemampuannya diharapkan setara dengan F-16 Blok 52.

Selain itu, sejumlah persenjataan juga diborong, meski dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Beberapa diantaranya adalah AIM-9X, AIM-120 C7 AMRAAM, JDAM Kit, hingga JHMCS (joint helmet mounted cueing system). Namun demikian, khusus pengadaan senjata ini masih menunggu persetujuan Pemerintah Amerika Serikat.

Berikut liputan videonya :




Sumber : ARC

Dua KRI Jajaran Koarmabar Berhasil Melaksanakan HAT Dan SAT

JAKARTA-(IDB) : KRI Clurit-641 dengan Komandan Mayor Laut (P) Bambang Supriyono, S.E. dan KRI Kujang-642 dengan Komandan Mayor Laut (P) Rama Remiear Putra, baru-baru ini di perairan Pulau Lingga, Batam, Kepri, berhasil melaksanakan kegiatan HAT (Harbour Acceptance Test) dan SAT (Sea Acceptance Test) Fire Control System (FCS) Rudal   C-705 dan Combat Management System (CMS) Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm. Rangkaian kegiatan SAT meliputi  anti surface real target test, missile anti surface real target test, anti air real target, moving base alignment for missile dan naval gun firing test.

Rudal C-705 yang telah dipasang di kedua KRI memiliki kemampuan surface to surface missile dan surface to land missile dengan jarak jangkau 140 Km. Rudal tersebut dipersiapkan untuk  mengandaskan kapal perang musuh yang berbobot hingga 1.500 ton (Klas Light Corvette) dengan kemampuan daya hancur hingga 95,7%. Dengan demikian ideal untuk menenggelamkan kapal. Sementara itu Meriam NG-18    6 Barrel kaliber 30 mm berfungsi  melindungi kapal dari serangan udara musuh sebagai senjata antirudal. Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm buatan China tersebut memiliki jarak tembak maksimum 4.000 m dan minimum 500 m.

Kedua KRI jajaran Satuan Kapal Cepat Koarmabar ini juga dilengkapi Radar Tracking TR-47C dan Radar Searching SR-47AG. Kedua radar tersebut memiliki jarak tracking maksimum sasaran udara lebih dari 25 Km, sedangkan target sasaran permukaan lebih dari 8 Km. Di samping itu, Radar Searching SR-47AG juga memiliki kemampuan deteksi kontak udara lebih dari 40 Km dan deteksi kontak permukaan sebatas jarak pandang cakrawala. Dengan pemasangan radar sensor tersebut diharapkan dapat  mendukung pengoperasian Rudal C-705 dan Meriam NG-18 6 Barrel.




Sumber : Koarmabar

Korvet Baru Vietnam Teknologi Rusia

Korvet baru Molniya class, Vietnam, teknologi Rusia (photo tuoitre)
Korvet baru Molniya class, Vietnam, teknologi Rusia

VIETNAM-(IDB) : Vietnam Naval Zone 2 menerima dua Korvet Class rancangan Rusia, Molniya (“Petir”), yang pertama kali dibangun oleh pembuat kapal Vietnam, 22/07/2014.


HQ-377 dan HQ-378 adalah salah dua dari enam kapal rudal modern yang dibangun oleh Ba Son Shipyard Vietnam, dengan teknologi Rusia.


Dua korvet diserahkan kepada Brigade 167 Kapal Artileri Rudal, di bawah Naval Zone 2 dari Angkatan Laut Rakyat Vietnam, yang berbasis di Nhon Trach, Dong Nai Province, 1120 km sebelah selatan ibukota Hanoi.


Kolonel Luong Viet Hung, komandan Angkatan Laut Zone 2 mengatakan penerimaan dari dua kapal menandai langkah baru dalam proses modernisasi Zona Naval 2 di angkatan laut Zone 2 dan Vietnam pada umumnya.



Korvet baru Molniya class, Vietnam, teknologi Rusia (photo tuoitre)
Korvet baru Molniya class, Vietnam, teknologi Rusia
Kolonel Hung meminta perwira dan prajurit dari Brigade 167 dengan cepat menyebarkan semua program pelatihan agar para prajurit segera mampu mengendalikan operasi dari fasilitas dan senjata yang baru ini.


Kapal 1241,8 (Molniya) class ini, memiliki panjang 56, 9 meter dengan bobot air maksimum 563 ton dan kecepatan maksimal 42 knot. Kedua kapal memiliki jelajah berlayar 1700 mil laut dengan 44 awak, untuk masing-masing kapal.

Kapal kelas Molniya adalah korvet paling modern yang dimiliki Vietnam. Vietnam memesan dua Molniyas pada tahun 1999, dan memulai produksi sendiri dengan bantuan Almaz Central Design Bureau di St Petersburg Rusia.



Sumber : JKGR

Pembangunan Littoral Combat Ship RMN

MALAYSIA-(IDB) : Boustead Naval Shipyard (BN Shipyard), anak perusahaan dari Boustead Holdings(BHB) dan perusahaan asosiasi dari Boustead Heavy Industries Corp (BHIC), menandatangani kontrak RM9 miliar untuk merancang, membangun dan menyiapkan enam kapal patroli dengan kemampuan kapal tempur pesisir untuk Royal Navy Malaysia (RMN).

BN Shipyard sebelumnya sudah mendapatkan surat kepercayaan dari Kementerian Pertahanan Malaysia pada Desember 2011. Kontrak itu diimplementasikan dengan Rencana Kementerian Pertahanan Malaysia yang ada sekarang.

Direktur BN Shipyard, Tan Sri Ahmad Ramli Mohd Nor (21/07/2014) mengatakan:”Kami sangat senang telah resmi menandatangani kontrak dengan Departemen Pertahanan dan kami merasa terhormat untuk menggarap proyek penting nasional. Desain dan elemen kunci dari proyek ini sudah kami pegang dan kontrak formal memungkinkan kita untuk mengenali elemen yang lebih besar dari pekerjaan yang sedang berlangsung”



 Sumber : JKGR

Indonesia Equips Corvette With Chinese 30 mm CIWS

JAKARTA-(IDB) : The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut or TNI-AL) is equipping its Kapitan Pattimura (Parchim I)-class corvette KRI Sultan Thaha Syaifuddin (876) with a Chinese-developed Type 730 close-in weapon system (CIWS).

The matter was revealed on 22 July by Sultan Thaha Syaifuddin's commanding officer Commander Ario Sasongko during a communal breaking fast event on board the vessel followed by a traditional Indonesian ceremony to mark the start of fitting-out works.

The Type 730 CIWS is a radar-guided cyclic seven-barrelled Gatling gun-style system primarily mounted as a defence against anti-ship missiles and other precision guided ammunitions. It integrates an EFR-1 tracking radar and an OFC-3 electro-optical sensor system on the weapon mount and is known to fire up to 5800 rds/min at distances of up to 3 km. The system can also be employed against unmanned aerial vehicles, smaller aircraft and lighter patrol boats.

Variants of the Type 730 CIWS are currently fixed onboard the People's Liberation Army Navy (PLAN) warships such as the Luzhou (Type 051C)-class, Luyang I (Type 052B)-class and Luyang II (Type 052C)-class destroyers and Jiangkai II (Type 054A)-class guided missile frigates.

Indonesian defence media officials told IHS Jane's on 24 July they were unable to name the variant that is being installed on the Sultan Thaha Syaifuddin.

According to a statement released by the TNI-AL on 23 July, mounting of the Type 730 CIWS is being done following the successful installation of a new Chinese-developed SEWACO combat management system on the vessel.

Sultan Thaha Syaifuddin is an ex-German Democratic Republic vessel, originally inducted into the East German Navy in June 1982 and re-commissioned into the TNI-AL in February 1995. The corvette is currently listed under the strength of the TNI-AL's western fleet 




Source : Jane's

DFC UNIFIL Cek Kesiapan Pasukan Garuda TNI

LEBANON-(IDB) : Pada beberapa waktu lalu DFC UNIFIL ( Deputy Force Commander United Nation Interim Force In Lebanon), Brig.Gen. Tarundep Kumar (India) melaksanakan pengecekan secara langsung di lapangan guna memastikan kesiapan pasukan Garuda TNI dalam pengamanan acara serah terima jabatan (Sertijab) FC & HoM UNIFIL (Force Commander & Head of Mission) yang rencananya akan digelar pada 24 July 2014 bertempat di Cenotaph UNIFIL Hq ( Headquarter), Naqura_Lebanon.

Acara tersebut akan dihadiri oleh pejabat penting VIP/VVIP UN dan dari seluruh negara,oleh karenanya dibutuhkan rehearsal gelar kesiapan latihan guna mengetahui sejauhmana kesiapan pengamanan acara tersebut.


Rehearsal diawali dengan briefing di ruang kerja DFC oleh seluruh pejabat UNIFIL yang terkait dengan tugas bidang pengamanan.


Turut serta dalam briefing tersebut antara lain Komandan Kontingen Garuda TNI,Kol.Inf Adi Patikarna Wijaya yang memaparkan kesiapan pengamanan secara umum, Venue dan accommodations yang akan digunakan oleh seluruh pejabat VIP/VVIP termasuk seluruh tamu undangan, serta memaparkan kesiapan shelter bila terjadi continagencg plan, Dansatgas Indo FPC, Mayor Inf Aulia Dwi Nasrullah.




Sumber : TNI